Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN FIELD SITE TEACHING

SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
SERTA PENGUKURAN KARIES GIGI
DENGAN INDEKS WHO

Disusun Oleh:

Nama : Estetika Prapinanti

NIM : 20170340102

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2018

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN FIELD SITE TEACHING

SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
SERTA PENGUKURAN KARIES GIGI
DENGAN INDEKS WHO

Disusun Oleh:

Nama : Estetika Prapinanti

NIM : 20170340102

Telah disetujui pada tanggal:

ii
DAFTAR ISI

iii
SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PENGETAHUAN KESEHATAN
GIGI DAN MULUT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat merupakan kondisi yang diinginkan setiap individu. Menurut World Health
Organization (WHO) dalam Notoatmodjo (2007) definisi sehat adalah keadaan
sejahtera, sempurna dari fisik, mental, dan sosial yang tidak terbatas hanya pada bebas
dari penyakit atau kelemahan saja. Pencapaian derajat kesehatan yang baik dan setinggi-
tingginya merupakan suatu hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan
ras, agama, jenis kelamin, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Tiga
karakteristik sehat yang dikemukaan oleh WHO yaitu, menempatkan perhatian individu
sebagai manusia, memandang sehat dari konteks lingkungan internal dan eksternal, sehat
berhubungan dengan lingkungan sosial. Di Indonesia masalah kesehatan yang timbul
sangatlah beragam terutama menyangkut perilaku hidup bersih dan sehat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah budaya hidup perorangan, keluarga
dan masyarakat yang berorientasi sehat, serta bertujuan untuk meningkatkan,
memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental maupun sosial . Kondisi
sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku
sehat dan menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih. PHBS perlu diterapkan dalam
berbagai tatanan tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain dan
berinteraksi. Penerapan di berbagai tatanan berguna untuk meningkatkan derajat
kesehatan sehingga meningkatkan produktifitas dari penghuni berbagai tatanan tersebut
karena masing-masing penghuni dari tatanan memiliki resiko terkena penyakit. Ada enam
tatanan PHBS yang dikemukakan Depkes RI tahun 2008 yaitu Rumah tangga, Institusi
Pendidikan, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan, Tempat-Tempat Umum dan Pesantren
(Khumayra, 2012). Pengetahuan mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan
suatu pencanangan program karena pengetahuan yang buruk akan menghambat dan

4
menyebabkan kegagalan pencapaian keberhasilan perilaku hidup bersih dan sehat. Adopsi
perilaku yang didasari pengetahuan dan sikap positif akan bersifat langgeng, namun perilaku
yang tidak didasari pengetahuan dan sikap positif tidak akan berlangsung lama.Sikap
merupakan kesiapan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu
dan belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi predisposisi tindakan suatu
perilaku (Notoatmodjo: 2010).

Menurut penelitian yang dilakukan Habeahan (2009) di Medan terhadap siswa


siswi pada Panti Asuhan Rapha-El Simalingkar, membuktikan bahwa pengetahuan yang
baik mengenai PHBS akan ikut mempengaruhi keadaan seseorang menjadi baik pula.
Baiknya pengetahuan tentang PHBS akan mengurangi keluhan yang ada, sehingga
kualitas hidup menjadi baik. Pada penelitian yang dilakukan Amalia (2009) di
Surakarta mendapatkan bahwa terdapat hubungan antara faktor pendidikan dengan
PHBS, yaitu pendidikan yang rendah diikuti penilaian PHBS yang rendah. PHBS yang
tidak baik, akan memengaruhi kualitas hidup seseorang menjadi kurang baik (Adliyani et
al, 2017)

Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Rumah Tangga meliputi
10aspek yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif untuk
bayi, menimbang berat badan balita setiap bulan, tersedianya air bersih, tersedianya jamban
yang sehat, pemberantasan jentik nyamuk, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
tidak merokok didalam rumah, melakukan aktifitas fisik setiap hari, serta mengkonsumsi
buah dan sayur setiap hari (Joyanis dan Ningsih, 2014).

B. Sasaran Survei
Sasaran survei dalam kegiatan FST ini adalah masyarakat Dusun Pendul RT 50,
Argorejo, Sedayu, Bantul.

C. Tujuan Survei
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui PHBS masyarakat Dusun Pendul RT 50, Argorejo, Sedayu,


Bantul.

2
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui cara melakukan survei PHBS pada tatanan rumah tangga
b. Untuk mengetahui pengetahuan kesehatan gigi dan mulut masyarakat Dusun
Pendul RT 50, Argorejo, Sedayu, Bantul.
c. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dengan PHBS di masyarakat Dusun
Pendul RT 50, Argorejo, Sedayu, Bantul.

3
BAB II
METODE SURVEI
A. Lokasi dan Populasi
a. Lokasi
Survei dilakukan di wilayah Dusun Pendul RT 50, Argorejo, Sedayu,
Bantul.
b. Populasi
Populasi yang digunakan dalam survei ini adalah masyarakat yang
tinggal di wilayah Dusun Pendul, Argorejo, Sedayu, Bantul.
B. Pengambilan Sampel
Metode Random Sampling digunakan pada pengambilan survey ini.
Metode random sampling adalah pemilihan sampel secara acak sederhana.
Sampel yang dipilih adalah keluarga yang tinggal di wilayah Dusun Pendul RT
50, Argorejo, Sedayu, Bantul. Dipilih 1 keluarga secara acak untuk dijadikan
sampel kemudian setiap keluarga dipilih satu orang anggota keluarga untuk
dijadikan sampel yang akan diwawancarai.
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada survei ini adalah dengan cara melakukan
wawancara kepada kepala keluarga atau salah satu anggota yang bisa mewakili
keluarga. Selanjutnya dilakukan pengisian kuesioner survei perilaku hidup
bersih sehat (PHBS) dan kuesioner mengenai pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut
D. Pelaksanaan Survei
. Survei dilaksanakan pada hari Sabtu, 03 November 2018 pukul 08.00
WIB hingga selesai. Survei PHBS ini dilaksanakan dengan cara mengunjungi
rumah warga satu persatu dan menjelaskan mengenai maksud dan tujuan dari
survei. Apabila warga sudah bersedia dilakukan penelitian, salah satu
perwakilan anggota keluarga diwawancarai untuk pengisian kuesioner survei
perilaku hidup bersih dan sehat serta kuesioner tentang pengetahuan kesehatan
gigi dan mulut.

4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada survei ini
meliputi :

1. Perilaku keluarga:

a. Anggota keluarga memiliki kebiasaan tidak merokok

b. Anggota keluarga terbiasa melakukan sarapan pagi sebelum


melakukan aktivitas fisik

c. Keikutsertaan program asuransi kesehatan

d. Anggota keluarga terbiasa mencuci tangan menggunakan sabun

e. Anggota keluarga menggosok gigi sebelum tidur

2. Kesehatan lingkungan:

a. Keluarga memiliki jamban yang memenuhi syarat

b. Keluarga menggunakan sarana air bersih

c. Terdapat tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat

d. Terdapat sistem pembuangan air limbah (SPAL) yangbaik

e. Kepadatan penduduk

Hasil Survei PHBS


Hasil data demografi didapatkan distribusi sampel berdasarkan umur dan
jenis kelamin pada tabel berikut :

5
Laki-laki Perempuan Total
Usia
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
0-5 thn - - 1 25 % - 25 %
6-15 thn 1 25% - - - 25 %

16-45 thn 1 25% 1 25% 2 50%


46-60 thn - - - - - -
>60 thn - - - - - -
Total 2 50% 2 50% 4 100%

Tabel I. Distribusi sampel berdasarkan umur dan jenis kelamin

Penjelasan tabel : berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat jika total


sampel dalam survei berjumlah 4 orang. Hasil menunjukan jika dari
4 sampel tersebut tidak ada sampel yang berusia >46 tahun.
Distribusi dari total sampel yang berjumlah 4 adalah 2 orang laki-
laki dan 2 orang perempuan;

Hasil Survei yang dilakukan juga mendata mata pencaharian masing-


masing anggota keluarga untuk mengetahui sosial ekonomi dari sampel yang
diteliti.

Data yang diperoleh adalah :

No. Mata Pencaharian Jumlah Persentase


1. PNS 0 0
2. Karyawan Swasta 1 25%
3. Wiraswasta 0 0
4. TNI/ Polri 0 0
5. Buruh 0 0

6
6. Tidak Bekerja 3 75%
Jumlah 4 100%
Tabel II. Data sosial ekonomi sampel

Penjelasan tabel : Dari data yang ada dalam tabel, dapat dilihat
jika sampel yang bekerja atau bermata pencaharian hanya 25%
yaitu kepala keluarganya saja. Anggota keluarga yang lain, Istri
tidak bekerja dan 2 anaknya masih sekolah.

Data demografi yang diambil dari survei kepada sampel juga meliputi data
sosial budaya untuk melihat tingkat pedidian dari sampel. Data ini akan
digunakan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap
pengetahuan. Data yang diperoleh adalah :

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase


1. SD 0 0
2 SMP 1 25%
3. SMA 2 50%
4. Perguruan Tinggi 0 0
5. Tidak sekolah 1 25%
Total 4 100%

Tabel III. Data sosial budaya sampel

Penjelasan tabel: Data yang didapat dari tabel III menunjukan jika
50% sampel riwayat pendidikan terakhir SLTA/SMA dan itu
merupakam pendidikan sampel yang paling tinggi.

7
Selain data sosial budaya dan sosial ekonomi, untuk mengetahui perilaku
hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari yang ada dimasyarakat, survey
juga mengambil beberapa data dengan cara wawancara yang meliputi beberapa hal
seperti dalam tabel IV berikut :

No Indikator Ya % Tidak %
PERILAKU
1 KELUARGA
Kebiasaan tidak merokok 1 100% 0 0
2 Kebiasaan sarapan pagi sebelum aktivitas 1 100% 0 0
3 Keikutsertaan program asuransi kesehatan 0 0 1 100%
4 Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun 1 100% 0 0
5 Kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur 1 100% 0 0
KESEHATAN LINGKUNGAN
1 Penduduk menggunakan jamban sehat 1 100% 0 0
2 Penduduk menggunakan sarana air bersih 1 100% 0 0
3 Terdapat tempat pembuangan sampah 1 100% 0 0
4 Terdapat SPAL (Saluran Pembuangan Air 0 0 1 100%
Limbah)

5 Terdapat kesesuaian luas rumah dengan jumlah 1 100% 0 0


penghuni

Tabel IV. Rekapitulasi PHBS Tatanan Rumah Tangga

Penjelasan tabel : Rekapitulasi data PHBS yang terbagi dalam kelompok


perilaku dan kesehatan lingkungan. Hasilnya menunjukan jika perilaku hidup
bersih dan sehat dari sampel yang diambil sudah tergolong bagus, hanya
anggota keluarga belum mengikuti program asuransi kesehatan serta saluran
pembuangan air limbah belum memadai atau kurang.

8
B. Survei Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pada survei pengetahuan kesehatan gigi dan mulut didapatkan 1 responden


dari 1 keluarga. Pada tabel V merupakan tabel pemanfaatan fasilitas kesehatan.
Hasil data survey yang didapat adalah sebagai berikut

Kondisi

No. Jenis Masalah Ya Tidak Tidak Tahu


% % %
1. Pernah sakit gigi setahun terakhir 0 0 1 100% 0 0
Pernah mendapatkan perawatan gigi 0 0 1 100% 0 0
2. setahun terakhir
Melakukan perawatan gigi di 1 100% 0 0 0 0
3. puskesmas, dokter gigi, mantragigi

4. Dipriksa oleh dokter gigi atau 1 100% 0 0 0 0


perawat gigi

5. Ada keluhan sakit gigi atau gusi 0 0 1 100% 0 0


pada saat disurvei

Tabel V. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Gigi dan Mulut

Penjelasan tabel : Dari tabel diatas didapatkan data responden pernah periksa
dan melakukan perawatan gigi baik di puskesmas maupun di dokter gigi.
Perawatan yang pernah dilakukan adalah pencabutan gigi karena berlubang.

9
Setelah menganalisa tentang pemanfaatan fasilitas kesehatan gigi, survei ini juga
mencatat frekuensi menyikat gigi dari responden dalam keseharian mereka. Data
survei menghasilkan:
Kelompok umur (tahun)
Frekuensi menyikat 6-15 (n=) 16-45 (n= 1 ) 46-60 (n=) >60 (n= 0 )
No.
gigi % % % %
1. Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 0 0
2. Satu kali 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Dua kali 0 0 1 100% 0 0 0 0
4. Tiga kali 0 0 0 0 0 0 0 0

Tabel VI. Frekuensi Menyikat Gigi Responden Perhari

Penjelasan tabel : hasil survey menunjukan jika responden yang termasuk


dalam kelompok umur 16-45 tahun memiliki kebiasaan menyikat gigi
sebanyak dua kali dalam sehari.

Survei berikutnya yang dilakukan kepada responden adalah survei tentang


tingkat pengetahuan gigi dan mulut. Cara pengambilan data yang digunakan
adalah dengan kuisioner. Responden diberikan beberapa pertanyaan mengenai
kesehatan gigi dan mulut, kemudian data dikategorikan kedalam tingkat
pengetahuan rendah, sedang atau tinggi dengan cara menjumlahkan jawaban yang
benar dari kuisioer tersebut. Hasil dari survei adalah :

Usia 6-15 16-45 45-60 > 60 Total

Tingkat ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Pengetahuan
Rendah (0-4) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sedang (5-8) 0 0 1 100% 0 0 0 0 1 100%
Tinggi (>9) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tabel VII. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Kesehatan Gigi dan Mulut

10
Penjelasan tabel : Responden memiliki tingkat pengetahuan tentang
kesehatan gigi dan mulut tergolong sedang. Berdasarkan survey terakhir
yang dilakukan untuk mengetahui kebiasaan perilaku hidup bersih dan
sehat serta tingkat pengetahuan gigi dan mulut didapatkan hasil jika secara
umum masyrakat memiliki penilaian yang bagus. Permasalahan yang
terjadi adalah masyarakat kurang mendapatkan informasi dan promosi
dalam hal kesehatan sehingga masih ada beberapa kriteria yang memiliki
penilaian rendah. Faktor lain yang mempengaruhi adalah tingkat seosial
ekonomi.

Perilaku masyarakat biasanya akan dipengaruhi oleh rasa kepercayaan yang ada
dalam diri mereka masing-masing. Sehingga dalam survei juga dilakukan
wawancara tentang tingkat kepercayan responden tentang kesgilut sehingga data
yang diperoleh ini juga bisa dijadikan sebuah pertimbangan untuk menentukan
program promotif kepada masyarakat. Hasil yang didapatkan untuk survei tingkat
kepercayaan adalah :

Kondisi
Tidak
Ya Tidak
No Jenis Masalah Tahu
% % %
1. Percaya gigi bisa 1 100% 0 0 0 0
dipertahankan sampai tua

2. Percaya pencabutan gigi 0 0 1 100 0 0


menyebabkan kebutaan %

Tabel VII. Tingkat Kepercayaan Responden tentang Kesehatan


Gigi dan Mulut

11
Penjelasan tabel : Data menunjukan responden tidak percaya akan suatu
mitos jika pencabutan gigi bisa menyebabkan kebutaan hal ini dikarenakan
sampel pernah memiliki pengalaman pencabutan gigi. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan informasi yang diperoleh oleh
responden. Selain itu, responden juga mempercayai bahwa jika gigi dapat
dipertahankan sampai tua.

12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, didapatkan kebiasaan perilaku


hidup bersih dan sehat yang sudah bagus tetapi masih ada beberapa permasalahan
seperti waktu menyikat gigi yang salah dan tidak adanya saluran pembuangan air
limbah yang jauh dari sumber air. Jalan keluar yang dipilih adalah dengan
mengadakan promosi kesehatan untuk memberikan informasi akan efek yang bia
ditimbulkan dan bisa merubah serta mempengaruhi kebiasaan masyarakat untuk
lebih baik.

B. Saran

Dengan adanya permasalahan yang umum di masyarakat saran yang tepat


ditujukan kepada petugas kesehatan untuk bisa lebih giat memberikan informasi
dan pencegahan pada masyarakat agar tidak terjadi masalah masalah baru yang
mungkin terjadi. Selain itu romosi kesehatan dan pendekatan kepada masyarakat
juga harus ditingkatkan agar masyarakat bisa menerima program-program yang
akan diberikan.

13
RENCANA PEMECAHAN MASALAH
BAB I
PENDAHULUAN

Berdasarkan survei yang telah dilakukan, terdapat beberapa permasalahan


dalam perilaku hidup bersih dan sehat dalam masyarakat. Permasalahan tersebut
meliputi tingginya angka kejadian karies gigi. Hal tersebut disebabkan karena
kebiasaan masyarakat yang kurang baik seperti kebiasaan menyikat gigi hanya saat
mandi saja. Kebiasaan tersebut dapat menimbulkan risiko terjadinya karies tinggi
karena waktu yang tepat menyikat gigi adalah pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur.

14
BAB II
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH PHBS

Setelah mengidentifikasi masalah yang ada dalam masyarakat, selanjutnya akan


dicari prioritas masalah dengan menggunakan tabel matrix criteria sebagai berikut :

Tabel IX. Prioritas Masalah PHBS

I T R Jumlah
IxTx
No Daftar masalah P S RI DU SB PB PC R

Tingginya angka 2592


1 3 4 3 1 3 4 1 3 2
kejadian karies
Kurangnya
2 kesadaran menjaga 4 4 2 1 4 3 1 3 3 3456

kesgilut

Keterangan Tabel :

1. I ( Importancy ) = Pentingnya masalah tersebut


 P ( Prevalence ) = Besarnya masalah
 S (Severity) = Akibat yang ditimbulkan
 RI (Rate of Increase ) = Kenaikan besarnya masalah
 DU( Degree of unmeet neeed)= derajat keinginan masyarakat yang tidak
terpenuhi
 SB (Social Benefit ) = keuntungan sosial jika masalah selesai
 PB ( Public concern) = rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
 PC (political climate) = suasana politik
2. T (technical feasiability) = Kelayakan teknologi
3. R (resources availability) = Kelayakan teknologi

15
Penjelasan Tabel :Pada tabel prioritas masalah didapatkan angka permasalahan
yang paling besar yaitu masalah kurangnya kesadaran menjaga kesgilut

16
BAB III
PENETAPKAN JALAN KELUAR

A. Penyusunan Alternatif Jalan Keluar

Penetapan jalan keluar dari prioritas maslah dilakukan dengan cara


mengidentifikasi faktor penyebab masalah dan membuat alternative jalan keluar
dari faktor penyebab masalah yang timbul.
Analisis dari alterntif jalan keluar dijelaskan pada tabel berikut :

Penyebab Timbulnya Alternative Jalan Keluar


Masalah
Masalah
Mengadakan kegiatan
penyuluhan tentang
kesehatan umum serta gigi
dan mulut secara berkala

Kurangnya kesadaran Rendahnya tingkat Merancang media


menjaga kesgilut pendidikan persuasive yang mudah
diterima masyarakat untuk
mengajak masyarakat
menjaga kesehatan gigi dan
mulut

Tabel X. Penetapan jalan keluar masalah PHBS

B. Penentuan Prioritas Jalan Keluar PHBS

Penentuan prioritas jalan keluar dipilih dari penyelesaian yang efektif untuk
menyelesaikan masalah. Berdasarkan tabel penetapan masalah ditemukan prioritas
jalan keluar masalah sebagai berikut :

17
Tabel XI. Penentuan prioritas jalan keluar
Efektivit Efisien Jumlah
No K
Dafter alternative jalan as si MxIxV
ekeluar C
M I V C
t
1 Mengadakan kegiatan
e
penyuluhan tentang kesehatan
r
umum serta gigi dan mulut 5 4 5 5 20
a
secara berkala
n
g
2 Merancangamedia persuasive
n
yang mudah diterima
masyarakat untuk mengajak 4 4 2 5 6.4

masyarakat menjaga kesehatan


gigi dan mulut

Keterangan :

M (Magnitude) = Besarnya masalah dapat teratasi

I (Importancy) = Kelanggengan hasil

V(Vulnerabillity) = Sensitifitas jalan keluar

C(cost) = Biaya

Penjelasan Program: Berdasarkan tabel penentuan prioritas jalan keluar masalah


Kurangnya kesadaran menjaga kesgilut adalah
memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut secara berkala serta diberikan
informasi akibat yang dapat timbul apabila tidak menjaga
kesehatan gigi dan mulutnya.

18
BAB IV
PERENCANAAN PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF

1. Asumsi Perencanaan
Positif :
a. Fasilitas memadai
b. Petugas pelaksana tersedia
c. Dana mencukupi
Negatif:
a. Penolakan dari masyarakat
b. resiko masyararakat yang kurang kooperatif

2. Strategi Pendekatan: Penyuluhan akan dilaksanakan selama 3 bulan dan setiap 2


minggu sekali. Penyuluhan ini akan dilaksanakan pada hari minggu bertepatan
saat masyarakat melakukan kegiatan gotong royong. Instrument yang digunakan
yaitu pemutaran ceramah langsung, menunjukkan video dan leaflet tentang
pentingnya memperhatikan waktu menyikat gigi dan efek yang ditimbulkan
apabila tidak rajin menyikat gigi. Sebelum penyuluhan di mulai akan diberikan
pretest untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat, dan pada akhir
penyuluhan akan diberikan posttest untuk mengukur seberapa jauh pengetahuan
masyarakat setelah diberikan penyuluhan.
3. Kelompok Sasaran : Masyarakat Dusun Pendul RT 50, Argorejo, Sedayu, Bantul
4. Tempat : Balai Dusun Dusun Pendul
5. Waktu : Setiap 2 minggu sekali pada pagi hari selama 3 bulan. Dimulai tanggal 18
November 2018
6. Biaya : Rp 1.500.000,-
7. Organisasi dan Tenaga Pelaksana :Dilaksanakan oleh Mahasiswa kedokteran gigi
UMY yang bekerja sama dengan Puskesmas atau DINKES terdekat.
8. Metode Program dan Kriteria Keberhasilan : Kriteria program dikatakan berhasil
apabila di minggu terakhir kegiatan 75% dari masyarakat yang diberikan
penyuluhan sudah merubah waktu kebiasaan menyikat gigi dan member
pengetahuan tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut.
19
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan penentuan prioritas masalah didapatkan masalah tertinggi di
Desa Pendul RT 50, Argorejo< Sedayu, Bantul adalah kurangnya kesadaran masyarakat
akan menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga menyebabkan tingginya angka kejadian
karies, Maka dari itu perlu dibuatkan program penyuluhan tentang kesehatan umum dan
gigi mulut secara berkala. Penyuluhan akan dilaksanakan selama 3 bulan dan setiap 2
minggu sekali.

B. Saran
Banyaknya permasalahan yang ada di masyarakat mengenai kesehatan fisik dan
lingkungan diharapkan petugas kesehatan setempat lebih aktif lagi dalam kegiatan promotif
dan preventif agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan fisik
maupun lingkungan. Selain itu agar tidak menimbulkan permasalahan yang lebih parah
lagi.

20
DAFTAR PUSTAKA

21
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai