Anda di halaman 1dari 5

Tanamn hias memerlukan penangkar penangkar benih mungkin mereka mengeluarkan varietas baru

Varietas baru untuk sampai ke masyarakat jumlahnya sangat sedikit

Tanaman hias bermasalah di pembibitan, stoknya tidak tersedia untuk budidaya

Tanman kedelai (sekian puluh persen impor )

Bawng putih impor

Peluang untuk mahasiswa perb=tanian

Kegiatan : mendeskripsikan beberapa varietas kedelai yang sedang I ujikan

Dering : kedali toleran kekekringan (agar kedelai bisa di tanaman di tanah kering atau lingkungan yg
kering )

Demas1 : kedelai toleran tahan masam

Balitkabi ; balai penelitian tanaman kacang kacanagn dan umbi umbian

Dena : toleran terhadap naungan (biasanya di tanaman di deket sawit, jati, albasia)

Bandingkan varietas biasa dan yang toleran ke komposisi kimia agar lebih menarik lg

Sebelum menyarankan harus punya data terlebih dahulu

Varietas mutiara yang paling bagus di buat tahu dari dering, depak kuning, argomulyo, mutiara

Varietas mutiara dapat menggantikan yang impor

Skrg kan vase vegetatif : amati pembeda nya

Vegetatif : batang, daun

Generative : bentuk bunganya gmn

Varietas da

Asal pemuliaan,

Membandingkan dering 1 yang dikeluarkan

Riwayat lahan

Sumber benih

Pasmau di sebar harus diatas kelasnya


LAPORAN PRAKTIKUM TEKBEN

1. Judul / Tema praktikum :


Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih pada Beberapa Komoditas Kedelai dan Sorghum.

2. Tujuan praktikum :
-Menentukan dan mengetahui perbedaan berbagai varietas unggul pada keelai dan
sorghum
-Menentukan dan mengetahui perbedaan berbssgi varietas tanaman sorghum.

3. Deskripsi kegiatan/ metode praktikum :


1. Setiap kelompok mengamati 2 varietas sorghum dan 2 varietas kedelai yang berbeda-
beda (varietas sorghum : 10.1 dan big super sugar dan varietas kedelai : Dering 1 dan
Deja 1)
2. Membandingkan data yang dikeluarkan oleh kemetrian pertanian tentang varietas
kedelai tersebut dengan kedelai yang di tanam dilapangan. Lakukan hal yang sama
pada tanaman sorghum.
3. Mencatat kriteria apa saja yang dikeluarkan oleh kemetrian pertanian kemuidian
baningkan, dan catat perbedaannya.
4. Catat hasil dalam logbook/ laporan praktikum

4. Hasil pengamatan :
A. Kedelai varietas Dering 1 : (umur:40 HST)
1. Umur berbunga 35 hst (belum berbunga)’
2. Tinggi tanaman 57 cm (baru 31 cm)
3. Warna daun : hijau (terjadi kerusakan:menguning)
4. Warna bulu : coklat (putih)
5. Percabangan 2 – 6 (memenuhi]
6. Jumlah polong / tanaman – hari ke 38 (belum ada)
B. Kedelai varietas Deja 1 : (umur:40 HST)
1. Toleran jenuh air
2. Diterbitkan 22 mei 2017
3. Persilangan antara anjasmoro dengan tanggamus
4. Tipe tumbuh determinate
5. Berbunga hari ke 39 (belum memenuhi)
6. Warna daun : hijau (memenuhi)
7. Warna bunga : ungu (belum terdapat bunga)
8. Warna bulu : coklat (terdapat beberpa bulu berwarna putih dan coklat)
9. Bentuk daun : oval (memenuhi)
10. Percabangan 3 buah (percabangan melebihi 3 buah)
11. Tinggi tanaman 52 cm (saat pengamatan :30 cm)
C. Sorghum varietas 10.1 : (umur: 26 HST)
1. Tinggi tanaman: 29 cm, 32 cm , 38 cm
2. Warna daun : hijau
3. Jumlah daun : 4, 11 (5,6) , 12 (7,5)
D. Sorghum varietas big super sugar (Umur : 26 HST)
1. Tinggi tanaman : 29 cm , 30cm ,34 cm
2. Warna daun : hijau
3. Jumlah daun : 9 (5,4), 10(6,4), 7(4,3)

5. Pembahasan :
A. Kedelai varietas Dering 1: (Umur:40 HST)

Cekaman kekeringan selama fase reproduktif, mengakibatkan hasil kedelai menurun


lebih dari 40%. Padahal, pertanaman kedelai di Indonesia sebagian besar (65%) di tanam di
lahan sawah pada musim kemarau kesatu (MK I) dengan pola tanam padi-kedelai-kedelai atau
musim kemarau kedua (MK II) dengan pola tanam padi-padi-kedelai. Pada kondisi demikian,
budidaya kedelai seringkali dihadapkan pada risiko kekeringan. Akibatnya terjadi kekhawatiran
terjadi gagal panen, terutama pada kedelai yang di tanam pada MK II rentan terhadap
kekurangan air pada fase reproduktif.Kondisi kering pada masa pembungaan menyebabkan
bunga dan polong muda rontok serta mengurangi jumlah polong dan ukuran biji. Sementara pada
fase pengisian biji tidak terbentuk sempurna, berakibat biji kedelai lebih kecil dan bobot kering
biji rendah. “Itu akibat pengisian biji lebih singkat, kematangan lebih cepat, serta daun gugur
lebih awal yang berpengaruh pada metabolisme tanaman. Oleh karena itu kekeringan
menurunkan produksi hingga 40% bahkan lebih.
Keunggulan DERING 1 adalah memiliki potensi hasil tinggi hingga 2,8 t/ha dan toleran
kekeringan hingga kandungan air 30% dari air tersedia. Potensi hasil tinggi dan toleran
kekeringan berkaitan dengan: (1) postur tanaman yang tinggi, (2) jumlah daun banyak dan luas,
dan (3) perakaran banyak dan kemampuan menyerap air tinggi .DERING 1 mampu beradaptasi
dan tumbuh baik setinggi 57 cm dalam kondisi tercekam kekeringan selam fase reproduktif,
jumlah polong per tanaman sekitar 38 polong, dengan kandungan protein 34,2%, kandungan
lemak 17,1%, umur masaknya 81 hari, dan ukuran bijinya 10,7 g/100 biji. Karakteristik lainnya
adalah tahan rebah, tahan penyakit karat daun Phakopsora pachyrhizi, tahan hama pengisap
polong Riptortus linearis, dan tahan hama penggerek polong Etiella zinckenella, namun yang
terjadi di lapangan daun tanaman kedelai varietas Dering 1 mengalami kekuningan yang
kemungkinan disebabkan oleh penyakit karat daun. .

B. Kedelai varietas Deja 1 : (Umur 40 HST)

Diterbitkan 22 mei 2017, Persilangan tunggal anjasmoro dan tanggamus, Berbunga pada
39 HST (belum mengalami pembungaan), Tipe pertumbuhan determinate, daun berwarna hijau
(warna duaun sesuai dengan yang dikeluarkan kementrian pertanian), warna bulu pada batang
coklat (terapat beberpa warna bulu yang berwrna coklat dan beberapa putih), bentuk daun oval
(bentuk daun saat pengamatan memenuhi kriteria yang dikeluarkan kemetrian pertanian),
percabangan 3 cabang (nyatanya jumlah percabanagan yang ada dilpangan melebihi 3 cabang),
tinggi tanaman 52 cm (yang ada dilapangan tingginya hanya 30 cm). Dari perbandingan tersebut
terdapat beberapa kriteria yang tidak memenuhi atau tidak sama seperti yang dikeluarkan oleh
kementrian pertanian, patut untuk di pertanyakan lagi kemurnian dari benih yang berada di
lapangan tersebut.

Menurut Suhartina, Deja 1 diperoleh dari silangan tunggal antara varietas Tanggamus
dengan Anjasmoro. Sedangkan Deja 2 dari persilangan tunggal antara varietas Sibayak dengan
Lokal Jawa Tengah. Keunggulan varietas Deja 1 memiliki umur masak yang genjah (79 hari),
berukuran biji sedang (12,9 gram/100 biji). Selain itu, agak tahan hama ulat grayak, tahan hama
penggerek polong dan penghisap polong, serta agak tahan penyakit karat daun dengan
kandungan protein 39,6% dan lemak 17,3%.

C. Sorghum varietas 10.1 : (Umur:26 HST)


Pada varietas sorghum Big Super Sugar, kementrian pertanian belum mengeluarkan atau
merilis deskripsinya. Beberapa morfologi yang telah diamati meliputi tinggi tanaman, warna
daun, jumlah daun. Tinggi tanaman tersebut ada yang memiliki tinggi 29 cm, 32 cm, 38 cm.
Daun pada tanaman berwarna hijau. Jumlah daun pada sorghum varietas Big Super Sugar
berbeda-beda.

D. Sorghum varietas big super sugar (Umur : 26 HST)

Kemudian sama halnya dengan varietas sorghum varietas 10.1, pada sorghum ini belum
dirilis oleh kementrian pertanian mengenai deskripsinya. Beberapa morfologi yang kita amati
meliputi tinggi tanaman, warna daun, jumlah daun. Tinggi tanaman tersebut ada yang memiliki
tinggi 29 cm, 30 cm, 24 cm. Daun pada tanaman berwarna hijau. Jumlah daun pada sorghum
varietas 10.1 berbeda-beda.

6. Pembahsan : referensi :
Balitkabi. 2017. Varietas Deja 1.
http://www.litbang.pertanian.go.id/varietas/1233/ (diakses pada 17-09-2019)
Suhartina, Purwantoro, Novita Nugrahaeni, Suyamto, Arifin. 2019. Kedelai
Varietas Dering 1. http://bpatp.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/teknologi-
pertanian/55-teknologi-inovatif-badan-litbang-pertanian/832-kedelai-varietas-dering-1
(diakses pada 17-09-2019)
Suhartina. 2013. Kedelai varietas dering 1.
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/infotek/dering-1varietas-unggul-kedelai-toleran-
cekaman-kekeringan-selama-fase-reproduktif/. (diakses 23-09-2019)
Balitbangtan. 2018. Kedelai Varietas Deja 1 dan Deja 2. http://rilis.id/dukung-
swasembada-kedelai-2018-lewat-vub-kedelai (diakses 23-09-2019)

Anda mungkin juga menyukai