BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelelahan Kerja
Kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu cortex cerebri,
yang dipengaruhi oleh dua system antagonistic, yaitu sistem penghambat (inhibisi)
dan system penggerak (aktivasi). Sistem penghambat terdapat dalam thalamus yang
mampu menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan
kecenderungan untuk tidur. Adapun sistem penggerak terdapat dalam formation
retikularis yang dapat merangsang pusat-pusat vegetative untuk konversi ergotropis
dari peralatan dalam tubuh kea rah bekerja, dan melakukan aktivitas lainnya. Maka
keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung pada hasil kerja diantara dua
system antagonis dimaksud. Apabila sistem penghambat lebih kuat seseorang
berada dalam kelelahan. Sebaliknya, manakala system aktivasi lebih kuat,
seseorang dalam keadaan segar untuk bekerja.11)
Kelelahan adalah perasaan letih, lemas dan kekurangan energi yang bisa di
hilangkan dengan istirahat. Kelelahan bisa terjadi pada tubuh dan pikiran. 12)
Kelelahan adalah memuncaknya kondisi psiko-kimia dari tubuh yang diakibatkan
produksi racun khemis yang berlebihan sehingga orang harus beristirahat.30)
Kelelahan merupakan akibat dari kebanyakan tugas pekerjaan yang sama.
Pada pekerjaan yang berulang, tanda pertama kelelahan merupakan peningkatan
dalam rata-rata panjang waktu yang diambil untuk menyelesaikan suatu siklus
aktivitas. Waktu pendistribusian yang hati-hati sering menunjukkan kelambatan
performansi sebagaimana yang tampak dalam pendistribusian proporsi yang lebih
besar dari siklus lambat yang tidak normal.13)
Menurut Eko Nurmianto, kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan
menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan
memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri.13) Kelelahan
merupakan suatu mekanisme perlindungan agar terhindar dari kerusakan lebih
lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan setelah istirahat.14)
B. Jenis Kelelahan Kerja
Kelelahan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu berdasarkan tiga
kelompok, yaitu berdasarkan proses, waktu dan penyebab terjadinya kelelahan.
1. Berdasarkan proses
a. Kelelahan Otot
Pada dasarnya kelelahan menggambarkan 3 fenomena yaitu
perasaan lelah, perubahan fisiologis dalam tubuh (penurunan fungsi syaraf
dan otot dari normal oleh karena perubahan kimia dalam tubuh akibat
8
C. Kelelahan Mata
Kelelahan mata dikenal sebagai tegang mata atau atsenophia yaitu
kelelahan ocular atau ketegangan pada organ visual dimana terjadi gangguan
pada mata dan sakit kepala sehubungan dengan penggunaan mata secara
intensif. Keletihan visual menggambarkan seluruh gejala yang terjadi sesudah
stress berlebihan terhadap setiap fungsi mata, diantaranya adalah tegang otot
siliaris yang berakomodasi saat memandang objek yang kecil, jarak yang sangat
dekat atau sangat jauh, melihat pada kondisi pencahayaan yang telalu silau atau
samar. Terdapat tiga jenis astenophia, yaitu astenophia acomodatif, astenophia
muscular dan astenophia neurastenik.19)
Pada keadaan normal, cahaya yang datang dari jarak tidak terhingga
akan terfokus pada retina, demikian pula bila benda jauh didekatkan. Hal ini
diakibatkan oleh adanya daya akomodasi mata yang bila benda didekatkan,
maka bayangan benda dapat difokuskan pada retina atau makula lutea. Mata
akan berakomodasi untuk melihat jelas benda pada jarak yang berbeda-beda
sehingga bayangan benda akan tetap terfokus pada retina. Akomodasi adalah
kemampuan lensa untuk mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliaris.19)
D. Penyebab Kelelahan Kerja
Kelelahan mempunyai beragam penyebab yang berbeda, yaitu :
1. Beban Kerja
10
produksi atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan
gangguan pendengaran”.2)
c. Penerangan
Keadaan lingkungan tempat kerja yang suram atau gelap yang
disebabkan oleh kurangnya penerangan (pencahayaan) atau keadaan lampu
yang menyilaukan, permukaan tempat kerja (bangku) yang mempunyai daya
refleksi (pantulan) tinggi adalah umum, dan banyak dijumpai, yang kepada
tenaga kerja mengakibatkan pengelihatannya terhadap pekerjaannya menjadi
lebih rumit dan sukar dibandingkan dengan tugas pekerjaan di kantor.34)
Pengelihatan merupakan fungsi pekerjaan yang sangat penting untuk
dilaksanakan di dalam industri, dan kemampuan tenaga kerja untuk melihat
apa yang sedang dikerjakan adalah langsung berhubungan dengan
kecepatan dan ketelitian dengan apa yang dilakukannya terhadap
pekerjaannya.34)
Pencahayaan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat objek
yang dikerjakannya secara lebih jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak
perlu. Lebih dari itu, pencahayaan memadai memberikan kesan
pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan.2)
3. Kapasitas Kerja
a. Umur
Umur dapat mempengaruhi kelelahan kerja. Semakin tua umur
seseorang semakin besar tingkat kelelahan. Fungsi faal tubuh yang dapat
berubah karena faktor usia mempengaruhi ketahanan tubuh dan kapasitas
kerja seseorang.3) Pada umur yang lebih tua akan di ikuti dengan proses
degenerasi organ tubuh, sehingga kemampuan organ tubuh akan menurun,
dengan adanya penurunan kemampuan organ tubuh akan menyebabkan
tenaga kerja mudah mengalami kelelahan yang berakibat pada penurunan
kinerja dan produktivitas akan tetapi keadaan ini diimbangi dengan stabilitas
emosi yang lebih baik debandingkan dengan tenaga kerja yang berumur
muda.36)
b. Jenis kelamin
Pada umum nya postur tubuh laki-laki lebih besar terhadap
perempuan, hal ini akan mempengaruhi beban kerja maksimal yang bisa
diterima. Wanita juga memiliki beberapa perbedaan biologis dengan laki-laki.
Wanita mengalami menstruasi dan kehamilan, mendapatkan perlakuan
khusus dalam bekerja, serta lebih mendapat perlindungan sosial dan
keamanan dalam bekerja.
Jenis kelamin dapat menentukan tingkat kelelahan kerja. Biasanya
wanita lebih cepat lelah dari pada laki-laki. Hal tersebut dikarenakan ukuran
tubuh dan kekuatan yang relative kurang dibanding dengan laki-laki. Secara
13
sosiokultural kedudukan wanita sebagai ibu rumah tangga dan tradisi lain
sebagai pencermin kebudayaan.46)
c. Status gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, baik dan lebih.
Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu
untuk menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh,
serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi, sekarang kata gizi
mempunyai pengertian lebih luas, di samping untuk kesehatan, gizi dikaitkan
dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan
10)
perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktifitas.
Untuk mengetahui status gizi dapat dihitung dengan indeks masa
tubuh (IMT) atau Body Mass index (BMI), yaitu :
d. Lama tidur
Tidur merupakan keadaan tidak sadar yang relatif lebih responsif
terhadap rangsangan internal. Perbedaan tidur dengan keadaan tidak sadar
lainnya adalah pada keadaan tidur siklusnya dapat diprediksi dan kurang
respons terhadap rangsangan eksternal. Otak berangsur-angsur menjadi
kurang responsif terhadap rangsang visual, auditori dan rangsangan
lingkungan lainnya. Tidur dianggap sebagai keadaan pasif yang dimulai dari
input sensoric walaupun mekanisme inisiasi aktif juga mempengaruhi
keadaan tidur. Faktor homeostatik (faktor S) maupun faktor sirkadian (faktor
C) juga berinteraksi untuk menentukan waktu dan kualitas tidur.45)
e. Status kesehatan
1) Penyakit Jantung
14
E. Mekanisme Kelelahan
Energi yang dibutuhkan sel pada umumnya adalah dalam bentuk Adenosin
Trifosfat (ATP). Tiap sel membuat ATP untuk keperluan energinya. Energi yang
dikeluarkan melalui proses kata bolisme sering dugunakan lagi dalam reaksi berantai
untuk membentuk ikatan berenergi tinggi ATP. ATP terutama terutama diperoleh
melalui fosforilasi oksidatif. ATP yang mengandung 3 gugus fosfat kemudian dapat
dengan mudah memindahkan energi yang dikandungnya ke ikatan kimia lain. Energi
yang terkandung dalam gugus fosfat lebih besar daripada energi yang ada dalam
ikatan kimia lain. Bila kemudia energi dibutuhkan, ikatan berenergi tinggi dalam
gugus fosfst akan dilepas melalui hidrolisis.10)
Energi yang diperoleh tersebut digunakan oleh otot untuk melakukan
kontraksi dan relaksasi. Energi pada kontraksi diperoleh dari perubahan adenosine
trifosfat (ATP) menjadi Adenosin Difosfat (ADP). Kemudia ADP diubah kembali
menjadi ATP oleh energi yang tersedia dari pemecahan glikogen. Dengan tambahan
persediaan oksigen maka pemecahan glikogen bersifat aerob yang menghasilkan
karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Bila tidak cukup tersedia oksigen, maka
oksigen akan dipecah menjadi asam laktat (glikogen anaerobic) dan kadar asam
laktat dalam darah bertambah. Akumulasi asam laktat dalam aliran darah dapat
mengurangi kapasitas kerja otot yang selanjutnya akan mengakibatkan kondisi yang
disebut kelelahan.31)
1. Teori kimia
Secara teori kimia bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat
berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya system metabolism sebagai
penyebab hilangnya efisiensi otot, sedangkan perubahan arus listrik pada otot
dan syaraf adalah penyebab sekunder.14)
2. Teori syaraf pusat
17
G. Dampak Kelelahan
18
Kelelahan dapat kita ketahui dari gejala-gejala atau perasaan yang sering
timbul. Ada 30 gejala kelelahan yang terbagi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu :
1. Terjadinya pelemahan kegiatan
Perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki terasa berat,
menguap, pikiran kacau, mengantuk, mata berat, kaku dan canggung dalam
gerakan, tidak seimbang dalam berdiri dan merasa ingin berbaring.
2. Terjadinya pelemahan motivasi
Merasa susah berpikir, lelah berbicara, menjadi gugup, tidak dapat
berkonsentrasi, tidak mempunyai perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk
lupa, kurang, kepercayaan, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol
sikap, dan tidak tekun dalam pekerjaan.
3. Gambaran kelelahan fisik akibat keadaan umum
Sakit kepala, kekakuan bahu, nyeri di punggung, pernafasan seperti
tertekan, haus, suara serak, merasa pening, spasme dari kelopak mata, tremor
pada anggota badan, dan merasa kurang sehat.
Oleh karenanya terjadi kecenderungan meningkatnya absenteisme
terutama mangkir kerja jangka pendek, sebabnya adalah kebutuhan untuk
beristirahat lebih banyak atau meningkatnya angka sakit.11)
H. Waktu Kerja
Yang dimaksud dengan jam kerja adalah jam waktu bekerja termasuk waktu
istirahat. Waktu istirahat merupakan hal yang mutlak yang perlu diberikan pada para
pekerja, agar dapat mempertahankan kemampuan atau kapasitas kerja, dalam
melakukan pekerjaan fisik maupun mental. Dianjurkan bahwa jam istirahat 20-39%
dari jumlah jam kerja atau paling sedikitnya adalah 15% dari jumlah jam kerja per
minggu.
Waktu kerja bagi seseorang menentukan effisiensi dan produktivitasnya.
Segi-segi terpenting bagi persoalan waktu kerja meliputi :
1. Lamanya seseorang mampu bekerja secara baik.
2. Hubungan diantara waktu bekerja dan istirahat.
3. Waktu bekerja sehari menurut periode yang meliputi siang (pagi, siang, sore) dan
malam.
Lamanya seseorang bekerja sehari secara baik pada umumnya 6-8 jam.
Memperpanjang jam kerja lebih dari kemampuan tersebut biasanya tidak disertai
effisiensi yang tinggi, bahkan ada penurunan produktivitas serta kecendrungan untuk
timbulnya kelelahan, penyakit dan kecelakaan. Dalam seminggu, seseorang
biasanya dapat bekerja dengan baik selama 40-50 jam. Lebih dari itu, terlihat
kecendrungan tumbuhnya hal-hal negatif. Makin panjang waktu kerja, makin besar
kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diingini. Jumlah 40 jam seminggu ini
dapat dibuat 5 atau 6 hari kerja. Jika diteliti suatu pekerjaan yang biasa, tidak terlalu
ringan atau berat, produktivitas mulai menurun setelah 4 jam bekerja. Maka, istirahat
setengah jam setelah 4 jam kerja terus-menerus sangat penting artinya.11)
19
I. Pengukuran Kelelahan
1. Snellen Chart
Salah satu tanda kelelahan mata adalah penurunan ketajaman mata atau
fokus pengelihatan. Tajam penglihatan dapat diukur dengan kartu Snellen, yang
merupakan deretan sasaran huruf dengan berbagai ukuran yang terpisah pada
jarak standar dari mata. Setiap hurufnya membentuk sudut 5 menit pada jarak
tertentu dan setiap baris huruf ditandai nilainya yang disesuaikan dengan
jaraknya dimana semua huruf pada baris tersebut dapat dibaca oleh mata
normal. Pemeriksaan tajam penglihatan sebaliknya dilakukan pada jarak 6 meter,
karena pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan beristirahat atau
tanpa akomodasi. Cara menentukan tajam penglihatan pada seseorang dengan
menggunakan kartu Snellen, seperti ;
a. Bila tajam penglihatan 6/6, berarti ia dapat melihat huruf pada jarak 6 meter,
yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter juga.
b. Bila pasien hanya dapat melihat huruf pada baris ydng menjukkan angka 30,
berarti tajam penglihatan pasien 6/30.
c. Bila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menuntukkan
angka 50, berarti tajam penglihatan pasien 6/50.
d. Bila tajam penglihatan 6/60, berarti pasien hanya dapat melihat pada jarak 6
meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60
meter.
e. Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen, maka
dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada
jarak 60 meter.
f. Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang
diperlihatkan pada jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam penglihatannya
3/60. Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai sampai
1/60, yang berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter.
g. Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam penglihatan
pasien yang lebih buruk dari pada 1/60. Orang normal dapat melihat gerakan
atau lambaian tangan pada jarak 300 meter. Bila pasien hanya dapat melihat
lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam penglihatannya 1/300.
h. Pasien yang hanya dapat mengenal adanya cahaya saja dinyatakan
penglihatannya 1/~.
i. Bila pasien sama sekali tidak mengenal cahaya maka dikatakan
penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta total.
J. Anatomi Mata
Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga
lapisan. Dari luar ke dalam, lapisan–lapisan tersebut adalah sklera/kornea,
koroid/badan siliaris/iris, dan retina. Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan ikat
20
yang protektif dan kuat di sebelah luar, sklera, yang membentuk bagian putih mata.
Di anterior (ke arah depan), lapisan luar terdiri atas kornea transparan tempat
lewatnya berkas–berkas cahaya ke interior mata. Lapisan tengah dibawah sklera
adalah koroid yang sangat berpigmen dan mengandung pembuluh-pembuluh darah
untuk memberi makan retina. Lapisan paling dalam dibawah koroid adalah retina,
yang terdiri atas lapisan yang sangat berpigmen di sebelah luar dan sebuah lapisan
syaraf di dalam. Retina mengandung sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor yang
mengubah energi cahaya menjadi impuls syaraf.17)
Saraf optikus atau urat saraf cranial kedua adalah saraf sensorik untuk
pengelihatan. Saraf ini timbul dari sel-sel ganglion dalam retina yang bergabung
untuk membentuk saraf optikkus. Saraf ini bergerak ke belakang secara medial dan
melintasi kanal optikus memasuki ronggakranium lantas kemudian menuju charisma
optikum. Saraf pengelihatan memiliki tiga pembungkus yang serupa dengan yang
ada pada meningen otak. Lapisan luarnya kuat dan fibrus serta bergabung dengan
sclera, lapisan tengah halus seperti arakhnoid. Sementara lapisan dalam adalah
vakuler (mengandung banyak pembuluh darah).18)
Pada saat-saat serabut-serabut itu mencapai khiasma optikum, maka
separuh dari serabut-serabut itu akan menuju ke traktus optikus sisi seberangnya,
sementara separuh lagi menuju traktus optikus sisi yang sama. Dengan perantaraan
serabut-serabut ini, maka setiap serabut nervus optikus dihubungkan dengan kedua
sisi otak. Pusat visual terletak pada visual kortex lobus oksipitalis otak. Bola mata
adalah organ pengelihatan. Bola mata terletak pada tulang orbita serta dilindungi
oleh sejumlah struktur seperti kelopak mata, alis, konjunktiva dan alat-alat lakrimal.18)
21
Bola mata mempunyai garis tengah kira-kira 2,5 sentimeter, bagian depannya
bening terdiri dari tiga lapisan :
1. Lapisan luar (Tunica Fibrosa)
a) Tunica fibrosa
Tunica fibrosa terdiri atas bagian posterior yang opaque atau sklera
dan bagian anterior yang transparan atau kornea. Sklera merupakan jaringan
ikat padat fibrosa dan tampak putih. Daerah ini relatif lemah dan dapat
menonjol ke dalam bola mata oleh perbesaran cavum subarachnoidea yang
mengelilingi nervus opticus. Jika tekanan intraokular meningkat, lamina
fibrosa akan menonjol ke luar yang menyebabkan discus menjadi cekung bila
dilihat melalui oftalmoskop.17)
Sklera juga ditembus oleh n. ciliaris dan pembuluh balik yang terkait
yaitu vv.vorticosae. Sklera langsung tersambung dengan kornea di depannya
pada batas limbus. Kornea yang transparan, mempunyai fungsi utama
merefraksikan cahaya yang masuk ke mata. Tersusun atas lapisan-lapisan
berikut ini dari luar ke dalam sama dengan: (1) epitel kornea (epithelium
anterius) yang bersambung dengan epitel konjungtiva. (2) substansia propria,
terdiri atas jaringan ikat transparan. (3) lamina limitans posterior dan (4)
22
Vitamin A bersifat stabil pada keadaan tanpa O2, tetapi mudah teroksidasi dan
peka cahaya,. Selain itu aktivitas vitamin A akan hilang dengan suhu tinggi dan
keberadaan oksigen. Vitamin A juga bisa rusak oleh proses oksidasi dan
dehidrogenisasi, peka terhadap sinar UV dari pada sinar lainnya. 28) Pada cara
memasak biasa, vitamin A tidak akan banyak hilang, suhu tinggi saat menggoreng
dapat merusak vitamin A, begitupun oksidasi pada yang terjadi pada minyak yang
tengik. Pengeringan buah dengan matahari dan cara dehidrasi lain menyebabkan
kehilangan sebagian dari vitamin A. Ketersediaan biologic vitamin A meningkat
dengan kehadiran vitamin E dan antioksidan lain.10)
Bentuk aktif dari vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani. Pangan
nabati mengandung karotenoid yang merupakan precursor (provitamin) vitamin A. Di
antara ratusan karotenoid yang terdapat di alam, hanya bentuk alfa, beta dan gama
serta kriptosantin yang berperan sebagai provitamin A. Beta-karoten Adalah bentuk
provitamin A yang paling aktif, yang terdiri atas dua molekul retinol yang saling
berkaitan. Karotenoid terdapat pada kloroplas tanaman dan berperan sebagai
katalisator dalam fotosintesis yang dilakukan oleh klorofil. Oleh karena itu, karotenoid
paling banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau tua.10)
L. Devisiensi Vitamin A
Devisiensi vitamin A di Indonesia telah diselidiki sejak permulaan abad XX
dalam rangka penelitian kesehatan gizi para karyawan perkebunan colonial. Setelah
fungsi dan pathologi dari devisiensi vitamin A semakin banyak diketahui dan banyak
ahli yang mengadakan penelitian kesehatan gizi vitamin A, menjadi semakin jelas
bahwa kasus devisiensi vitamin A di Indonesia terdapat cukup banyak.22)
Gejala-gejala devisiensi vitamin ini yang menimbulkan kekhawatiran para ahli
kesehatan dan gizi adalah yang berhubungan dengan kondisi mata, sedangkan
gejala-gejala yang menyerang system tubuh lainnya tidak menggugah gambaran
yang menimbulkan kekhawatiran tersebut diatas. Tidak ada laporan penderita
devisiensi vitamin A yang meninggal secara jelas disebabkan langsung oleh penyakit
tersebut.22)
Devisiensi vitamin A primer disebabkan oleh kekurangan vitamin tersebut,
sedangkan defisiensi sekunder karena absorbs dan utillisasinya yang terhambat.22)
Proses penyerapan vitamin A yang paling sempurna terjadi apabila vitamin A yang
akan diserap berada dalam keadaan larut lemak, oleh karena itu konsumsi lemak
yang cukup sangat membantu penyerapan vitamin A. Meskipun tidak secara
sempurna, bentuk lain yang mudah diserap adalah vitamin A dalam bentuk emulsi,
karena itu adanya garam empedu diduga turut mempercepat proses penyerapan
lemak. Adanya zat antioksidan pada lumen usus juga sangat membantu mengurangi
kehilangan vitamin A yang rusak akibat proses oksidasi. Keberadaan parasit Giardia
Lambia dan Ascaris lumbricoides pada saluran pencernaan akan menghambat
penyerapan vitamin A dalam usus halus.23)
Absorbsi karotin dan retinol membutuhkan empedu dan cairan pancreas.
Dalam mukosa usus halus ester retinil dihidrolisis enzim pancreas menjadi retinol
dan karoten dipecah menjadi retinol. Hati sebagai tempat penyimpanan vitamin A
dapat bertaha sampai 6 bulan. Sebesar 15-30 persen karotenoid dalam darah
merupakan bentuk beta dan sisanya nonprotein disimpan dalam kelenjar lemak dan
jaringan adrenal.25)
N. Transport dan Penyimpanan Vitamin A
Di hati, vitamin A akan berikatan dengan suatu protein khusus yang disebut
RBP (Retinol Binding Protein). Ikatan inilah yang kemudian memasuki aliran darah
dan membawa vitamin A menuju jaringan yang membutuhkannya. RBP hanya dapat
meninggalkan hati jika berikatan dengan vitamin A oleh karena itu salah satu gejala
kekurangan vitamin A adalah terjadinya penumpukan RBP di dalam hati.23)
Hati secara cepat dapat mengambil vitamin A dari aliran darah dan
menyimpannya, dan secepat itu pula mampu mengirim vitamin A dalam darah selalu
konstan. Sekitar 90% vitamin A dalam tubuh disimpan di hati dan selebihnya
disimpan dalam lemak tubuh, dan dalm jumlah sedikit vitamin A juga dijumpai di
ginjal dan paru-paru. Selain tergantung pada kualitas dan kuantitas vitamin A yang
dikonsumsi, serta efisiensi penyerapannya, kemampuan tubuh menyimpan vitamin A
cenderung meningkan sejalan dengan penambahan usia. Dalam keadaan normal
hati orang dewasa mampu menyimpan sampai dengan 600.000 IU atau kira-kira
sama dengan kebutuhan vitamin A untuk jangka 4 bulan.23)
Berbeda dengan vitamin A, karotin disimpan dalam tubuh di dalam jaringan
adopposa (lemak tubuh). Pengeluaran vitamin A dari dalam tubuh adalah terutama
melalui feces dan hanya sedikit saja yang dikeluarkan melalui urin.23)
O. Metabolisme Vitamin A
Vitamin A yang di dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk
ester retinil, bersama karotenoid bercampur dengan lipida lain di dalam lambung. Di
dalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil dihidrolisis oleh enzim-enzim pancreas
esterase menjadi retinol yang lebih efisien diabsorbsi daripada ester retinil. Sebagian
26
dari karotenoid, terutama betacaroten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus di
pecah menjadi retinol.10)
Retinol di dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan
membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili
dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui system limfe ke
dalam aliran darah menuju hati. Dengan konsumsi lemak yang cukup, sekitar 80-
90% ester retinil dan hanya 40-60% karotenoid yang di absorbsi. Hati berperan
sebagai tempat menyimpan vitamin A yang utama di dalam tubuh. Dalam keadaan
normal, Vitamin A dlam hati dapat bertahan hingga 6 bulan. Bila tubuh mengalami
kekurangan konsumsi vitamin A, asam retinoat diabsorbsi tanpa perubahan. Asam
retinoat merupakan sebagian kecil vitamin A dalam darah yang aktif dalam
deferensiasi sel dan pertumbuhan.10)
Bila tubuh memerlukan vitamin A dimobilisasi dari hati dalam bentuk retinol
yang diangkut oleh Retinol Binding Protein (RBP) yang disintesis oleh hati.
Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada reseptor permukaan
membran yang spesifik untuk RBP. Retinol kemudian diangkut oleh membran sel
untuk kemudian dikaitkan pada Celluler Retinol Binding Protein (CRBP) dan RBP
kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan di
dalam sel epitel sebagai asam retinoat.10)
Semula orang menganggap bahwa perubahan karotin menjadi vitamin A
terjadi di hati, karena organ tubuh ini yang paling banyak mengandung vitamin A.
Tapi akhirnya hipotesa in gugur ketika para ahli mencoba memberikan karotin secara
subkutan, ternyata tidak banyak karotin yang di ubah menjadi vitamin A. Oleh karena
itu para ahli berkesimpulan bahwa perubahan ini terjadi di dinding usus halus.
Pendapat ini diperkuat oleh suatu percobaan penyuntikan beta karotin langsung ke
dalam aliran darah. Tenyata karotin tersebut tetap berada dalam aliran daran dalam
bentuk emulsi. Perubahan karotin menjadi vitamin A tenyata juga di pengaruhi oleh
tingkat konsumsi protein. Kasus kekurangan vitamin A banyak terjadi di negara
berkembang dimana karotin merupakan sumber utama vitamin bagi mereka, dan
biasanya mereka tidak mengkonsumsi protein dalam jumlah yang cukup.23)
P. Fungsi Vitamin A
Vitamin digunakan tubuh dalam jumlah yang sedikit tetapi tidak satupun
golongan gizi lain yang dapat menggantikannya. Beberapa peranan penting yang
sebenarnya dari beberapa vitamin tetap tidak diketahui, tetapi vitamin bekerja satu
sama lain dan denngan zat gizi lainnya dalam memperlancar fungsi tubuh secara
normal.26)
27
kepekaan mata kita kita akan berkurang apabila kita secara tiba-tiba beralih ke
ruangan yang gelap ke terang atau sebaliknya.23)
Buta senja merupakan gejala kekurangan vitamin A yang paling cepat
diketahui. Pada kekurangan vitamin A, maka kadar vitamin A dalam darah menurun,
akibatnya hanya dijumpai sedikit vitamin A dan retinal pada retina mata. Hal ini
menyebabkan orang yang menderita kekurangan vitamin A tidak bisa melihat pada
malam hari sebab pada keadaan gelap, retina membutuhkan vitamin A dan retinal
dalam jumlah banyak untuk berikatan dengan opsin membentuk rhodopsin yang
berfungsi mengaktifkan sel rhod. Akibatnya pada kekurangan vitamin A rhodopsin
sukar terbentuk, inilah yang menyebabkan orang tersebut tidak peka terhadap
cahaya yang berintensitas rendah.23)
Q. Sumber Vitamin A
Vitamin A ditemukan dalam bahan makanan yang berlemak. Provitamin A
adalah pigmen berwarna kuning. Asam retinoat tidak dapat dirubah menjadi retinol,
sementara retinal dapat saling berubah dengan retinol, Selanjutnya retinol dapat
saling berubah menjadi vitamin A.27) Makanan yang mempunyai sumber vitamin A
antara lain, minyak ikan, hati, mentega, susu, keju, sayuran berdaun hijau tua,
sayuran dan buah berwarna kuning (wortel, pepaya dan mangga).24)
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karoten terutama
didalam pangan nabati. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (di dalam
lemaknya) dan mentega. Margarin biasanya diperkaya vitamin A. Karena vitamin A
tidak berwarna, warna kuning dalam kuning telur adalah karoten yang tidak diubah
menjadi vitamin A. Minyak hati ikan digunakan sebagai sumber vitamin A yang
diberikan untuk keperluan penyembuhan.10)
Sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau tua serta sayuran dan buah-
buahan yang berwarna kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang,
kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, papaya,
mangga, nangka masak dan jeruk. Minyak sawit yang berwarna merah kaya akan
karoten. Kandungan vitamin A beberapa bahan makanan yang dinyatakan dalam
retinol ekivalen dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 2.2. Nilai vitamin A berbagai bahan makanan (retinol ekuivalen (RE) µg/100g)10)