Anda di halaman 1dari 24

7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kelelahan Kerja
Kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu cortex cerebri,
yang dipengaruhi oleh dua system antagonistic, yaitu sistem penghambat (inhibisi)
dan system penggerak (aktivasi). Sistem penghambat terdapat dalam thalamus yang
mampu menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan
kecenderungan untuk tidur. Adapun sistem penggerak terdapat dalam formation
retikularis yang dapat merangsang pusat-pusat vegetative untuk konversi ergotropis
dari peralatan dalam tubuh kea rah bekerja, dan melakukan aktivitas lainnya. Maka
keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung pada hasil kerja diantara dua
system antagonis dimaksud. Apabila sistem penghambat lebih kuat seseorang
berada dalam kelelahan. Sebaliknya, manakala system aktivasi lebih kuat,
seseorang dalam keadaan segar untuk bekerja.11)
Kelelahan adalah perasaan letih, lemas dan kekurangan energi yang bisa di
hilangkan dengan istirahat. Kelelahan bisa terjadi pada tubuh dan pikiran. 12)
Kelelahan adalah memuncaknya kondisi psiko-kimia dari tubuh yang diakibatkan
produksi racun khemis yang berlebihan sehingga orang harus beristirahat.30)
Kelelahan merupakan akibat dari kebanyakan tugas pekerjaan yang sama.
Pada pekerjaan yang berulang, tanda pertama kelelahan merupakan peningkatan
dalam rata-rata panjang waktu yang diambil untuk menyelesaikan suatu siklus
aktivitas. Waktu pendistribusian yang hati-hati sering menunjukkan kelambatan
performansi sebagaimana yang tampak dalam pendistribusian proporsi yang lebih
besar dari siklus lambat yang tidak normal.13)
Menurut Eko Nurmianto, kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan
menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan
memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri.13) Kelelahan
merupakan suatu mekanisme perlindungan agar terhindar dari kerusakan lebih
lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan setelah istirahat.14)
B. Jenis Kelelahan Kerja
Kelelahan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu berdasarkan tiga
kelompok, yaitu berdasarkan proses, waktu dan penyebab terjadinya kelelahan.

1. Berdasarkan proses
a. Kelelahan Otot
Pada dasarnya kelelahan menggambarkan 3 fenomena yaitu
perasaan lelah, perubahan fisiologis dalam tubuh (penurunan fungsi syaraf
dan otot dari normal oleh karena perubahan kimia dalam tubuh akibat
8

bekerja) dan pengurangan kemampuan untuk melakukan kerja. Kelelahan


adalah suatu tanda yang bersifat sebagai pengaman yang memberitahukan
tubuh bahwa kerja yang dilakukan telah mendekati batas maksimal
kemampuannya. Kelelahan pada dasarnya merupakan keadaan fisiologis
normal yang dapat dipulihkan dengan beristirahat. Kelelahan yang dibiarkan
terus menerus akan berakibat buruk dan dapat menimbulkan penyakit akibat
kerja. Terdapat 2 jenis kelelahan yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum.11)
Kontraksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan
yang dikenal sebagai kelelahan otot. Kelelahan ini diakibatkan dari
ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme serabut-serabut otot
untuk melanjutkan suplai output kerja yang sama. Saraf terus bekerja dengan
baik, impuls saraf berjalan secara normal melalui hubungan otot-saraf masuk
kedalam serabut-serabut otot, tetapi kontraksi makin lama makin lemah
karena dalam serabut-serabut otot sendiri kekurangan ATP. Hambatan aliran
darah yang menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan
kelelahan otot hampir sempurna dalam 1 menit atau lebih karena kehilangan
suplai nutrien dengan nyata.31)
b. Kelelahan Umum
Kelelahan umum, menurut Grandjean ialah suatu perasaan yang
menyebar yang disertai adanya penurunan kesiagaan dan kelambanan pada
setiap aktivitas. Perasaan adanya kelelahan secara umum ditandai dengan
berbagai kondisi antara lain :
1) Kelelahan visual, yaitu ketegangan yang terjadi pada organ visual (mata).
2) Kelelahan mental, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh pekerjaan
mental atau intelektual (proses berpikir).
3) Kelelahan syaraf, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh tekanan
berlebihan pada salah satu bagian sistem psikomotor, seperti pada
pekerjaan yang membutuhkan keterampilan.
4) Kelelahan monotonis, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh aktivitas
kerja yang bersifat rutin, monoton, atau lingkungan kerja yang sangat
menjemukan.
5) Kelelahan kronis, yaitu yaitu kelelahan yang disebabkan olehakumulasi
efek jangka panjang.
6) Kelelahan sirkandian, yaitu bagian dari ritme siang-malam dan memulai
periode tidur yang baru. Pengaruh-pengaruh tersebut terakumulasi di
dalam tubuh manusia dan menimbulkan perasaan lelah yang dapat
menyebabkan seseorang berhenti bekerja (beraktifitas).33)
9

2. Berdasarkan waktu terjadinya kelelahan


a. Kelelahan akut, disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh organ tubuh
secara berlebihan dan datangnya secara tiba-tiba.
b. Kelelahan kronis, merupakan kelelahan yang terjadi sepanjang hari dalam
jangka waktu yang lama dan kadang-kadang terjadi sebelum melakukan
pekerjaan, selain itu timbulnya keluhan psikosomatis seperti meningkatnya
ketidakstabilan jiwa, kelesuan umum, meningkatnya sejumlah penyakit fisik
seperti sakit kepala, perasaan pusing, sulit tidur, masalah pencernaan, detak
jantung yang tidak normal, dan lain-lain
3. Berdasarkan penyebab kelelahan
a. Faktor fisiologis merupakan kelelahan yang disebabkan karena adanya faktor
lingkungaan fisik, seperti penerangan, kebisingan, panas dan suhu.
b. Faktor psikologis terjadi apabila adanya pengaruh hal diluar diri yang
berwujud pada tingkah laku atau perbuatan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, seperti suasana kerja, interaksi dengan sesama pekerja maupun
dengan atasan.

C. Kelelahan Mata
Kelelahan mata dikenal sebagai tegang mata atau atsenophia yaitu
kelelahan ocular atau ketegangan pada organ visual dimana terjadi gangguan
pada mata dan sakit kepala sehubungan dengan penggunaan mata secara
intensif. Keletihan visual menggambarkan seluruh gejala yang terjadi sesudah
stress berlebihan terhadap setiap fungsi mata, diantaranya adalah tegang otot
siliaris yang berakomodasi saat memandang objek yang kecil, jarak yang sangat
dekat atau sangat jauh, melihat pada kondisi pencahayaan yang telalu silau atau
samar. Terdapat tiga jenis astenophia, yaitu astenophia acomodatif, astenophia
muscular dan astenophia neurastenik.19)
Pada keadaan normal, cahaya yang datang dari jarak tidak terhingga
akan terfokus pada retina, demikian pula bila benda jauh didekatkan. Hal ini
diakibatkan oleh adanya daya akomodasi mata yang bila benda didekatkan,
maka bayangan benda dapat difokuskan pada retina atau makula lutea. Mata
akan berakomodasi untuk melihat jelas benda pada jarak yang berbeda-beda
sehingga bayangan benda akan tetap terfokus pada retina. Akomodasi adalah
kemampuan lensa untuk mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliaris.19)
D. Penyebab Kelelahan Kerja
Kelelahan mempunyai beragam penyebab yang berbeda, yaitu :
1. Beban Kerja
10

Merupakan volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja, baik


fisik maupun mental dan tanggung jawab. Beban kerja yang melebihi
kemampuan akan mengakibatkan kelelahan kerja.32)
Jumlah denyutan jantung merupakan petunjuk besar kecilnya beban
kerja. Pada pekerjaan sangat ringan denyut jantung adalah kurang dari 75,
pekerjaan ringan diantara 75-100, agak berat 100-125, berat 125-150, sangat
berat 150-175 dan luar biasa berat lebih dari 175/menit. Beban kerja ini
menentukan berapa lama seseorang dapat bekerja sesuai dengan kapasitas
kerjanya. Makin besar beban, makin pendek waktu seseorang dapat bekerja
tanpa kelelahan atau gangguan.11)
Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu
lemah dapat menyebabkan seorang pekerja mengalami suatu gangguan atau
penyakit akibat kerja. Pekerjaan yang terlalu berat atau berlebihan atak terjadi
kontraksi melebihi kapasitas tubuh sehingga hal ini dapat mempercepat
kelelahan. Secara umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat komplek, baik faktor internal
maupun eksternal.14)
a. Beban Kerja Oleh Karena Faktor Eksternal
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh
pekerja, meliputi:
1) Tugas
Meliputi tugas bersifat fisik seperti, stasiun kerja, tata ruang tempat kerja,
kondisi lingkungan kerja, sikap kerja, cara angkut, beban yang diangkat.
Sedangkan tugas yang bersifat mental meliputi, tanggung jawab,
kompleksitas pekerjaan, emosi pekerja dan sebagainya.
2) Organisasi Kerja
Organisasi kerja meliputi lamanya waku kerja, waktu istirahat, shift kerja,
sistem kerja dan sebagainya.
3) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja ini dapat memberikan beban tambahan yang meliputi,
lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja kimiawi, lingkungan kerja biologis
dan lingkungan kerja psikologis.
b. Beban Kerja oleh Karena Faktor Internal
Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh
akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal yang berpotensi sebagai
stressor, meliputi:
1) Faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi
kesehatan, dan sebagainya)
11

2) Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan


sebagainya).
2. Beban Tambahan
Beban tambahan merupakan beban diluar beban kerja yang harus
ditanggung oleh pekerja. Beban tambahan tersebut berasal dari lingkungan kerja
yang memiliki potensi bahaya seperti lingkungan kerja.
Lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kelelahan adalah:
a. Iklim kerja
Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban,
kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran
panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya (Kepmenaker,
No: Kep-51/MEN/1999). Suhu yang terlalu rendah dapat menimbulkan
keluhan kaku dan kurangnya koordinasi sistem tubuh, sedangkan suhu terlalu
tinggi akan menyebabkan kelelahan dengan akibat menurunnya efisiensi
kerja, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, aktivitas organ-organ
pencernaan menurun, suhu tubuh meningkat, dan produksi keringat
meningkat.
Lingkungan tempat kerja dingin maksudnya, suhu udara lingkungan
tempat kerja tersebut di bawah normal (suhu kamar), hal demikian telah
menyebabkan cuaca atau iklim di dalam lingkungan tersebut berubah dan
mengakibatkan terjadinya tekanan dingin (cold strees) yang akan diterima
oleh pekerka yang bekerja di daerah tersebut.34)
b. Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki. Pengaruh gangguan
kebisingan tergantung kepada intensitas dan frekuensi nada. Contoh,
frekuensi yang tinggi akan lebih mengganggu daripada frekuensi rendah.
Nada atau bunyi tunggal akan lebih mengganggu daripada bunyi yang terdiri
dari beberapa nada. Frekuensi 4000Hz adalah frekuensi yang paling peka
ditangkap teling manusia, sangat penting untuk di ketahui bahwa ketulian
yang disebabkan oleh kebisingan adalah adanya pengurangan pendengaran
pada frekuensi ini.34)
Kebisingan adalah bunyi yang ditimbulkan oleh gelombang suara dan
intensitas dan frekuensi yang tidak menentu. Di sektor industri, kebisingan
berarti bunyi yang sangat mengganggu serta sangat membuang energi.35)
Kebisingan adalah salah satu faktor fisik berupa bunyi yang dapat
menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan dan keselamatan kerja,
Sedangkan dalam keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia “Bising
adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat
12

produksi atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan
gangguan pendengaran”.2)
c. Penerangan
Keadaan lingkungan tempat kerja yang suram atau gelap yang
disebabkan oleh kurangnya penerangan (pencahayaan) atau keadaan lampu
yang menyilaukan, permukaan tempat kerja (bangku) yang mempunyai daya
refleksi (pantulan) tinggi adalah umum, dan banyak dijumpai, yang kepada
tenaga kerja mengakibatkan pengelihatannya terhadap pekerjaannya menjadi
lebih rumit dan sukar dibandingkan dengan tugas pekerjaan di kantor.34)
Pengelihatan merupakan fungsi pekerjaan yang sangat penting untuk
dilaksanakan di dalam industri, dan kemampuan tenaga kerja untuk melihat
apa yang sedang dikerjakan adalah langsung berhubungan dengan
kecepatan dan ketelitian dengan apa yang dilakukannya terhadap
pekerjaannya.34)
Pencahayaan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat objek
yang dikerjakannya secara lebih jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak
perlu. Lebih dari itu, pencahayaan memadai memberikan kesan
pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan.2)
3. Kapasitas Kerja
a. Umur
Umur dapat mempengaruhi kelelahan kerja. Semakin tua umur
seseorang semakin besar tingkat kelelahan. Fungsi faal tubuh yang dapat
berubah karena faktor usia mempengaruhi ketahanan tubuh dan kapasitas
kerja seseorang.3) Pada umur yang lebih tua akan di ikuti dengan proses
degenerasi organ tubuh, sehingga kemampuan organ tubuh akan menurun,
dengan adanya penurunan kemampuan organ tubuh akan menyebabkan
tenaga kerja mudah mengalami kelelahan yang berakibat pada penurunan
kinerja dan produktivitas akan tetapi keadaan ini diimbangi dengan stabilitas
emosi yang lebih baik debandingkan dengan tenaga kerja yang berumur
muda.36)
b. Jenis kelamin
Pada umum nya postur tubuh laki-laki lebih besar terhadap
perempuan, hal ini akan mempengaruhi beban kerja maksimal yang bisa
diterima. Wanita juga memiliki beberapa perbedaan biologis dengan laki-laki.
Wanita mengalami menstruasi dan kehamilan, mendapatkan perlakuan
khusus dalam bekerja, serta lebih mendapat perlindungan sosial dan
keamanan dalam bekerja.
Jenis kelamin dapat menentukan tingkat kelelahan kerja. Biasanya
wanita lebih cepat lelah dari pada laki-laki. Hal tersebut dikarenakan ukuran
tubuh dan kekuatan yang relative kurang dibanding dengan laki-laki. Secara
13

sosiokultural kedudukan wanita sebagai ibu rumah tangga dan tradisi lain
sebagai pencermin kebudayaan.46)
c. Status gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, baik dan lebih.
Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu
untuk menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh,
serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi, sekarang kata gizi
mempunyai pengertian lebih luas, di samping untuk kesehatan, gizi dikaitkan
dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan
10)
perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktifitas.
Untuk mengetahui status gizi dapat dihitung dengan indeks masa
tubuh (IMT) atau Body Mass index (BMI), yaitu :

Tabel 2.1 Status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)48)

IMT Kategori Status Gizi


< 18.5 Kurang gizi
18.5 - < 25.0 Dalam batas normal
25.0 - < 30.0 Kegemukan/ Overweight/ Obesitas tingkat 1
30.0 - < 40.0 Kegemukan/ Overweight/ Obesitas tingkat 2
> 40.0 Kegemukan/ Overweight/ Obesitas tingkat 3

d. Lama tidur
Tidur merupakan keadaan tidak sadar yang relatif lebih responsif
terhadap rangsangan internal. Perbedaan tidur dengan keadaan tidak sadar
lainnya adalah pada keadaan tidur siklusnya dapat diprediksi dan kurang
respons terhadap rangsangan eksternal. Otak berangsur-angsur menjadi
kurang responsif terhadap rangsang visual, auditori dan rangsangan
lingkungan lainnya. Tidur dianggap sebagai keadaan pasif yang dimulai dari
input sensoric walaupun mekanisme inisiasi aktif juga mempengaruhi
keadaan tidur. Faktor homeostatik (faktor S) maupun faktor sirkadian (faktor
C) juga berinteraksi untuk menentukan waktu dan kualitas tidur.45)
e. Status kesehatan
1) Penyakit Jantung
14

Menurut Kartohoesodo, Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung


akibat adanya kelainan pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi
yang mengantarkan darahke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-
rongga jantung.
Penyakit jantung koroner dalam suatu keadaan akibat terjadinya
penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner.
Penyakit jantung koroner diakibatkan oleh penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah koroner. Penyempitan atau penyumbutan
ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai
dengan rasa nyeri.44)
2) Asma
Asma akibat kerja adalah suatu penyakit yang ditandai oleh gangguan
aliran nafas dan hipereaktiviti bronkus yang terjadi akibat suatu keadaan
di lingkungan kerja dan tidak terjadi pada rangsangan diluar tempat
kerja.42)
Dalam mendiagnosis asma akibat kerja harus mencakup diagnosis asma
dan harus terdapat hubungan dengan paparan bahan ditempat kerja,
maka untuk itu dibedakan antara definisi surveilen dan definisi medis.43)
3) Tekanan darah tinggi
Usia merupakan salah satu faktor resiko hipertensi. Lebih banyak
dijumpai bahwa penderita penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi
pada usia senja. Tekanan darah adalah menunjukkan keadaan di mana
tekanan yang dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah
dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Tekanan darah dapat
dilihat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya ditunjukkan dengan
angka misalnya 120 / 80 mmHg. Angka 120 menunjukkan tekanan pada
pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi. Disebut dengan tekanan
sistolik. Angka 80 menunjukkan tekanan ketika jantung sedang
berelaksasi. Disebut dengan tekanan diastolik. Sikap yang paling baik
untuk mengukur tekanan darah adalah dalam keadaan duduk atau
berbaring.37)
Hipertensi adalah tekana darah sistolik lebih atau sama dengan
140mmHg dan tekanan darah diastolic lebih atau sama dengan
90mmHg.38)
4) Diabetes
Diabetes mellitus (DM) didefenisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat
disebabkan oleh gangguan atau defenisi produksi insulin oleh sel-sel beta
15

Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan kurang responsifnya sel


tubuh terhadap insulin.39)
Diabetes adalah suatu penyakit dimana metabolisme glukosa tidak
normal, suatu resiko komplikasi spesifik perkembangan mikrovaskular
dan ditandai dengan adanya peningkatan komplikasi perkembangan
makrovaskuler. Secara umum, ketiga elemen diatas telah digunakan
untuk mencoba menemukan diagnosis atau penyembuhan diabetes.40)
5) Liver
Hepatitis B didefinisikan sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh
Virus Hepatitis B (VHB) dan ditandai dengan suatu peradangan yang
terjadi pada organ tubuh seperti hati (Liver). Penyakit ini banyak dikenal
sebagai penyakit kuning, padahal penguningan (kuku, mata, kulit) hanya
salah satu gejala dari penyakit Hepatitis itu.41)
Terjadinya Hepatitis B disebabkan oleh VHB yang terbungkus serta
mengandung genoma DNA (Deoxyribonucleic acid) melingkar. Virus ini
merusak fungsi liver dan terus berkembang biak dalam sel-sel hati
(Hepatocytes). Akibat serangan ini sistem kekebalan tubuh kemudian
memberi reaksi dan melawan. Kalau berhasil maka virus dapat terbasmi
habis. Tetapi jika gagal virus akan tetap tinggal dan menyebabkan
Hepatitis B kronis (si pasien sendiri menjadi carrier atau pembawa virus
seumur hidupnya). Dalam seluruh proses ini liver mengalami
peradangan.41)
f. Kondisi psikologis
Kondisi psikologis berhubungan dengan kemampuan mental, waktu
reaksi, kemampuan adaptasi dan stabilitas emosi pekerja.14)
g. Sikap kerja
Sikap atau posisi tubuh dalam bekerja memiliki hubungan yang positif
dengan timbulnya kelelahan kerja. Tidak peduli apakah pekerja harus berdiri,
duduk, atau dalam sikap posisi kerja yang lain, dimana pertimbangan-
pertimbangan ergonomik yang berkaitan dengan sikap/ posisi kerja akan
sangat penting.11)
Beberapa jenis pekerjaan akan memerlukan sikap dan posisi tertentu
yang kadang-kadang cenderung untuk tidak mengenakkan. Kondisi kerja
seperti ini memaksa pekerja selalu berada pada sikap dan posisi kerja yang
tidak nyaman dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini tentu
saja akan mengakibatkan pekerja cepat lelah, melakukan banyak kesalahan,
dan menderita cacat tubuh.36)
h. Masa kerja
16

Menurut Budiono, secara garis besar masa kerja dapat dikategorikan


menjadi, yaitu:
1) Masa kerja < 6 tahun
2) Masa kerja 6-10 tahun
3) Masa kerja >10 tahun
Masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik positif maupun negatif.
Akan memberikan pengaruh positif bila semakin lama seseorang bekerja
maka akan berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya akan
memberikan pengaruh negatif apabila semakin lama bekerja akan
menimbulkan kelelahan dan kebosanan. Semakin lama seseorang dalam
bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan
oleh lingkungan kerja tersebut.11)

E. Mekanisme Kelelahan
Energi yang dibutuhkan sel pada umumnya adalah dalam bentuk Adenosin
Trifosfat (ATP). Tiap sel membuat ATP untuk keperluan energinya. Energi yang
dikeluarkan melalui proses kata bolisme sering dugunakan lagi dalam reaksi berantai
untuk membentuk ikatan berenergi tinggi ATP. ATP terutama terutama diperoleh
melalui fosforilasi oksidatif. ATP yang mengandung 3 gugus fosfat kemudian dapat
dengan mudah memindahkan energi yang dikandungnya ke ikatan kimia lain. Energi
yang terkandung dalam gugus fosfat lebih besar daripada energi yang ada dalam
ikatan kimia lain. Bila kemudia energi dibutuhkan, ikatan berenergi tinggi dalam
gugus fosfst akan dilepas melalui hidrolisis.10)
Energi yang diperoleh tersebut digunakan oleh otot untuk melakukan
kontraksi dan relaksasi. Energi pada kontraksi diperoleh dari perubahan adenosine
trifosfat (ATP) menjadi Adenosin Difosfat (ADP). Kemudia ADP diubah kembali
menjadi ATP oleh energi yang tersedia dari pemecahan glikogen. Dengan tambahan
persediaan oksigen maka pemecahan glikogen bersifat aerob yang menghasilkan
karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Bila tidak cukup tersedia oksigen, maka
oksigen akan dipecah menjadi asam laktat (glikogen anaerobic) dan kadar asam
laktat dalam darah bertambah. Akumulasi asam laktat dalam aliran darah dapat
mengurangi kapasitas kerja otot yang selanjutnya akan mengakibatkan kondisi yang
disebut kelelahan.31)
1. Teori kimia
Secara teori kimia bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat
berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya system metabolism sebagai
penyebab hilangnya efisiensi otot, sedangkan perubahan arus listrik pada otot
dan syaraf adalah penyebab sekunder.14)
2. Teori syaraf pusat
17

Yaitu melihat perubahan kimia pada otot yang mengalami kelelahan


hanyalah sebagai pemicu (trigger) bagi proses. Perubahan kimia itu
mengakibatkan dihantarkannya impuls-impuls saraf melalui saraf sensoris ke
otak yang disadari sebagai kelelahan otot. Impuls-impuls aferen ini menghambat
pusat-pusat di otak yang bertanggung jawab bagi pengendalian gerakan yang
menyebabkan frekuensi potensial kegiatan pada sel-sel saraf menjadi berkurang.
Berkurangnya frekuensi ini lebih lanjut menurunkan kekuatan dan kecepatan
kontraksi otot serta perlambatan gerakan-gerakan atas perintah kemauan.31)

F. Proses Akumulasi Kelelahan


Kelelahan yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang berlangsung secara
terus-menerus dan terakumulasi akan menyebabkan apa yang disebut dengan ”lelah
kronis”. Gejala-gejala yang tampak jelas akibat lelah kronis dapat dicirikan seperti :
1. Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang toleran
atau a-sosial terhadap orang lain.
2. Munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan.
3. Depresi yang berat, dan lain-lain.
Secara pasti datangnya kelelahan yang menimpa diri seseorang akan sulit
untuk didefinisikan secara jelas. Problematik kelelahan akhirnya membawa
manajemen untuk selalu berupaya mencari jalan keluarnya. Selain memberikan
waktu istirahat yang cukup untuk proses pemulihan (recovery) kondisi fisik yang
lelah, lamanya periode waktu kerja juga bisa memberikan dampak perubahan
terhadap efisiensi operator.
Dengan memperpendek jam kerja harian akan menghasilkan kenaikan output
per jam, sebaliknya dengan memperpanjang jam kerja harian akan memperlambat
kecepatan (tempo) kerja yang akhirnya berakibat pada penurunan prestasi kerja
perjamnya. Misalnya tidak hanya akan memberikan hasil yang meragukan, tetapi
juga akan diikuti dengan meningkatnya absen karena sakit atas rasas lelah yang
berlebihan. Jam kerja 8 jam/ hari sulit untuk dilampaui tanpa menimbulkan efek-efek
negatif terhadap fisik manusia.
Penambahan jam kerja hanya bisa ditoleransi untuk jenis-jenis pekerjaan
tertentu, ringan (non fisik) dan banyak memiliki kesempatan untuk istirahat.
Pengaturan jadwal kerja harian sebesar 8 jam per hari sudah merupakan hasil yang
optimal. Meskipun dalam hal ini pemberian waktu istirahat masih diperlukan dan bisa
disisipkan diantara kurun waktu 8 jam tersebut.

G. Dampak Kelelahan
18

Kelelahan dapat kita ketahui dari gejala-gejala atau perasaan yang sering
timbul. Ada 30 gejala kelelahan yang terbagi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu :
1. Terjadinya pelemahan kegiatan
Perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki terasa berat,
menguap, pikiran kacau, mengantuk, mata berat, kaku dan canggung dalam
gerakan, tidak seimbang dalam berdiri dan merasa ingin berbaring.
2. Terjadinya pelemahan motivasi
Merasa susah berpikir, lelah berbicara, menjadi gugup, tidak dapat
berkonsentrasi, tidak mempunyai perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk
lupa, kurang, kepercayaan, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol
sikap, dan tidak tekun dalam pekerjaan.
3. Gambaran kelelahan fisik akibat keadaan umum
Sakit kepala, kekakuan bahu, nyeri di punggung, pernafasan seperti
tertekan, haus, suara serak, merasa pening, spasme dari kelopak mata, tremor
pada anggota badan, dan merasa kurang sehat.
Oleh karenanya terjadi kecenderungan meningkatnya absenteisme
terutama mangkir kerja jangka pendek, sebabnya adalah kebutuhan untuk
beristirahat lebih banyak atau meningkatnya angka sakit.11)

H. Waktu Kerja
Yang dimaksud dengan jam kerja adalah jam waktu bekerja termasuk waktu
istirahat. Waktu istirahat merupakan hal yang mutlak yang perlu diberikan pada para
pekerja, agar dapat mempertahankan kemampuan atau kapasitas kerja, dalam
melakukan pekerjaan fisik maupun mental. Dianjurkan bahwa jam istirahat 20-39%
dari jumlah jam kerja atau paling sedikitnya adalah 15% dari jumlah jam kerja per
minggu.
Waktu kerja bagi seseorang menentukan effisiensi dan produktivitasnya.
Segi-segi terpenting bagi persoalan waktu kerja meliputi :
1. Lamanya seseorang mampu bekerja secara baik.
2. Hubungan diantara waktu bekerja dan istirahat.
3. Waktu bekerja sehari menurut periode yang meliputi siang (pagi, siang, sore) dan
malam.
Lamanya seseorang bekerja sehari secara baik pada umumnya 6-8 jam.
Memperpanjang jam kerja lebih dari kemampuan tersebut biasanya tidak disertai
effisiensi yang tinggi, bahkan ada penurunan produktivitas serta kecendrungan untuk
timbulnya kelelahan, penyakit dan kecelakaan. Dalam seminggu, seseorang
biasanya dapat bekerja dengan baik selama 40-50 jam. Lebih dari itu, terlihat
kecendrungan tumbuhnya hal-hal negatif. Makin panjang waktu kerja, makin besar
kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diingini. Jumlah 40 jam seminggu ini
dapat dibuat 5 atau 6 hari kerja. Jika diteliti suatu pekerjaan yang biasa, tidak terlalu
ringan atau berat, produktivitas mulai menurun setelah 4 jam bekerja. Maka, istirahat
setengah jam setelah 4 jam kerja terus-menerus sangat penting artinya.11)
19

I. Pengukuran Kelelahan
1. Snellen Chart
Salah satu tanda kelelahan mata adalah penurunan ketajaman mata atau
fokus pengelihatan. Tajam penglihatan dapat diukur dengan kartu Snellen, yang
merupakan deretan sasaran huruf dengan berbagai ukuran yang terpisah pada
jarak standar dari mata. Setiap hurufnya membentuk sudut 5 menit pada jarak
tertentu dan setiap baris huruf ditandai nilainya yang disesuaikan dengan
jaraknya dimana semua huruf pada baris tersebut dapat dibaca oleh mata
normal. Pemeriksaan tajam penglihatan sebaliknya dilakukan pada jarak 6 meter,
karena pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan beristirahat atau
tanpa akomodasi. Cara menentukan tajam penglihatan pada seseorang dengan
menggunakan kartu Snellen, seperti ;
a. Bila tajam penglihatan 6/6, berarti ia dapat melihat huruf pada jarak 6 meter,
yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter juga.
b. Bila pasien hanya dapat melihat huruf pada baris ydng menjukkan angka 30,
berarti tajam penglihatan pasien 6/30.
c. Bila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menuntukkan
angka 50, berarti tajam penglihatan pasien 6/50.
d. Bila tajam penglihatan 6/60, berarti pasien hanya dapat melihat pada jarak 6
meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60
meter.
e. Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen, maka
dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada
jarak 60 meter.
f. Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang
diperlihatkan pada jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam penglihatannya
3/60. Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai sampai
1/60, yang berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter.
g. Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam penglihatan
pasien yang lebih buruk dari pada 1/60. Orang normal dapat melihat gerakan
atau lambaian tangan pada jarak 300 meter. Bila pasien hanya dapat melihat
lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam penglihatannya 1/300.
h. Pasien yang hanya dapat mengenal adanya cahaya saja dinyatakan
penglihatannya 1/~.
i. Bila pasien sama sekali tidak mengenal cahaya maka dikatakan
penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta total.

J. Anatomi Mata
Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga
lapisan. Dari luar ke dalam, lapisan–lapisan tersebut adalah sklera/kornea,
koroid/badan siliaris/iris, dan retina. Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan ikat
20

yang protektif dan kuat di sebelah luar, sklera, yang membentuk bagian putih mata.
Di anterior (ke arah depan), lapisan luar terdiri atas kornea transparan tempat
lewatnya berkas–berkas cahaya ke interior mata. Lapisan tengah dibawah sklera
adalah koroid yang sangat berpigmen dan mengandung pembuluh-pembuluh darah
untuk memberi makan retina. Lapisan paling dalam dibawah koroid adalah retina,
yang terdiri atas lapisan yang sangat berpigmen di sebelah luar dan sebuah lapisan
syaraf di dalam. Retina mengandung sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor yang
mengubah energi cahaya menjadi impuls syaraf.17)
Saraf optikus atau urat saraf cranial kedua adalah saraf sensorik untuk
pengelihatan. Saraf ini timbul dari sel-sel ganglion dalam retina yang bergabung
untuk membentuk saraf optikkus. Saraf ini bergerak ke belakang secara medial dan
melintasi kanal optikus memasuki ronggakranium lantas kemudian menuju charisma
optikum. Saraf pengelihatan memiliki tiga pembungkus yang serupa dengan yang
ada pada meningen otak. Lapisan luarnya kuat dan fibrus serta bergabung dengan
sclera, lapisan tengah halus seperti arakhnoid. Sementara lapisan dalam adalah
vakuler (mengandung banyak pembuluh darah).18)
Pada saat-saat serabut-serabut itu mencapai khiasma optikum, maka
separuh dari serabut-serabut itu akan menuju ke traktus optikus sisi seberangnya,
sementara separuh lagi menuju traktus optikus sisi yang sama. Dengan perantaraan
serabut-serabut ini, maka setiap serabut nervus optikus dihubungkan dengan kedua
sisi otak. Pusat visual terletak pada visual kortex lobus oksipitalis otak. Bola mata
adalah organ pengelihatan. Bola mata terletak pada tulang orbita serta dilindungi
oleh sejumlah struktur seperti kelopak mata, alis, konjunktiva dan alat-alat lakrimal.18)
21

Gambar 2.1. Anatomi Mata

Bola mata mempunyai garis tengah kira-kira 2,5 sentimeter, bagian depannya
bening terdiri dari tiga lapisan :
1. Lapisan luar (Tunica Fibrosa)
a) Tunica fibrosa
Tunica fibrosa terdiri atas bagian posterior yang opaque atau sklera
dan bagian anterior yang transparan atau kornea. Sklera merupakan jaringan
ikat padat fibrosa dan tampak putih. Daerah ini relatif lemah dan dapat
menonjol ke dalam bola mata oleh perbesaran cavum subarachnoidea yang
mengelilingi nervus opticus. Jika tekanan intraokular meningkat, lamina
fibrosa akan menonjol ke luar yang menyebabkan discus menjadi cekung bila
dilihat melalui oftalmoskop.17)
Sklera juga ditembus oleh n. ciliaris dan pembuluh balik yang terkait
yaitu vv.vorticosae. Sklera langsung tersambung dengan kornea di depannya
pada batas limbus. Kornea yang transparan, mempunyai fungsi utama
merefraksikan cahaya yang masuk ke mata. Tersusun atas lapisan-lapisan
berikut ini dari luar ke dalam sama dengan: (1) epitel kornea (epithelium
anterius) yang bersambung dengan epitel konjungtiva. (2) substansia propria,
terdiri atas jaringan ikat transparan. (3) lamina limitans posterior dan (4)
22

endothel (epithelium posterius) yang berhubungan dengan aqueous


humour.17)
Kornea adalah bagian depan yang transparan dan bersambung
dengan sclera yang putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri dari atas
beberapa lapisan. Lapisan tepi adalah epithelium berlapis yang bersambung
dengan konjunktiva.18)
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari
saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf V. saraf siliar longus berjalan supra
koroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Boeman
melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi samapai
kepada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk
sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah
dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.19)
b) Lapisan tengah (Lamina Vasculosa)
Dari belakang ke depan disusun oleh sama dengan, choroidea (terdiri
atas lapis luar berpigmen dan lapis dalam yang sangat vaskular), corpus
ciliare (ke belakang bersambung dengan choroidea dan ke anterior terletak di
belakang tepi perifer iris) terdiri atas corona ciliaris, procesus ciliaris dan
musculus ciliaris, iris (adalah diafragma berpigmen yang tipis dan kontraktil
dengan lubang di pusatnya yaitu pupil) iris membagi ruang diantara lensa dan
kornea menjadi camera anterior dan posterior, serat-serat otot iris bersifat
involunter dan terdiri atas serat-serat sirkuler dan radier.17)
Aqueous humor mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan lensa,
keduanya tidak memiliki pasokan darah. Adanya pembuluh darah di kedua
struktur ini akan mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Aqueous
humor dibentuk dengan kecepatan 5 ml/hari oleh jaringan kapiler di dalam
korpus siliaris, turunan khusus lapisan koroid di sebelah anterior. Cairan ini
mengalir ke suatu saluran di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah. Jika
aqueous humor tidak dikeluarkan sama cepatnya dengan pembentukannya
(sebagai contoh, karena sumbatan pada saluran keluar), kelebihan cairan
akan tertimbun di rongga anterior dan menyebabkan peningkatan tekanan
intraokuler (“di dalam mata”). Keadaan ini dikenal sebagai glaukoma.
Kelebihan aqueous humor akan mendorong lensa ke belakang ke dalam
vitreous humor, yang kemudian terdorong menekan lapisan saraf dalam
retina. Penekanan ini menyebabkan kerusakan retina dan saraf optikus yang
dapat menimbulkan kebutaan jika tidak diatasi.20)
23

c) Lapisan dalam (Tunica Sensoria/retina)


Adalah lapisan saraf mata yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut,
yaitu sel-sel saraf, batang-batang dan kerucut. Semuanya termasuk dalam
konstruksi retina, yang merupakan jaringan saraf halus yang menghantarkan
impuls saraf dari luar menuju diskus optic, yang merupakan titik di mana saraf
optic meninggalkan biji mata. Titik ini disebut bintik buta, oleh karena tidak
mempunyai retina. Bagian yang paling peka pada retina adalah macula, yang
terletak tepat external terhadap diskus optic, persis berhadapan dengan
pusat pupil.18)
Retina menyusun lapisan paling dalam pada mata dan disebut
sebagai lapisan penerima cahaya. Retina ini merupakan membrane yang
lunak, ringkih dan tipis, yang pada mata hidup adalah bening. Tebalnya retina
berangsur mengecil dari 0,4 mm dekat masuknya nervus optikus sampai 0,1
mm pada ora serata yang merupakan batas depan. Retina berwarna merah
purple karena adanya visual purple (rodopsin), yang terdapat pada batang
sel, yang dengan sel kerucut membentuk lapisan luar pars optika retina.
Retina terletak antara membrane hialoidea dari badan kaca di sebelah dalam
dan di sebelah luar. Permukaan retina mempunyai satu bintik kuningatau
macula lutea, kira-kira 1mm di sisi nasal dan agak ke bawah terdapat diskus
op ikus yang agak putih yang tampak agak menonjol dan sesuai dengan
masuknya nervus optikus. Daerah ini hanya terdiri dari serabut-serabut syarat
yang tidak peka terhadap cahaya dan disebut sebagai bintik buta.21)
K. Vitamin A
Vitamin A merupakan vitamin larut lemak yang pertama kali ditemukan.
Secara luas, vitamin A merupakan nama generic yang menyatakan semua retinoid
dan precursor atau provitamin A atau karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik
sebagai retinol.10)
Vitamin A ditemukan oleh E.V. McCollum dari universitas Wisconsin (1913-
1915). Beliau juga menemukan vitamin D dan majalah Time (1915) menyebutnya
sebagai Mr. Vitamin setelah mengetahui adanya substansi baru yang mampu
mencegah xeroptalmia dan rabun senja di dalam laboratorium tikus. Dari sini
diketahui bahwa vitamin A, khususnya retinal sebagian besar memegang peranan
untuk fungsi pengelihatan. vitamin A adalah suatu Kristal kuning dan larut dalam
lemak atau pelarut lemak. Dalam makanan vitamin A terdapat dalam bentuk ester
retinil yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Di dalam tubuh, vitamin A
berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu: Retinol (bentuk alcohol),
retinal (aldehida), dan asam lemak retinoat (bentuk asam).15)
24

Vitamin A bersifat stabil pada keadaan tanpa O2, tetapi mudah teroksidasi dan
peka cahaya,. Selain itu aktivitas vitamin A akan hilang dengan suhu tinggi dan
keberadaan oksigen. Vitamin A juga bisa rusak oleh proses oksidasi dan
dehidrogenisasi, peka terhadap sinar UV dari pada sinar lainnya. 28) Pada cara
memasak biasa, vitamin A tidak akan banyak hilang, suhu tinggi saat menggoreng
dapat merusak vitamin A, begitupun oksidasi pada yang terjadi pada minyak yang
tengik. Pengeringan buah dengan matahari dan cara dehidrasi lain menyebabkan
kehilangan sebagian dari vitamin A. Ketersediaan biologic vitamin A meningkat
dengan kehadiran vitamin E dan antioksidan lain.10)
Bentuk aktif dari vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani. Pangan
nabati mengandung karotenoid yang merupakan precursor (provitamin) vitamin A. Di
antara ratusan karotenoid yang terdapat di alam, hanya bentuk alfa, beta dan gama
serta kriptosantin yang berperan sebagai provitamin A. Beta-karoten Adalah bentuk
provitamin A yang paling aktif, yang terdiri atas dua molekul retinol yang saling
berkaitan. Karotenoid terdapat pada kloroplas tanaman dan berperan sebagai
katalisator dalam fotosintesis yang dilakukan oleh klorofil. Oleh karena itu, karotenoid
paling banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau tua.10)
L. Devisiensi Vitamin A
Devisiensi vitamin A di Indonesia telah diselidiki sejak permulaan abad XX
dalam rangka penelitian kesehatan gizi para karyawan perkebunan colonial. Setelah
fungsi dan pathologi dari devisiensi vitamin A semakin banyak diketahui dan banyak
ahli yang mengadakan penelitian kesehatan gizi vitamin A, menjadi semakin jelas
bahwa kasus devisiensi vitamin A di Indonesia terdapat cukup banyak.22)
Gejala-gejala devisiensi vitamin ini yang menimbulkan kekhawatiran para ahli
kesehatan dan gizi adalah yang berhubungan dengan kondisi mata, sedangkan
gejala-gejala yang menyerang system tubuh lainnya tidak menggugah gambaran
yang menimbulkan kekhawatiran tersebut diatas. Tidak ada laporan penderita
devisiensi vitamin A yang meninggal secara jelas disebabkan langsung oleh penyakit
tersebut.22)
Devisiensi vitamin A primer disebabkan oleh kekurangan vitamin tersebut,
sedangkan defisiensi sekunder karena absorbs dan utillisasinya yang terhambat.22)

M. Absorbsi Vitamin A dan Karotin


Vitamin A diserap dari usus halus menuju pembuluh darah limfe. Sedangkan
karotin diubah dahulu di dalam dinding usus halus sebelum disepar langsung dan
sebagian disimpan dalam pembuluh limfa tetap dalam bentuk karoten sebagai
cadangan vitamin A dalam tubuh. Para ahli menganggap bahwa penyerapan ini
berjalan sangat efisien karena jarang sekali dijumpai vitamin A pada feces. Meskipun
demikian terdapat juga beberapa faktor yang mempengaruhi penyerapan vitamin A.
25

Proses penyerapan vitamin A yang paling sempurna terjadi apabila vitamin A yang
akan diserap berada dalam keadaan larut lemak, oleh karena itu konsumsi lemak
yang cukup sangat membantu penyerapan vitamin A. Meskipun tidak secara
sempurna, bentuk lain yang mudah diserap adalah vitamin A dalam bentuk emulsi,
karena itu adanya garam empedu diduga turut mempercepat proses penyerapan
lemak. Adanya zat antioksidan pada lumen usus juga sangat membantu mengurangi
kehilangan vitamin A yang rusak akibat proses oksidasi. Keberadaan parasit Giardia
Lambia dan Ascaris lumbricoides pada saluran pencernaan akan menghambat
penyerapan vitamin A dalam usus halus.23)
Absorbsi karotin dan retinol membutuhkan empedu dan cairan pancreas.
Dalam mukosa usus halus ester retinil dihidrolisis enzim pancreas menjadi retinol
dan karoten dipecah menjadi retinol. Hati sebagai tempat penyimpanan vitamin A
dapat bertaha sampai 6 bulan. Sebesar 15-30 persen karotenoid dalam darah
merupakan bentuk beta dan sisanya nonprotein disimpan dalam kelenjar lemak dan
jaringan adrenal.25)
N. Transport dan Penyimpanan Vitamin A
Di hati, vitamin A akan berikatan dengan suatu protein khusus yang disebut
RBP (Retinol Binding Protein). Ikatan inilah yang kemudian memasuki aliran darah
dan membawa vitamin A menuju jaringan yang membutuhkannya. RBP hanya dapat
meninggalkan hati jika berikatan dengan vitamin A oleh karena itu salah satu gejala
kekurangan vitamin A adalah terjadinya penumpukan RBP di dalam hati.23)
Hati secara cepat dapat mengambil vitamin A dari aliran darah dan
menyimpannya, dan secepat itu pula mampu mengirim vitamin A dalam darah selalu
konstan. Sekitar 90% vitamin A dalam tubuh disimpan di hati dan selebihnya
disimpan dalam lemak tubuh, dan dalm jumlah sedikit vitamin A juga dijumpai di
ginjal dan paru-paru. Selain tergantung pada kualitas dan kuantitas vitamin A yang
dikonsumsi, serta efisiensi penyerapannya, kemampuan tubuh menyimpan vitamin A
cenderung meningkan sejalan dengan penambahan usia. Dalam keadaan normal
hati orang dewasa mampu menyimpan sampai dengan 600.000 IU atau kira-kira
sama dengan kebutuhan vitamin A untuk jangka 4 bulan.23)
Berbeda dengan vitamin A, karotin disimpan dalam tubuh di dalam jaringan
adopposa (lemak tubuh). Pengeluaran vitamin A dari dalam tubuh adalah terutama
melalui feces dan hanya sedikit saja yang dikeluarkan melalui urin.23)
O. Metabolisme Vitamin A
Vitamin A yang di dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk
ester retinil, bersama karotenoid bercampur dengan lipida lain di dalam lambung. Di
dalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil dihidrolisis oleh enzim-enzim pancreas
esterase menjadi retinol yang lebih efisien diabsorbsi daripada ester retinil. Sebagian
26

dari karotenoid, terutama betacaroten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus di
pecah menjadi retinol.10)
Retinol di dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan
membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili
dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui system limfe ke
dalam aliran darah menuju hati. Dengan konsumsi lemak yang cukup, sekitar 80-
90% ester retinil dan hanya 40-60% karotenoid yang di absorbsi. Hati berperan
sebagai tempat menyimpan vitamin A yang utama di dalam tubuh. Dalam keadaan
normal, Vitamin A dlam hati dapat bertahan hingga 6 bulan. Bila tubuh mengalami
kekurangan konsumsi vitamin A, asam retinoat diabsorbsi tanpa perubahan. Asam
retinoat merupakan sebagian kecil vitamin A dalam darah yang aktif dalam
deferensiasi sel dan pertumbuhan.10)
Bila tubuh memerlukan vitamin A dimobilisasi dari hati dalam bentuk retinol
yang diangkut oleh Retinol Binding Protein (RBP) yang disintesis oleh hati.
Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada reseptor permukaan
membran yang spesifik untuk RBP. Retinol kemudian diangkut oleh membran sel
untuk kemudian dikaitkan pada Celluler Retinol Binding Protein (CRBP) dan RBP
kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan di
dalam sel epitel sebagai asam retinoat.10)
Semula orang menganggap bahwa perubahan karotin menjadi vitamin A
terjadi di hati, karena organ tubuh ini yang paling banyak mengandung vitamin A.
Tapi akhirnya hipotesa in gugur ketika para ahli mencoba memberikan karotin secara
subkutan, ternyata tidak banyak karotin yang di ubah menjadi vitamin A. Oleh karena
itu para ahli berkesimpulan bahwa perubahan ini terjadi di dinding usus halus.
Pendapat ini diperkuat oleh suatu percobaan penyuntikan beta karotin langsung ke
dalam aliran darah. Tenyata karotin tersebut tetap berada dalam aliran daran dalam
bentuk emulsi. Perubahan karotin menjadi vitamin A tenyata juga di pengaruhi oleh
tingkat konsumsi protein. Kasus kekurangan vitamin A banyak terjadi di negara
berkembang dimana karotin merupakan sumber utama vitamin bagi mereka, dan
biasanya mereka tidak mengkonsumsi protein dalam jumlah yang cukup.23)

P. Fungsi Vitamin A
Vitamin digunakan tubuh dalam jumlah yang sedikit tetapi tidak satupun
golongan gizi lain yang dapat menggantikannya. Beberapa peranan penting yang
sebenarnya dari beberapa vitamin tetap tidak diketahui, tetapi vitamin bekerja satu
sama lain dan denngan zat gizi lainnya dalam memperlancar fungsi tubuh secara
normal.26)
27

Vitamin A memiliki peranan sebagai pemelihara jaringan epitel, sebagai faktor


pertumbuhan, reproduksi, perkembangan tulang, kekebalan, mengurangi angka
kesakitan, kematian pada anak dan untuk proses pengelihatan.24)
Peranan vitamin A dalam proses pengellihatan adalah sebagai berikut. Retina
pada mata mengandung dua jenis sel yang berfungsi sebagai sel penerima cahaya
(fotoreseptor). Yang satu sangat peka terhadap cahaya yang mempunyai intensitas
rendah, sel tersebut dinamakan “rhod” dan berfungsi untuk melihat dalam keadaan
remang-remang. Sedangkan sel lainnya yang sangat peka terhadap cahaya dengan
intensitas tinggi, diberi nama “cone” dan berfungsi untuk melihat pada keadaan
terang benderang. Cone pada retina ini pula yang menyebabkan dunia kita ini
menjadi penuh warna. Pada sel rhod terdapat satu pigmen yang disebut rhodopshin,
demikian juga pada sel cone terdapat juga pigmen yang dierinama iodopsin. Kedua
pigmen ini ternyata tersusun oleh suatu pigmen protein yang berikatan dengan fraksi
vitamin A (dalam bentuk retinal) dengan protein pengikat yang berlainan. Pada sel
rhod protein yang berikatan dengan retinal disebut opsin. Proses pengelihatan pada
manusia dapat diterangkan dengan proses berikut., jika ada suatu cahaya yang
masuk ke mata dan mengenai retina, maka ikatan antara retinal dan opsin terlepas,
sementara itu susunan atom-atom pada struktur molekul retinal mengalami
perubahan formasi menjadi trans retinal. Pada saat ini sel rhod berada pada
keadaan tidak aktif. Kita melihat dengan bantuan sel cone yang mampu
membedakan warna dan menangkap cahaya dengan intensitas tinggi. Sebaliknya
dalam keadaan gelap, maka akan terjadi lagi pembentukan rhodopsin. Trans retinal
akan mengalami perubahan struktur lagi menjadi cis retinal, sehingga dapat
berikatan dengan opsin membentuk rhodopsin. Adanya pigmen rhodopsin ini
membuat sel rhod yang sangat peka terhadap cahaya dengan intensitas rendah
menjadi aktif, sehingga mata kita tetap dapat melihat meskipun keadaan gelap.
Perubahan struktur retinal pada saat tidak berikatan dengan dengan opsin (dari
normal ke trans, kemudian ke cis retinal) menyebabkan sejumlah retinal rusak oleh
karena itu selalu membutuhkan cadangan sebagai penggantinya. Jika seseorang
berada di tempat yang gelap untuk beberapa saat, maka praktis seluruh retinal dan
opsin pada sel rhod akan berubah menjadi rhodopsin. Terjadinya penumpukan
rhodopsin membuat sel rhod secara otomatis meningkatkan kepekaanya terhadap
cahaya dengan intensitas sekecil apapun. Itulah sebabnya kita tetap bisa
melihat/menonton film di gedung bioskop meskipun system pencahayaan disana
lemah sekali. Itu pula yang menyebabkan kita baru keluar dari gedung bioskop,
untuk beberapa saat kita tidak bisa melihat apapun karena sel rhod memang tidak
peka terhadap cahaya yang berintensitas tinggi. Demikian pula sebaliknya. Akibatnya
28

kepekaan mata kita kita akan berkurang apabila kita secara tiba-tiba beralih ke
ruangan yang gelap ke terang atau sebaliknya.23)
Buta senja merupakan gejala kekurangan vitamin A yang paling cepat
diketahui. Pada kekurangan vitamin A, maka kadar vitamin A dalam darah menurun,
akibatnya hanya dijumpai sedikit vitamin A dan retinal pada retina mata. Hal ini
menyebabkan orang yang menderita kekurangan vitamin A tidak bisa melihat pada
malam hari sebab pada keadaan gelap, retina membutuhkan vitamin A dan retinal
dalam jumlah banyak untuk berikatan dengan opsin membentuk rhodopsin yang
berfungsi mengaktifkan sel rhod. Akibatnya pada kekurangan vitamin A rhodopsin
sukar terbentuk, inilah yang menyebabkan orang tersebut tidak peka terhadap
cahaya yang berintensitas rendah.23)

Q. Sumber Vitamin A
Vitamin A ditemukan dalam bahan makanan yang berlemak. Provitamin A
adalah pigmen berwarna kuning. Asam retinoat tidak dapat dirubah menjadi retinol,
sementara retinal dapat saling berubah dengan retinol, Selanjutnya retinol dapat
saling berubah menjadi vitamin A.27) Makanan yang mempunyai sumber vitamin A
antara lain, minyak ikan, hati, mentega, susu, keju, sayuran berdaun hijau tua,
sayuran dan buah berwarna kuning (wortel, pepaya dan mangga).24)
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karoten terutama
didalam pangan nabati. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (di dalam
lemaknya) dan mentega. Margarin biasanya diperkaya vitamin A. Karena vitamin A
tidak berwarna, warna kuning dalam kuning telur adalah karoten yang tidak diubah
menjadi vitamin A. Minyak hati ikan digunakan sebagai sumber vitamin A yang
diberikan untuk keperluan penyembuhan.10)
Sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau tua serta sayuran dan buah-
buahan yang berwarna kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang,
kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, papaya,
mangga, nangka masak dan jeruk. Minyak sawit yang berwarna merah kaya akan
karoten. Kandungan vitamin A beberapa bahan makanan yang dinyatakan dalam
retinol ekivalen dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 2.2. Nilai vitamin A berbagai bahan makanan (retinol ekuivalen (RE) µg/100g)10)

Bahan makanan RE Bahan makanan RE


Hati sapi 13170 Daun katuk 3111
Kuning telur bebek 861 Sawi 1940
Kuning telur ayam 600 Kangkung 1890
Ayam 243 Bayam 1827
Ginjal 345 Ubi jalar merah 2310
Ikan sardine (kaleng) 250 Mentega 1287
Minyak ikan 24000 Margarine 600
29

Minyak kelapa sawit 18000 Susu bubuk “full cream” 471


Minyak hati ikan hiu 2100 Keju 225
Wortel 3600 Susu kental manis 153
Daun singkong 3300 Susu segar 39
Daun pepaya 5475 Mangga masak pohon 1900
Daun lamtoro 5340 Pisang raja 258
Daun tales 3118 Tomat masak 450
Daun melinjo 3000 Semangka 177

R. Akibat kekurangan Vitamin A


Kekurangan vitamin A pada mata dapat menyebabkan kelainan pada mata,
Perasaan lelah di mata, pening, pusing dan rabun senja (niktalopia). Penderita buta
senja tidak bisa mellihat dalam keadaan gelap. Apabila gejala buta senja tidak
tertanggulangi maka akan muncul gejala lebih lanjut yaitu serosis konjungtiva
(pengeringan selaput bening yang menutupi bagian depan bola mata), atau bisa juga
muncul bercak pada mata yang disebut bitot spot. Tanda klinis lainnya yang lebih
serius adalah pengeringan pada kornea mata (kornea serosis). Kornea mata menjadi
keruh, kering dan melunak. Pengobatan yang cepat dan dapat memulihkan mata
secara total, tetapi jika terlambat orang tersebut akan mengalami buta total.
Keseluruha gejala yang terjadi pada mata akkibat kekurang vitamin A secara umum
disebut seroftalmia.23)
Tanda-tanda kekurangan terlihat bila simpanan tubuh habis terpakai.
Kekurangan vitamin A dapat merupakan kekurangan primer akibat kurang konsumsi,
atau kekurangan sekunder karena gangguan penyerapan dan penggunaannya
dalam tubuh, kebutuhan yang meningkat, ataupun karena gangguan pada konversi
karoten menjadi vitamin A. kekurangan vitamin A sekunder terjadi pada penderita
Kurang Energi Protein (KEP), penyakit hati, alfa, beta-lipoproteinemia, atau
gangguan absorbs karena kekurangan asam empedu.10)
Salah satu tanda awal kekurangan vitamin A adalah buta senja (niktalopia),
yaitu ketidak mampuan menyesuaikan pengelihatan dari cahaya terang ke cahaya
samar-samar, seperti memasuki kamar gelap dari kamar terang. Konsumsi vitamin A
yang tidak cukup menyebabkan simpanan tubuh menipis, sehingga kadar vitamin A
darah menurun yang berakibat vitamin A tidak cukup diperoleh retina mata untuk
membentuk pigmen pengelihatan rhodopsin. Kemampuan melihat dalam keadaan
samar-samar, dihubungkan dengan ujung-ujung saraf (rhod dan cone) yang terdapat
pada retina. Cone terutama berperan dalam cahaya siang dan membedakan warna
sedangkan rhod mengontrol pengelihatan pada malam hari.10)
S. Akibat Kelebihan Vitamin A
Kelebihan konsumsi vitamin A menyebabkan urin berwarna kuning. Di
samping itu, kulit, muka dan telapak tangan kelihatan kuning. Kelebihan vitamin A
menurunkan efisiensi penyerapan vitamin E. Gejala keracunan terjadi bila
30

mengkonsumsi vitamin A dalam rjumlah berlebihan. Batas ambang konsumsi


keracunan vitamin A adalah sekitar (50.000 IU) dan 20.000 IU retinol (dalam bentuk
retinol, 13-cis retinoic acid atau retinylester) masing-masing untuk orang dewasa dan
anak-anak, termasuk bayi. Pengaruh negatif keracunan vitamin A antara lain cepat
lelah, berkurang nafsu makan, sakit kepala, muntah, kerontokan rambut, kulit kering,
nyeri tulang dan pembesaran hati. Batas aman konsumsi vitamin A pada pria dewasa
24)
adalah sekitar 30.000 IU per hari. Sedangkan angka kecukupan gizi yang
dianjurkan untuk konsumsi vitamin A pada pria dewasa usia 20-59 tahun adalah
7000 IU dan untuk usia 60 tahun lebih 6.000 IU23).
Salah satu akibat yang paling berbahaya pada pemberian vitamin A yang
berlebihan adalah adanya peningkatan tekanan rongga otak. Hal ini sering dijumpai
pada anak-anak dan remaja. Gejala peningkatan tekanan rongga otak ditandai
dengan gejala pening, mual, sakit kepada, dan timbul rasa kantuk yang hebat.23)

T. Waktu Penyerapan Terbaik Vitamin


Banyak jenis vitamin, yang penyerapannya paling baik dikonsumsi setelah
makan. Vitamin tersebut adalah yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K,
karena membutuhkan lemak untuk penyerapannya. Jadi, segera konsumsi suplemen
vitamin tersebut setelah Anda mengonsumsi makanan berlemak.
Lalu, untuk vitamin C hanya bekerja selama beberapa jam dalam aliran
darah. Untuk itu, konsumsi vitamin C perlu diulang setiap tiga jam agar mendapatkan
hasil maksimal. Jadi, dosis suplemen vitamin C yang diperlukan tiap hari bisa dibagi
tiga. Vitamin stimulasi seperti vitamin C, sebaiknya jangan dikonsumsi sebelum tidur,
karena akan membuat Anda justru terjaga.
Untuk suplemen serat, paling tepat dikonsumsi pada pagi hari. Serat akan
diserap usus dengan baik saat pagi hari karena usus bebas dari pekerjaan mengolah
makanan. Hal yang penting untuk diketahui adalah serat dapat menyebabkan vitamin
tidak terserap tubuh, karena berfungsi sebagai lapisan ke usus.
Untuk itu, konsumsi vitamin sebelum mengonsumsi serat. Untuk probiotik,
sebaiknya dikonsumsi 20 menit sebelum makan. Karena, probiotik bisa membantu
proses pencernaan.16)

Anda mungkin juga menyukai