Anda di halaman 1dari 4

[Vol : Issue : Month, Year] E-ISSN : 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

The International Journal of Health, Education and Social


(IJHES)

ANALISIS PERBEDAAN PERILAKU PETANI BAWANG DALAM PENGGUNAAN


PESTISIDA SECARA AMAN DAN SEHAT DI BIMA, INDONESIA
Erwin1, Hanifa Maher Denny2, Yuliani Setyaningsih2
1,2,3Diponegoro University, Jl. Prof. Sudarto, Semarang, Indonesia
Email : ewonkxx58@gmail.com

Article details:
Received: dateth month, year
Revision: ddnd mm, xxx
Keywords: edukasi petani, : aman dan sehat, :bekerja
Accepted: ddnd mm, xxx dengan pestisida, :buku saku petani, :petani bawang.
Published: ddnd mm, xxx

Tujuan penelitian :
Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis
perbedaan perilaku
(pengetahuan, sikap dan
praktik) petani bawang
sebelum dan setelah
dilakukan edukasi dengan
duan kelompok perlakuan
(kelompok buku saku dan
kelompok tanpa buku saku
Temuan Penelitian :
Kesimpulan : containing the
research objectives, the
research findings and the
main conclusion. Abstract
should be no more than 250
words and one paragraph
only. Use book antiqua, 12 pt

www.ijhes.com
[Vol : Issue : Month, Year] E-ISSN : 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

The International Journal of Health, Education and Social


(IJHES)

Introduction (Time New Roman12 pt Bold)


Penggunaan pestisida yang tidak terkendali akan berdampak pada kesehatan. Banyak
petani dalam melakukan penyemprotan tidak memperhatikan arah angin dan banyak yang
melakukan penyemprotan sambil makan dan minum. Pemakaian APD seperti sarung tangan,
sepatu pengaman, pakaian pelindung dan kacamata saat melakukan penyemprotan sangat
penting untuk mengurangi kontak manusia dengan bahan kimia. Faktor penting lain yang
berhubungan dengan keracunan pestisida adalah pembuangan wadah setelah penggunaan,
sebaiknya wadah setelah digunakan dibuang dengan aman di dalam lubang yang digali dan
menguburnya (Oyekale, 2018).
Risiko pajanan yang tinggi pada pekerja dengan pestisida di negara berpenghasilan
rendah dan menengah berdampak negatif terhadap kesehatan mereka (Andrade-Rivas & Rother,
2015). Efek negatif tersebut jika tidak ditangani dengan benar akan berpengaruh pada kesehatan
manusia (Mubushar, Aldosari, Baig, Alotaibi, & Khan, 2019). Untuk mengurangi dampak
tersebut salah satu caranya yakni dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sebagai
komponen penting dari perilaku keselamatan (Rezaei, Seidi, & Karbasioun, 2019).
Risiko paparan pestisida sangat terkait dengan perilaku petani ketika bekerja dengan
pestisida. Adanya pemahaman yang rendah tentang perilaku keselamatan petani dan
determinannya, terutama di negara-negara berkembang juga merupakan penyebab tingginya
paparan pestisida pada petani (Sharifzadeh, Abdollahzadeh, Damalas, Rezaei, & Ahmadyousefi,
2019).
Sebagai negara agraris, penggunaan pestisida di Indonesia cukup tinggi. Pada tahun 2006
tercatat sekitar 1.336 formulasi dan 402 bahan aktif pestisida telah didaftarkan untuk
mengendalikan hama di berbagai komuditas. Hasil penelitian Pesticide Action Network Asia and
the Pasific (PNAP) tentang bahaya pestisida di Wonosobo, pada Agustus-Oktober 2008
menunjukan bahwa 6 orang yang terdiri dari 2 orang perempuan dan 4 orang laki-laki dari 100
responden mengalami gangguan kesehatan (Yuantari et al., 2015).
Nusa Tenggara Barat (NTB) menempati posisi ke empat dari 10 besar daerah penghasil
bawang merah. Salah satu penghasil bawang merah di Provinsi NTB adalah Kabupaten Bima. 13
kecamatan dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Bima merupakan daerah penghasil bawang
merah. Potensi lahan untuk pengembangan bawang merah di Kabupaten Bima memiliki potensi
hasil produksi setiap tahunnya berkisar antara 98.000-130.000 ton/tahun, musim tanam I dimulai
pada bulan Januari sampai pertengahan Februari dan dipanen pada bulan Maret. Musim tanam II
dimulai pada bulan April selanjutnya dipanen pada bulan Juni dan musim tanam III dilakukan
pada bulan Juli, dipanen pada bulan September. Musim tanam di Kabupaten Bima memiliki
frekuensi lebih dari dua kali dalam satu tahun, hal ini mengakibatkan peningkatan penggunaan
pestisida (Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2013).
Kecamatan Sape merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bima dengan areal
pertanian yang luas dan produksi bawang terbesar. Kecamatan Sape terdiri dari 18 desa dengan
jumlah penduduk sebanyak 57.330 jiwa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian
petani sebesar 90% dari penduduk berusia 15 – 64 tahun. Petani perempuan di Kecamatan Sape
memiliki peran yang sama dengan petani laki-laki (Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara
Barat, 2013).
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara pada petani pada tanggal 28 April 2017,
diperoleh : Pertama, petani bawang merah di Kecamatan Sape Kabupaten Bima. Kedua,

www.ijhes.com
[Vol : Issue : Month, Year] E-ISSN : 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

The International Journal of Health, Education and Social


(IJHES)

penyemprotan dilakukan satu sampai dua kali dalam sehari yaitu pada pagi atau sore hari.
Ketiga, penyemprotan dilakukan sampai bawang merah akan dipanen atau setelah dipanen.
Keempat, dari 15 orang petani yang diamati, diketahui bahwa petani yang sedang menggunakan
pestisida atau melakukan penyemprotan tersebut sebanyak 85% tidak mengenakan Alat
Pelindung Diri (APD). Sebanyak 15% petani menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), tetapi
Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan tidak sesuai dengan peraturan dari Depkes RI. Pada
saat melakukan aktivitas penyemprotan, petani melakukanya sambil merokok. Data dari
Puskemas Pembantu (Pustu) di Desa Parangina, setiap tahun sekitar 0,24% yang berobat ke
Puskemas Pembantu diduga mengalami keracunan pestisida.
Berdasarkan hasil pengamatan pada petani di lokasi penelitian, diketahui bahwa terdapat
perilaku tidak sehat pada petani seperti merokok setelah melakukan penyemprotan, tidak
mencuci tangan dengan sabun setelah kontak dengan pestisida, tidak memperhatikan arah angin
pada saat melakukan penyemprotan, hasil panen ditampung dirumah dimana rumah tersebut
dihuni oleh anggota keluarga termasuk ibu hamil dan bayi balita. Data dari Puskesmas
Pembantu (PUSTU) setempat menunjukkan setiap tahun terdapat sekitar 0,24% petani yang
diduga mengalami keracunan pestisida.
Pelaksanan pelatihan merupakan salah satu upaya intervensi untuk mengurangi paparan
pestisida pada petani. Pelatihan memberikan pengetahuan terkait bahaya, langkah-langkah
pengendalian, praktik kerja aman, penggunaan alat pelindung diri yang tepat serta prosedur
darurat dan tindakan pencegahan. Studi kualitatif menjelaskan dampak intervensi kesehatan kerja
di Indonesia menurut perspektif para pemangku kepentingan dan pelaku program kesehatan
kerja, dari studi tersebut hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan
kesehatan kerja di kalangan pekerja dan petugas kesehatan, peningkatan kesadaran akan bahaya
di tempat kerja, peningkatan keterlibatan dalam layanan kesehatan kerja, peningkatan komitmen
politik oleh pemerintah daerah dan peningkatan partisipasi pekerja dalam promosi kesehatan
kerja (Denny, 2012).
Oleh karena itu, peneliti sangat menganggap perlu dilakukan edukasi tentang penggunaan
pestisida secara aman dan sehat bagi pekerja di sektor pertanian, sehingga diharapkan para petani
bisa memberikan informasi atau contoh yang benar pada petani yang lain yang tidak
mendapatkan edukasi. Pada penelitian ini, terdapat dua kelompok yang akan diberi perlakuan.
Kelompok A dengan edukasi melalui media buku saku tentang penggunaan pestisida secara
aman dan sehat, kelompok B dengan edukasi tanpa menggunakan media buku saku. Peneliti
membuat sebuah pertanyaan yakni adakah perbedaan perilaku (pengetahuan, sikap dan praktik)
pada petani di kedua kelompok sebelum dan setalah diberikan edukasi? Peneliti yakin bahwa
pertanyaan penelitian ini begitu penting untuk dijawab karena ini akan menjadi temuan dan
menjadi rekomendasi bagi intsansi terkait dalam menyusun sebuah rencana edukasi terhadap
petani khususnya petani bawang di Kabupaten Bima. Manfaat lainnya bagi peneliti berikutnya
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait pengaruh dari sebuah edukasi terhadap perilaku
petani khususnya petani bawang.

Methods
Jenis penelitian ini adalah Quasi-Experiment, dengan alur penelitian sebagai berikut :
metode atau pendekatan, teknik pengumpulan data, informan / responden, uji validitas data dan
analisis data yang digunakan.
Provide sufficient details to explain the research process which includes the type of
research, method or approach, data collection technique, informant / respondent, data validity
test and data analysis used.

Results (or Results and Discussion)

www.ijhes.com
[Vol : Issue : Month, Year] E-ISSN : 2410-5171 | P-ISSN 2415-1246

The International Journal of Health, Education and Social


(IJHES)

Results should be clear and concise.

Discussion (Time New Roman12 pt Bold)


In this section you may discuss every aspect of the issue one by one. It is necessary to
build argument and to provide original data discussed and compared to research and works of
other scholars. The way to discuss an issue here is by combining the data and the discussion.
The discussion is highlighted in the title and subtitles of this section. In addition, this
section should significantly explore the research findings without redundant and long direct
quotation.

Conclusion and Recommendation

Add text here

References (Alphabetical order)

Theerasasawat, S. (1993). Reports of research on the economic, social and cultural development of
the North-Isan and Middle-Isan of the Northeast region, Thailand: before and after the
development of the the national economic development plan. (Research report). Khon
Kaen, Thailand: Faculty of Humanities and Social Sciences, Khon Kaen University.

Submission items

Cover letter. Authors should be confirm that the work is original and has not been published elsewhere nor is it
currently under consideration for publication elsewhere. Please explain in your own words the significance and
novelty of the work, the problem that is being addressed, and why the manuscript belongs in this journal.

Title page. The title page must be included: title, full name, full sure name, address, keywords, E-mail.

English Manuscript. The manuscript must be an original copy typed. The use of language must meet written
publication standards. Double line space all components of the manuscript except tables, using 12 point Times
New Roman. Type on one side of A4 paper. Use one inch margins. Number all pages. Each double spaced article
must not exceed 15 typed pages. Abstracts should be no longer than 250 words.

Submission (Submit article to : editor@ijhes.com; editor.ijhes@gmail.com


www.ijhes.com

Anda mungkin juga menyukai