PENDAHULUAN
1
Tetapi meskipun begitu tentu saja negara maju masih mengenal pertanian,
walaupun hanya sebagian kecil saja, tetapi perbedannya terletak pada peralatan
dan teknologi yang digunakan. Pertanian di negara maju menggunakan alat-alat
modern untuk aktivitas bertani.
2
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika merupakan isi yang ada di dalam penelitian yang akan dilakukan.
Adapun sistematika penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN Bab ini memuat tentang latar belakang negara
maju, berkembang, dan miskin, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
sistematika penulisan.
BAB II : PEMBAHASAN Bab ini menguraikan pembahasan hasil penelitian
mengenai sejarah dan bentuk pemerintahan negara maju, berkembang, dan
miskin, sistem ekonomi negara maju, berkembang, dan miskin, pencapaian
ekonomi negara maju, berkembang, dan miskin, kebijakan fiskal dan moneter
negara maju, berkembang, dan miskin, penganguran dan kemiskinan negara
maju, berkembang, dan miskin, perdagangan dan hubungan luar negeri negara
maju, berkembang, dan miskin.
BAB III : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Biasanya, Perdana Menteri Polandia adalah pemimpin koalisi terbesar di Majelis
Rendah Parlemen Polandia atau Sejm.
Dan Guinea merupakan negara kecil terbelakang yang terletak di Afrika
Barat, yang semula negara Guinea ini dikenal dengan sebutan Guinea Perancis.
Guinea beribukota di Conakry, Conakry adalah ibukota
sekaligus kota terbesar Guinea. Penduduknya berjumlah 731.000 jiwa
dipenghujung tahun 1988 dan 2.000.000 jiwa pada tahun 2007.
Daerah yang kini dipanggil Guinea merupakan sebuah negara bagian yang
berbentuk Republik sehingga sering disebut dengan "Republik Ghana" pada
sekitar tahun 900 Masehi.
Setelah kemerdekaan, Guinea diperintah oleh seorang yang berkarakter
pemerintahan diktator yaitu Ahmed Sékou Touré. Touré pada umumnya mengejar
dasar-dasar ekonomi sosialisme dan menumpas pemberontakan serta kebebasan
berpendapat, tanpa banyak mengambil tentang hak asasi manusia.
Rusia sebagai negara yang terbesar berdasarkan luas wilayahnya ini juga
memiliki sumber daya alam yang berlimpah, sumber daya alam tersebut berupa
minyak bumi, gas, logam dan kayu
5
yang tinggi. Perekonomian Polandia dihasilkan dari sektor pertanian,
pertambangan, perikanan, kehutanan dan industri.
Hasil dari sektor pertanian yang menjadi unggulan adalah kentang, buah,
sayur, dan gandum. Sedangkan pada sektor peternakan, Daging sapi, telur ayam,
dan unggas yang menjadi unggulan maka tidaklah heran jikalau Polandia
merupakan salah satu negara pemasok utama daging sapi di benua Eropa.
6
Sehingga akibat dari kegagalan ini para petani mulai menolak berbagai
eksperimen dibidang modernisasi.
7
hingga 2017. Hampir setiap tahun pertumbuhan ekonominya melebihi 3%.
Pendapatan Domestik Bruto Polandia adalah sebesar US$ 1,111 triliun pada tahun
2017 dengan Pendapatan Perkapita sebesar US$29.300,-. Industri-industri yang
menjadi tulang punggung perekonomian Polandia adalah industri permesinan, besi
dan baja, pertambangan batu bara, industri kimia, perkapalan, kaca, tekstil,
pengolahan makanan dan minuman.
Selanjutnya Guinea Sebagai salah satu negara dengan GDP per kapita
terendah, lebih dari dua-pertiga penduduk Guinea hidup di bawah garis
kemiskinan. Perekonomiannya terutama hanya bergantung pada pertanian,
perikanan, kacang mete, dan kacang tanah sebagai ekspor utama.
Setelah merdeka dari Portugal pada tahun 1974 karena Perang kolonial
portugis dan Carnation revolution, exodus rakyat portugis, militer, dan otoritas
politik telah membawa pada kerusakan yang luar biasa bagi infrastruktur ekonomi
negara, tatanan sosial, dan kehidupan dinegara itu.
8
Cadangan dana dalam bentuk Dana Stabilisasi membantu Rusia untuk
bertahan dalam krisis keuangan global, dalam kondisi yang jauh lebih baik
daripada yang banyak diperkirakan para ahli. Selain itu, adanya kebijakan pajak
yang simpel (2001), mampu meningkatkan pendaptan negara dari sektor tersebut.
Berdasarkan data yang didapat dari Bloomberg, Rusia dianggap lebih maju
ketimbang negara kaya sumber daya alam lainnya, dengan tradisi pendidikan,
sains, dan industri yang baik. Negara ini tercatat memiliki tingkat lulusan
perguruan tinggi paling bagus diantara negara lainnya di Eurasia (Eropa dan
Asia).
Polandia pernah berubah dari negara sosialis menjadi negara liberalis sejak
Polandia bergabung dengan Uni Eropa. Pada saat itu Polandia merupakan negara
yang paling tidak menjanjikan di daratan Eropa, tertinggal jauh dengan Republik
Ceko dan Slovenia. Namun pada tahun 1989 saat berakirnya Tirai Besi reputasi
perekonomian Polandia dikenal “sakit”. Namun 20 tahun kemudian di tengah
krisis ekonomi dan keuangan global, reputasi Polandia berubah menjadi “Macan
Eropa Timur”. Begitupula dengan krisis yang melanda Eropa menjadi berkah
tersendiri bagi Polandia sebab perekonomian Polandia tetap meningkat hingga
15,8 persen pada tahun 2008 dan tahun 2011. Namun berkat dilakukannya
kebijakan Fiskal, pelaksaan kebijakan Moneter yang ketat dipadu dengan
reformasi pasar secara kilat serta keuangan Polandia yang cemerlang, tingkat
utang yang rendah serta tersedianya pasar yang luas bagi konsumen domestik,
Mampu menjadikan Polandia satu-satunya negara di Uni Eropa yang tidak
terimbas krisis terparah pada 2009. Indikator ini mampu membentuk Polandia
menjadi negara berkembang yang memiliki progress pembangunan dengan
indikator baik dari berbagai sektor terutama pada sektor perekonomian.
9
Dalam hal ini kebijakan pemerintah yang sangat terlihat pada titik balik
perekonomian Polandia adalah saat Polandia bergabung dengan Uni Eropa pada
tahun 2004 adalah dengan menempuh kebijakan liberalisasi ekonomi pada lebih
dari 2000 perusahaan nasional dengan 85% saham berada di tangan perseorangan
dimulai pada tahun 1999 hingga saat ini. Perubahan fundamental yang terjadi
pada struktur perekonomian membawa dampak baik bagi inovasi Polandia.
Kemajuan perekonomian Polandia sejak 1999 hingga saat Ini menunjukan
kematangan yang membawa Polandia masuk sebagai negara Uni Eropa yang siap
terintegrasi pada pasar global sehingga Polandia dianggap berhasil untuk
mengimplikasikan mottolaissez faire-laissez passer milik Adam Smith.
Lalu Guinea pertama kali mengalami inflasi pada tahun 1987 , dengan
tingkat inflasi sebesar 33,7% yang tergolong kedalam inflasi berat. Adapun yang
menjadi penyebabnya karna saat itu termasuk periode panjang terjadinya
ketidakstabilan politik yang menyebabkan aktivitas ekonomi tertekan,
memburuknya kondisi sosial, dan meningkatkan ketidakseimbangan makro-
ekonomi.
10
Dan di Polandia Menurut ekonom OECD Balazs Egert, reformasi buruh
seperti membatasi pensiun dini seiring dengan ledakan kelahiran bayi Polandia
pada 1980an telah meningkatkan partisipasi ketenagakerjaan dan mendorong
pengangguran. “Jika Anda menciptakan lapangan kerja baru, pekerjaan-pekerjaan
ini diimbangi dengan peningkatan besar dalam angka partisipasi,” kata Egert.
Tingkat pengangguran Polandia mencapai 12,6% pada Mei, turun 0,3% dari April,
namun jauh lebih tinggi dibanding rata-rata tahunan 2011 yang mencatat 9,6%.
Kaum muda yang paling merasakan dampak krisis lapangan kerja. Menurut studi
terbaru OECD, 1 bahkan lebih dari 5 anak muda menganggur. Tingkat
pengangguran anak muda melonjak hingga 26,7% pada Maret dari 18,5% di
Desember 2007. Ada peningkatan kekhawatiran bahwa kaum muda ini akan terus
menganggur selamanya. Ditambah dengan fakta produsen besi baja kelas dunia,
Arcelor Mittal mengumumkan PHK massal untuk kawasan Eropa Timur yang
mempengaruhi 1.000 pekerja di Polandia. Krisis utang zona Eropa yang terus
memburuk dan lambatnya pertumbuhan ekonomi memaksa produsen besi baja
untuk menghentikan atau mengurangi produksinya. Kekurangan pekerjaan dan
upah rendah memicu eksodus massal pekerja dari Polandia ke negara-negara
Eropa Barat seperti Jerman dan Austria. Hal ini menyebabkan diterapkannya
pembatasan pekerja Eropa Timur untuk memasuki pasar kerja mereka tahun lalu.
Upah bulanan rata-rata Polandia pada 2011 adalah US$ 1.215 atau hanya
sepertiga dari upah kerja di Jerman.
11
sebagai anggota PBB dan anggota beberapa lembaga yang berada di bawah PBB,
Rusia juga merupakan anggota dari organisasi internasional seperti APEC,
BRICS, Interpol dan organisasi internasional lainnya.
Di hubungan luar negeri, Republik Polandia merupakan negara anggota
PBB dan juga negara anggota beberapa lembaga internasional yang berada
dibawah PBB. Polandia masuk sebagai anggota NATO pada tahun 1999 dan
bergabung ke Uni Eropa pada tahun 2004. Polandia juga merupakan negara
anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) dan
OPCW (Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons).
Di hubungan luar negeri Guinea terdapat Hubungan Bilateral RI dengan
guinea dalam Politik Hubungan diplomatik RI-Guinea dibuka pada tahun 1963.
Kedua negara saling dukung dalam berbagai fora internasional antara lain Guinea
mendukung pencalonan Indonesia sebagai anggota Dewan International Maritime
Organization (IMO) Kategori C periode 2016-2017. Di bidang ekonomi, nilai
perdagangan Indonesia-Guinea sebesar USD 29,9 juta pada tahun 2016, menurun
32% dibanding tahun 2015 (USD 44 juta) dengan surplus di pihak Indonesia. Dan
dalam Sosial-Budaya, Dalam kurun waktu 2012 - 2015, belum ada warga negara
Guinea yang berhasil menerima beasiswa dari Pemerintah Indonesia.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam era globalisasi seperti saat ini, kamajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu negara. Oleh karena itu
untuk mengidentifikasi suatu negara apakah termasuk sebagai negara maju,
negara berkembang, atau negara miskin/terbelakang dapat dilihat dari kemajuan
teknologi dan hasil pembangunannya.
Menentukan suatu negara tergolong negara maju, negara berkembang atau
miskin tidak hanya dipandang dari sudut pendapatan per kapita negara tersebut.
Banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan seperti kebijakan fiskal dan
moneter, tingkat penganguran, pertumbuhan penduduk, tingkat kesehatan, tingkat
pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, angka kelahiran dan kematian,
angka harapan hidup, dan sebagainya.
B. Saran
Dari makalah yang ditulis dapat diambil saran yaitu: harus adanya usaha-
usaha pengembangan wilayah dan perekonomian di Negara-negara miskin dan
berkembang khususnya Negara Guinea dan Polandia agar mampu bersaing
dengan Negara-negara maju seperti Rusia serta meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
13