Anda di halaman 1dari 2

Tugas Mandiri

Nama : Lestari Augustin/171011201710

Kelas : A320

Kelompok : 4

Etika bisnis

G. Hak dan kewajiban Bisnis

Dalam menjalankan etika bisnis, setiap karyawan maupun direksi harus mengetahui pasti hak dan
kewajiban mereka, hak dan kewajiban mereka tergantung oleh keahlian dan tugasnya masing-
masing, pengertian Hak adalah kekuasaan seseorang untuk melakukan sesuatu untuk melakukan
sesuatu yang telah itentukan oleh undang-undang. MIsalnya, hak mendapat pendidikan dasar, hak
mendapt rasa aman. Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksanankan. Jika tidak
dilaksanankan dapat mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya. Jadi pelaksanaan hak dan
kewajiban haruslah seimbang.

H. Teori Etika Lingkungan

1)      Teori Antroposentrisme

            Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari
sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam
tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara
langsung atau tidak langung.

2)      Teori Ekosentrisme

Ekosentrisme Berkaitan dengan etika lingkungan yang lebih luas. Berbeda dengan biosentrisme yang
hanya memusatkan pada etika pada biosentrisme, pada kehidupan seluruhnya, ekosentrisme justru
memusatkan etika pada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun tidak. Karena secara
ekologis, makhluk hidup dan benda-benda abiotis lainnya saling terkait satu sama lain. Oleh
karenanya, kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup.
Kewajiban dan tanggung jawab moral yang sama juga berlaku terhadap semua realitas ekologis.

3)      Teori Egosentris

Etika yang mendasarkan diri pada berbagai kepentingan individu (self). Egosentris didasarkan pada
keharusan individu untuk memfokuskan diri dengan tindakan apa yang dirasa baik untuk dirinya.
Egosentris mengklaim bahwa yang baik bagi individu adalah baik untuk masyarakat.Dengan
demikian, etika egosentris mendasarkan diri pada tindakan manusia sebagai pelaku rasional untuk
memperlakukan alam menurut insting “netral”.

4)      Teori Biosentrisme

Teori Biosentrisme mengagungkan nilai kehidupan yang ada pada ciptaan, sehingga komunitas moral
tidak lagi dapat dibatasi hanya pada ruang lingkup manusia. Mencakup alam sebagai ciptaan sebagai
satu kesatuan komunitas hidup (biotic community), Biosentrisme memiliki tiga varian, yakni, the life
centered theory (hidup sebagai pusat), yang dikemukakan oleh Albert Schweizer dan Paul Taylor,
land ethic (etika bumi), dikemukakan oleh Aldo Leopold, dan equal treatment (perlakuan setara),
dikemukakan oleh Peter Singer dan James Rachel.
5)      Etika Homosentris

 Etika homosentris mendasarkan diri pada kepentingan sebagian masyarakat. Etika ini mendasarkan
diri pada berbagai model kepentingan sosial dan pendekatan antara pelaku lingkungan yang
melindungi sebagian besar masyarakat manusia.

            Etika homosentris sama dengan etika utilitarianisme, jadi, jika etika egosentris mendasarkan
penilaian baik dan buruk suatu tindakan itu pada tujuan dan akibat tindakan itu bagi individu, maka
etika utilitarianisme ini menilai baik buruknya suatu tindakan itu berdasarkan pada tujuan dan akibat
dari tindakan itu bagi sebanyak mungkin orang.

6)      Etika Ekosentris

            Etika ekosentris mendasarkan diri pada kosmos. Menurut etika ekosentris ini, lingkungan
secara keseluruhan dinilai pada dirinya sendiri. Etika ini menurut aliran  etis ekologi tingkat tinggi
yakni deep ecology, adalah yang paling mungkin sebagai alternatif untuk memecahkan dilema etis
ekologis. Menurut ekosentrisme, hal yang paling penting adalah tetap bertahannya semua yang
hidup dan yang tidak hidup sebagai komponen ekosistem yang sehat, seperti halnya manusia, semua
benda kosmis memiliki tanggung jawab moralnya sendiri.

7)      TEOSENTRISME

            Teosentrisme merupakan teori etika lingkungan yang lebih memperhatikan lingkungan secara
keseluruhan, yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungan. Pada teosentrism, konsep etika
dibatasi oleh agama (teosentrism) dalam mengatur hubungan manusia dengan lingkungan.

8)      Etika Antroposentris

antroposentris yang menekankan segi estetika dari alam dan etika antroposentris yang
mengutamakan kepentingan generasi penerus. Etika ekologi dangkal yang berkaitan dengan
kepentingan estetika didukung oleh dua tokohnya yaitu Eugene Hargrove dan Mark Sagoff. Menurut
mereka etika lingkungan harus dicari pada aneka kepentingan manusia, secara khusus kepentingan
estetika. Sedangkan etika antroposentris yang mementingkan kesejahteraan generasi penerus
mendasarkan pada perlindungan atau konservasi alam yang ditujukan untuk generasi penerus
manusia.  

Etika yang antroposentris ini memahami bahwa alam merupakan sumber hidup manusia. Etika ini
menekankan hal-hal berikut ini :

Ø  Manusia terpisah dari alam,

Ø  Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia.

Ø  Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya

Ø  Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia

Ø  Norma utama adalah untung rugi.

Ø  Mengutamakan rencana jangka pendek.

Ø  Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya dinegara miskin

Ø  Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi

Anda mungkin juga menyukai