Anda di halaman 1dari 19

Pentingnya menjaga NKRI

Pengertian NKRI
NKRI atau Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang terdiri atas beberapa
pulau dari sabang sampai merauke.NKRI dulunya hanya bernama Nusantara kemudian diubah
menjadi NKRI.NKRI adalah bentuk negara yang terdiri banyak wilayah/kepulauan yang
tersebar luas dan beranekaragam suku,budaya dan keyakinan yang mempunyai tujuan dasar
menjadi bangsa yang merdeka, berdaulat,bersatu,adil dan makmur.Bangsa Indonesia
merupakan negara yang berdasarkan pancasila,dimana seluruh pemerintah dari rakyat,oleh
rakyat,dan untuk rakyat.

Tujuan NKRI
Tujuan NKRI atau (Negara Kesatuan Republik Indonesia)yaitu memiliki fungsi terbentuknya
negara berdasarkan perhitungan tempat,keadaan,waktu dan sifat dari kekuasaan.Tujuan dari
NKRI yaitu tertuang dalam pembukaan undang-undang dasar alinea keempat.Dalam UUD
1945 mengandung makna bahwa alinea keempat memuat tujuan nasional,penyusunan negara
Republik Indonesia,negara kedaulatan rakyat dan lima dasar negar.

Tujuan NKRI didalam UUD 1945 alenia ke-empat berbunyi,Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi sefenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Tujuan NKRI diatas yang telah dirancang oleh para pendiri bangsa terdahulu,tentu
diperlukan suatu usaha untuk mewujudkannya.Tak hanya dari pihak pemerintah tetapi juga
peran dari seluruh rakyat Indonesia. Dari keempat tujuan tersebut, masyarakat bisa turut
berpartisipasi dalam beberapa kegiatan atau mengimplementasikannya dalam kehidupan
sehari-hari, sebagai bentuk upaya mewujudkan tujuan NKRI salah satunya adalah membela
negara. Cara sederhana lainnya yakni dengan menjaga kedamaian antar suku, umat
beragama, saling menghormat, mengejar ilmu hingga jenjang yang tinggi sehingga menjadi
individu yang cerdas pasti mampu membawa negaranya mencapai kesejahteraan.
Indonesia,Proses Sebagai NKRI

Daftar isi

BAB I

2
Pendahuluan _______________________________________ -

A. Latar belakang ______________________________________ 4

B. Rumusan masalah ____________________________________ 4

C. Tujuan pembahasan ____________________________________ 4

BAB II

Pembahasan _________________________________________ -

A.Pengertian NKRI ____________________________________ 5

B.Sejarah NKRI ______________________________________ 6

C.Proses penentuan bentuk negara indonesia _____________ 10

D. Fungsi dan Tujuan NKRI ______________________________ 14

BAB III

Penutup / Kesimpulan _________________________________ 17

Daftar pustaka _______________________________________ 17

3
A. Latar belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (disingkat NKRI), juga dikenal dengan nama Nusantara
yang artinya negara kepulauan. Wilayah NKRI meliputi wilayah kepulauan yang terbentang dari
Sabang sampai Merauke. NKRI adalah Negara kebangsaan. Bangsa Indonesia sebagai bagian
dari umat manusia di dunia adalah sebagai makhluk Tuhan yang maha esa, yang memiliki sifat
kodrat sebagai makhluk individu yang memiliki kebebasan dan juga sebagai makhluk social
yang senantiasa membutuhkan orang lain. Dalam upaya untuk merealisasikan harkat dan
martabatnya maka manusia membentuk suatu persekutuan hidup dalam suatu wilayah tertentu
yang memiliki tujuan tertentu. Jadi berdasarkan fakta sejarah maka Negara Indonesia bukanlah
suatu Negara sebagai hasil dari proses persatuan individu-individu karena persaingan bebas
dan penindasan. Negara Indonesia adalah suatu perwujudan kehidupan bersama suatu bangsa
yang tersusun atas berbagai elemenSituasi akhir-akhir ini kita melihat ada beberapa upaya
kelompok-kelompok tertentu yang berupaya untuk memecah belah NKRI baik dari dalam
maupun negara asing. Saat ini Indonesia telah kehilangan arah dan pegangan ideologi dalam
kehidupan berbangsa & bernegara.

A. Pengertian NKRI

Bangsa Indonesia dalam panggung sejarah berdirinya Negara di dunia memiliki suatu ciri khas
yaitu mengangkat nilai yang telah dimilik sebelum membentuk suatu Negara modern. Nilai
tersebut berupa nilai adat kebudayaan, nilai religious yang beraneka ragam sebagai suatu
unsure Negara. Selain itu Indonesia tersusun atas unsur- unsur wilayah yang terdiri dari beribu-
ribu pulau, sehingga membentuk Negara. Berdasarkan ciri khas proses dalam rangka
membentuk suatu Negara maka bangsa Indonesia harus memilik karakteristik, ciri khas dari
berbagai keanekaragaman, sifat, dan karakter yang didasarkan pada filsafat pancasila yaitu
suatu Negara persatuan, suatu Negara kebangsaan serta suatu Negara integralistik.
Sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan Undang-undang 1945 alinea IV.

4
Bangsa dan Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam unsur yang bentuknya yaitu suku
bangsa, kepulauan, kebudayaan, golongan, serta agama yang secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan. Oleh karena itu Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan pancasila
sebagai suatu Negara kesatuan yang termuat dalam pembukaan UUD 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Ditegaskan kembali dalam pokok pikiran
pertama bahwa Negara Indonesia adalah Negara persatuan yang melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
pasal; 1 ayat 1 ditentukan bahwa Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk
republic. Berdasarkan ketentuan pasal ini jelas bahwa bentuk Negara Indonesia adalah Negara
kesatuan, bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik. Hakikat Negara kesatuan adalah
Negara yang merupakan suatu kesatuan dari unsur yang membentuknya yaitu rakyat, suku
bangsa, golongan, kebudayaan serta agama.

NKRI adalah Negara kebangsaan. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari umat manusia di
dunia adalah sebagai makhluk Tuhan yang maha esa, yang memiliki sifat kodrat sebagai
makhluk individu yang memiliki kebebasan dan juga sebagai makhluk social yang senantiasa
membutuhkan orang lain. Dalam upaya untuk merealisasikan harkat dan martabatnya maka
manusia membentuk suatu persekutuan hidup dalam suatu wilayah tertentu yang memiliki
tujuan tertentu. Jadi berdasarkan fakta sejarah maka Negara Indonesia bukanlah suatu Negara
sebagai hasil dari proses persatuan individu-individu karena persaingan bebas dan
penindasan. Negara Indonesia adalah suatu perwujudan kehidupan bersama suatu bangsa
yang tersusun atas berbagai elemen.[1]

a. Hakikat Bangsa

Manusia sebagai makhluk Tuhan yang maha esa pada hakikatnya memiliki sifat kodrat sebagai

Makhluk individu dan makhluk sosial, hal ini disadari bahwa manusia tidaklah mungkin untuk

Hidup menyendiri sehingga senantiasa memerlukan orang lain. Suatu bangsa bukanlah

Merupakan manivestasi kepentingan individu yang di ikat secara imperative dengan suatu

Peraturan perundang-undangan sebagaimana dilakukan oleh Negara liberal. Dan bukanlah


suatu

Totalitas kelompok masyarakat yang menenggelamkan hak-hak individu sebagaimana yang

Terjadi pada bangsa sosialis komnistis.

b. Teori Kebangsaan

5
Teori Hans Hon bangsa adalah terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama,

Peradaban,wilayah, negara, dan kewarganegaraan.

c. Teori Kebangsaan Ernest Renan

Hakikat bangsa ditinjau secara ilmiah oleh seorang ahli dari Prancis pada tahun 1982 yang

Mengadakan kajian ilmunya tentang bangsa berdasarkan psikologi etnis. Menurut Renan
pokokpokok pikiran bangsa sebagai berikut :

a). Bahwa bangsa adalah suatu jiwa, suatu asas kerohanian.

b). Bahwa bangsa adalah suatu solidaritas yang besar

c). Bangsa adalah suatu hasil sejarah.

d). Bangsa adalah bukan sesuatu yang abadi

e). Wilayah dan ras bukanlah penyebab suatu timbulnya bangsa.[2]

B. Sejarah NKRI

Bangsa indonesia lahir dan bangkit melalui sejarah perjuangan masyarakat bangsa yang
pernah dijajah oleh Belanda dan Jepang. Akibat penjajahan Bangsa Indonesia sangat
menderita, tertindas lahir dan batin, mental dan materil, mengalami kehancuran di bidang
ekonomi, politik, sosial, budaya dan pertahanan keamanan hingga sisa-sisa kemegahan dan
kejayaan Nusantara seperti Sriwijaya dan Majapahit yang dimiliki rakyat di bumi pertiwi, sirna
dan hancur tanpa sisa.

Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang dimulai sejak zaman
prasejarah berdasarkan penemuan “Manusia Jawa”. Secara geologi, wilayah Nusantara

6
merupakan pertemuan antara tiga lempeng benua, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-
Australia, dan lempeng Pasifik.

Para cendikiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hinju Jawa Dwipa di
pulau Jawa dan Sumatera sekitar 200 SM. Bukti fisik awal yang menyebutkan mengenai
adanya dua kerajaan bercorak Hinduisme pada abad ke-5, yaitu kerajaan Tarumanagara yang
mengusai Jawa Barat dan kerajaan Kutai dipesisir sungai mahakam, kalimantan.

Dilanjutkan dengan kerajaan Sunda sampai abad ke-16 dan pada abad ke-14 juga menjadi
saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara
tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini
sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu.

Kejayaan Sriwijaya dan Majapahit merupakan sejarah awal pengenalan wilayah kepulauan
Nusantara yang merupakan tanah air Bangsa Indonesia. Sebutan Nusantara diberikan oleh
seorang pujangga pada masa kerjaan Majapahit, kemudian pada masa penjajahan belanda
sebutan ini diubah oleh pemerintah Belanda menjadi Hindia Belanda.

Indonesia berasal dari bahasa latin indus dan nesus yang berarti india dan pulau-pulau.
Indonesia merupakan sebutan yang diberikan untuk pulau-pulau yang ada di Samudra India
dan itulah yang dimaksud sebagai satuan pulau yang kemudian disebut dengan Indonesia
(Setidjo, Pandji, 2009).

Penduduk yang hidup di wilayah Nusantara menempati ribuan pulau. Nenek moyang
masyarakat Nusantara hidup dalam tata masyarakat yang teratur, bahkan dalam bentuk
sebuah kerajaan kuno, seperti Kutai yang berdiri pada abad V di Kalimantan Timur,
Tarumanegara di jawa barat, dan kerajaan Cirebon pada abad II (Setidjo, Pandji, 2009).
Kemudian beberapa abad setalah itu berdiri kerajaan Sriwijaya pada abad VII, kerajaan
Majapahit pada abad XIII, dan kerajaan Mataram pada abad XVII.

Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram menunjukkan kejayaan yang dimiliki wilayah
Nusantara dan pada waktu itu sejarah mencatat bahwa wilayah Nusantara berhasil
dipersatukan dan mengalami kemakmuran yang dirasakan seluruh rakyat.

Mengenai sejarah Nusantara ini, Bung Karno pernah menyampaikan bahwa: “kita hanya dua
kali mengalami nationale staat, yaitu di jaman Sriwijaya dan di jaman Majapahit... nationale
staat hanya indonesia seluruhnya, yang telah berdiri di jaman Sriwijaya dan Majapahit dan
yang kini pula kita harus dirikan bersama-sama.” (Pidato “Lahirnya Pancasila” yang
disampaikan Bung Karno di depan Dokuritsu Junbi Tyoosakai pada 1 Juni 1945).

Kerajaan Majapahit merupakan cikal bakal Negara Indonesia. Majapahit yang keberadaannya
sekitar abad XIII sampai abad XV adalah kerajaan besar yang sangat berjaya, terlebih pada
masa pemerintahan Mahapatih Gajah Mada yang wafat disekitar 1360-an. Gajah Mada adalah
Mahapatih Majapahit yang sangat disegani, dia lah yang berhasil menyatukan Nusantara yang

7
terkenal dengan “Sumpah Palapa”(sumpah yang menyatakan tidak akan pernah beristirahat
atau berhenti berpuasa sebelum Nusantara bersatu).

Sumpah Palapa ini yang kemudian mengilhami para Founding Fathers kita untuk menggali
kembali, menggunakan dan memelihara visi Nusantara, bersatu dalam wawasan Nusantara
dengan sesanti Bhinneka Tunggal Ika yang mengandung arti beragam, tetapi tetap sejatinya
satu, yang seharusnya berada dalam satu wadah. Sumpah Palapa yang dikemukakan
Mahapatih Gajah Mada yang kemudian setelah Majapahit berhasil menyatukan daerah-daerah
di luar Jawa Dwipa menjadi Patih Dwipantara atau Nusantara, pada jamannya merupakan visi
globalisasi Majapahit, yaitu meskipun pusat kerajaan berada dipulau Jawa (Jawa Dwipa),
namun dia bertekat menyatukan seluruh wilayah Nusantara (pulau-pulau yang berada di luar
pulau Jawa) dalam satu kesatuan, satu kehendak dan satu jiwa. (Soepandji, Budi Susilo 2011).

Kerajaan Majapahit yang berumur lebih dari 2 abad harus berakhir karena Majapahit
mengalami Paradoks history setelah Patih Gajah Mada wafat, kerajaan Majapahit mengalami
perpecahan (semacam balkanisasi di Eropa Timur di akhir abad XX) Majapahit sebagai Negara
Bangsa (nationale staat) dalam konteks berbangsa dan bernegara waktu itu sangat lemah,
sehingga konflik-konflik yang terjadi menyulut perpecahan yang lambat laun mempengaruhi
ketahanan Nasional dan menuju ke kehancuran total.

Di tengah kondisi demikian, dan seiring dengan masuknya bangsa-bangsa Eropa ke wilayah
Nusantara sejak di sekitar 1521, mulai Spanyol, Portugis, kemudian disusul Belanda dengan
VOC-nya disekitar 1602, visi wawasan Nusantara Mahapatih Gajah Mada pada masa
Majapahit benar-benar hancur, ditambah penjajahan Belanda dan Jepang yang berlangsung
sekitar 3 setengah abad, meskipun pada 17 Agustus 1945 Indonesia telah memproklamasikan
kemerdekaannya. Namun kenyataannya penjajahan kolonial bisa dikatakan baru berakhir
dengan tuntas sejak 27 Desember 1949 (Soepandji, Susilo Budi, 2011).

Sejak berakhirnya masa kerajaan di Indonesia, masuklah bangsa barat seperti Portugis dan
Spanyol yang disusul oleh Bangsa Belanda pada abad XV I tepatnya 1596. Belanda cukup
berhasil mengusai Indonesia, mereka mengeruk keuntungan sebesar-besarnya sementara
rakyat Indonesia mengalami penderitaan lahir dan batin. Belanda melakukan dominasi politik,
ekspolitasi ekonomi dan memperlakukan rakyat Indonesia dengan diskriminasi rasial kepada
rakyat Indonesia.

Kondisi masyarakat yang semakin parah akibat penjajahan tersebut membangkitkan


perlawanan yang dipimpin oleh para tokoh perjuangan di antaranya Sultan Ageng Tirtayasa,
Cik Dik Tiro, Teuku Umar, Sultan Hasanuddin, Imam Bonjol, Panglima Polim dan Pangeran
Diponegoro. Namun perlawanan-perlawanan tersebut mengalami kegagalan karena pada
waktu itu belum terpupuk kesadaran Nasional dan perjuangan yang dilakukan masih bersifat
kedaerahan (Setidjo, Pandji, 2009).

Perlawanan terhadap penjajahan belanda terus dilakukan, secara fisik maupun politik.
Munculnya kesadaran para pejuang dan golongan terpelajar Indonesia serta situasi
Internasional yang menimbulkan pergerakan di kalangan Negara-negara terjajah, pada 20 Mei

8
1908 di Jakarta berdirilah Boedi Oetomo yang didirikan oleh Dr. Soetomo dan kawan-kawan
dengan ketuanya Dr. Wahidin Sudiro Husodo.

Setalah Boedi Oetomo pada 1908, kemudian dilanjutkan dengan berdirinya Serikat Dagang
Islam pada 1909 pimpinan H.Samanhudi yang kemudian pada 1911 berubah menjadi Serikat
Islam dibawah pimpinan HOS Tjokroaminoto. Pada 1912 berdiri organisasi Islam
Muhammadiyah di Yogyakarta dibawah pimpinan K.H Ahmad Dahlan. Setalah itu pada 1915
beridiri Indische Party yang didirikan oleh tiga serangkai, yaitu dr.Tjipto Mangunkusumo, Ki
Hajar Dewantara, dan Douwes Dekker. Kemudian pada 1920 Indische Social Demokratische
partji atau ISDP dan bagian dari Serikat Islam berubah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI). Selanjutnya pada 1926 dikalangan Ulama Nusantara lahirlah Jamiyah Nahdlatul Ulama
dibawah pimpinan K.H. Hasyim Asy’ari di Surabaya. Berikutnya, pada tahun 1927 berdiri Partai
Nasional Indonesia (PNI) yang dipimpin oleh Ir.Soekarno dengan tujuan untuk Indonesia
Merdeka.

Pada 1928, lahirlah Sumpah Pemuda yaitu golongan pemuda yang menghendaki persatuan,
bertujuan mencanangkan cita-cita kemerdekaan, dan memperjuangkan Indonesia Merdeka.
Melalui kongresnya yang ke-2 pada 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta, yang dihadiri 750
orang pada masing-masing perwakilan organisasi PPPI, Jong Java, Jong Islamiten Bond, Jong
Sumateranen Bond, Pemuda Indonesia Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Batak, dan Pemuda
Kaum Betawi, lahirlah Sumpah Pemuda.

Pencetus Sumpah Pemuda adalah perhimpunan Indonesia Nederland, Partai Nasional


Indonesia, dan Pemuda Indonesia. Sumpah Pemuda inilah yang menjadi cikal bakal pendorong
perjuangan kemerdekaan Indonesia yang semakin tegas memperkuat persatuan Nasional
sebagai bekal yang makin kuat menuju cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Pada saat perang dunia II berlangsung, pada 1942, Jepang mendarat di Indonesia melalui
Tarakam, Minahasa dan Sulawesi, Balikpapan, Ambon, Batavia dan Bandung. Belanda
menyerah kepada tentara Jepang pada 9 Maret 1942.

Sejak itulah, Bangsa Indonesia berada dalam jajahan tentara Jepang dam wilayah Indonesia
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pertama: Pulau Jawa dan Sumatera dibawah kekuasaan
Angkatan Darat, dan kedua: Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian, dan Nusa Tenggara dibawah
kekuasaan Angkatan Laut.

Bangsa Indonesia terus melakukan perlawanan terhadap tentara Jepang dan perlawanan tetap
berlanjut sampai tentara Jepang terdesak oleh Sekutu pada 1944-1945. Pada 29 April 1945,
pemerintah Jepang membentuk sebuah Badan yang bertugas menyelidiki kemungkinan
Indonesia Merdeka. Badan tersebut bernama Dokuritzu Junbi Choosakai atau BPUPKI yang
dilantik pada 28 Mei 1945.

BPUPKI melaksanakan persidangan selama dua kali, yaitu pada 29 Mei sampai 1 Juni 1945
dan 10 sampai 17 Juli 1945. Sesuai tugas yang diberikan kepada BPUPKI, penyelidikan usaha-
usaha kemerdekaan Indonesia ditingkatkan menjadi mempersiapkan kemerdekaan dengan

9
cara antara lain merumuskan dasar Negara sebagai landasan Negara untuk Negara yang akan
dibentuk.

Selain perjuangan yang dilakukan dalam sidang BPUPKI, pejuang Indonesia juga tetap
dilakukan melalui gelar perlawanan dibawah tanah.

Setelah BPUPKI menyelesaikan tugas dan melaporkan kepada pemerintah Jepang, BPUPKI
kemudian dibubarkan dan dengan usul BPUPKI dibentuklah PPKI pada 7 Agustus 1945. Pada
14 Agustus 1945, melalui Radio Suara Amerika, diberitakan bahwa Hirosima dan Nagasaki
dibom, dan karena kejadian ini pemerintah Jepang menyerah kepada Sekutu. Bersamaan
dengan peristiwa tersebut, tentara Inggris dengan nama South East Asia Command yang
bertugas menduduki wilayah Indonesia, menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang
(Setidjio, Pandji,2009).

Ketika kekosongan kekuasaan karena Jepang telah menyerah dan tentara Sekutu belum
mendarat di Indonesia, Rakyat Indonesia yang diwakili oleh toko pejuang Bangsa berhasil
menyusun Naskah Proklamasi dirumah Laksamana Muda Tadashi Maeda, Jalam Imam Bonjol,
Jakarta dan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jalan
Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Naskah Proklamasi tersebut disusun oleh Ir.Soekarno,
Drs.Mohammad Hatta, dan Mr.Achmad Soebardjo.

Proklamasi merupakan momentum pembebasan dan berakhirnya untuk memulai kehidupan


berNegara, dan melanjutkan cita-cita perjuangan sebagai Negara Indonesia yang Merdeka.[3]

C. Proses penentuan bentuk negara indonesia

Awal tahun 1950 merupakan periode krusial bagi Indonesia. Pertentangan dan konflik untuk
menentukan bentuk negara bagi bangsa dan negara Indonesia tengah berlangsung. Pada satu
sisi, secara resmi saat itu Indonesia merupakan negara federal, sebagaimana hasil Konferensi
Meja Bundar (KMB). Akan tetapi, pada saat yang bersamaan muncul gerakan yang
menentang keberadaan negara federal itu. Gerakan ini eksis bukan saja dari kalangan elit.
Tetapi juga dikalangan masyarakat bawah. Gerakan tersebut menghendaki diubahnya bentuk
negara federal menjadi Negara Kesatuan.

Dengan diratifikasinya hasil-hasil KMB oleh KNIP yang bersidang tanggal 6-15 Desember
1949, terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS). Negara yang berbentuk federal ini terdiri
dari 16 negara bagian yang masing-masing mempunyai luas daerah dan jumlah penduduk
yang berbeda. Negara bagian yang terpenting, selain Republik Indonesia yang mempunyai
daerah terluas dan penduduk yang terbanyak, ialah Negara Sumatra Timur, Negara Sumatra
Selatan, Negara Pasundan, Dan Negara Indonesia Timur. Sebagian besar negara bagian yang

10
tergabung dalam RIS mendukung untuk terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).

Bagian terpenting dari keputusan KMB adalah terbentuknya Negara Republik Indonesia
Serikat. Memang hasil KMB diterima oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun hanya
setengah hati. Hal ini terbukti dengan adanya pertentangan dan perbedaan antar kelompok
bangsa.

Dampak dari terbentuknya negara RIS adalah konstitusi yang digunakan bukan lagi UUD 1945,
melainkan konstitusi RIS tahun 1949. Dalam pemerintahan RIS jabatan presiden dipegang
oleh Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad hatta sebagai perdana menteri. Berdasarkan
pandangan kaum nasionalis pembentukan RIS merupakan strategi pemerintah kolonial
Belanda untuk memecah belah kekuatan bangsa indonesia sehingga belanda akan mudah
mempertahankan kekuasaan dan pengaruhnya di Republik Indonesia. Reaksi rakyat atas
terbentuknya RIS terjadinya demontrasi-demontrasi yang menghendaki pembubaran RIS dan
penggabungan beberapa Negara bagian RIS.

Belanda membentuk federal sementara yang akan berfungsi sampai terbentuknya negara
Indonesia Serikat. Dalam hal ini, RI baru akan diizinkan masuk dalam NIS jika permasalahan
dengan Belanda sudah dapat teratasi. Selain itu, Belanda berusaha melenyapkan RI dengan
melaksanakan Agresi Militer II. Belanda berharap jika RI dilenyapkan, Belanda dapat dengan
mudah mengatur negara-negara bonekanya. Akan tetapi, perhitungan Belanda melesat. Agresi
militer belanda II, menyebabkan Indonesia mendapatkan simpati dari negara Internasional.
Akhirnya, Belanda harus mengakui Kedaulatan Indonesia berdasarkan hasil Konferensi Meja
Bundar.

Pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan penandatanganan pengakuan kedaulatan. Dengan


diakuinya kedaulatan RI oleh Belanda, Indonesia berubah menjadi Negara Serikat. Akibatnya
terbentuklah Republik Negara Serikat. Meskipun demikian, bangsa Indonesia bertekad untuk
mengubah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kurang dari delapan bulan masa
berlakunya, RIS berhasil dikalahkan oleh semangat persatuan bangsa Indonesia.

Proses kembalinya ke NKRI:

1. Beberapa negara bagian membubarkan diri dan bergabung dengan RI, Negara Jawa
Timur, Negara Pasundan, Negara Sumatra Selatan, Negara Kaltim, Kalteng, Dayak, Bangka,
Belitung dan Riau.

2. Negara Padang bergabung dengan Sumatra Barat, Sabang bergabung dengan Aceh.

11
3. Tanggal 5 April 1950 RIS hanya terdiri dari : Negara Sumatra Timur, Negara Indonesia
Timur, Republik Indonesia.

4. Ketiga negara ini (Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Sumatra
Timur) kemudian bersama RIS sepakat untuk kembali ke negara kesatuan dan bukan melabur
ke dalam Republik.

5. Pada tanggal 3 April 1950 dilangsungkan konferensi antara RIS- NIS-NST. Kedua negara
bagian tersebut menyerahkan mendatnya kepada perdana Menteri RIS Moh. Hatta pada
tanggal 12 Mei 1950.

6. Pada 19 Mei 1950 diadakan kesepakatan dan persetujuan yang masing-masing diwakili
oleh : RIS oleh Moh. Hatta, RI oleh dr. Abdul Halim.

7. Hasil kesepakatan “ NKRI akan dibentuk di Jogjakarta, dan pembentukan panitia


perancang UUD.”

8. Pada 15 Agustus 1950, setelah melalui berbagai proses, dilakukan pengesahan UUS RIS
yang bersifat sementara sehingga dikenal dengan UUD’S 1950. Ini menunjukkan akan terjadi
perubahan. UUDS ini di sahkan oleh presiden RIS. UUD RIS terdiri dari campuran UUD 45 dan
UUD RIS.

9. Pada 17 Agustus 1950. RIS secara resmi dibubarkan dan Indonesia kembali ke bentuk
negara kesatuan.

Indonesia mengalami perubahan bentuk Negara kesatuan menjadi Negara federal bukan saja
disebabkan oleh faktor dalam negeri, tetapi ada hubungannya dengan kehadiran Belanda.
Kuatnya keinginan Belanda sebagai Negara koloni untuk mempertahankan pengaruh dan
kekuasaanya di Indonesia membuat Negara ini sempat mengalami perubahan bentuk Negara.
Terjadinya perubahan dari Negara federal menjadi Negara kesatuan tidak dapat disangkal
disebabkan dukungan politik dari masyarakat Indonesia terhadap ide Negara federal
sesunguhnya sangat lemah. Ide negara federal muncul dari ambisi politik orang-orang Belanda
yang sepertinya takut negerinya tidak lagi mempunyai peran di Asia. Oleh karena itulah ketika
masalah kemerdekaan Indonesia sudah tidak dapat ditawar lagi, mereka memperkenalkan ide
mengenai pembentukan negara federal.

Republik Indonesia Serikat yang berbentuk federal itu tidak disenangi oleh sebagian besar
rakyat Indonesia, karena sistem federal digunakan oleh Belanda sebagai muslimat untuk
menghancurkan RI selain itu bentuk negara serikat tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia dan tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal
17 agustus 1945. Disamping itu, konstitusi federal dianggap hanya menimbulkan perpecahan.
Hal tersebut mendorong keinginan untuk kembali ke negara kesatuan. Pada dasarnya
pembentukan negara-negara bagian adalah keinginan Belanda, bukan kehendak rakyat karena
Belanda ingin menanamkan pengaruhnya dalam RIS. Rapat-rapat umum diselenggarakan di
berbagai daerah, juga demontrasi-demontrasi yang membentuk pembubaran RIS. Sebagian

12
dari pemimpin RI termasuk yang ada dalam parlemen, bertekat untuk secepat mungkin
menghapus sistem federal dan membentuk negara kesatuan.

Meskipun telah kembali menjadi negara kesatuan sesuai dengan konstitusi yang berlaku UUDS
1950 pasal 1 ayat (1) banyak sekali timbul upaya pemberontakan di berbagai daerah hingga
tahun 1958. Kondisi ini membuat penyelenggaraan negara tidak optimal sehingga Presiden
harus mengambil tindakan dengan mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya
konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia kembali menggunakan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945. Hal ini mampu meyakinkan kembali bahwa negara
kesatuan merupakan yang terbaik dan menghilangkan keraguan akan pecahnya negara
Indonesia. Dalam Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
merupakan naskah asli mengandung prinsip bahwa ”Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan,
yang berbentuk Republik.” Dan Pasal 37 ayat (5) “Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”.

Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kokoh setelah dilaksanakan amandemen
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang diawali dari
adanya kesepakatan MPR yang salah satunya yaitu tidak mengganti bunyi Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sedikitpun & terus
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi bentuk final negara Indonesia.
Kesepakatan untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan dilandasi pertimbangan
bahwa negara kesatuan merupakan bentuk yang ditetapkan dari mulai berdirinya negara
Indonesia & dianggap paling pas untuk mengakomodasi ide persatuan sebuah bangsa yang
plural atau majemuk dilihat dari berbagai latar belakang.

UUD RI tahun 1945 secara nyata memiliki spirit agar Indonesia terus bersatu, baik yang
terdapat dalam Pembukaan ataupun dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar yang langsung
menyebutkan tentang Negara Kesatuan RI dalam 5 Pasal, yaitu: Pasal 1 ayat (1), Pasal 18
ayat (1), Pasal 18B ayat (2), Pasal 25A dan pasal 37 ayat (5) UUD RI tahun 1945. Prinsip
kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertegas dalam alinea keempat
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam upaya
membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dengan menyadari seutuhnya bahwa dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah dasar
berdirinya bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan, Pembukaan tersebut tetap
dipertahankan & dijadikan pedoman. [4]

D. Fungsi dan Tujuan NKRI

Dalam kaitan dengan negara, tujuan adalah apa yang secara ideal akan dicapai oleh negara,
sedangkan fungsi merupakan pelaksanaan tujuan yang hendak dicapai. Jadi, negara adalah
alat dan bukan sebagai tujuan itu sendiri.

13
Pembukaan UUD 1945 secara lebih lengkap menyebutkan tujuan nasional negara Indonesia
sebagai berikut:

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

Memajukan kesejahteraan umum,

Mencerdaskan kehidupan bangsa,

Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.

Menurut Miriam Budiardjo, setiap negara menyelenggarakan beberapa minimum fungsi, yaitu:

Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan


dalam masyarakat,

Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya,

Pertahanan, untuk menjaga serangan dari luar,

Menegakkan keadilan melalui badan-badan pengadilan.

Menjaga NKRI

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa Indonesia. Sejak saat
itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak untuk mementukan nasib dan
tujuannya sendiri. Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Meski dalam perjalanan sejarah ada upaya untuk menggantikan
bentuk negara, tetapi upaya itu tidak bertahan lama dan selalu digagalkan oleh rakyat. Hingga
saat ini negara kesatuan itu tetap dipertahankan. Sebagai generasi penerus bangsa kita
merasa terpanggil untuk turut serta dalam usaha membela negara. Berikut beberapa sikap dan
perilaku mempertahankan NKRI:

1. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya.

2. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,


kedaulatan negara, dan mempererat persatuan bangsa.

14
3. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama, dan warna kulit. Perbedaan yang ada
akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena
merupakan salah satu kekayaan bangsa.

4. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa


persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan
Sang Saka Merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai
pancasila dan UUD 1945.

5. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan


persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek
sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan
yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerjasama, dan kesetiakawanan terhadap
ikrar bersama.

Memiliki wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi,
ditaati, dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu, antara lain
Pancasila sebagai landasan dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional. Ketentuan lainnya
dapat berupa peraturan-peraturan yang berlaku di daerah yang mengatur kehidupan
bermasyarakat.

Mentaati peraturan, agar kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan dengan tertib dan
aman. Jika peraturan saling dilanggar, akan terjadi kekacauan yang dapat menimbulkan
perpecahan.[5]

15
BAB III

Penutup / Kesimpulan

Negara Kesatuan Republik Indonesia lahir dari pengorbanan jutaan jiwa dan raga para pejuang
bangsa yang bertekad mempertahankan keutuhan bangsa. Negara Indonesia yang majemuk
diikat oleh semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diartikan walaupun bangsa indonesia
mempunyai latar belakang yang berbeda baik dari suku, ras, adat, budaya dan bangsa tetapi
satu yaitu adalah bangsa Indonesia.

Keempat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, semestinya harus kita jaga, pahami, hayati
dan laksanakan dalam pranata kehidupan sehari-hari, dimana pancasila yang menjadi sumber
nilai menjadi ideologi, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai aturan
yang semistinya ditaati, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah harga mati, serta

16
Bhinneka Tunggal Ika adalah perekat semua rakyat. Maka dalam bingkai empat pilar tersebut
yakinlah tujuan yang dicita-citakan bangsa ini akan terwujud.

Daftar Pustaka

- Kaelan, Pendidikan Pancasila (Yogyakarta : Paradigma)

- Badan Sosialisasi MPR dan Pimpinan MPR RI Periode 2014-2019.Empat Pilar


MPR RI

- Indonesia, Pusaka. 23 Oktober 2014. Lima Sikap Dalam Menjaga Keutuhan NKRI,
(online), (http://www.pusakaindonesia.org/lima-sikap-dalam-menjaga-keutuhan-nkri/),
diakses tanggal 24 Nopember 2017

- (Budi Susilo, Soepandji 2011).

- (Pandji, Setidjio2009).

- (Pidato “Lahirnya Pancasila” yang disampaikan Bung Karno di depan Dokuritsu


Junbi Tyoosakai pada 1 Juni 1945).

[1] Kaelan, Pendidikan Pancasila (Yogyakarta : Paradigma) Hal: 141-145

[2] Kaelan, Pendidikan Pancasila (Yogyakarta : Paradigma) Hal: 147

17
[3]Pimpinan MPR dan Badan Sosialisasi MPR RI Periode 2014-2019.Empat Pilar MPR RI. Hal:
147-156

[4] Pimpinan MPR dan Badan Sosialisasi MPR RI Periode 2014-2019.Empat Pilar MPR RI.
Hal:157-173

[5] Indonesia, Pusaka. 23 Oktober 2014. Lima Sikap Dalam Menjaga Keutuhan NKRI, (online)

Banianfield di 06.31

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Banianfield

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

18
nNI
Tuj

Ingin menyisipkan gambar dari file Anda atau menambahkan bentuk atau kotak teks? Anda
bisa melakukannya! Pada tab Sisipkan dari pita, ketuk opsi yang Anda butuhkan.

19

Anda mungkin juga menyukai