Area Kompetensi
Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien
Modul
Etika, Profesionalisme dan Humaniora
OLEH:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2014
KEPRIBADIAN
Sifat-sifat kepribadian
Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk
mengidentifikasikan dan menamai karakteristik permanen yang menjelaskan perilaku
individu seseorang.Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah
malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut.Karakteristik-karakteristik tersebut
jika ditunjukkan dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian. Sifat kepribadian
menjadi suatu hal yang mendapat perhatian cukup besar karena para peneliti telah lama
meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi karyawan,
menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan pengembangan
karier.
Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang
kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan
sebagainya.
Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi
kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak
mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan
yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh
atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau
kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi,
tetapi dengan sikap optimistik.
Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya
untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan
diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi
situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif
(merusak)
Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan
kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar
paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan
kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain,
memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan
bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya,
merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya
dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain,
karena kekecewaan dirinya.
Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap
bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang
berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-
faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih
sayang).
:
1. Jujur 19. Cerdik 36. Rajin
2. Terbuka 20. Cermat 37. Ramah tamah
3. Bertanggung jawab 21. Efisien 38. Rasa kasih sayang tanpa
4. Memiliki integritas 22. Beriman pamrih
5. Mau menerima orang 23. Kreatif/inovatif 39. Rasa percaya diri
lain sebagaimana 24. Bersahaja 40. Rela berkorban
adanya/menerima 25. Produktif 41. Sabar
pendapat orang lain 26. Mampu beradaptasi 42. Bersikap adil
yang berbeda dalam berbagai situasi 43. Bersikap hormat
6. Empati yang berbeda 44. Bersikap tertib
7. Rendah hati 27. Mampu mengisi 45. Sopan santun
8. Mandiri berbagai peran diri 46. Sportif
9. Berkemauan kuat / (contoh: sebagai dokter, 47. Bersusila
mau belajar suami/istri, orang tua, 48. Selalu menepati janji
10. Memiliki disiplin diri dan berbagai peran 49. Dinamis
11. Tekun dan teliti lainnya) secara optimal 50. Bersyukur
12. Gigih/ulet 28. Menghargai karya/ buah 51. Bersikap konstruktif
13. Tabah, tegar dan pikiran orang lain 52. Berani memikul risiko
tangguh namun cukup 29. Selalu mawas diri 53. Mau belajar
fleksibel 30. Mengenal kemampuan 54. Peduli
14. Bersemangat dan keterbatasan diri 55. Mampu bekerjasama
15. Berhati lembut & lentur 31. Menghargai waktu dalam tim
16. Bijaksana 32. Pemaaf 56. Memiliki sifat
17. Mampu 33. Pemurah keutamaan pemimpin
mempertimbangkan 34. Mengabdi tanpa Pamrih 57. Loyal pada pemimpin
dampak positif dan 35. Dapat mengendalikan yang adil dan amanah
negatif dari berbagai diri 58. Orientasi kerakyatan
alternatif pilihan yang 59. dsb
memungkinkan
18. Berpikir jauh ke depan
Sistem di dunia
Alam Semesta
Hubungan internasional
Negara / Pemerintahan
Institusi
Kelompok / Organisasi
Keluarga
Individu
Organ
Sel
Molekul
Atom
• Sistem pendidikan tak sehat entah karena kebijakan pemerintah, sistem sekolah, prinsip
pendidikan keluarga, dapat menyebabkan:
Pertumbuhan kepribadian yang kaku, pikiran sempit, automatis, cara berpikir yang
tidak kritis, fanatik, gangguan kepribadian tertentu (mis. dependen, anankastik,
paranoid, narsisistik)
Melihat sudut pandang kehidupan hanya dari diri sendiri atau nilai sendiri.
EMPATI
Adalah upaya dan kemampuan untuk mengerti, merasakan dan meletakkan diri sendiri
ditempat orang lain sesuai dengan:
• Identitas: nama, umur, kondisi fisik, status kesehatan, perkawinan, ras, etnis, orientasi
seksual(hetero, bi, homoseksual), tingkat pendidikan, tradisi, budaya, agama/kepercayaan.
• Perasaan, cara berpikir, harapan, nilai dan perilaku seseorang TANPA mencampur adukkan
nilai-nilai pribadinya atau bereaksi secara emosional apabila nilai-nilai orang yang
diempatinya berbeda dengan nilai-nilai pribadinya.
Empati berarti:
1. Memiliki sikap tidak menghakimi (non judgemental) dan juga tidak menyalahkan
atau membenarkan.
2. Menerima individu seperti apa adanya
3. Mengerti nilai-nilai mereka
Dasar dari EMPATI adalah : kasih sayang (brotherly love / ukhuwah insannyyah) tanpa
pamrih.
Ilmu Kedokteran memiliki 2 aspek secara bersamaan
• Aspek keilmuan : pendekatan terhadap individu sebagai objek keilmuan
• Aspek kemanusiaan : pendekatan individu sebagai manusia seutuhnya yang juga adalah
individu yang unik dan khas.
Inilah yang harus didasari dengan EMPATI
Hubungan Dokter-Pasien :
Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh kedua pihak,
pasien dan dokter. Opini yang menyatakan bahwa mengembangkan komunikasi dengan
pasien hanya akan menyita waktu dokter, tampaknya harus diluruskan. Sebenarnya bila
dokter dapat membangun hubungan komunikasi yang efektif dengan pasiennya, banyak hal-
hal negatif dapat dihindari.Dokter dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dan
keluarganya dan pasien pun percaya sepenuhnya kepada dokter. Kondisi ini amat
berpengaruh pada proses penyembuhan pasien selanjutnya.
Pasien merasa tenang dan aman ditangani oleh dokter sehingga akan patuh menjalankan
petunjuk dan nasihat dokter karena yakin bahwa semua yang dilakukan adalah untuk
kepentingan dirinya. Pasien percaya bahwa dokter tersebut dapat membantu
menyelesaikan masalah kesehatannya.
Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru tidak memerlukan waktu
lama.Komunikasi efektif terbukti memerlukan lebih sedikit waktu karena dokter terampil
mengenali kebutuhan pasien (tidak hanya ingin sembuh).Dalam pemberian pelayanan
medis, adanya komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien merupakan kondisi yang
diharapkan sehingga dokter dapat melakukan manajemen pengelolaan masalah kesehatan
bersama pasien, berdasarkan kebutuhan pasien.
Tujuan dari komunikasi efektif antara dokter dan pasiennya adalah untuk mengarahkan
proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk dokter, lebih memberikan dukungan
pada pasien, dengan demikian lebih efektif dan efisien bagi keduanya (Kurtz,1998).
Menurut Kurzt (1998), dalam dunia kedokteran ada dua pendekatan komunikasi yang
digunakan:
Keberhasilan komunikasi antara dokter dan pasien pada umumnya akan melahirkan
kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak, khususnya menciptakan satu kata
tambahan bagi pasien yaitu empati. Empati itu sendiri dapat dikembangkan apabila dokter
memiliki ketrampilan mendengar dan berbicara yang keduanya dapat dipelajari dan dilatih.
Carma L. Bylund & Gregory Makoul dalam tulisannya tentang Emphatic Communication in
Physician-Patient Encounter (2002), menyatakan betapa pentingnya empati ini
dikomunikasikan.
Definisi Kesehatan Mental (WHO) ini seharusnya menjadi sasaran terakhir dan tertinggi bagi
semua orang di dunia.
PSIKIATRI
Adalah bidang ILMU KEDOKTERAN yang berfokus pada:
Pendekatan komprehensif dalam Ilmu Kedokteran dengan konsep bio-psiko-sosial, dengan
pendekatan eklektik holistik.
Konsep Holistik
• Seorang individu tidak hanya sekedar kombinasi dari gabungan elemen2 kecil atau organ-
organ tubuhnya.
• Seorang individu adalah seorang yang unik, yang keunikannya secara individual
berdasarkan atas aspek biologisnya, ditambah sejarah pribadinya dan perkembangan psiko-
sosialnya (term. budaya – tradisi – aspek keagamaan), yang lalu juga mempengaruhi caranya
berpikir, respons emosional, perilaku dan persepsi subyektifnya tentang dirinya sendiri dan
tentang dunia.
•Keunikan khas dari seseorang adalah unsur INTENSIONALITAS (INTENTIONALITY), yang bisa
merubah secara radikal perjalanan hidupnya.
TUJUAN UTAMA:
Meningkatkan kesehatan mental dan kualitas hidup
GLOSSARY
Care provider : dokter atau pelaksana perawatan yang melihat pasien secara
holistik, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari
keluarga/komunitas serta menyediakan/ melakukan perawatan
yang berkualitas tinggi, komprehensif, berkesinam-bungan,
dan disesuaikan dengan perorangan (personalized) dalam
hubungan jangka panjang yang didasarkan atas kepercayaan.
Communicator : orang yang mampu meningkatkan cara hidup sehat dengan
memberi penjelasan dan nasehat efektif, sehingga mendorong
individu dan kelompok untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatannya.
Etik/etika kedokteran : etika khususnya kewajiban moral yang mendasari profesi dan
praktik kedokteran, serta melandasi segenap keputusan medik
menjadi keputusan yang benar dan serba baik.
Etik/etika profesi : etika terapan dan kesejawatan yang berlaku untuk masing-
masing profesi yang mengandung keutamaan dan keluhuran
profesi.
Human rights : hak-hak alamiah manusiawi yang tidak dapat dicabut dan
merupakan karunia Tuhan, karena semata-mata dimiliki
manusia meliputi antara lain kebebasan berbicara dan
berpendapat, beragama dan berkeyakinan, berserikat dan
berkumpul, serta hak untuk mendapat perlindungan yang sama
di depan hukum.
Ilmiah : 1. bersifat ilmu;
2. secara ilmu pengetahuan;
3. memenuhi syarat-syarat (hukum) ilmu pengetahuan.
Komunikasi efektif : komunikasi yang didasarkan atas niat untuk mau mengerti
lawan bicara (empati), yaitu dengan menjadi pendengar yang
baik, baik dari segi verbal maupun bahasa tubuh, serta
kemampuan melakukan empati. Komunikasi efektif dilakukan
melalui tahapan, yaitu mendengarkan, memahami,
menyetujui/menerima, melakukan tindakan/ menanggapi
respon), serta meminta umpan balik
Masalah ilmiah : 1. pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian yang akan
dilakukan, 2. kesenjangan yang teridentifikasi.
Motivasi : 1. dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak
sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu; 2. usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
sekelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu
karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau
mendapat kepuasan dari perbuatannya.
Perilaku luhur : 1. perilaku yang menjunjung tinggi moral, adat istiadat, sopan
santun, tingkah laku, nilai-nilai baik (terpuji) manusia; 2. budi
pekerti yang paling hakiki, yaitu perilaku yang meliputi sikap
dan perilaku dalam hubungan dengan Tuhan, diri sendiri,
keluarga, masyarakat, bangsa, dan alam sekitar.
Role playing : murid berperan sebagai orang lain sehingga dapat mengalami
perasaan orang tersebut, misalnya bagaimana rasanya menjadi
ibu seorang anak yang kekurangan gizi.
Self assessment : melakukan penilaian hasil yang telah dicapai oleh diri sendiri.