Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

JUJUR HIDUP PENUH BERKAH

Disusun oleh :

MAN 3 CIREBON
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul Jujur
Hidup Penuh Berkah dalam rangka memenuhi tugas. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan atau petunjuk maupun pedoman bagi yang membaca
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan hati terbuka
agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini.
Demikian yang dapan penulis sampaikan. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima
kasih.

Cirebon, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Tujuan ..................................................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Jujur ...................................................................................................... 2
B. Pentingnya Perilaku Jujur ....................................................................................... 2
C. Keutamaan Perilaku Jujur ....................................................................................... 3
D. Macam-macam Kejujuran ....................................................................................... 4
E. Petaka Kebohongan ................................................................................................ 6
F. Hikmah Perilaku Jujur ............................................................................................ 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................................. 8
B. Saran ....................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jujur adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan
dunia. Kehidupan dunia akan hancur dan agama juga menjadi lemah di atas kebongan,
khianat serta perbuatan curang. Karena mulianya orang yang jujur, baik di sisi Allah
maupun di sisi manusia, kejujuran harus ditegakkan meskipun berat dan susah.
Ungkapan tentang “orang jujur akan hancur” merupakan keliru. Allah SWT
menyifatkan diri-Nya dengan kejujuran. Ini merupakan bukti kesktian jujur.
Keujuran dapat membuat hati kita nyaman dan tenteram. Ketika berkata jujur,
tidak akan ada ketakutan yang mengikuti atau bahkan kekhawatiran tentang
terungkapnya sesuatu yang tidak dikatakan.
Akan tetapi, saat ini kejujuran dalam penerapan kehidupan sehari-hari masih
kurang seperti perilaku mencontek yang seolah lazim bagi anak-anak dibangku
sekolah.

B. Tujuan
1. Menambah wawasan baru mengenai pentingnya sikap kejujuran dalam berprilaku.
2. Menguatkan sifat kejujuran dengan didukung dengan ayat Al-Quran dan Hadits
yang jelas.
3. Melaksanakan tugas makalah Pendidikan Agama Islam.

C. Rumusan Masalah
1. Seberapa penting dan utamanya berperilaku jujur ?
2. Ada berapa macam bentuk kejujuran ?
3. Apakah akibat dari perilaku berbohong ?
4. Bagaimana hikmah dari perilaku jujur ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Jujur
Dalam bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata shidiq yang artinya
benar, dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai
dengan kebenaran. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah). Jujur
juga disebut dengan benar atau sesuai dengan kenyataan.
Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Berdusta
adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Adapula
yang berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus
terang. Dengan demikian, jujur berarti keselarasan antara berita dengan kenyataan
yang ada. Jadi kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan
benar atau jujur, tetapi kalau tidak maka dikatakan dusta.

B. Pentingnya Perilaku Jujur


Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda
kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan
yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai
derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan.
Syari’at Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat jujur dalam segala
keadaan, walaupun secara lahir kejujuran tersebut akan merugikan diri sendiri. Allah
SWT telah berfirman dalam Surat An-Nisaa Ayat 135 yang berbunyi:
Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-
benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri
atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih
tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar-balikan ( kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa
yang kamu kerjakan.” ( Q.S. An- Nisaa’ : 135 ),.
Allah selalu memerintahkan kita untuk berlaku benar baik dalam perbuatan
maupun ucapan, sebagaimana firman-Nya :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar” ( Q.S. At-Taubah : 119 )

2
Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagai sesorang
yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yan,g ada pada batinnya. Ketika
berani mengatakan “tidak” untuk korupsi, maka ia harus berusaha menjauhi korupsi,
bukan malah hanya mengatakan tetapi ia sendiri melakukan korupsi.
Kejujuran merupakan ciri-ciri orang beriman sedangkan lawannya dusta
merupakan sifat orang yang munafik. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
Artinya : “Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Muhammad saw. Bersabda
“Tanda orang munafik itu ada 3, yaitu : Apabila berbicara dusta, apabila berjanji
mengingkari, dan apabila dipercaya khianat.” (HR. Bukhari Muslim)
Allah Swt. Menegaskan bahwa tidak ada yang bermanfaat bagi seorang hamba
dan yang mampu menyelamatkannya dari azab, kecuali kejujurannya (kebenarannya).
Artinya : “Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-
orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya.
Itulah keberuntungan yang paling besar" ( Q.S al-Maidah : 119 )

C. Keutamaan Perilaku Jujur


Kedudukan sifat jujur sangat erat hubungannya dengan sifat-sifat para nabi,
yakni Nabi Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub, sebagaimana firman Allah
Artinya : “Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami
dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi” ( Q.S. Maryam : 50 )
Dan Ismail dipuji karena jujur, sebagaimana firman Allah :
Artinya : “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail
(yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar
janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi” ( Q.S Maryam : 54 )
Nabi Muhammad Saw menganjurkan umatnya untuk selalu jujur. Karena
kejujuran merupakan akhlak yang mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada
kebajikan, sebagaimana dijelaskan Nabi Muhammad Saw.
Artinya : “ Dari Abdullah ibn Mas’ud, dari Rasulullah saw. Bersabda.
“Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke
surga…” ( HR. Bukhari )
Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda
kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan
yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai

3
derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan. Orang jujur akan
dipermudah rezeki dan segala urusannya.
Contoh yang perlu diteladani, karena kejujurannya, Nabi Muhammad saw. Di
percaya oleh Siti Khadijah untuk membawa barang dagangan lebih banyak lagi. Ini
artinya Nabi Muhammad saw akan mendapatkan keuntungan lebih besar lagi dan
tentu saja apa yang dilakukan Nabi akan mendapat kemudahan.
Sebaliknya, orang yang tidak jujur atau bohong akan dipersulit rezeki dan
segala urusannya. Orang yang pernah berbohong akan terus berbohong karena untuk
menutupi kebohongan yang diperbuat, dia harus berbuat kebohongan lagi.
Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak
percaya. Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membuat hati menjadi
was-was.
Kegundahan hati dan kekhawatiran yang bertumpuk-tummpuk beresiko
menjadi penyakit.

D. Macam-Macam Kejujuran
Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu :
1. Shidq Al-Qalbi (Jujur dalam niat dan kehendak), yaitu motivasi bagi setiap gerak
dan langkah seseorang dalam rangka menaati perintah Allah Swt, dan ingin
mencapai rida-Nya. Jujur sesungguhnya berbeda dengan pura-pura jujur berarti
tidak ikhlas dalam berbuat.
Rasulullah Saw. Bersabda,

“Ingatlah, dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, akan baiklah

seluruh tubuh. Dan bila ia rusak, rusaklah ia seluruhnya. Itulah qalbu (hati).” (HR.
Bukhari)
2. Shidq Al-Hadits (Jujur dalam ucapan), yaitu memberikan, yaitu memberikan
sesuatu sesuai dengan realitas yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang
dibenarkan oleh syari’at seperti dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang
yang bersengketa, dan, semisalnya. Setiap hamba berkewajiban menjaga lisannya,
yakni berbicara jujur dan, dianjurkan menghindari kata-kata sindiran Karena hal
itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi
kemaslahatan pada saat-saat tertentu, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur.

4
Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan
terang diantara macam-macam kejujuran.
3. Shidq Al-Amal (Jujur dalam perbuatan), yaitu seimbang antara lahiriah dan
batiniah hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam
perbuatan ini juga berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang di
ridhai Allah Swt, dan melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas.
Orang jujur tentu akan sejalan dengan semua kebaikan dan sebagai
penegak segala kebagusan, sedangkan kebaikan itu adalah jalan menuju ke syurga,
bahkan kebajikan itu sebagai kunci masuk syurkan, kunci tersebut tak lain untuk
membuka syurga, sebagaimana firman Allah :
Artinya : “Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada
dalam kenikmatan yang besar (surga). mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil
memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka
yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak
(tempatnya). layaknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya
orang berlomba-lomba.” (Q.S Al-Mutoffifin : 22-26)
4. Shidq Al-Wa’d (Jujur bila berjanji), janji membuat kita selalu berharap. Janji yang
benar membuat kita bahagia. Janji palsu membuat kita selalu was-was. Maka
janganlah memperbanyak janji (namun tidak ditepati) karena Allah Swt, sangat
membenci oran-orang yang selalu mengingkari janji. Sebagaimana dalam firman-
Nya .
Artinya : “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan
janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya,
sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-
sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat” (Q.S.
An-Nahl : 91)
Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali
dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji;
sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya” (Q.S. Al-Israa :
34)
5. Shidq Al-Haal (Jujur dalam kenyataan). Orang mukmin hidupnya selalu berada di
atas kenyataan. Dia tidak akan menampilkan sesuatu yang bukan dirinya. Dia
tidak pernah memaksa orang lain untuk masuk kedalam jiwanya. Dengan kata

5
lain, seorang mukmin tidak hidup berada dibahawah bayang-bayang orang lain.
Artinya, kita harus hidup sesuai dengan keadaan diri kita sendiri.
Merealisasikan kejujuran adakalanya kehendak untuk jujur itu lemah, ada
kalanya pula menjadi kuat.

E. Petaka Kebohongan
Betapa berbahayanya sebuah kebohongan, kebohongan akan mengantarkan
pelakunya tidak dipercaya lagi oleh orang lain.
Ketika seseorang sudah berani menutupi kebenaran, bahkan menyelewengkan
kebenaran untuk tujuan jahat, ia telah melakukan kebohongan. Kebohongan yang
dilakukannya itu telah membawa kepada apa yang telah dikhianatinya itu.
Artinya : “Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu
(yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil
anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri
kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita
minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta” (Q.S Ali-
Imran : 61)
Artinya : “Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta
rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu,
maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu,
kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan
(pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya” ( Q.S Ali-Imran : 161 )
Dalam hadits Rasulullah Saw mengingatkan :
Artinya : “Dari Abu Hurairah ra., dia berkata ; Rasulullah saw., bersabda,
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu
pendusta dibenarkan, sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat
dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada
saat itu, Ruwaibidhah berbicara.” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur
dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah)
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan” (Q.S. Ash-Shaff : 2-3)

6
Syaikh Muhammad al-Ghazali mengatakan, bahwa menjaga amanah ialah
menunaikan dengan baik terhadap hak-hak Allah Swt. Dan hak-hak manusia tanpa
terpengaruh oleh perubahan keadaan, baik susah maupun senang.

F. Hikmah Perilaku Jujur


Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku jujur, antara lain sebagai berikut.
1. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat kita menjadi tenang, tidak
takut akan diketahui kebohongannya karena memang tidak berbohong.
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram” (Q.S. Ar-Ra’d : 28)
2. Mendapat kemudahan dalam hidupnya.
3. Selamat dari azab dan bahaya.
Artinya : “Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-
buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya?
Bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir.
Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka
itulah orang-orang yang bertakwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki
pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik. Agar
Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang
mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan” (Q.S. az-Zumar : 32-35)
4. Dijamin masuk surga.
5. Dicintai oleh Allah Swt. Dan rasul-Nya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ucapan yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin indah jika ada wujud
amal dalam kenyataan. Jujur dalam perbuatan artinya memperlihatkan sesuatu apa-
adanya, tidak berbuat basa basi , tidak membuat-buat, tidak menambah atau
mengurangi. Apa yang ia yakini sebagai kejujuran dan kebenaran, ia jalan dengan
keyakinan kuat dan Allah selalu membalas perbuatan dengan ganjaran yang setimpal.

B. Saran
Mari mulai jujur untuk diri sendiri, kejujuran membuat hati menjadi tenang.
Kami sangat berharap untuk memberikan kritik dan saran yang membangun . Kami
ucapkan terimakasi pada pembaca sekalian, kemampuan kami tidak apa-apa tanpa
dukungan sekitar, guru, dan ridha Allah Swt.

8
DAFTAR PUSTAKA

dannyferdiansyah.blogspot.co.id/2013/11/makalah-tentang-kejujuran.html?m=1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai
Pustaka.1991
homeworkapw.blogspot.co.id/2013/09/makalah-sifat-terpuji-jujur_6860.html?m=1
Kementrian Pendidikan dan, Kebudayaan. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Jakarta. 2014
ukhuwahislah.blogspot.co.id/2013/10/makalah-jujur-da,lam-perkataan-dan.html?m=1
https://rahmatikhsan78.wordpress.com/2014/04/03/26/

Anda mungkin juga menyukai