Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ISLAM PERSPEKTIF ISMAIL RAJI AL-FARUQI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan


Dosen Pengampu : Zidni Ilman, S.Fil. I, M.Pd

Disusun oleh :
Fatimatuzzahro
Haniyah
Nurul Mawaddah

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


BUNTET PESANTREN CIREBON
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul islam
perspektif ismail raji al-faruqi dalam rangka memenuhi tugas Individu Mata Kuliah
Pembelajaran SPI. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan atau
petunjuk maupun pedoman bagi yang membaca makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan hati terbuka
agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini.
Demikian yang dapan penulis sampaikan. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima
kasih.

Cirebon, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................................ i


Daftar isi.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian pendidikan menurut islam ismail Al-Faruqi ..................................... 3
B. Tujuan pendidikan menurut islam ismail Al-Faruqi ........................................... 5
C. Kurikulum dan materi menurut ismail Al-Faruqi ............................................... 5
D. Metode pendidikan menurut ismail Al-Faruqi .................................................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Islamisasi pengetahuan sebenarnya adalah sebuah gagasan upaya untuk
menetralisir pengaruh sains Barat modern sekaligus menjadikan Islam sebagai
paradigma ilmu pengetahuan yang juga sebagai upaya membersihkan pemikiran-
pemikiran Muslim dari pengaruh negatif kaidah-kaidah berpikir ala sains modern,
sehingga pemikiran Muslim benar-benar steril dari konsep sekuler. Banyak
pemahaman ilmu pengetahuan yang terlanjur dapat digeser dan diganti dengan
pemahaman-pemahaman yang mengacu pada pesan-pesan Islam, manakala “proyek
Islamisasi Pengetahuan” benar-benar digarap secara serius dan maksimal, sebagai
tindak lanjut para pemikir Muslim harus berupaya keras merumuskan islamisasi
pengetahuan secara teoritis dan konseptual yang didasarkan argumen rasional dan
wahyu Tuhan.
Keprihatinan Faruqi terhadap kondisi umat Islam yang tenggelam dalam
adopsi sistem pendidikan barat, maka menurutnya, tidak ada cara lain untuk
membangkitkan Islam dan menolong nestapa dunia, kecuali dengan mengkaji kembali
kultur keilmuan Islam masa lalu, masa kini dan keilmuan barat, untuk kemudian
mengolahnya menjadi keilmuan yang rahmatan li al ‘alamin, melalui apa yang disebut
“islamisasi ilmu” yang kemudian disosialisasikan lewat sistem pendidikan Islam yang
integral
Islamisasi merupakan sebuah karkter dan identitas Islam sebagai pandangan
hidup (worldview) yang di dalamnya terdapat pandangan integral terhadap konsep
ilmu (epistemology) dan konsep Tuhan (theology).
Dalam makalah ini pemakalah akan membahas tentang Islamisasi pengetahuan
menurut Ismail Raji Al-Faruqi Disamping itu akan dijelaskan mengenai masalah
mendasar dari kurikulum pendidikan, tujuan, dan metode pendidikan pendidikan.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian pendidikan menurut islam ismail Al-Faruqi ?
2. Apa Tujuan pendidikan menurut islam ismail Al-Faruqi ?
3. Apa Kurikulum dan materi menurut ismail Al-Faruqi ?
4. Apa Metode pendidikan menurut ismail Al-Faruqi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian pendidikan menurut islam ismail Al-Faruqi ?
2. Untuk mengetahui Tujuan pendidikan menurut islam ismail Al-Faruqi ?
3. Untuk mengetahui Kurikulum dan materi menurut ismail Al-Faruqi ?
4. Untuk mengetahui Metode pendidikan menurut ismail Al-Faruqi ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pendidikan menurut Ismail Raji Al-Faruqi


Menurut Al-Faruqi di buku Mendidik Generasi Baru Muslim oleh Dr.
Muhammad Shafiq banyak mengemukakan gagasan serta pemikiran yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh umat Islam. Bagi, Al-
Faruqi, islamisasi ilmu pengetahuan merupakan untuk keharusan yang tidak dapat
ditawar-tawar lagi oleh para ilmuwan muslim. Apa yang telah berkembang di dunia
Barat dan merasuki dunia Islam saat ini sangatlah tidak cocok untuk umat Islam. Ilmu
social barat tidak sempurna dan jelas bercorak barat juga melanggar salah satu syarat
krusial dari metodologi Islam, yaitu kesatuan kebenaran. Ia menambahkan adanya
sesuatu yang khas Islam.[1]
Dalam setiap bidang, politik, ekonomi, dan budaya, umat Islam terpinggirkan,
kalah oleh dominasi Barat. Sistem pendidikan yang mengasingkan muslim dari
agamanya sendiri dan dari sejarah kegemilangan agamanya yang seharusnya menjadi
sumber kebanggaannya. Dengan membenahi sistem pendidikan yang memisahkan
antara ilmu agama (madrasah) dan ilmu no-agama (sekolah, universitas) mesti
dipadukan kembali. Al-Faruqi menjelaskan arti Islamisasi pada tingkat kongkretnya
sebagai berikut : “ Islamisasi sains adalah islamisasi disiplin-displin ilmu, atau
tepatnya, memproduksi buku-buku teks universitas yang telah dibentuk kembali
menuruti visi Islam, dalam sekitar dua puluh disiplin”.[2]
Ide islamisasi ilmu pengetahuan yang dicetuskan Al-Faruqi berkaitan erat
dengan idenya tentang tauhid. Hal ini terangkum dalam prinsip tauhid ideasionalitas
dan teologi.[3]
Sebagai prinsip pengetahuan, tauhid adalah pengakuan bahwa Allah, yakni
kebenaran (Al-Haq). Itu ada dan bahwa Dia itu Esa. Pengakuan tentang kebenaran itu
bias diketahui bahwa manusia mampu mencapainya.[4]
Menurut Ismail R. al-Faruqi di buku Islamisasi pengetahuan, dalam
pendefinisian atau pengertian tentang islamisasi ilmu pengetahuan, dia menjelaskan
bahwa pengertian dari islamisasi ilmu yaitu sebagai usaha untuk memfokuskan
kembali ilmu yaitu, untuk mendefinisikan kembali, menyusun ulang data, memikir
kembali argumen dan rasionalisasi yang berhubungan dengan data itu, menilai
kembali kesimpulan dan tafsiran, membentuk kembali tujuan dan disiplin itu

3
ditujukan memperkaya visi dan perjuangan Islam. Al-Faruqi menggariskan beberapa
prinsip dalam pandangan Islam sebagai kerangka pemikiran metodologi dan cara
hidup Islam. Faruqi meletakkan pondasi epistemologinya islamisasi ilmunya pada
prinsip tauhid yang terdiri dari lima macam kesatuan,[5] Prinsip-prinsip tersebut
ialah:
1. Keesaan Allah yaitu bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, yang menciptakan dan
memelihara semesta.
2. Kesatuan alam semesta yaitu bahwa semesta ini baik yang material, biologis,
sosial, adalah kesatuan yang integral. Masing-masing saling terkait dan saling
menyempurnakan dalam ketentuan hukum alam (sunnatullah).[6]
3. Kesatuan Kebenaran dan Kesatuan Pengetahuan. Menurut al-Faruqi, kebenaran
wahyu dan kebenaran akal itu tidak bertentangan tetapi saling berhubungan dan
keduanya saling melengkapi. Karena bagaimanapun, kepercayaan terhadap agama
yang di topang oleh wahyu merupakan pemberian dari Allah dan akal juga
merupakan pemberian dari Allah yang diciptakan untuk mencari kebenaran.
Syarat-syarat kesatuan kebenaran menurut al-Faruqi yaitu: pertama, kesatuan
kebenaran tidak boleh bertentangan dengan realitas sebab wahyu merupakan
firman dari Allah yang pasti cocok dengan realitas. Kedua, kesatuan kebenaran
yang dirumuskan, antara wahyu dan kebenaran tidak boleh ada pertentangan,
prinsip ini bersifat mutlak. Dan ketiga, kesatuan kebenaran sifatnya tidak terbatas
dan tidak ada akhir. Karena pola dari Allah tidak terhingga, oleh karena itu
diperlukan sifat yang terbuka terhadap segala sesuatu yang baru.[7]
4. Kesatuan Hidup yaitu kehendak Tuhan terdiri atas dua macam. Pertama berupa
hukum alam (sunnah Allah) dan yang kedua berupa hukum moral yang harus
dipatuhi, agama. Kedua hukum ini berjalan seiring, senada, seirama dalam
kepribadian muslim. Konsekuensinya, tidak ada pemisahan antara yang bersifat
spiritual dan material, antara jasmani dan ruhani.[8]
5. Kesatuan Umat Manusia yaitu Islam menganjurkan kebebasan dalam
hubungannya dengan kemanusiaan tanpa batas-batas yang senantiasa
menghampiri mereka. Dalam konteks ilmu pengetahuan, nampak bahwa
keinginan Al-Faruqi, ilmuwan beserta penemuannya, hendaknya memberi
kesejahteraan kepada umat manusia tanpa memandang etnis. Ketaqwaan yang
dipergunakan oleh Islam yang membebaskan dari belenggu himpitan dunia
hendaknya menjadi landasan bagi para ilmuan[9]

4
B. Tujuan pendidikan menurut Ismail Raji Al-Faruqi
Rencana kerja islamisasi pengetahuan yang digagas oleh al Faruqi bertujuan
untuk :
1. penguasaan disiplin ilmu modern,
2. penguasaan khazanah Islam,
3. penentuan relevansi Islam bagi masing-masing bidang ilmu modern,
4. pencarian sintesa kreatif antara khazanah Islam dengan ilmu modern, dan
5. pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan yang mencapai pemenuhan pola
rencana Allah Swt.[10]
Untuk mencapai tujuan ini ia mendirikan Himpunan Sosial Muslim ( The
Assosiation of Muslim Social Scientists). Al-Faruqi berperan penting dalam
pembentukan lembaga internasional The Internatioal Istitute of Islamic Thought
(IIIT). Kedua lembaga tersebut secara bersama-sama meneebitkan jurnal American
Jounal of Islamic Social Sciences.

C. Kurikulum dan materi menurut Ismail Raji Al-Faruqi


Berkenaan dengan kurikulum, Al-Faruqi ingin membuat kurikulum yang
diperuntukkan bagi pendidikan para sarjana-MA dalam bidang humaniora, yakni
selama empat tahun. Periode ini dibagi menjadi dua-tahunan tahapan, meliputi tingkat
senior. Setelah meyelesaikan tinkat junior, mahasiswa diwajibkan mengikuti ujian
komprehensif. Jika lulus, ia boleh melanjtkan ke tingkat senior dan menerima subsidi
(gaji). Setelah lulus dari tingkat senior, dia akan menerima gelar diploma dan ditawari
untuk bergabung dengan institute menjadi anggota staf peneliti atau memilih, atas
bantuan institute, melanjutkan kuliah untuk meraih gelar Ph. D. dalam bidang studi
Islam di Universitas Pakistan.[11]
1. Kurikulum tingkat junior
-Tahun pertama
Bahasa:seorang kandidat harus mengambil kursus setiap hari dalam tata bahasa
Arab.
Sejarah pemikiran:meliputi pemikiran pra Islam di Timur dekat, mengkaji
perkembangan latar belakang politik Muslim, ekonomi, kondisi-kondisi social dan
permasalahan yang timbul dalam hubungannya dengan dunia luar.

5
-Tahun kedua
Dokrin Islam:bacaan yang disediakan berupa teks-teks berbahasa Arab berkaitan
dengan materi wahyu dan kenabian, manusia, masyarakat, ummah, dan tujuan
Islam
Al Qur’an:perkuliahan yang diselenggarakan harus mampu menyajikan
pembacaan
kritis terhadap al Qur’an untuk mencapai sistematisasi topic pokok-pokok pikiran
dalam al Qur’an
Filsafat:mencangkup filsafat Islam dari periode Mu’tazilah sampai Muhammad
iqbal.[12]

2. Kurikulum tingkat senior


-Tahun pertama
Hadis :studi mengacu pada studi kritis atas enam periwayat hadist tsiqah dengan
usaha membuat klasifikasi hadis sesuai sistematika dan kebutuhan fiqh dan membuat
sistematika hadis sesuai topik bahasan
Fiqh: studi diarahkan untuk menguasai 5 madzhab hokum : hanafi, Maliki, Syafi’i,
Hambali dan Ja’fari
‘Ilm al-Ushul : yaknni sebagaimana yang pernah diberikan oleh Rahman dan al-
Faruqi dalam sebuah seminar yang mencakup studi-studi tentang prinsip-prinsip
hokum Islam
-Tahun kedua
Gerakan pembaharuan : mengkaji gerakan-gerakan pembaharuan Ibn Taymiyah,
Wahabiyah, Syah Wali Allah, Sanusiayah, Al-Afghani, Abduh, Rida dan golongan
salafiyah
Masyarakat muslim : mengkaji dasar-dasar politik, ekonomi dan ideology masyarakat
Muslim
Sejarah agama : penggunaan pendekatan-pendekatan lainya, ilmu-ilmu mengenai
bangsa Semit dan peradaban jahiliyah[13]
Akan merupakan langkah yang besar ke depan jika universitas-universitas dan
sekolah-sekolah tinggi di Dunia Islam mengadakan pelajaran-pelajaran wajib
mengenai kebudayaan Islam sebagai bagian dari program studi-studi pokok mereka
bagi semua siswa. Hal ini akan membuat para siswa merasa yakin kepada agama dan
warisan mereka, dan membuat mereka menaruh kepercayaan kepada diri sendiri

6
sehingga dapat menghadapi dan mengatasi kesulitan-kesulitan mereka di masa kini
atau melaju ke tujua yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala kepada mereka.[14]

D. Metode pendidikan menurut Ismail Raji Al-Faruqi


Langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai proses Islamisasi
Pengetahuan adalah menurut Al-Faruqi ada 12 langkah, sebagai berikut:
1. Penguasaan disiplin ilmu modern: penguraian kategoris. Disiplin ilmu dalam
tingkat kemujuannya sekarang di Barat harus dipecah-pecah menjadi kategori-
ketegori, prinsip-prinsip, metodologi-metodologi, problema, dan tema.
2. Survei disiplin ilmu. Semua disiplin ilmu harus disurvei, dan harus ditulis dalam
bentuk bagan mengenai asal-usul dan perkembangannya beserta pertumbuhan
metodologisnya, perluasan cakrawala wawasanya dan tak lupa membangun
pemikiran yang diberikan oleh para tokoh utamanya.
3. Penguasaan khazanah Islam: sebuah Antologi-antologi mengenai warisan pemikir
muslim yang berkaitan dengan disiplin ilmu.
4. Penguasaan khazanah Islam tahap analisa. Antologi yang telah disiapkan,
khazanah pemikir Islam harus beranalisa dari perspektif masalah-masalah masa
kini.
5. Penentuan relevansi Islam yang khas terhadap disiplin-disiplin ilmu. Relevensi
dapat ditetapkan dengan mengajukan tiga persoalan. Pertama, apa yang telah
disumbangkan oleh Islam. Kedua, seberapa besar sumbangan itu jika
dibandingkan dengan hasil-hasil yang telah diperoleh oleh disiplin modern
tersebut. Ketiga, apabila ada bidang-bidang masalah yang sedikit diperhatikan
atau sama sekali tidak diperhatikan oleh khazanah islam.
6. Penilaian kritis terhadap disiplin ilmu modern: perkembangannya di masa kini.
7. Penilaian kritis terhadap khazanah Islam: tingkatan perkembangannya dewasa ini.
8. Survei permasalahan yang dihadapi umat islam. suatu studi yang sistematis harus
dibuat tentang masalah-masalah politik, social ekonomi, intelektual, cultural,
moral dan spiritual dari kaum muslim
9. Survei permasalahan yang dihadapi umat manusia. Suatu studi yang sama, kali ini
difokuskan pada seluruh umat manusia, harus dilaksanakan
10. Analisa kreatif dan sintesa. Pada tahap ini sarjana muslim harus sudah siap
melakukan sintesa antara khazanah-khazanah Islam dan displin modern, serta
untuk menjembatani jurang kemandengan berabad-abad.

7
11. Penuangan kembali disiplin ilmu modern ke dalam kerangka islam: buku-buku
daras tingkat universitas. Buku-buku teks universitas harus ditulis untuk
menuangkan kembali disiplin-disiplin modern dalam cetakan Islam.
12. Penyebarluasan ilmu-ilmu yang telah diislamisasikan[15]
13. Dari langkah-langkah dan rencana sistematis seperti yang terlihat diatas,
tanpaknya bahwa langkah islamisasi sains pada akhirnya merupakan usaha
menuangkan kembali seluruh khazanah pengetahuan Barat ke dalam kerangka
Islam.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islamisasi ilmu yaitu mendefinisikan kembali, menyusun ulang data, memikir
kembali argumen dan rasionalisasi yang berhubungan dengan data, menilai kembali
kesimpulan dan tafsiran, membentuk kembali tujuan dan disiplin ditujukan
memperkaya visi dan perjuangan Islam
Rencana kerja islamisasi pengetahuan bertujuan untuk :
1. penguasaan disiplin ilmu modern,
2. penguasaan khazanah Islam,
3. penentuan relevansi Islam bagi masing-masing bidang ilmu modern,
4. pencarian sintesa kreatif antara khazanah Islam dengan ilmu modern, dan
5. pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan yang mencapai pemenuhan pola
rencana Allah Swt
Berkenaan dengan kurikulum diperuntukkan bagi pendidikan para sarjana-MA
dalam bidang humaniora, yakni selama empat tahun. Periode ini dibagi menjadi dua-
tahunan tahapan, meliputi tingkat senior. Setelah meyelesaikan tingkat junior.
Langkah-langkah untuk mencapai Islamisasi
1. Penguasaan disiplin ilmu modern
2. Survei disiplin ilmu.
3. Penguasaan khazanah Islam
4. Penguasaan khazanah Islam tahap analisa
5. Penentuan relevansi Islam yang khas terhadap disiplin-disiplin ilmu.
6. Penilaian kritis terhadap disiplin ilmu modern
7. Penilaian kritis terhadap khazanah Islam
8. Survei permasalahan yang dihadapi umat islam
9. Survei permasalahan yang dihadapi umat manusia
10. Analisa kreatif dan sintesa
11. Penuangan kembali disiplin ilmu modern ke dalam kerangka islam
12. Penyebarluasan ilmu-ilmu yang telah diislamisasikan

9
DAFTAR PUSTAKA

Saefuddin, Am, Islamisasi Sains dan Kampus, Jakarta : PPA Counsultans, 2010
al-Faruqi, Ismail Raji, Islamisasi Pengetahuan, terj. Anas Mahyudin, Bandung : Pustaka,
1995
Shafiq, Muhammad, Mendidik Generasi Baru Muslim, Jakarta : Pustaka Pelajar, 2000

[1] Am Saefuddin, Islamisasi Sains dan Kampus, ( Jakarta : PPA Counsultans, 2010 ), hal.
65-69
[2] Ibid,. hal. 70
[3] Ibid.
[4] Ibid,. hal. 68
[5] Ismail Raji al-Faruqi, Islamisasi Pengetahuan, terj. Anas Mahyudin, ( Bandung : Pustaka,
1995 ) hal. 55-96.
[6] Ibid,. hal. 58-66.
[7] Ibid,. hal. 40-41.
[8] Ibid,. hal. 85.
[9] Ibid,. hal. 48.
[10] Ibid,. hal. 55-96
[11] Muhammad Shafiq, Mendidik Generasi Baru Muslim, ( Jakarta : Pustaka Pelajar, 2000 ),
hal. 33-34.
[12] Ibid,. hal. 34-35.
[13] Ibid,. hal.35-36.
[14] Ismail Raji al-Faruqi, Islamisasi Pengetahuan, hal. 33
[15] Am Saefuddin, Islamisasi Sains dan Kampus, hal. 74-76.

10

Anda mungkin juga menyukai