Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MEMAHAMI PENDIDIKAN BAGI ANAK HIPERAKTIF

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan

Dosen Pengampu : Rodiyatul Maghfiroh, M.Pd.

Disusun oleh :
Ayub Fahmi Azis

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


BUNTET PESANTREN CIREBON
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul
Memahami Pendidikan Bagi Anak Hiperaktif dalam rangka memenuhi tugas Individu Mata
Kuliah Profesi Kependidikan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan atau petunjuk maupun pedoman bagi yang membaca makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan hati terbuka
agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini.
Demikian yang dapan penulis sampaikan. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima
kasih.

Cirebon, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ i


Daftar Isi ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Usia Dini ................................................................................. 2
B. Pengertian Hiperaktivitas .................................................................................... 3
C. Faktor-faktor Penyebab Hiperaktif ..................................................................... 5
D. Mengatasi Hiperaktivitas .................................................................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku siswa-siswi usia sekolah saat ini sangat beragam, Salah satu
perilakunya adalah anak-anak yang sangat sulit di atur, tidak bisa diam dan seolah-
olah tidak memperhatikan pelajaran di kelas. Anak-anak tersebut biasanya mengalami
gangguan dalam perkembangannya yaitu gangguan hiperkinetik yang secara luas di
masyarakat disebut sebagai anak hiperaktif.
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian
dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder
(ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini
sering disebut minimal brain dysfunction syndrome. Terhadap kondisi siswa yang
demikian, biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di samping
karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena anak hiperaktif
sering mengganggu orang lain, suka memotong pembicaraan guru atau teman, dan
mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang diajarkan guru kepadanya.
Selain itu juga, prestasi belajar anak hiperaktif juga tidak bisa maksimal. Untuk itulah
dibutuhkan suatu pendekatan untuk membantu anak-anak yang hiperaktif tersebut
supaya mereka dapat memaksimalkan potensi diri dan meningkatkan prestasinya.
Pendekatan ini yaitu dengan pendekatan yang dilakukan oleh lingkungan keluarga
sendiri yaitu bimbingan oleh orang tua dan pendekatan dari sekolah yaitu bimbingan
konseling berupa layanan / treatment yang sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga
dengan demikian, diharapkan setiap anak akan memperoleh haknya untuk
mendapatkan pendidikan yang terbaik tanpa terkecuali, karena pengajaran yang
diberikan telah disesuaikan dengan kemampuan dan kesulitan yang dimilikinya.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dikaji dalam penulisan ini adalah :
1. Apa pengertian anak usia dini?
2. Apa pengertian Hiperaktivitas?
3. Apa saja faktor-faktor penyebab Hiperaktivitas?
4. Apakah ciri-ciri anak Hiperaktif?
5. Apa pengaruh Hiperaktivitas terhadap perkembangan anak?
6. Bagaimana cara mengatasi Hiperaktivitas?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Usia Dini


Siapa yang disebut anak usia dini ?
Ada beragam pendapat tentang hal ini. Batasan tentang anak usia dini antara
lain disampaikan oleh NAEYC (National Association for the Education of young
Children) yang mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada
rentang usia 0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan, pra sekolah baik
swasta maupun negeri, TK, dan SD (NAEYC 1992).
Karakteristik Anak Usia Dini ;
 Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Besar
 Merupakan Pribadi yang Unik
 Suka Berfantasi dan Imajinasi
 Masa paling Potensial untuk Belajar
 Menunjukan Sikap Egosentris
 Memiliki Rentang Daya Konsentrasi yang Pendek
 Sebagai bagian dari Makhluk social
Teori Perkembangan Anak
Tahapan psikososial (Erikson)
Kepercayaan dasar Vs ketidakpercayaan (lahir hingga 12-18 bulan). Bayi
mengembangkan perasaan bahwa dunia merupakan tempat yang baik dan aman.
Hikmah : Harapan
Autonomi Vs rasa malu dan ragu (12-18 bulan hingga 3 tahun),anak
mengembangkan keseimbangan independen dan kepuasan diri terhadap rasa malu dan
keraguan .Hikmah: Kehendak
Inisiatif Vs rasa bersalah (3 hingga 6 tahun)Anak mengembangkan inisiatif
ketika mencoba aktivitas baru dan tidak terlalu terbebani oleh rasa bersalah. Hikmah
:Tujuan
Industry Vs Inferioritas (6 tahun hingga pubertas) Anak harus belajar
keterampilan budaya atau menghadapi perasaan tidak kompeten. Hikmah :
keterampilan

2
Identitas Vs kekacauan identitas (pubertas hingga dewasa awal)Remaja harus
menentukan pemahaman akan diri sendiri (“siapakah saya ini ?”) atau mersakan
kekacauan peran . Hikmah : Loyalitas atau dapat dipercaya
Intimasi Vs isolasi (dewasa awal) Individu mencoba membuat komitmen
dengan orang lain; apabila tidak sukses maka dia akan menderita isolasi dan
pemisahan diri. Hikmah : Cinta
Produktivitas Vs stagnasi (dewasa tengah). Perhatian orang dewasa yang
sudah matang adalah membangun dan membimbing generasi selanjutnya atau merasa
tidak percaya diri. Hikmah : Rasa peduli
Integritas ego Vs putus asa (dewasa akhir) individu yang lebih tua
mendapatkan penerimaan terhadap hidup, membuatnya dapat menerima kematian,
atau sebaliknya. Putus asa atas ketidakmampuannya menghidupkan kembali
hidupnya. Hikmah : Kebijaksanaan
Teori Paeget perkembangan Kognitif
Sensiromotor (lahir hingga 2 bulan ) secara gradual bayi mulai dapat
mengorganisir aktivitas yang berhubungan dengan lingkungan melalui aktivitas
sensoris dan motorik.
Preoperasional (2 hingga 7 tahun), anak mengembangkan system
representasional dan mengunakan symbol untuk mempresentasikan orang, tempat,
dan peristiwa ,bahasa, dan imajinasi memainkan peran manifestasi penting tahap ini.
Pemikiran masih belum logis.
Operasi kongkrit (7 hingga 11 tahun), anak dapat memecahkan masalah secara
logis jika mereka difokuskan kepada situasi saat ini, tetapi tidak dapat berfikir abstrak.
Operasi formal (11 tahun hingga masa dewasa). Individu dapat berfikir secara
abstrak, berhadapan dengan situasi hipotetik dan berfikir tentang kemungkinan-
kemungkinan.

B. Pengertian Hiperaktivitas
Kata “hiperaktivitas” (hiperaktivity) digunakan untuk menyatakan suatu pola
prilaku pada seseorang yang menunjukan sikap tidak mau diam, tidak menaruh
perhatian dan implusif (semau gue). Anak-anak yang hiperaktif selalu bergerak.
Mereka tidak mau diam bahkan dalam situasi-situasi, misalnya ketika sedang
mengikuti pelajaran di kelas yang menuntut agar mereka bersikap tenang. Mereka
tidak pernah merasakan asyiknya permaianan atau mainan yang umumnya disukai

3
anak-anak lain seusia mereka, sebentar-sebentar mereka tergerak untuk beralih dari
permainan atau mainan satu ke yang lain.
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian
dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder
(ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini
sering disebut minimal brain dysfunction syndrome. Gangguan hiperkinetik adalah
gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7
tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan
impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga
dewasa dalam Irawati Ismail (2009).
Dr. Seto Mulyadi dalam Irawati Ismail (2009) dalam bukunya “Mengatasi
Problem Anak Sehari-hari“ mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah :
Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak.
Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, Tidak bisa berkonsentrasi dan
bertindak sekehendak hatinya atau impulsif.
Hiperaktivitas juga mengacu ke tiadanya pengendalian diri, misalnya
mengambil keputusan atau kesimpulan tanpa memikirkan akibat-akibat yang mungkin
timbul, dan sering menyebabkan pelakunya terkena hukuman atau mengalami
kecelakaan.
Hiperaktivitas tidak selalu harus dinyatakan sebagai penyakit. Kendatipun
demikan, hiperaktivitas juga bisa merupakan gejala(symptom) yang menunjukkan
adanya sesuatu yang salah dalam perkembangan anak anda. Kalau anak anda hampir
sepanjang waktu tampak sangat hiperaktif, dalam situasi apapun yang dihadapinya
maka gejala ini perlu diselidiki. Perangai demikian mungkin tetap ada untuk jangka
waktu yang panjang dan cukup parah untuk mempengaruhi hubungannya dengan
orang lain, kemampuan belajarnya, dan kebahagiaannya. Pola tingkah laku ini
kadang-kadang disebut “sindrom hiperkinetik”. Umumnya sindrom hiperkinetik
menyebabkan seorang anak tidak bisa menjadi dewasa. Anak seperti ini tidak dapat
mengembangkan pengendalian dirinya dengan laju yang sama seperti pada anak-anak
lain yang seusia.
Di banyak negara penyebab pola prilaku ini berbeda-beda, baik secara fisik
maupun psikologik, ada yang turunan, ada pula karena pengaruh lingkungan. Di
hampir seantaro dunia, hiperaktivitas dipandang sebagai suatu risiko terhadap

4
perkembangan psikologik, dan karena itu tidak mengherankan bila banyak orang yang
mencemaskannya dan berusaha membantu memecahkannya.

C. Faktor-Faktor Penyebab Hiperaktif


Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif antara lain:
1. Faktor Genetik
Anak laki-laki dengan eksra kromosom Y yaitu XYY, kembar satu telur
lebih memungkinkan hiperaktif dibanding kembar dua telur.
2. Faktor Neurologik
Penelitian menunjukan, anak hiperaktif lebih banyak disebabkan karena
gangguan fungsi otak akibat sulit saat kelahiran, penyakit berat, cidera otak.
3. Faktor Lingkungan
Racun atau limbah pada lingkungan sekitar bisa menyebabkan hiperaktif
terutama keracunan timah hitam (banyak terdapat pada asap knalpot berwarna
hitam kendaraan bermotor yang menggunakan solar).
4. Faktor Kultural dan Psikososial
a. PemanjaanPemanjaan dapat juga disamakan dengan memperlakukan anak terlalu
manis, membujuk-bujuk makan, membiarkan saja, dan sebagainya. Anak yang
terlalu dimanja itu sering memilih caranya sendiri agar terpenuhi kebutuhannya.
b. Kurang disiplin dan pengawasan.
Anak yang kurang disiplin atau pengawasan akan berbuat sesuka hatinya,
sebab perilakunya kurang dibatasi. Jika anak dibiarkan begitu saja untuk berbuat
sesuka hatinya dalam rumah, maka anak tersebut akan berbuat sesuka hatinya
ditempat lain termasuk di sekolah. Dan orang lain juga akan sulit untuk
mengendalikannya di tempat lain baik di sekolah.
c. Orientasi kesenangan
Anak yang memiliki kepribadian yang berorientasi kesenangan umumnya
akan memiliki ciri-ciri hiperaktif secara sosio-psikologis dan harus dididik agak
berbeda agar mau mendengarkan dan menyesuaikan diri.
Satu hal lain yang membantu berkembangnya hiperaktivitas adalah
penggunaan hukuman secara tidak bijaksana oleh orang tua.

5
D. Mengatasi Hiperaktivitas
Orang tua dan anak-anak hiperaktifnya berkembang dengan baik sering kali
adalah orang tua yang berhasil mengatasi sendiri masalah mereka.
1. Mereka telah menemukan cara-cara untuk mengidentifikasi dan merangsang
pengendalian diri anak mereka.
2. Mereka memberlakukan aturan-aturan yang jelas, dan mereka berusaha sebanyak
mungkin meluangkan waktu untuk kegiatan-kegiatan bersama anak mereka
bahkan meskipun di antara mereka juga sering terjadi pertentangan.
3. Mereka berusaha mengendalikan diri mereka sendiri.
4. Sebagai suami istri, mereka tetap berusaha agar pendekatan mereka sejalan.
ADHD sering kali ditanggani dengan obat, terkadang dikombinasikan dengan
terapi prilaku,konseling,pelatihan keterampilan sosial,dan penempatan ruang kelas
khusus. Dalam jangka pendek psikomotorik stimulan seperti Methylphenidate
(“Ritalin”), yang digunakan dalam dosis yang tepat tampaknya aman dan efektif, akan
tetapi dampak jangka panjangnya tidak diketahui (AAP Committee On Children with
disabilities dan committee on Drugs,1996;Elia et
all,1999;NIH,1998;Rodrigues,1999;USDHHS,1999c; Zametkin,1995;Zametkin &
Ernst,1999).sebuah studi 14 bulan yang dilakukan secara acak terhadap 579 anak
penderita ADHD usia 7 sampai 9 tahun menemuka program perawatan denagn Ritalin
yandg dimonitor secara hati-hati, baik berdiri sendiri atau dikombinasikan dengan
modifikasi prilaku, lebih efektif di bandingkan dengan terapi prilaku saja atau
perawatan komunitas standar (MTA cooperative group,1999). Obat lebih baru yang
disebut Atomoxehrie tampaknya juga aman dan efektif bagi ADHD (Michelson et
al,2001).[6][15]
1. Metode Penanganan Anak Hiperaktif diLingkungan Keluarga
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk
mendidik dan membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif :
a. Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas
b. Kenali kelebihan dan bakat anak
c. Membantu anak dalam bersosialisasi
d. Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan
penguat positif (misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib),
memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak.

6
e. Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan
kelebihan energinya
f. Menerima keterbatasan anak
g. Membangkitkan rasa percaya diri anak
h. Bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang
sebenarnya.
i. Latih anak-anak dapat medisiplin diri sendiri dengan sistematis, konsisten,
jelas dan konsekuen.
j. Jangan menghukum anak hiperaktif karena itu bukan sepenuhnya kesalahan
dia.
k. Jangan menjuluki anak hiperaktif dengan julukan yang buruk, seperti nakal,
bodoh, dan lain sebagainya, karena mereka akan menjadi seperti apa yang kita
katakan. Dan menjadi anak yang tidak percaya diri.
l. Penanganan sebaiknya diberikan mulai dari keluarga terdekat (ibu).
m. Memberikan kasih sayang kepada anak namun tidak memanjakannya.
n. Ketika menasehati anak sebaiknya jelas dan spesifik serta diulang-ulang agar
anak mudah memahami dan menggunakan kekerasan.
o. Menjalin komunikasi yang baik dengan anak, selalu katakan ia anak baik dan
berikan apresiasi bila ia melakukan hal yang baik.
p. Hindari tayangan TV, video dan games yang bersifat kekerasan
q. Praktekan pola hidup sehat dengan menu makanan alamiah yang sesuai
Kebutuhan anak.
2. Penanganan Anak Hiperaktif di Taman Kanak-Kanak
Untuk penanganan anak hiperaktif di Taman Kanak-kanak dapat
mengunakan metode bermain, metode ini sangat baik diberikan kepada anak
hiperaktif karena anak akan belajar mengendalikan diri sendiri dan memahami
dunianya. Dengan menggunakan metode bermain kepada anak seperti ini
diperlukan guru-guru yang harus menemaninya. Melalui kegiatan bermain anak
dapat mengembangkan kreatifitasnya, yaitu melakukan kegiatan yang dapat
menyalurkan bakat si anak. Bagi anak seperti ini, metode ini dapat diberikan dan
anak akan merasa sangat senang. Karena anak itu dapat dengan bebas melakukan
kegiatannya yang dirasakan cukup baik bagi dirinya. Melalui kegiatan bermain ini
anak dapat menggunakan fisik-motorik. Bermacam-macam cara dan teknik dapat
dipergunakan dalam kegiatan tersebut seperti merayap, berlari, merangkak,

7
berjalan, melompat, menendang dan melempar. Guru atau pembimbing anak dapat
melakukan metode bermain ini sehingga anak tersebut tidak cepat bosan dengan
cara yang diberikan oleh guru. Seperti mengajak anak untuk bernyanyi yang
menggunakan aturan main, anak seperti ini akan tertarik untuk melakukannya.
Kegiatan bermain dapat membantu penyaluran kelebihan tenaga. Setelah
melakukan kegiatan bermain anak memperoleh keseimbangan antara kegiatan
dengan menggunakan kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan
ketenangan. Anak dapat menyalurkan rasa ingin tahunya dengan menggunakan
metode bermain ini seperti bagaimana caranya memasak, mengapa pohon layu
bila tidak diberi air, dan sebagainya. Kegiatan menggambar dapat juga diberikan
kepada anak hiperaktif termasuk didalam kegiatan bermain. Anak dalam
menggambar dapat menggunakan pensil warna dan kertas gambar. Cara seperti ini
merupakan salah satu kegiatan yang dapat menyalurkan tenaga pada dirinya.
Penanganan anak hiperaktif melalui bimbingan dan konseling di Taman
Kanak-Kanak, dapat pula dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Mulailah pelajaran dengan kegiatan yang mengeluarkan energi, seperti gerak
dan lagu. Tujuannya untuk mengurangi kelebihan energi khususnya pada anak
yang hiperaktif.
2) Tutuplah benda-benda yang menarik perhatian anak.
3) Gunakan warna cat yang lembut untuk kelas dan peralatan yang ada serta
hindari warna-warna yang terlalu menyolok.
4) Selalu menjelaskan kepada anak hiperaktif mengenai kegiatan yang akan
dilakukan, meliputi jenis kegiatannya, hasil yang diharapkan, dan lama waktu
yang dibutuhkan agar anak tersebut senantiasa mengingat tugasnya.
5) Berilah label pada setiap tempat penyimpanan benda karena anak yang
hiperaktif suka mengambil benda dan lupa mengembalikannya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian
dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder
(ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini
sering disebut minimal brain dysfunction syndrome. Terhadap kondisi siswa yang
demikian, biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di samping
karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena anak hiperaktif
sering mengganggu orang lain, suka memotong pembicaran guru atau teman, dan
mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang diajarkan guru kepadanya.
Bimbingan dan konseling menjadi sarana mengatasi anak hiperaktif baik
bimbingan konseling yang dilakukan di rumah maupun di sekolah. Selain itu perlu
ada kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua dalam menangani anak yang
hiperaktif. Kerjasama yang baik antara semua pihak dalam menangani anak hiperaktif
akan sangat membantu dalam perbaikannya kedepan demi masa depan anak tersebut.

B. Saran
Dengan bantuan yang khusus dari ibu bapak, guru-guru, para dokter,atau
lingkungan bermain, anak-anak ADHD akan mampu menangani masalah kurang
pemusatan perhatian atau hiperaktif mereka dengan lebih baik. Mereka juga dapat
menyalurkan tingkah laku hiperaktif mereka dalam suasana yang sesuai seperti latihan
fisik atau senam. Oleh karena itu, lebih baik memilihkan aktivitas yang memberi
mereka kebebasan bergerak. Atau membuat diagnosis lengkap yang memerlukan
penilaian dari seorang pakar yang berpengalaman dalam mengevaluasi beberapa hal
yang bisa menimbulkan sikap yang tidak dapat memusatkan perhatian. Diagnosis
dibuat dengan mempelajari corak tertentu tingkah laku anak-anak serta laporan
tingkah laku mereka di rumah dan di sekolah dari ibu bapak dan guru sekolah.
Kerapakali perawatan ADHD yang berhasil, melibatkan pendekatan multidisiplin
yang melibatkan bidang pengobatan, psikologi, social dan pendidikan.Untuk
penanganan anak hiperaktif sebaiknya memiliki kelas khusus yang bisa
menanganinya secara benar dan tepat seperti kelas Inklusi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, sity, dkk. Perkembangan dan Konsep Dasar AUD, Jakarta; Universitas Terbuka,2009
Papalia E. Diane, Sally wendkos old, Ruth Duskin Feldman, Human Development ( Psikologi
Perkembangan), Cet : Ke-1, Jakarta; Kencana, 2008
Taylor Eric, Anak yang Hiperaktif, Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992

10

Anda mungkin juga menyukai