Anda di halaman 1dari 8

PEMBAHASAN

1. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka
waktu (periode) mendatang. Penganggaran adalah proses kegiatan yang menghasilkan anggaran
tersebut sebagai hasil kerja, serta proses kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
anggaran, yaitu fungsi-fungsi pedoman kerja, alat pengkordinasian kerja, dan alat pengawasan
kerja. Anggaran dan akuntansi memiliki hubungan erat untuk membuat suatu rencana yang
disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit
(satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) mendatang. Orang yang berwenang
dan bertanggung jawab terhadap penyusunan anggaran serta pelaksanaannya adalah pemimpin
perusahaan. Pada dasarnya aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu pada perilaku
manusia yang muncul dalam penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang didorong ketika
manusia mencoba untuk hidup dengan anggaran.
Aspek perilaku manusia yang membuat dan melaksanakan anggaran dapat dipengaruhi
oleh adanya anggaran, dan juga sebaliknya anggaran yang dibuat dapat dipengaruhi oleh
pembuat dan pelaksana anggaran tersebut. Karena banyak juga orang yang telah melakukan
penganggaran tetapi mereka menganggap apa yang mereka lakukan bukanlah anggaran, sehingga
secara tidak sadar mereka melakukan anggaran namun masih kental dengan perilaku pelaksana
anggaran tersebut, dan anggaran yang digunakan merupakan anggaran yang dapat diubah sesuka
hati pelaksana, karena mereka menganggap apa yang mereka rencanakan bukanlah sebuah
anggaran yang harus benar-benar terealisasi. Sehingga dalam pembuatan anggaran dalam sebuah
organisasi maupun dalam sebuah perusahaan, harus lebih memperhatikan perilaku manusia yang
berhubungan dengan anggaran.

2. Pandangan Perilaku terhadap Proses Penyusunan Anggaran


Ada tiga tahapan utama dalam proses penyusunan anggaran yaitu :
1) Penetapan tujuan
Aktivitas perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan organisasi yang luas ke
dalam tujuan-tujuan aktivitas yang khusus. Untuk menyusun rencana yang realistis dan

1
menciptakan anggaran yang praktis, interaksi yang ekstensif diperlukan antara manajer
lini dan manajer staf organisasi. Pengontrol dan direktur perencanaan memainkan
peranan kunci dalam proses manusia dari penyusunan anggaran ini. Namun jika sesuai
dengan struktur organisasi dan gaya kepemimpinan, maka manajer tingkat bawah dan
para karyawan sebaiknya diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses
penetapan tujuan karena mereka akan lebih mungkin menerima tujuan yang turut mereka
formulasikan.
2) Implementasi
Pada tahap implementasi, rencana formal tersebut digunakan untuk mengkomunikasikan
tujuan dan strategi organisasi, serta untuk memotivasi orang secara positif dalam
organisasi. Hal ini dicapai dengan menyediakan target kinerja terperinci bagi mereka
yang bertanggung jawab mengambil tindakan. Agar rencana tersebut berhasil, rencana itu
harus dikomunikasikan secara efektif.
3) Pengendalian dan evaluasi kinerja
Setelah diimplementasikan, anggaran tersebut berfungsi sebagai elemen kunci dalam
sistem pengendalian. Anggaran menjadi tolok ukur terhadap kinera aktual dibandingkan
dan berfungsi sebagai suatu dasar untuk melakukan manajemen berdasarkan
pengecualian.Untuk menyusun suatu anggaran atau rencana laba, terdapat langkah-
langkah tertentu yang harus diambil :
a) Manajemen puncak harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek
perusahan dan strategi mana yang akan digunakan untuk mencapainya.
b) Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan.
c) Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian
disetujui oleh manajemen puncak.
d) Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang masalah
dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hasil kinerja aktual dengan
tujuan yang telah dianggarkan secara periodik.

2
3. Derajat Kesulitan dari Target Anggaran
Ada beberapa alasan mengapa manajemen senior menyetujui pencapaian anggaran unit
bisnis:
a) Jika target anggaran terlampau sulit, manajer termotivasi untuk mengambil tindakan
jangka pendek yang tidak terdapat dalam kepentingan jangka panjang.
b) Target anggaran yang mudah dicapai mengurangi motivasi para manajer untuk
menggunakan manipulasi data.
c) Jika anggaran keuntungan dari unit bisnis menyediakan target yang mudah dicapai,
senior manajemen pada saatnya menyingkap target keuntungan untuk analisis
keamanan, pemegang saham dan faktor eksternal lainnya dengan harapan untuk
menjadi benar.
d) Keuntungan anggaran yang biasanya sulit dicapai biasanya terdapat pada seluruh
target penjualan yang optimis.
e) Pada saat manajer unit bisnis dapat mencapai dan melebihkan target mereka, ada
suasana kemenangan dan sikap positif dalam perusahaan.

3.1. Keterlibatan Manajemen Senior


Keterlibatan manajemen senior penting agar setiap sistem anggaran efektif dalam
memotivasi pembuat anggaran. Manajemen harus berpartisipasi dalam memeriksa dan
menyetujui anggaran, dan persetujuan tidak hanya sebagai stempel. Tanpa partisipasi aktif
mereka dalam proses persetujuan, akan ada godaan besar untuk pembuat anggaran untuk
“bermain” dengan sistem–dimana, beberapa manajer akan dengan mudah memasukkan
anggaran atau anggaran yang berisi pinjaman yang berlebihan untuk kemungkinan yang ada.

3.2. Departemen Anggaran


Departemen anggaran mempunyai kesulitan tertentu dalam masalah tingkah laku.
Hal itu harus dapat menganalisis anggaran secara detail, dan harus yakin bahwa anggaran
dipersiapkan dengan baik dan informasi yang ada akurat. Untuk mencapai tugas ini,
departemen anggaran kadang harus bertindak dengan jalan dimana manajer merasa terancam
atau dimusuhi.

3
4. Relevansi Konsep Ilmu Keprilakuan dalam Lingkungan Perencanaan
1) Dampak dari Lingkungan Perencanaan
Lingkungan perencanaan mengacu pada struktur, proses, dan pola-pola interaksi dalam
penetapan kerja. Hal tersebut kadang kala disebut dengan budaya atau iklim organisasi.
Lingkungan dari suatu organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ukuran dan
struktur, gaya kepemimpinan, jenis sistem pengendalian, dan stabilitas lingkungan.
Lingkungan kerja mempengaruhi prilaku sehingga mempengaruhi proses perencanaan.
Tindakan manajemen mendorong prilaku karyawan , dan respon karyawan bisa menerima
atau menolak . Faktor yang mempengaruhi lingkungan dijelaskan sebagai berikut:
2) Ukuran dan struktur organisasi
Ukuran dan strutur pada organisasi mempengaruhi perilaku manusia dan pola interaksi
dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, dan pengendalian serta evaluasi terhadap
proses perencanaan. Ukuran organisasi dipandang sebagai jumlah karyawan, nilai rupiah
dari pabrik fisik, volume penjualan, jumlah kantor cabang, atau ukuran kuantitatif lainnya
yang membedakan organisasi. Struktur organisasi mengacu pada hubungan formal dan
informal antara para anggota organisasi meliputi jumlah lapisan wewenang, jumlah kantor
atau posisi pada setiap lapisan, tanggungjawab dari setiap kantor, dan prosedur untuk
membuat pekerjaan dilakukan.
3) Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan juga mempengaruhi lingkungan perencanaan organisasi. Mc Gregor
menjelaskan gaya kepemimpinan yang dikenal dengan teori X dan teori Y. Teori X
mengimplikasikan bahwa anggaran akan disusun oleh manajemen puncak (pengontrol
atau direktur perencanaan) dan dikenakan pada manajemen tingkat bawah. Gaya
kepemimpinan otoriter, anggaran dipandang sebagai alat pengendalian manajemen untuk
memastikan kepatuhan karyawan. Kelebihan teori X ini yaitu secara nyata
mengkoordinasi dan pengendalian atas aktivitas khususnya ketika tanggungjawab atas
tugas tersebut tidak jelas. Kelebihan lain, gaya kepemimpinan ini efisien dalam kasus
perbedaan bahasa dan budaya. Namun kelemahannya, tidak mendorong partisipasi dan
dapat menimbulkan tekanan anggaran yang berlebihan, kegelisahan dan rusaknya
motivasi. Teori Y adalah gaya kepemimpinan demokratis, mendorong keterlibatan dan
partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan pengambilan keputusan. Kelebihannya

4
yaitu, proses penyusunan anggaran lebih fleksibel dan memberikan peluang bagi
karyawan untuk terlibat dalam perancangan arah organisasi, mengekspresikan ide-ide
mereka dan memanfaatkan bakat mereka secara efektif. Namun kelemahannya adalah
dibutuhkan waktu yang lebih banyak untuk menyelesaikan anggaran karena komunikasi
dan negoisasi bolak-balik antar departemen.
4) Stabilitas lingkungan organisasi
Faktor lingkungan eksternal juga mempengaruhi lingkungan perencanaan yang meliputi
iklim politik dan ekonomi, ketersediaan pasokan, struktur industri yang melayani
organisasi, hakikat persaingan, dan lain – lain. Lingkungan yang stabil mengenakan risiko
yang terbatas dan memungkinkan proses penetapan tujuan menjadi demokratis dan
partisipatif. Lingkungan yang berubah dengan cepat menghasilkan situasi yang beresiko
tinggi. Untuk menghadapi perubahan semacam itu, keputusan harus dibuat dengan cepat
dan tegas, dalam kasus ini gaya kepemimpinan otoriter terbukti lebih efisien dibandingkan
dengan gaya kepemimpinan yang demokratis dan partisipatif.

5. Konsep Keprilakuan yang Relevan Dalam Proses Penyusunan Anggaran


5.1. Tahap Penetapan Tujuan
Selama tahap penetapan tujuan baik tujuan umum ataupun tujuan khusus dari
manajemen puncak diterjemahkan kedalam target-target yang pasti dan dapat diukur bagi
organisasi serta bagi setiap submit utama. Tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh tujuan
anggota organisasi yang dominan secara kolektif mempunyai kendali yang mencukupi atas
sumber daya organisasi untuk membuat komitmen atasnya kearah tertentu atau untuk
menahannya dari yang lain.
(1) Keselarasan Tujuan
Masalah utama dalam penetapan tujuan adalah mencapai suatu tingkat keselarasan
tujuan atau kompatibilitas yang mungkin diantara tujuan-tujuan organisasi, subunit-
subunitnya (divisi/departemen), dan anggota-anggota yang turut berpartisipasi.
(2) Partisipasi
Paritisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau
lebih pihak di mana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap
mereka yang membuatnya.

5
(3) Manfaat Partisipasi
Salah satu manfaat dari partisipasi yang berhasil adalah bahwa partisipan menjadi
terlibat secara emosi dan bukan dalam pekerjaan mereka. Pada dasarnya partisipasi
dapat meningkatkan moral dan mendorong insiatif yang lebih besar pada semua
tingkatan manajemen.
(4) Batasan dan Permasalahan Partisipasi
Bahkan dalam kondisi yang paling ideal sekalipun, partisipasi dalam penetapan tujuan
mempunyai keterbatasan tersendiri. Karena proses partisipasi memberikan kekuasaan
kepada para manajer untuk menetapkan hasil isi dari anggaran mereka, kekuasaan ini
bisa digunakan dengan cara yang memiliki konsekuensi disfungsional bagi
organisasiitu sendiri.

5.2.Tahap Implementasi
Setelah tujuan organisasi ditetapkan, maka direktur perencanaan
mengkonsolidasikaannya ke dalam anggaran formal yang komprehensif. Cetak biru untuk
tindakan ditingkat perusahaan ini kemudian disetujui oleh dewan direksi, komisaris.
Anggaran tersebut kemudian diimplementasikan melalui komunikasi kepada karyawan kunci
dalam organisasi.
(1) Pengkomunikasian Anggaran
Kontroler atau direktur perencanaan bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan anggaran. Hal ini dicapai dengan cara mengkomunikasikan
sasaran operasional yang disetujui kepada orang-orang tingkat organisasi yang
lebih rendah. Hal ini disebut juga sebagai ”menjual” anggaran kebawah.
(2) Kerja Sama dan Koordinasi
Implementasi anggaran yang berhasil membutuhkan kerja sama dari orang-orang
dengan beraneka ragam ketrampilan dan bakat. Koordinasi adalah seni
menggabungkan secara efektif seluruh sumber daya organisasi. Dari sudut pandang
keprilakuan, hal ini berarti menggabungkan bakat dan kekuatan dari setiap
partisipan organisasi dan membuatnya berjuang untuk mencapai tujuan yang sama.

6
5.3.Tahap Pengendalian Dan Evaluasi Kinerja
Tujuan yang dianggarkan jarang dicapai tanpa memantau kemajuan karyawan secara
kontinyu terhadap pencapaian tuuan mereka. Dalam tahap pengendalian dan evaluasi
kinerja, kinerja aktual dibandingkan dengan standar yang dianggarkan guna menentukan
bidang-bidang permasalahan dalam organisasi tersebut dan menyarankan tindakan yang
sesuai untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar.
(1) Laporan Kinerja
Laporan Kinerja digunakan untuk mempertahankan kendali atas biaya dan
menjaga agar karyawan termotivasi kearah pencapaian sasaran, laporan kinerja
sebaiknya disusun dan didistribusikan paling tidak secara sebulan. Penerbitan
laporan kinerja yang tepat waktu memiliki dampak mendorong moral karyawan dan
kinerja. Selain itu meningkatkan akurasi tugas dan keyakinan serta hubungan baik
yang tinggi.
Evaluasi dan umpan balik kinerja yang berkala akan meningkatkan efisienisi
organisasi dengan mengidentifikasi sasaran yang harus direvisi untuk siklus
perencanaan yang berikutnya. Manajer dapat menyimpulkan hal tersebut dari yang
diketahui mengenai tingkat aspirasi.
Relevansi antara penetapan tujuan, standar kinerja dan slack terhadap perilaku
manusia dan pembaharuan standar secara kontinu dilihat dari laporan kinerja.
Laporan kinerja sebagai alat komunikasi yang memicu reaksi manusia. Karena itu
penting untuk menetapakan standar untuk pengendalian mutu serta batas
pengeluaran dan produksi. Tingkat pengeluaran dan produksi orang dapat terlihat
menguntungkan dalam suatu laporan kinerja jika input berkualitas buruk digantikan
dengan input berkualitas baik. Hal tersebut menunjukkan bagaimana modifikasi
dalam suatu sistem akuntansi melalui penyesuaian anggaran dan informasi yang
dihasilkan oleh sistem tersebut dalam bentuk laporan kinerja dapat mengubah
perilaku manusia.

7
Referensi :
http://icangmanisa.blogspot.com/2011/06/penyusunan-anggaran-dalam-matkul-sistem.html
(diakses pada 25 Oktober 2019)
http://enokindy.blogspot.com/2012/01/aspek-perilaku-manusia-dalam-penyusunan.html
(diakses pada 25 Oktober 2019)
http://taskseekers.blogspot.com/2013/12/aspek-keperilakuan-pada-perencanaan.html
(diakses pada 25 Oktober 2019)
https://www.academia.edu/24548674/Aspek_Keperilakuan_pada_Perencanaan_Laba_dan_Penga
nggaran?auto=download (diakses pada 25 Oktober 2019)
http://irma-yuni.blogspot.com/2012/06/aspek-keperilakuan-pada-perencanaan.html
(diakses pada 25 Oktober 2019)
http://kurniatynawawi.blogspot.com/2012/06/aspek-keprilakuan-pada-perencanaan-
laba.html?m=1 (diakses pada 25 Oktober 2019)
http://nuritaooo.blogspot.com/2015/05/aspek-kekepilakuan-pada-perencanaan.html
(diakses pada 25 Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai