Kreatinin adalah produk akhir dari metabolisme kreatin yang dikeluarkan melalui
ginjal. Konsentrasi kreatinin yang terkandung di dalam urin dapat menunjukkan
kerusakan ginjal, diabetic nephropathy dan laju filtrasi glomerular ginjal (Sabarudin et al. 2012). Gangguan fungsi ginjal yang umumnya ditandai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus, sehingga zat sisa metabolisme seperti kreatinin, ureum maupun kreatinin yang harusnya dibuang oleh ginjal kadarnya akan menurun dalam urin, akibatnya kadar zat tersebut akan meningkat dalam darah (Sudarsana et al. 2013). Kadar kreatinin normal adalah 0.50—0.90 mg/dL untuk perempuan dan 0.70—1.20 mg/dL untuk laki-laki. Kadar kreatinin laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Ekskresi kreatainin meningkat saat berolahraga dan menurun seiring bertambahnya usia (Donadio 2017).
Sudarsana E, Setiani O, Suhartono. 2013. Hubungan riwayat pajanan kromium
dengan gangguan fungsi ginjal pada pekerja pelapisan. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 12(1): 34-41. Sabarudin A, Wulandari ERN, Sulistyarti H. 2012. Sequential Injection-Flow Reversal Mixing (SI-FRM) untuk penentuan kreatinin dalam urin. Jurnal MIPA. 35(2): 157—164. Donadio C. 2017. Body composition analysis allow the prediction of urinary creatinine excretion and of renal function in chronic kidney disease patients. Nutrients. 9(1): 553—566.