Oleh:
Kelompok 5
Asisten Praktikum :
Yeni Gustia Sari
Susila Dharma Asih
Latar Belakang
Puasa secara umum didefinisikan sebagai suatu aktivitas menahan diri dari
makan dan minum pada waktu yang ditentukan. Puasa dalam perspektif agama
islam adalah suatu ibadah menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang
dapat membatalkannya dimulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari
(Firmansyah 2015). Puasa bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Puasa
dapat menyebabkan perubahan kondisi metabolik tubuh, seperti kadar glukosa
darah, parameter hematologi, profil lipid darah, dan berat badan. Manfaat lain dari
puasa adalah sebagai proses detoksifikasi alami pada organ hati. Ketika berpuasa,
tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman mulai dari terbit fajar
sampai terbenam matahari sehingga pada waktu siang dan sore hari organ
pencernaan beristirahat dan aktifitas sel dan jaringan menjadi lebih ringan. Pada
kondisi ini, sel dan jaringan tubuh melakukan metabolisme toksin dan membuang
zat tidak berguna dan toksin (Ibrahim 2017).
Kadar glukosa dalam tubuh tidak mengalami perubahan yang berarti saat
berpuasa (Firmansyah 2015). Kadar glukosa selalu dipertahankan dalam kisaran
normal yaitu 80-110 mg/dl (Natalia dan Sulistyaningsih 2018). Dalam menjaga
kadar glukosa dalam darah tetap dalam kisaran normal, tubuh melakukan proses
glikogenesis, glikogenolisis, dan glukogeogenesis (Dewi et al. 2017). Berbagai
hormon bekerja bersama untuk menjaga kadar glukosa darah agar tetap stabil.
Hormon insulin dan glukagon yang di produksi oleh pancreas mempunyai peranan
penting dalam metabolisme glukosa. Insulin berfungsi mengurangi kadar glukosa
dalam darah dengan cara mendorong pemanfaatan, penyimpanan dan konversi
metabolic simpanan glukosa. Glukagon bekerja dalam memperlambat pemasukan
glukosa ke dalam sel-sel jaringan, meningkatkan laju pemecahan glikogen
menjadi glukosa di dalam hati dalam proses glikogenolisis, meningkatkan laju
pemecahan lemak dan protein menjadi turunannya untuk digunakan dalam proses
glukoneogenesis dan fungsi lainnya. Ketika berpuasa, tubuh tidak mendapatkan
asupan makanan dan minum dari pagi hingga sore hari sehingga dalam memenuhi
kebutuhan energi, tubuh menggunakan cadangan glukosa berupa glikogen yang
disimpan dalam hati untuk diubah menjadi glukosa yang merupakan bahan bakar
karbohidrat utama bagi banyak organ tubuh yang disebut dengan glikogenolisis.
Proses tersebut menyebabkan turunnya kadar glikogen dalam hati (Triana dan
Salim 2017). Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa ilmu gizi mengetahui
bagaimana pengaruh puasa terhadap kadar glukosa dan kadar glikogen dalam hati
serta mekanisme dari proses tersebut.
Tujuan Praktikum
Glikogen
Glukosa Darah
Kadar glukosa darah adalah besarnya jumlah glukosa yang terdapat dalam
darah baik itu berasal dari proses metabolisme makanan yang mengandung
karbohdrat atau hasil rombakan dari zat lain seperti glikogen. Kadar glukosadarah
normal adalah sebesar 80-110 mg/dl. Setelah memakan makanan yang
mengandung karbohidrat, kadar glukosa darah meningkat menjadi 180 mg/dl dan
akan kembali normal dalam waktu 2 jam. Sebagian glukosa dalam makanan
disimpan dalam hati sebagai glikogen. Setelah 2 atau 3 jam berpuasa, glikogen ini
mulai diuraikan oleh proses glikogenolisis dan glukosa yang terbentuk dibebaskan
ke dalam darah (Marks 2012). Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh faktor
endogen dan eksogen. Faktor endogen yaitu faktor humoral seperti hormon
insulin, glukagon dan kortisol sebagai sistem reseptor di otot dan sel hati. Faktor
eksogen antara lain jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi serta aktivitas
yang dilakukan (lestari et al. 2013).
Hati berfungsi sebagai suatu sistem peyangga glukosa darah yang sangat
penting. Setelah makan, maka kadar glukosa darah meningkat sampai kosentrasi
yang tinggi sekali dengan disertai peningkatan sekresi insulin. Sebanyak dua per
tiga dari glukosa yang diserap oleh usus akan disimpan ke dalam hati dalam
bentuk glikogen. Selama beberapa jam berikutnya, bila kosentrasi glukosa darah
dan kecepatan sekresi insulin berkurang, maka hati akan melepaskan glukosa
kembali ke dalam darah (Jems et al. 2012).
Konsentrasi glukosa dalam darah harus dijaga agar konstan, oleh karena
itu harus diusahakan agar konsentrasi glukosa dalam tubuh tidak terlalu rendah
(hipoglikemia) (Jems et al. 2012). Dalam menjaga kadar glukosa dalam darah
tetap dalam kisaran normal, tubuh melakukan proses glikogenesis, glikogenolisis,
dan glukogeogenesis (Dewi et al. 2017). Berbagai hormon bekerja bersama untuk
menjaga kadar glukosa darah agar tetap stabil. Hormon insulin dan glukagon yang
di produksi oleh pancreas mempunyai peranan penting dalam metabolism
glukosa. Insulin adalah suatu pelindung homeostasis karbohidrat yaitu insulin
berfungsi mengurangi kadar glukosa dalam darah dengan cara mendorong
pemanfaatan, penyimpanan dan konversi metabolic simpanan glukosa. Bila kadar
glukosa darah meningkat, maka sel-sel β-pankreas akan melepaskan insulin.
Hormon ini akan bekerja dalam meningkatkan kecepatan masuknya glukosa ke
dalam sel-sel jaringan, meningkatkan kecepatan pemecahan glukosa melalui
proses glikolisis, meningkatkan sintesis glikogen dari glukosa di dalam hati
(glikogenesis), dan meningkatkan sintesis lipid dan protein dari glukosa.
Glukagon bekerja dalam memperlambat pemasukan glukosa ke dalam sel-sel
jaringan, meningkatkan laju pemecahan glikogen menjadi glukosa di dalam hati
dalam proses glikogenolisis, meningkatkan laju pemecahan lemak dan protein
menjadi turunannya untuk digunakan dalam proses glukoneogenesis dan
meningkatkan laju reaksi glukoneogenesis, yaitu pembentukan glukosa dari asam
lemak atau asam amino. Ketika berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan
makanan dan minum dari pagi hingga sore hari sehingga dalam memenuhi
kebutuhan energi, tubuh menggunakan cadangan glukosa berupa glikogen yang
disimpan dalam hati untuk diubah menjadi glukosa yang merupakan bahan bakar
karbohidrat utama bagi banyak organ tubuh yang disebut dengan glikogenolisis.
Proses tersebut menyebabkan turunnya kadar glikogen dalam hati (Triana dan
Salim 2017).
METODE
Praktikum ini dilakukan pada hari Senin, 28 Januari dan 4 Februari 2019
pukul 10.00-13.00 WIB di Laboratorium Biokimia Lantai 2, Departemen Gizi
Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah perangkat bedah tikus,
pelumat jaringan, gelas piala 100 mL, labu takar 10 mL, labu takar 25 mL,
erlenmeyer, alat sentrifugasi, pipet mohr dan pipet volumetrik, pipet tetes, tabung
reaksi, penangas, spektrofotometer dan kuvet. Bahan yang digunakan adalah
larutan NaCl 0,9 g/dL, TCA 5%, heparin, hati dan darah tikus, larutan Na tungstat
10%, larutan asam sulfat 0.67 N, larutan standar glukosa konsentrasi 10%,
pereaksi tembaga alkalis (kupritartrat), larutan asam fosfomolibdat.
Prosedur Kerja
a. Ekstraksi Glikogen
Berikut ini diagram alir mengenai proses percobaan pembuatan filtrat darah bebas
protein :
Berikut ini diagram alir mengenai proses pengukuran kadar glukosa darah dan
jaringan hati :
LAMPIRAN
Tabel 1 Pembagian Kerja
Nama NIM Tugas Tanda tangan
Anisah Muyasari I14170013 Pendahuluan,
metode, dan daftar
pustaka
Hervina Yuniar I14170032 Cover, simpulan
dan saran, dan
editor
Nilam Fitrianingsih I14170048 Tinjauan pustaka
Nurhidayah I14170085 Hasil dan
pembahasan
M. Nawaf Tresnanda I14170095 Hasil dan
pembahasan