Anda di halaman 1dari 15

BAB III

YUNANI: ASPEK POLITIK, EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA


TUJUAN PEMBELAJARAN:
Serelah mempelajari Bab III diharapkan mahasiswa dapat:
Menyebutkan letak geografis wilayah Yunani Kuno
Menceritera bagaimana asal-usul bangsa Yunani Kuno
Menyebutkan secara kronologis tahapan perkembangan polis-
polis yunani
Menerangkan perbedaan model pemerintahan antara polis Athena
dan Sparta
Menyebutkan peninggalan bangsa Yunani kuno dalam bidang Ilmu
Pengetahuan
Mendifinisikan konfederasi Dellos dan Liga Pelloponesos

A.LETAK GEOGRAFIS
Yunani selama berbad-abad telah mempesona imaginasi manusia.
Orang Romawi, yang menyatukan Yunani dengan kekaisaran mereka dan
dalam rangka penyatuan itu tidak segan-segan menjarah kota-kota Yunani,
sangat terkesan oleh negeri tersebut. Para pemuka Romawi dikirim ke
Athena untuk belajar di universitasnya, dan cendekiawan Romawi
menganggap orang Yunani gurunya di bidang filsafat, ilmu dan kesenian.
Orang Romawi meskipun yakin akan misi mereka untuk membangun
kekaisaran, orang Romawi tetap risau karena banyak sekali di bidang seni,
sastra, dan pemikiran yang tidak akan mungkin mereka kerjakan jika
dikerjakan oleh Yunani (Bowra, 1985: 11).
Kawasan Yunani terletak di sebelah tenggara benua Eropa, tepatnya
terletak di Asia Kecil. Kawasan ini berbatasan dengan Albania, Yugoslavia,
Bulgaria dan Turki. Yunani terdiri dari ujung tenggara Eropa, kepulauan
Ionia dan sebagian besar kepulauan Aegea. Bagian barat terbentang Ionia,
selatan: laut Tengah dan Timur Laut Aegea. Pantai Yunani daratan meliuk-
liuk, sehingga membentuk banyak teluk. Sebagian besar wilayah Yunani
bergunung-gunung, baik yang di daratan maupun yang di kepulauan.
Kondisi geografis kawasan Yunani termasuk kawasan yang gersang,
dan hasil utamanya adalah anggur. Karena kondisi daratannya yang tidak
memungkinkan digunakan sebagai daerah pertanian, maka kebanyakan
penduduk Yunani menjadi nelayan, pengusaha perkapalan, atau bisa
dikatakan bahwa mata pencaharian sebagian besar kepulauan itu adalah di
lautan. Bangsa Yunani kecuali terkenal sebagai pelaut, karena faktor
geografisnya yang terletak di tepi pantai yang strategis dan dapat
berhubungan langsung dengan kawasan di laut Tengah dan laut Hitam,
bangsa Yunani juga berprofesi sebagaipedagang. Mereka sejak zaman
dahulu menguasai jalur-jalur perdagangan di laut Tengah dan laut Hitam
yang terkenal sebagai kawasan yang kaya (Abdullah dan Mulyono, 1985:
19-20).
Iklim di Yunani berbeda-beda antara daerah yang stu dengan yang
lain. Bagian utara musim dingin sangat dingin, musim panas sangat panas.
Di daerah pegunungan musim dingin lebih lama daripada di daerah pantai.
Di semenanjung Pelloponesos dan di kepulauan musim dingin tidak terlalu
lama dan tidak terlalu dingin, tetapi musim panas sangat lama dan kering.
Di sebelah barat lebih sering musim hujan daripada di timur.

B. ASAL USUL BANGSA YUNANI


Sekitar 3000 tahun SM tampillah suatu ras baru yang dikemudian
hari berhasil mengambil alih kekuasaan di berbagai tempat di bumi. Ras itu
disebut ras Indo Eropa, karena selain mereka berhasil menaklukkan
seluruh Eropa, mereka juga menjadi kelas penguasa di India (Rapar,1988:
6). Asal usul mereka tidak dapat diketahui dengan pasti. Para ahli sejarah
semula menduga mereka berasal dari dataran tinggi Pamir, namun
kemudian ada yang mengatakan mereka sebenarnya berasal dari Siberia,
bahkan ada yang mengatakan mereka berasal dari tanah datar Jerman-
Polandia, sehingga mereka sering disebut dengan nama Indo Jerman.
Namun demikian kemungkinan besar mereka sudah sejak lama hidup
secara nomadis di antara sungai Dnepr dan Volga di sebelah selatan Rusia
(Rapar, 1988: 6).
Ratusan tahun kemudian, sebagian dari suku bangsa Indo Eropa itu
pindah ke Asia Tengah, lalu berabad-abad lamanya mereka mendiami
daerah sekitar dataran tinggi Iran dan itulah sebabnya mereka disebut
orang-orang Aria. Orang-orang Aria itu di bawah pimpinan Zarathustra
kemudian meninggalkan daerah pegunungan tempat tinggal mereka untuk
mencari tempat pemukiman baru. Sebagian dantara mereka menetap di
sebelah barat Asia dan disana mereka terus berkembang menjadi bangsa
yang terkenal perkasa, antara lain ialah bangsa bangsa Media dan Persia
yang juga menguasai Mesopotomia sesudah menghancurkan Assyiria dan
bangsa Hittit yang adalah penakluk-penakluk Babilonia sekitar 1500 SM
sebagian dari orang-orang Aria itu menyerbu masuk ke India lalu mendesak
bangsa Dravida (penduduk asli India) ke arah dataran tinggi Dekhan di
India Selatan.
Sementara itu, dari suku-suku bangsa Indo Eropa yang masih tinggal
di antara Dnepr dan Volga, mulai meninggalkan tempat pengembaraan
lama lalu menyebar ke daerah-daerah baru. Orang-orang Cimmeria yang
disusul oleh orang-orang Scytia menetap di Rusia, orang-orang Thracia dan
Phrygia menetap di Asia Kecil dan Syria, sedangkan orang-orang Slav,
jerman dan Celt menyebar ke seluruh tanah datar Eropa.
Sekitar 2000 SM suku Achaea dari kelompok suku yang menyebut
diri orang-orang Hellenes dari rumpun suku-suku bangsa Indo-Eropa,
mulai memasuki tanah Yunani lalu menaklukkan orang-orang asli yang
mendiami Yunani dan Kreta. Kemudian mereka hidup bercampur dengan
orang-orang yang telah mereka taklukkan itu. Adapun penduduk asli
Yunani dan Kreta ialah orang-orang Kereti dan Pleti (Pelistin/Palestina)
yang berasal dari Asia Kecil yang sejak 3000 SM telah memiliki peradaban
yang sangat tinggi. Tahun 1700 SM suku-suku Ionia dan Aoelia yang juga
adalah orang-orang hellenes mengadakan kontak dengan suku Achaea dan
mulai pula memasuki Yunani. Kira-kira tahun 1400 SM orang-orang
Yunani (Hellenes) telah menguasai seluruh wilayah Yunani, pulau Kreta,
kepulauan Ionia dan kepulauan Aegea dengan menyingkirkan penduduk
asli sesudah menyerap kebudayaan dan peradaban mereka yang tinggi.
Sekitar 1200 SM suku Doria yang termasuk kelompok perkasa dari orang-
orang Hellenes menyerbu masuk ke India dari arah utara kemudian
mendiami semenanjung Peloponesos dengan kota Startanya yang terkenal
dan juga mendiami pulau Kreta.
Sejak saat itu, Yunani didiami oleh empat suku bangsa Hellenes,
yaitu suku Achaea, Aoelia, Ionia (yang merupakan asal nama Yunani) dan
Doria. Namun dari keempat suku itu hanya ada tiga suku yang paling
terkenal dan memiliki pengaruh yang besar, yakni suku Ionia yang
mendiami wilayah Attika dan sebagian besar pulau di sekitarnya, suku
Doria di semenanjung Pelloponesos dan di Kreta, dan yang ke tiga adalah
suku Aoelia yang tersebar di daerah-daerah lainnya.
Dalam sejarah Yunani Purba, suku-suku bangsa itu terpecah dan
terpisah satu dengan yang lain, bahkan sering saling menyerang dan saling
membinasakan. Namun apabila ada ancaman yang datang dari luar bangsa
ini, mereka segera bersatu untuk menghadapi musuh.

C. SEJARAH YUNANI AWAL


Sesudah peradaban dan kebudayaan Mycena runtuh kerajaan
sebagai organisasi pemerintahan dengan istana megah yang menjadi simbol
kekuasaan, kejayaan dan kesatuan tersingkir dari kehidupan manusia di
kawasan Eropa Tenggara itu. Orang-orang Hellenis yang terdiri dari
beberapa suku bangsa itu, membawa masuk kebiasaan suku-suku bangsa
pengembara yang secara bebas hidup dalam kelompok-kelompok bercocok
tanam, penggembala hewan bahkan ada yang menggabungkan kedua-
duanya, ditambah dengan kondisi alam Yunani yang bergunung-gunung
membuat keterpisahan satu dengan lainnya semakin menjadi. Kelompok
yang hidup di dekat pantai atau pulau-pulau membentuk kehidupan
maritim yang menghasilkan terciptanya bangsa bahari yang mengagumkan.
Kelompok ekonomis yang mandiri itu kemudian membangun desa-desa dan
dari desa-desa sebagian menjadi kota-kota yang mandiri pula (100-800 BC).
Kota-koya itu lalu membentuk pemerintahannya masing-masing, sehingga
lahirlah ratusan negara kota (polis) di Yunani. Negara kota itu semakin jaya
ketika perkembangan ekonomi semakin maju oleh karena usaha-usaha
niaga dan perindustrian yang berhasil sekitar tahun 800-500 BC.
Secara kronologis sejarah polis-polis Yunani dibagi ke dalam 4
periode:
1. Sampai 800 BC merupakan zaman pembentukan negara kota;
2. 800-600 BC merupakan abad kolonisasi, dimana pada waktu itu
polis-polis sudah cukup kuat, sehingga mampu mengadakan
ekspansi ke luar negeri;
3. 600 BC-400 BC adalah zaman kejayaan. Peradaban Yunani pada saat
itu mengalami zaman keemasan baik di bidang sosial, politik maupun
ekonomi.
4. Setelah 400 BC Yunani mengalami kemunduran di bidang politik.
Pada pertengahan kedua abad ke-4 BC polis-polis Yunani kehilangan
seluruh kemerdekaannya dan menjadi bagian dari kerajaan
Macedonia (Iskandar Agung) dan dua abad berikutnya jatuh ke
tangan Kekaisaran Romawi.
Awal kolonisasi merupakan akhir zaman patriarkhat dari masa
Homerik. Semua polis, pada abad ke-8 -7 memiliki koloninya masing-
masing, yang biasanya merdeka penuh dan tidak tergantung kepada
negeri induk. Koloni-koloni tersebut adalah Byzantium, Konstantinopel,
istambul beserta tempat lainnya yang berbatasan dengan Hellespon
(Dardanella) dan Bosporus yang terletak berdekatan dengan laut Aegea
dan laut Hitam. Dua belas tempat perdagangan dan penangkapan ikan
terdapat di daerah ini. Dua koloni di Mediterania yaitu mencapai pantai
Gaul dan Spanyol Selatan. Koloni di Perancis yaitu di Merseilles (Massila:
Yunani), pusat daerah Riviera yaitu di Nice (Nike: Yunani kemenangan).
Koloni yang terletak di sebelah selatan Sicilia dan sepanjang pantai selatan
Italia yaitu Magna Graecia (Yunani besar), Napoli (Neapolis: kota baru).

PEMERINTAHAN YUNANI KUNO


Berdasarkan sejarahnya, Yunani mengalami beberapa kali perubahan
bentuk pemerintahan. Monarkhi patriarkhat lama berlangsung sampai
abad ke-7 BC. Dalam monarkhi patriarkhat ini rajalah yang berkuasa.
Pada abad ke-7 BC monarkhi patriarkhat ini mengalami keruntuhan,
dengan ditandai oleh serangan dari petani yang terlibat hutang, dan para
pedagang. Sebab lainnya adalah karena para aristokrat sering tidak
mempunyai pimpinan militer tangguh yang dapat mempertahankan kota-
kota mereka dalam perang lokal, sehingga ketidakstabilan ini
menyebabkan oligarkhi di polis-polis jatuh satu demi satu. Pasca
runtuhnya monarkhi ini kemudian muncul pemerintahan tyrani.
Seorang tyran sering memperoleh kekuasaan secara tidak sah,
namun tyran pada waktu itu belum tentu identik dengan tyran pada
zaman modern. Para tyran di banyak polis justru membuat program
program yang mantap untuk memperbaiki keswenang-wenangan dan
kelemahan regim aristokrasi, sehingga mereka memperoleh dukungan dari
orang-orang yang tidak puas dengan pemerintahan aristokrasi. Polis-polis
pada tahun 500 BC kebanyakan memiliki sistem pemerintahan yang
dikembangkan oleh para tyran. Tyrani dengan demikian menjadikan
sistem pemerintahan lebih teratur dan bertanggungjawab. Dua polis yang
terkenal yaitu Athena dan Sparta mengembangkan sistem pemerintahan
yang berbeda. Kedua polis ini dipergunakan untuk memberi ilustrasi
adanya dua kutub pencapaian yang berbeda dalam sistem pemerintahan
Yunani. Sparta memiliki pemerintahan olygarkhi militer yang keras dan
terisolir, sedangkan Athena tetap merupakan pusat percobaan besar di
bidang demokrasi.
Sistem Sparta
Konstitusi Sparta dibangun diatas sistem kasta yang kuat yang
membagi penduduk menjadi tiga kelompok yaitu:
1.Citizen atau orang Sparta sendiri. Mereka berjumlah 5 sampai 10 % dari
seluruh penduduk. Mereka terdiri dari para penguasa dan tentara dan
mereka tidak mempunyai pekerjaan lain.
2.Kaum Helot, terdiri dari sebagian besar penduduk Sparta. Mereka pada
umumnya terdiri dari keum tani, buruh tani,dan pelayan-pelayan orang
Sparta. Mereka bertugas sebagai pengatur makanan dan kesehatan pada
waktu perang;
3. Perioikoi yaitu orang-orang yang tinggal di pinggiran atau sub urban.
Beberapa diantara mereka hidup sebagai petani, bekerja dipertambangan,
atau pedagang. Mereka sangat menyukai kebebasan pribadi. Mereka, baik
kaum helot maupun kaum perioikoi tidak mempunyai hak di bidang
politik. Mereka tidak mungkin masuk atau kawin dengan orang-orang
Sparta.Stratifikasi sosial tersebut merupakan produk Sparta. Citizen
merupakan keturunan para penakluk pada abad-abad sebelumnya yang
datang dari utara menuju Pelopnesos (sebelah selatan semenanjung
Yunani. Mereka menduduki dataran rendah Laconia, salah satu daerah
paling subur di Yunani dan telah mereduksikan penduduk asli menjadi
kaum helot. Keturunan penduduk asli yang lebih beruntung menjadi
Perioikoi dan yang kurang beruntung menjadi kaum Helot.
Pada tahun 600 BC negara Sparta betul-betul terbentuk dan sisitem
kastanya pun betul-betul dimantapkan untuk menjaga kemungkinan
timbulnya pemberontakan di dalam atau di luar. Orang Sparta juga telah
melengkapi dan menyempurnakan konstitusi mereka. Hal ini diilhami oleh
seorang tyran dan sekaligus ahli hukum yakni Lycurgus. Konstitusi
tersebut tetap mempertahankan institusi homeris yang bersifat kerajaan,
tetapi disini ada dua raja dan sebuah dewan penasehat yang anggotanya
terdiri dari para warga penduduk yang terkenal. Lima Ephor (pengawas)
yang dipilih setiap tahun dan memegang kekuasaan eksekutif. Majelis
yang terdiri dari semua penduduk yang memegang kekuasaan legislatif
secara terbatas
Konstitusi ini di mata kaum citizen merupakan perpaduan antara
unsur-unsur monarkhi, aristokrasi dan oligarkhi. Sebaliknya kaum Helot
an Perioikoi memandang bahwa konstitusi itu hanya sebagai alat
eksploitasi yang kejam, yang melembagakan oligarkhi kasta militer yang
dominan. Sistem Sparta yang militeristis dan defensif tersebut menuntut
latihan kemiliteran yang keras. Penduduk hidup dalam tradisi yang penuh
kedisiplinan. Bayi yang cacat atau tidak sehat dibuang di gua-gua atau
gunung-gunung atau dibiarkan mati atau dipungut oleh orang-orang
Helot. Pada umur 7 tahun anak laki-laki harus meninggalkan orang
tuanya untuk memasuki pusat latihan militer. Mereka di tempat ini
dididik berbagai latihan fisik dan diindoktrinasi agar cinta terhadap tanah
air.Mereka belajar membaca dan musik, berlatih berkelai, lari dan
menggunakan senjata. Anak laki-laki setiap hari harus makan dari
makanan yang dicuri dari meja orang-orang dewasa, tetapi yang penting
bagaimana agar dapat untuk tidak tertangkap atau bisa mengelak dari
tuduhan mencuri. Gadis-gadis juga menjalankan latihan fisik yang keras
agar mereka nantinya dapat menjadi ibu yang kuat. Penduduk dewasa
meneruskan latihan-latihan yang keras dan tinggal di barak-barak sampai
mereka berusia 30 tahun. Sampai usia 60 tahun, walaupun mereka
tinggal di rumah mereka masing-masing mereka senantiasa makan di
mess.
Athena
Pericles adalah pemimpin negara terakhir Athena yang termashur. Ia
memerintah dari 461 BC hingga 429 BC. Kemashuran tersebut
menyebabkan namanya dipakai untuk menyebut puncak kejayaan Athena
dengan sebutan zaman Pericles. Athena memang merupakan school of
Hellas atau pusat kebudayaan Hellas. Athena merupakan polis sangat
menarik, sangat berpengaruh, bebas dan makmur dibandingkan dengan
polis-polis lainnya. Pengaruh dari kekuasaan Athena mencapai puncaknya
selama pemerintahan Pericles. Empat faktor yang menyebabkannya:
1. Pranata demokrasi yang mantap di polis tersebut;
2. Kepemimpinan yang ukup berwibawa (menentukan) dalam perang
antara Yunani dengan Persia pada tahun 490-an dan 480-an.
3. Hegemoni dalam perkembangan selanjutnya atas kerajaan yang telah
dipersatukan (dialiansikan) dengan polis-polis satelitnya;
4. Kepemimpinan kulturalnya yang cukup mewarnai pembentukan style
bangsa Yunani.
Pemerintahan demokratis tidak terbentuk begitu saja, tetapi melalui
proses yang panjang. Rintisan kearah pemerintahan demokratis dapat
dilihat pada strategi para pemimpin polis Athena sejak runtuhnya
monarkhi patriarkhat. Program-program para pemimpin sejak itu
menunjukkan usaha mengarahkan pemerintahannya menuju
pemerintahan demokratis. Para pemimpin tersebut adalah: Solon,
Pisistratus, Cleistenes, dan Pericles.
Program-program Solon adalah:
1. Melarang undang-undang buatan Draco. Undang-undang Draco ini
melegalkan peminjaman uang oleh kelompok aristokrat.
2. Membatalkan hutang para petani dan mengembalikan harta mereka
yang dijadikan jaminan hutang;
3. Membebaskan para budak;
4. Membatasi jumlah kepemilikan tanah;
5. Menganjurkan agar petani berhenti menanam biji-bijian di tanah
Athena yang tidak subur dan menganjurkan untuk mengkhususkan
pada tanaman zaitun dan buah-buahan lain, menjadi pengrajin atau
pedagang.
Lembaga pemerintahan yang ada pada zaman Solon ini adalah;
1. Assembly (majelis) adalah lembaga yang anggotanya terdiri dari
semua warga negara yang membayar pajak;
2. Sembilan Archon adalah pejabat eksekutif yang dipilih oleh Majelis
setiap tahun sekali;
3. Council of the Aeropagus, adalah lembaga yang teridiri dari para
archon. Pejabat ini adalah pemegang wewenang dalam membuat
policy dan merupakan pemegang kekuasaan yudikatif yang utama;
4. Komisi Pengendali (Stering Committe), yaitu sebuah dewan yang
beranggotakan empat ratus orang dan anggotanya dipilih oleh
majelis;
5. Pengadilan-pengadilan yang lebih merakyat (populis). Pengadilan ini
dibentuk untuk mengurangai wewenang Aeropagus.
Mencermati program-program Solon dan lembaga-lembaga
pemerintahan yang ada pada masa pemerintahan Solon, bisa dikatakan
bahwa Solon pada waktu itu sudah merintis pemerintahan yang bercorak
demokratis dengan membentuk lembaga-lembaga yang mencerminkan
pemerintahan demokrasi, sehingga pemeimpin selanjutnya tinggal
meneruskan kebijakan-kebijakan Solon yang populis tersebut. Pisistratus
(560 BC) misalnya, ketika memerintah programnya yang penting hanya dua
yaitu meningkatkan persediaan air di Athena dengan membangun aquaduct
(terowongan air) dan meneruskan kebijakan tentang pertanahan. Pisistratus
menyita tanah-tanah milik para bangsawan yang melebihi batas
kepemilikan tanah yang sudah ditentukan dan diberikan kepada orang-
orang miskin.
Pemimpin ketiga adalah Cleistenes, yaitu seorang aristokrat liberal
yang memperoleh kekuasaan secara legal pada tahun 508. Kebijakan
Cleistenis nampaknya ditujukan untuk menyempurnakan kebijakan-
kebijakan pendahulunya. Kebijakan tersebut misalnya mempercepat
peralihan kekuasaan politik dari tangan sekelompok kecil orang ke tangan
banyak orang dan berusaha mengurangi pengaruh Dewan Aeropagus yang
masih olygarkhis serta meningkatkan fungsi organ-organ pemerintahan
yang lebih beroriantasi kepada rakyat kebanyakan. Usaha dari para
pemimpin yang terus menerus ini menghasilkan suatu iklim pemerintahan
yang demokratis, sehingga ketika Pericles memerintah ia hanya
menyempurnakan lembaga yang sudah ada yaitu hanya menambah anggota
Dewan empat ratus menjadi Dewan Limaratus. Meskipun demikian karena
pemerintahan pada zamannya pemerintahan demokratis sudah berjalan
dengan baik, sehingga Pericles pun dianggap sukses dalam
pemerintahannya.

D. PERADABAN/KEBUDAYAAN YUNANI KLASIK


Peradaban atau kebudayaan yang dihasilkan oleh bangsa Yunani
klasik sangat luas dan tinggi nilainya. Bentuk peradaban itu meliputi
beberapa bidang antara lain:
1.Ilmu Pengetahua dan Tehnologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi di masa Yunani
klasik sangat terkenal. Para ahli ilmu pengetahuan pada masa itu telah
lahir. Mereka itu adalah:
a.Herodotus (484-425 BC) dikenal sebagai sejarawan/bapak sejarah Yunani
kuno;
b. Tucydides (471-400 BC) sejarawan yang mengisahkan tentang perang
Peloponesia yaitu perang antara polis Sparta dengan Athena. Ia juga
dikenal dan dianggap sebagai pelopor penulisan sejarah modern (kritis
dan obyektif);
c. Pythagoras (750-700 BC), dikenal sebagai ahli ilmu pasti/matematika;
d. Hippocrates, mengkaji masalah-masalah kedokteran (anatomi tubuh)
e.Archimides (287-212 BC), dikenal sebagai seorang ahli ilmu alam (hukm
archimides).
2. Filsafat
Filsafat adalah pengetahuan yang mengkaji sesuatu secara menalam
dengan tujuan mencari kebenaran hakiki. Pengembangan pengetahuan ini
memerlukan pemikiran yang tajam dan mendalam.
Beberapa ahli filsafat/filsuf Yunani kuno yang terkenal adalah:
a.Socrates (496-300 BC)
Ia seorang yang otodidak (tidak menempuh pendidikan formal),
namun demikian dia dikenal sebagai guru besar tersohor. Sebagian besar
dari masa hidupnya digunakan untuk berbicara, mendengarkan dan
berdiskusi.Kegiatan itu kemudian menghasilkan kebenaran umum.Socrates
berpendapat bahwa kebenaran umum tentu sesuatu yang baik dan sesuatu
yang baik akan diterima umum(Sumobroto, 1989: 78). Selain itu setiap
orang harus mengenal dan menyadari bahwa dirinya sebagai makluk sosial,
sehingga harus menyadari dan memahami serta dapat menerima apa yang
berlaku umum. Sebagai makluk sosial, manusia juga sebagai makhluk
indvidu. Dengan mengenal dirinya, maka manusia akan tahu
kemampuannya dan akan berguna bagi negara (Sumobroto, 1989: 79).
2. Plato (427-347 BC)
Ia mengajarkan tentang filsafat manusia dan alam. Ia mengajarkan
kenyataan-kenyataan yang tidak berubah, padahal alam bersifat berubah-
ubah. Alam akan kembali kepada yang satu, yang tetap dan yang menjadi
sumber segala-galanya. Plato berpendapat bahwa manusia itu mempunyai
jiwa, dan jiwa manusia itu adalah perpaduan dari daya pikir,daya marah
dan daya nafsu. Masyarakat tersusun atau terbentuk dari tiga tenaga, yaitu
pemerintah, tentara, dan rakyat. Kebahagiaan hidup dapat dicapai apabila
manusia bekerja dengan wataknya dan wanita diangkat derajatnya
(sumobroto, 1989: 79).
3.Aristoteles (384-322 BC)
Ia adalah seorang murid Plato dan menguasai berbagai bidang ilmu
pengetahuan, seperti biologi, logika, politik dan etika. Aristoteles
berpendapat bahwa pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang
mengutamakan kebahagiaan seluruh rakyat, sedangkan jenis pemerintahan
yang tidak baik adalah olygarkhi dan tirani. Menurut Aristoteles, ada tiga
jenis pendidikan yaitu pendidikan jasmani, budi pekerti dan rasio atau
pikiran. Dalam karyanya yang berjudul Ethika, ia berpendapat bahwa
tujuan setap tindakan manusia adalah kebahagiaan, dan kebahagiaan
dapat dicapai bila manusia dapat menguasai nafsunya (Sumobroto,
1989:80).
3.Kepercayaan
Kepercayaan orang-orang Yunani bersifat polytheistis (menyembah
banyak dewa). Menurut bangsa Yunani, dewa itu bertubuh seperti manusia,
akan tetapi lebih besar, indah dan sempurna serta memiliki sifat-sifat
seperti manusia (sifat baik, buruk, menikah, mempunyai keturunan dan
lain-lain). Dewa terbesar (pemimpin) adalah Zeus dan bertahta di bukit
Olympus. Permaisurinya dewa yang merupakan dewa perkawinan/ Orang
Yunani juga mengenal manusia setengah dewa, dan orang yunani mengenal
ramalan Delphi, yaitu nama tempat tinggal sejumlah dewa dan sebagai
tempat upacara yang dipimpin oleh para pendeta, dan pendeta itu yang
mengatakan sesuatu yang kemudian ditafsirkan (Rapar, 1988: 15)
4, Bangunan
Kepercayaan bangsa Yunani ternyata telah mendorong bangsa itu
untuk memuat bangunan-bangunan indah sebagai tempat melaksanakan
ibadah (kuil). Beberapa bangunan yang terpenting adalah:
a. Acropolis, berarti kota tinggi yang letaknya di perbukitan, dan untuk
mencapainya harus melalui tangga. Dalam acropolis itu terdapat dua
kuil besar, yaitu Parthenon dan Erechteum, yang berfungsi untuk
menghormati dewi pelindung;
b. Kuil Zeus. Kuil ini terletak di bukit Olympus yang dinamakan Altis,
digunakan sebagai tempat pemujaan terhadap dewa Zeus, yang
dimeriahkan dengan mengadakan pertandingan oleh raga yang
disebut Olympiade 4 tahun sekali (Sumobroto, 1989: 75).

6. Sastra
Karya sastra yang dihasilkan oleh bangsa Yunani kuno dan
terkenal adalah dua kitab yaitu Illiad dan Odysae, keduanya karya
Homerus (Rapar, 1988: 15).
a. Kitab Illiad berisi tentang heroisme perang antara Yunani dan Troya,
yang masing-masing dipimpin oleh Agamemnon dan Priamos. Perang
tersebut disebabkan oleh karena permaisuri raja Sparta yang
bernama Helena diculik oleh Paris dari Troya. Dalam perang tersebut
pahlawan Troya Hector dibunuh oleh pahlawan Yunani Achilles.
Penaklukan Troya lebih lanjut dilakukan bangsa Yunani dengan
menciptakan siasat dengan membuat kuda Troya yang terbuat dari
kayu, yang kemudian diisi dengan pasukan Yunani. Kuda itu
kemudian didorong ke tengah kota Troya, dan menarik perhatian
warga kota. Setelah warga berkumpul, kuda itu dibuka dan Troya
diserang dalam keadaan lengah, maka Troya pun hancur.
b. Oddysae, berisi tentang pengembaraan seorang pahlawan Yunani
Ulysses (Oddysae) sejak selesainya perang Troya. Dalam
pengembaraannya selama 10 Tahun ia banyak godaan eksotik tetapi
bisa lepas dari godaan ataupun musuh, sehingga akhirnya Ullysses
kembali pada isitrinya Penelope. Dua kitab tersebut disejajarkan
dengan karya epos Mahabarata dan Ramayana.

E. PERANG YUNANI DENGAN PERSIA.


Perang antara Yunani dengan Persia disebabkan Darius raja Persia
berusaha meluaskan wilayah kekuasaannya sampai di Asia Kecil.
Penduduk daerah ini adalah orang-orang Yunani. Oleh karena itu Athena
memberi bantuan kepada polis-polis tersebut. Hal ini menyebabkan Darius
mempunyai alasan untuk menyerang Yunani. Perang tersebut terjadi
selama 3 kali (Bowra, 1985: 69-78) yaitu:
1. Tahun 492 BC, Persia gagal karena Persiakehilangan perlengkapan
angkatan perangnya, sehingga armada Persia hancur;
2. Tahun 490 BC, Persia berhasil menduduki Attika dan Athena, tetapi
kemudian tentara Athena di bawah pim[inan Milliades berhasil
mengalahkan Persia di Marathon. Persia gagal mengalahkan Yunani
untuk kedua kalinya;
3. Tahun 480 BC, Persia di bawah pimpinan Xerxes (pengganti Darius)
dikalahkan oleh Yunani.
Akibat perang Yunani Persia yang dimenangkan oleh Yunani ini adalah
terbentuk dua persekutuan:
1. Konfederasi Dellos (479) yaitu persekutuan polis-polis Athena.
Konfederasi ini menyebabkan Sparta tidak senang karena seolah-olah
Athenalah pemenang perang Yunani Persia, sehingga Sparta akhirnya
membentuk persekutuan sendiri;
2. Liga Peloponesos (431) adalah persekutuan olis-polis di bawah
pimpinan Sparta, yang siap bersaing dengan Athena.
Pembentukan kedua polis ini menyebabkan Athena dan Saprta sulit
bersatu, bahkan kemudian terjadi perang yaitu perang Peloponesia (431-
404). Perang ini dimenangkan oleh Sparta, tetapi berakibat perpecahan
antar polis. Akibatnya Yunani menjadi lemah, dan kesempatah ini
dimanfaatkan oleh bangsa Macedonia di bawah pimpinan Philipus
menguasai Yunani.
Penguasaan Philipus atas Yunani diserta penyatuan Yunani dengan
Macedonia. Atas inisiatif Yunani, Macedonia diajak berperang melawan
Persia. Pada tahun 336 BC Philipus meninggal, dan digantikan oleh
Alexander Agung (Alexander The Great). Ia melanjutkan cita-cita ayahnya
untuk menguasai Persia, Mesir, India, Mesopotamia (Timur Dekat), dan
berhasil. Untuk mempersatukan Macedonia dengan Persia, ia mengawini
putri raja Persia yaitu Roxana. Ia menganjurkan prajuritnya untuk
melakukan hal yang sama, tetapi anjuran ini ditanggapi dengan pro dan
kontra dengan alasan dapat merendahkan martabat dan harga diri Yunani.
Kerajaan Dunia ini terpecah-pecah menjadi kerajaan kecil-kecil setelah
Alexander meninggal dunia. Namun demikian Alexande telah berhasil
memadukan antara kebudayaan Barat dengan kebudayaan Timur
(akulturasi) yang kemudian disebut denga kebudayaan Hellenistik.
F.Soal-Soal latihan
1.Sebutkan dengan tepat letak geografis wilayah Yunani Kuno
2. Ceriterakan dengan jelas bagaimana asal-usul bangsa Yunani Kuno
3. Sebutkan secara kronologis tahapan perkembangan polis-polis Yunani
4.Terangkan perbedaan model pemerintahan antara polis Athena dan
Sparta
5.Sebutkan peninggalan bangsa Yunani kuno dalam bidang Ilmu
Pengetahuan
5.Definisikan secara tepat konfederasi Dellos dan Liga Pelloponesos

Anda mungkin juga menyukai