Anda di halaman 1dari 4

Re-Enactment Pemikiran Agen

Sejarah
Pemikiran filsafat sejarah R.G. Collingwood tidak
terlepas dari pemikirannya tentang filsafat. Menurut
Collingwood, pemikiran filosofis tidak hanya tentang
objek saja, tetapi berpikir juga tentang objek itu
sendiri. Hubungan antara objek material dan pemikiran
tentang objek tersebut merupakan sebuah
pengetahuan. Filsuf sejarah menekankan pada hakikat
suatu peristiwa dapat diketahui oleh para sejarawan.
Vico menganggap proses sejarah sebagai proses umat manusia
membangun sistem bahasa, budaya, hukum dan pemerintahan.
Pandangan Collingwood tentang hal ini yaitu beliau melihat
proses dalam ilmu alam dan sejarah yang berbeda. Terdapat 3
kesimpulan mengenai perbedaan tersebut yaitu :
1. Ilmu alam terdiri dari peristiwa (events), sejarah terdiri dari
tindakan (manusia)

2. Peristiwa alam dilihat dari luar, sedangkan tindakan manusia


esensinya berada di dalam diri manusia sendiri.
3. Masa lalu dari peristiwa alam adalah kematian, sementara
masa lalu dari proses sejarah adalah kehidupan pada
masanya.
• Collingwood menilai jika seorang sejarawan idealnya memahami masa
lampau berdasarkan dua aspek yakni outside history (sisi luar sejarah)
dan inside history (sisi dalam sejarah). Outside history dapat diilustrasikan
sebagai rangkaian peristiwa di masa lampau yang dapat dideskripsikan
berdasarkan aspek-aspek fisik atau tindakan aktor sejarah. Sementara
itu, inside history merupakan suatu gagasan, atau pemikiran para aktor yang
memungkinkan kemunculan outside history tersebut.
• Bagi Collingwood, seorang sejarawan tidak boleh hanya menjelaskan sisi luar
dari masa lampau saja. Seorang sejarawan juga harus mampu menuliskan dan
menghadirkan kembali sisi dalam dari suatu peristiwa masa lampau.
Keberadaan inside history inilah yang membedakan pemikiran Collingwood
terhadap aliran sejarah yang positivistik.

Sumber : Inside Dan Outside History Dalam Pemikiran Robin George


Collingwood. Senandika.web.id
• Re-enactment merupakan tindakan untuk berpikir
secara aktif dan kritis. Artinya, para sejarawan
tidak hanya menyusun ulang (re-enact) pemikiran
masa lalu di dalam pikirannya sendiri tetapi
sejarawan melakukan penyusunan ulang dalam
konteks pemikiran masa kini, mengkritisinya,
membentuk penilaian-penilaian pribadi atas nilai-
nilai dari pemikiran tersebut, membentuk konsep
baru yang memperbaiki kesalahan di masa lalu.

Anda mungkin juga menyukai