Anda di halaman 1dari 13

MODERNISASI PERALATAN NELAYAN PESISIR

BUNGATAN KABUPATEN SITUBONDO

TAHUN 2000-2010

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Maritim

Dosen Pengampu :

Dra. Dewi Salindri, M.Si

Disusun Oleh :

Siti Aisyah 180110301026

Agustin Eka W 180110301035

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan karunia – Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Sejarah Maritim yang membahas tentang “Modernisasi Peralatan
Nelayan Pesisir Bungatan Situbondo Tahun 2000-2010” dengan tepat waktu.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Dewi Salindri, M.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah Sejarah Maritim yang telah membimbing dan
memberikan tugas ini. Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai Modernisasi Peralatan Nelayan
Pesisir Bungatan.

Demikian dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat untuk


kegiatan akademik. Kami juga mengharapkan kritik serta saran dari pembaca agar
makalah ini lebih baik lagi kedepannya.

Jember, 15 September 2019

Penyusun

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Permasalahan..........................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................................5
2.1 Modernisasi Peralatan Pada Masyarakat Nelayan di Pesisir Bungatan...............5
2.2 Kondisi Masyarakat Setelah Masuknya Modernisasi di Pesisir Bungatan.........5
BAB 3PENUTUP..............................................................................................................6
3.1 Kesimpulan........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim yang garis pantainya mencapai


lebih dari 81.000 km. Secara geografis Indonesia terletak diantara dua
samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Posisi Indonesia yang
strategis ini membuat Indonesia kaya akan sumber daya alam lautnya.
Sepanjang garis pantainya, terdapat wilayah pesisir yang memiliki berbagai
macam potensi yang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para nelayan dan
petambak.
Masyarakat nelayan pesisir Bungatan awalnya mengalami keterbatasan
sarana dan keadaan sumber daya manusianya masih rendah. Permasalahan
lainnya adalah nelayan pesisir Bungatan masih menggunakan kapal ikan yang
tidak bermesin dan kapal mesin dibawah 30 GT (Gross Tonnage) dengan
menggunakan alat tangkap tradisional yang kurang efisien.
Awal tahun 2000 pemerintah mulai mensosialisasikan kebijakan
konsep tentang modernisasi perikanan. Hal tersebut mencakup perubahan alat
tangkap, dana bantuan, serta perahu yang digunakan. Pemerintah berharap
nelayan dapat menyesuaikan diri dengan teknologi peralatan yang baru dan
mengalami perubahan sosial ekonomi.
Sebagian besar masyarakat nelayan masih menggunakan alat tangkap
tradisional seperti bubu, jala, sero dan bagan. Hal ini disebabkan karena
mahalnya alat tangkap jaring gillnet sehingga nelayan tidak mampu untuk
membeli. Ada beberapa bantuan perahu, mesin untuk perahu layar dan jukung,
tetapi kuantitasnya masih sedikit, pengaruhnya belum terasa bagi masyarakat
pesisir Bungatan.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka terdapat beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Jenis modernisasi apa saja yang ada di pesisir Bungatan Kabupaten
Situbondo ?
2. Apa pengaruh adanya modernisasi peralatan nelayan terhadap
kehidupan masyarakat pesisir Bungatan?

1.3 Tujuan Permasalahan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka terdapat beberapa tujuan
pembahasan sebagai berikut :
1. Mengetahui modernisasi apa saja yang ada di pesisir Bungatan
Kabupaten Situbondo.
2. Memperoleh informasi mengenai pengaruh adanya modernisasi
peralatan nelayan bagi kehidupan masyarakat pesisir Bungatan.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Dapat dijadikan sebagai referensi bagi pemerintah untuk mengambil
kebijakan yang berkaitan dengan wilayah pesisir Bungatan.
2. Bagi pembaca dapat dijadikan bahan ilmu pengetahuan tentang
peralatan nelayan modern.
3. Dapat dijadikan bahan acuan untuk memperbaiki kemiskinan
masyarakat.

4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Modernisasi Peralatan Pada Masyarakat Nelayan di Pesisir Bungatan


Kegiatan penangkapan ikan di pesisir Bungatan pada akhir tahun 1999
masih berkutat pada penangkapan ikan secara tradisional. Penggunaan alat
tangkap tradisonal pada masyarakat pesisir Bungatan terjadi sebelum adanya
perahu besar. Para nelayan masih menggunakan perahu kecil yang dinamakan
jukung. Nelayan masih menggunakan alat sederhana yaitu pancing dan jaring
tarik. Jaring yang telah diikat ujungnya menggunakan tali disebarkan ke tengah
laut. Setelah 2-4 jam jaring ditarik untuk melihat hasil tangkapannya. Tujuan
awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari masyarakatnya.
Pada awal tahun 2000-an pemerintah mulai melakukan penyuluhan atau
sosialisasi terkait cara penangkapan ikan, alat tangkap yang lebih modern, dan
bantuan alat penangkapan yang diberikan oleh pemerintah melalui dinas
perikanan setempat.

Beberapa peralatan yang digunakan masyarakat nelayan pada akhir tahun


1999 :

1. Jala
Jala merupakan jaring ikan berbentuk lingkaran kecil dengan pemberat
pada tepi – tepinya1. Ukuran dari jala sangat bervariasi sampai 4 meter
pada diameternya. Cara penggunaan jala yaitu dengan dilemparkan
sehingga membentuk lingkaran. Hasil tangkapan dari jala dapat lebih
dari 1kg.
2. Bubu
Bubu merupakan jenis alat tangkap ikan yang terbuat dari bamboo atau
kayu yang diikat sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk yang
bermacam-macam. Pemasangan bubu tidak dipengaruhi oleh pasang
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Jala diakses pada 16 September 2019 pukul 15. 29

5
surutnya air laut. Bubu dipasang disekitar terumbu karang pada
kedalaman 3 – 7 m dan di tinggalkan beberapa hari baru diperiksa.
3. Jukung (perahu kecil)
Nelayan menggunakan perahu kecil ini dengan memanfaatkan tenaga
angin dan di perahunya terdapat layar.

Gambar : jukung.

Modernisasi merupakan proses perubahan atau pembaharuan. Pembaharuan ini


mencakup bidang – bidang yang banyak dalam masyarakat. Tujuan utama dari
adanya modernisasi adalah untuk membawa masyarakat pada perubahan yang
lebih maju. Modernisasi pada masyarakat nelayan sangat tepat dilakukan karena
tingkat kesejahteraan lebih rendah jika dibandingkan dengan masyarakat kota.

Hal tersebut bertolak belakang dengan kekayaan sumber daya alam yang sangat
melimpah di wilayah pesisir. Sumber daya alam yang melimpah dapat
dikembangkan dan di manfaatkan sesuai dengan kegunaannya masing masing.

Pemerintah melakukan penyuluhan untuk menumbuhkan bakat dalam


berwirausaha bagi istri nelayan, dengan menjual hasil tangkapan sendiri. Kegiatan
yang dilakukan termasuk dalam program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Pesisir (PEMP). Gerakan dari program PEMP ini berawal dari program yang
direncanakan oleh Food Agriculture Organization (FAO) mengenai tata cara
penangkapan ikan yang bertanggung jawab.2
2
Muslim Tjuddah. 2009. Kajian Keramahan Lingkungan Alat Tangkap menurut
klasifikasi Statistik Internasional Standar FAO

6
Kelompok yang menjadi sasaran prioritas dari PEMP adalah nelayan
tradisonal, nelayan buruh, pedagang ikan, dan pengolahan ikan berskala kecil, dan
pengelola sarana penunjang usaha kecil. Mereka termasuk kelompok sosial
masyarakat pesisir yang memiliki kerentaan ekonomi.3

Penyuluhan atau sosialisasi dilakukan setiap tahun oleh pemerintah untuk


nelayan di wilayah pesisir Bungatan. Penyuluhan dan pelatihan dilakukan untuk
meningkatkan hasil tangkapan dan pengembangan usaha perikanan masyarakat
pesisir Bungatan. Narasumber yang masih aktif memberikan materi penyuluhan
adalah Sugeng Harjono, Agus Setiawan, dan Didik Budi Susanto.4

Pengoperasian peralatan modern bagi nelayan :

1. Payang
Payang termasuk alat tangkap ikan yang masih digunakan oleh
nelayan dan masih produktif hingga saat ini. Alat tangkap payang
terbuat dari berbagai macam bahan. Jaringnya terbuat dari PVC
(Polyvinileclorine). Pelampungnya adalah plastik berbentuk bola dan
pemberatnya adalah batu. Payang terbuat dari bahan jaring yang
terdiri dari bagian sayap (kiri dan kanan), badan, kantong, tali ris (atas
dan bawah), tali selembar untuk menarik alat tangkap, pelampung dan
pemberat. Ukuran setiap bagian jaring pada payang berbeda-beda,
seperti bagian kantong yang mempunyai ukuran mata jaring (mesh
size) yang paling kecil dikarenakan kantong berfungsi untuk tempat
berkumpulnya hasil tangkapan yang terjaring. Payang memiliki
panjang rata rata antara 300-400meter5. Cara pengoperasian payang
yaitu dengan melingkari gerombolan ikan dan pukat kantong tersebut
ditarik kearah kapal. Hasil penangkapan dapat dipengaruhi oleh

3
Kusnadi. Akar Kemiskinan Nelayan (Yogyakarta:Lkis, 2003) hlm xvi
4
BBAP Situbondo, 2008 Pe latihan Magang Budidaya Perikanan oleh Dinas Perikanan
dan Kelautan.
5
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Volume 3, Nomor 1: 102-
111

7
kecepatan membuka jaring dan waktu pelepasan jaring serta kondisi
laut saat pelepasan jaring.6
Penangkapan ikan menggunakan payang dapat dilakukan baik
siang hari atau malam hari. Untuk malam hari dapat menggunakan
alat bantu penerangan berupa lampu petromaks untuk mengetahui
letak ikan berkumpul. Sedangkan saat siang hari dapat menggunakan
alat bantu rumpon. Ilustrasi gambar penangkapan ikan menggunakan
payang :

2. Jaring Lampara
Lampara alat penangkapan ikan yang sekilas mirip dengan payang.
Lampara termasuk dalam klasifikasi pukat kantong, karena
lampara seolah olah memiliki kantong yang menggelembung.
Lampara terdiri atas dua bagian dasar yaitu bagian sayap (kanan
dan kiri) serta bagian kantong.
Daerah penangkapan menggunakan lampara dasar berkisar antara
0.5 – 1.5 mil dari pantai dengan kedalaman laut berkisar 15-20
meter. Penangkapan dapat dilakukan pada malam hari karena
keadaan air laut yang tidak bergelombang dan arusnya tidak terlalu
kuat.
3. Perahu nelayan Ukuran 30 GT

6
Sukandar, Diktat Mata Kuliah Manajemen Penangkapan Ikan (MPI). Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya. Malang. 2004 hlm 139

8
Kapal nelayan yang berukuran 30 GT dapat menampung hasil
tangkapan nelayan yang banyak dibandingkan dengan perahu
jukung.

Pada tahun 2010 masyarakat sudah dapat merasakan adanya modernisasi


peralatan nelayan. Yang dulunya berasal dari sosialisasi pemerintah,

2.2 Kondisi Masyarakat Setelah Masuknya Modernisasi di Pesisir Bungatan

Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai terdiri atas kelompok masyarakat


yang menggantungkan sumber kehidupannya secara langsung atau tidak langsung
dari sumber daya alam yang ada di laut. Kelompok masyarakat yang berada di
wilayah jauh dari pantai mereka bekerja menjadi petani, membuka usaha, dan
menjadi pegawai pemerintah maupun swasta.
Klasifikasi sosial masyarakat nelayan dapat ditinjau dari tiga sudut
pandang. Pertama, segi penguasaan alat produksi atau peralatan tangkap (perahu,
alat tangkap dll) struktur masyarakat nelayan terbagi dalam kategori nelayan
pemilik dan nelayan buruh. Kedua, dilihat dari skala investasi modal usaha,
nelayan besar dan nelayan kecil. Ketiga, dipandang dari tingkatan teknologi yang
digunakan, dibagi dalam nelayan modern dan nelayan tradisional.

Dalam masyarakat nelayan yang menentukan status sosial masyarakatnya


adalah kepemilikan dari perahu dan alat tangkap ikan. Semakin tinggi modal yang
masyarakat nelayan miliki, semakin tinggi posisi mereka dalam stratifikasi sosial
dalam masyarakatnya. Juragan darat(pemilik perahu dan alat) menempati posisi
lebih tinggi daripada juragan laut (pemimpin anak buah kapal).

Kondisi masyarakat setelah adanya modernisasi dalam bidang ekonomi


adalah meningkatnya pendapatan dari masyarakat nelayan. Meningkatnya
pendapatan mereka karena hasil penjualan usaha perahu, dan peralatan tangkap
lainnya serta hasil dari perdagangan ikan.

Perubahan keadaan ekonomi pada nelayan terlihat sekali pada saat


sebelum adanya modernisasi dan setelah adanya modernisasi. Sebelum adanya
modernisasi masyarakat nelayan hanya memperoleh 300-500ribu dalam sebulan.

9
Sedangkan setelah adanya modernisasi pendapatan nelayan pemilik modal dan
nelayan buruh meningkat pesat. Pendapatan nelayan berkisar antara 500-1juta
dalam sebulan. Jika hasil tangkapan nelayan melimpah bisa 500ribu dalam satu
hari.

Pemukiman para nelayan juga menjadi lebih baik jika dilihat dari bentuk,
yang dulunya rumah semi permanen menjadi rumah permanen dengan batu bata
serta perabotan yang mahal. Serta pendidikan bagi masyarakat pesisir Bungatan
mengalami peningkatan secara bertahap.

10
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kegiatan penangkapan ikan di pesisir Bungatan pada akhir tahun 1999
masih berkutat pada alat tradisional dengan menggunakan perahu jukung dan
menggunakan jala. Nelayan hanya melaut di laut dangkal saja. Saat itu
sumber daya manusianya masih sangat rendah dan hasil sumber daya alam
belum dimanfaatkan dengan baik.

Sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah pada awal tahun 2000


membuat masyarakat tertarik mencoba. Penyuluhan dan pelatihan dilakukan
untuk meningkatkan hasil tangkapan dan pengembangan usaha perikanan
masyarakat pesisir Bungatan. Peralatan tangkap modern berupa perahu 15-30
GT, payang dan jaring lampara.

Kegiatan modernisasi peralatan nelayan membawa pengaruh bagi


kondisi masyarakat wilayah pesisir Bungatan. Terutama pada dalam bidang
sosial dan ekonomi. Dalam bidang sosial, masyarakat wilayah pesisir
Bungatan status sosialnya menjadi lebih tinggi serta pendidikan dari keluarga
nelayan meningkat secara bertahap. Dalam bidang ekonomi perubahannya
sangat jelas. Pendapatan para nelayan semakin meningkat dari hasil usaha
penjualan perahu, alat tangkap dan hasil pendapatan penjualan ikan. Rumah
nelayan dari semi permanen menjadi permanen bahkan ada yang berlantai.
Perabotan rumah juga berharga yang sangat mahal.

11
DAFTAR PUSTAKA

Muslim Tjuddah. 2009. Kajian Keramahan Lingkungan Alat Tangkap


menurut klasifikasi Statistik Internasional Standar FAO
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Volume 3,
Nomor 1: 102-111
BBAP Situbondo, 2008 Pe latihan Magang Budidaya Perikanan oleh Dinas
Perikanan dan Kelautan.
Kusnadi. Akar Kemiskinan Nelayan (Yogyakarta:Lkis, 2003) hlm xvi
https://id.wikipedia.org/wiki/Jala diakses pada 16 September 2019 pukul
15.29

Sukandar,” Diktat Mata Kuliah Manajemen Penangkapan Ikan (MPI)”.


Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang. 2004 hlm 139

12

Anda mungkin juga menyukai