Anda di halaman 1dari 11

Pemikiran Filsafat Sejarah

Kritik Dan Spekulatif


Menurut
R.G. Collingwood Dan
Santo Agustinus
Kelompok 12
Kelompok 12
Anggota:

Ahmad Kautsar
Istiqamah
Nurfithrialdin
1910111110017 1910111120001
Pemikiran R.G. Collingwood
Robin George Collingwood adalah filsuf dan sejarawan
Inggris, yang lahir pada 22 Februari 1889. Collingwood
lahir dan dibesarkan dari keluarga seni, yang mana dari
kecil hingga ia berusia 13 (tiga belas) tahun, Collingwood di
didik oleh ayahnya dan hal pertama yang ia dapatkan adalah
tentang pelajaran pemikiran. Collingwood tertarik pada
sejarah dan pemikiran dunia pertama kali ketika ia membaca
buku yang ia dapat di rumah temannya. Dari sanalah, ia
memahami bahwa ilmu alam memiliki sejarahnya sendiri.
Hal itu juga membangkitkan motivasinya mengenai sejarah
dan ilmu.
Pemikiran R.G. Collingwood
Pemikiran R.G. Collingwood tentang filsafat sejarah tidak terlepas dari
pemahamannya tentang filsafat. Ia menyatakan bahwa filsafat adalah
suatu usaha refleksi. Pemikiran filosofis tidak secara sederhana berpikir
tentang suatu objek, tetapi lebih dari itu, ketika seseorang berpikir
tentang suatu objek, ia sekaligus berpikir tentang pemikirannya sendiri
mengenai objek itu. Pemikiran dalam hubungannya dengan objek bukan
sekedar pemikiran, tetapi adalah pengetahuan.
Pemikiran R.G.
Collingwood
Collingwood melakukan pembedaan penting antara ilmu alam dan sejarah.
Dalam hal ini, ia kemudian memperkenalkan sejarah intelektual sebagai
reaksinya atas pandangan positivisme dalam sejarah. Collingwood melihat
perbedaan-perbedaan dalam berbagai cara. Prinsip-prinsip yang berbeda itu
dapat disimpulkan menjadi tiga bagian, yaitu:

1 2 3
Peristiwa alam dilihat Masa lalu dari peristiwa
Ilmu alam terdiri dari
dari luar, sementara alam adalah kematian
peristiwa-peristiwa (events)
tindakan manusia (dead), sementara masa
sedangkan sejarah terdiri dari
secara esensi berada di lalu dari proses sejarah
tindakan-tindakan (manusia)
dalam diri manusia adalah kehidupan pada
masanya.
Pemikiran R.G. Collingwood

Re-enactment adalah tindakan untuk berpikir secara aktif dan kritis. Artinya,
sejarawan tidak hanya menyusun ulang pemikiran sejarah masa lalu di dalam
pikirannya sendiri tetapi ia melalukan penyusunan ulang dalam konteks
pemikiran masa kini, mengkritisinya, membentuk penilaian-penilaian
pribadinya atas nilai-nilai dari pemikiran tersebut, membentuk konsep-konsep
baru yang memperbaiki kesalahan-kesalahan masa lalu . Dari tesis yang
dikemukakan, “penyusunan ulang” atau “re-enactment” menjadi kata kunci
pemikiran Collingwood tentang filsafa sejarah.
Pemikiran Santo Agustinus
Di antara tokoh terpenting sejarawan Kristen terkemuka
pertama adalah Markus Aurelius Agustinus atau lebih
dikenal sebagai Santo Agustinus dari Hippo (354-430 M).
Ia hidup dalam kondisi zaman yang sedang berkembang di
wilayah sekitar Laut Tengah sampai sebelah timur Teluk
Persia. Dalam masa tersebut ada tiga unsur pokok yang
mewarnai dan menentukan perkembangan zaman, yaitu
tersebarnya kebudayaan Helenisme, muncul dan meluasnya
Kekaisaran Romawi dan tampilnya gereja Kristen.
Agustinus berasal dari keluarga yang taat dalam agama
Kristen. Ibunya termasuk umat yang taat terhadap ajaran-
ajaran Kristen. Dialah yang mengajarkan Kristen
kepadanya.
Pemikiran Santo Agustinus
Agustinus membuat periodisasi sejarah umat manusia menjadi enam periode,
sesuai dengan keyakinan Kristen bahwa Tuhan menciptakan dunia selama
enam hari, yakni:

1 2 3
periode air bah hingga periode Ibrahim
periode Adam hingga hingga Daud pada
Ibrahim pada tahun
air bah pada 3500 SM tahun 1250 SM
1830 SM

4 5 6
periode Daud hingga periode Babilonia
periode kebangkitan Isa
pembuangan di hingga kematian Isa
hingga dunia
Babilonia pada 600 SM pada tahun 4M
Pemikiran Santo Agustinus
Selama Abad pertengahan ini pandangan filsafat sejarah Barat diakui oleh
pemikiran-pemikiran spekulatif kristiani. Pandangan sejarahnya bersifat linear,
teleologis dan eskatologis. Pemikiran historis selama abad pertengahan,
terutama sebelum muncul skolastik, sangat dipengaruhi oleh pemikiran Santo
Agustinus (354-430M). Menurut Santo Agustinus, sejarah ini adalah Sejarah
Keselamatan. Sejarah tidak ditentukan oleh manusia, tetapi ditentukan oleh pola
Rencana Allah. Sekalipun dalam perjalanan sejarah Kerajaan Allah (Civitas
Dei) senantiasa mendapatkan perlawanan dari Kerajaan Dunia, namun
kemenangan akhir ada pada pihak Kerajaan Allah.
Pemikiran Santo Agustinus
Filsafat sejarah yang dibangun Agustinus mempengaruhi cara orang Barat
dalam melihat masa lalu, masa kini dan masa depannya, yakni sebagai bagian
dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan, sebagai rakyat Kerajaan Tuhan
pada akhir zaman. Kurang lebih selama delapan ratus tahun filsafatnya
mendominasi penulisan sejarah Eropa. Pada abad ke-12 filsafat sejarah
melahirkan dua aliran, yakni aliran realistis dan mistis simbolis dalam
historiografi barat. Aliran realistis menaruh perhatian terhadap kepastian hukum
alam dan olah kerja kebebasan manusia, sementara aliran mistis simbolis
melihat fakta-fakta dan kejadian-kejadian sejarah hanya seperti tanda-tanda,
yang menuju ke arah suatu kenyataan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai