Anda di halaman 1dari 5

MATERI KULIAH FILSAFAT UMUM

STAI KHARISMA CICURUG SEMESTER III


Pertemuan ke 7, 07 November 2015

FILSAFAT SKOLASTIK
A. Pengertian Filsafat Skolastik
Filsafat barat abad petengahan (476-1492) dapat dikatakan sebagai abad gelap
karena berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat
membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk
mengembangkan potensi dirinya. Semua hasil-hasil pemikiran manusia diawasi oleh kaum
gereja dan apabila terdapat pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja, maka orang
yang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman yang berat.
Masa abad pertengahan dibagi menjadi 2 (dua) masa yaitu masa Patristik dan masa
Skolastik. Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti
sekolah. Atau dari kata schuler yang mempunyai arti kurang lebih sama yaitu ajaran atau
sekolahan. Yang demikian karena sekolah yang diadakan oleh Karel Agung yang mengajarkan
apa yang diistilahkan sebagai artes liberales (seni bebas) meliputi mata pelajaran gramatika,
geometria, arithmatika, astronomi, musika, dandialektika. Dialektika ini sekarang disebut
logika dan kemudian meliputi seluruh filsafat. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang
berkaitan dengan sekolah.
Kata skolastik menjadi istilah bagi filsafat pada abad 9 s/d 15 yang mempunyai corak
khusus yaitu filsafat yang dipengaruhi agama. 4 Perkataan skolastik merupakan corak khas
dari sejarah filsafat abad pertengahan. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada
teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat
ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk.
Pada dasarnya sampai pertengahan abad ke 12 orang-orang Barat belum pernah
mengenal filsafat Aristoteles secara keseluruhan. Scholastik Islam-lah yang membawakan
perkembangan filsafat di Barat, terutama berkat tulisan dari para ahli pikir Islam seperti Ibnu
Rusyd. Peran ahli pikir Islam ini besar sekali, tidak hanya dalam pemikiran filsafat saja, akan
tetapi juga memberi sumbangan yang tidak kecil bagi bangsa Eropa, yaitu dalam bidang ilmu
pengetahuan. Namun setelah pemikiran-pemikiran Islam ini masuk ke Eropa, banyak buku
filsafat dan peranan para ahli pikir Islam atas kemajuan dan peradaban Barat sengaja
disembunyikan karena mereka (Barat) tidak mengakui secara terus terang jasa para ahli pikir
Islam itu dalam mengantarkan kemoderatan Barat.
Filsafat Skolastik menemukan puncak kejayaannya waktu Thomas Aquinas menjadi
filsuf pokoknya. Filsafat skolastik dikembangkan dalam sekolah-sekolah biara dan
keuskupan. Para filsuf skolastik tidak memisahkan filsafat dari teologi kristiani. Jadi dapat
dikatakan bahwa filsafat integral dalam ajaran teologi. tokoh-tokohnya diantaranya ialah:
1. Thomas Aquinas.
Aquinas merupakan teolog skolastik yang terbesar. Ia adalah murid Albertus Magnus.
Albertus mengajarkan kepadanya filsafatAristoteles sehingga ia sangat mahir dalam filsafat
itu. Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya dengan pandangan1

pandangan Alkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya sehingga filsafat
Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi iman Kristen. Pada tahun 1879, ajaranajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma olehPaus Leo XIII.
Thomas mengajarkan Allah sebagai "ada yang tak terbatas" (ipsum esse subsistens).
Allah adalah "dzat yang tertinggi", yang memunyai keadaan yang paling tinggi. Allah
adalah penggerak yang tidak bergerak. Tampak sekali pengaruh filsafat Aristoteles dalam
pandangannya.
Dunia ini dan hidup manusia terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan
kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat dipahami dengan
mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi sempurna kalau
disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati). "Tabiat kodrati bukan ditiadakan, melainkan
disempurnakan oleh rahmat," demikian kata Thomas Aquinas.
2. Albertus Magnus
Disamping sebagai biarawan, Albertus Magnus juga dikenal sebagai cendikiawan abad
pertengahan. Ia lehir dengan nama Albert von Bollstadt yang juga dikenal sebagai doctor
universalis dan doctor magnus kemudian bernama Albertus Magnus (Albert the Great). Ia
mempunyai kepandaian luar biasa. Di universitas Padua ia belajar artes liberales. Ilmu-ilmu
pengetahuan alam, kedokteran, filsafat aristoteles, belajar teologi di Bulogna, dan masuk ordo
Dominican tahun 1223, kemudian masuk ke Koln menjadi dosen filsafat dan teologi.
Terakhir ia diangkat sebagai uskup agung. Pola pemikirannya meniru Ibnu Rusyd dalam
menulis tentang Aristoteles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, ia mengadakan penelitian
dalam ilmu biologi dan ilmu kimia.
3. Wiliam Ockham
Ia merupakan ahli piker Inggris yang beraliran skolastik. Karena terlibat dalam
pertengkaran umum dengan Paus John XXII, ia dipenjara di Avignon, tetapi ia dapat
melarikan diir dan mencari perlindungannya pada Kaisar Louis IV. Ia menolak ajaran Thomas
dan mendalikan bahwa kenyataan itu hanya terdapat pada benda-benda satu demi satu, dan
hal-hal yang umum itu hanya tanda-tanda abstrak.
Menurut pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui barang-barang atau
kejadian-kejadian individual. Konsepo-konsep atau kesimpulan-kesimpulan umum tentang
alam hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan. Pemikiran yang demikian ini, dapat
dilalui hanya lewat intuisi, bukan lewat logika. Di samping itu, ia membantah anggapan
skolastik bahwa logika dapat membuktikan doktrin teologis. Hal ini akan membawa kesulitan
dirinya yang pada waktu itu sebagai pengusahanya Paus John XXII.
4. Peter Abelardus
Eropa membuka kembali kebebasan berpikir yang dipelopori oleh Peter Abelardus. Ia
menginginkan kebebasan berpikir dengan membalik diktum Augustinus-Anselmus credo ut
intelligam dan merumuskan pandangannya sendiri menjadi intelligo ut credom (saya paham
supaya saya percaya). Peter Abelardus memberikan status yang lebih tinggi kepada penalaran
dari pada iman

5. Nicolas Cusasus
2

Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu lewat:Indra. Dengan
indra kita, akan mendapatkan pengetahuan tentang benda-benda berjasad, yang sifatnya tidak
sempurna. kemudian Akal. Dengan akal, kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian
yang abstrak berdasar pada sajian atau tangkapan indra. Serta Intuisi.Dengan intuisi, kita
akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi. Hanya dengan intuisi inilah kita akan dapat
mempersatukan apa yang oleh akal tidak dapat dipersatukan.
B. Perkembangan Filsafat Skolastik
Abad ke-13 menjadi abad kejayaan skolastik. Ada beberapa faktor yang memberi
sumbangan yang berguna bagi kejayaan skolastik antara lain:
1. Mulai abad ke-12 ada hubungan-hubungan baru dengan dunia pemikiran Yunani dan
dunia pemikiran Arab, yaitu dengan peradaban Yunani dari Italia Selatan dan Silsilia dan
dengan kerajaan Bizantium di satu pihak, dan peradaban arab yang ada di Spanyol di lain
pihak. Melalui karya orang-orang Arab dan Yahudi Eropa Barat mulai lebih mengenal
karya-karya Aristoteles, yang semula memang kurang dikenal. Kecuali melalui karya
orang-orang Arab tulisan-tulisan Aristoteles dikenal melalui karya para bapak gereja
Timur, yang sejak zaman itu dikenal juga.
2. Timbulnya universitas-universitas. Didirikannya Universitas Almamater di Paris yang
merupakan gabungan dari beberapa sekolah. Dan universitas inilah yang menjadi awal
(embrio) berdirinya universitas di Paris, Oxford, Mont Pellier, Cambridge dan lainnya.
Pada abad pertengahan, umumnya universitas terdiri atas empat fakultas, yaitu
kedokteran, hukum, sastra (fakultas Atrium), dan teologi.
3. Timbulnya ordo-ordo baru, yaitu ordo Fransiskan (didirikan 1209 M.) dan ordo
Dominikan (didirikan 1215 M.). Ordo-ordo ini muncul karena banyaknya perhatian orang
terhadap ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk
memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh terhadap
kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peranan di bidang
filsafat dan teologi, seperti; Albertus de Grote, Thomas Aquines, Binaventura, J.D.
Scotus, William Ocham.
Selain itu Masa ini terbagi menjadi tiga periode, yaitu:
a. Skolastik awal, tahun 800-1200
b. Skolastik puncak, tahun 1200-1300
c. Skolastik akhir, tahun 1300-1450
1. Skolastik awal
Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya di bara Italia selatan dan akhirnya
sampai berpengaruh di Jerman dan Belanda. Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi
artes liberales, meliputi tata bahasa, retorika, dialektika, (seni berdiskusi), ilmu hitung, ilmu
ukur, ilmu perbintangan dan musik. Diantara tokoh-tokohnya ialah Aquinas, Johanes Skotes
Eriugena, peter lombard dan lain-lain.
2. Skolastik puncak
Masa ini merupakan kejayaan skolastik, masa ini juga disebut masa berbunga, ditandai
dengan munculnya universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut
menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan. Beberapa faktor mengapa masa
skolastik mencapai puncak :

a. Adanya pengaruh Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, sejak abad ke-12 sampai ke-13
telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
b. Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Prancis. Ini merupakan gabungan dari
beberapa sekolah. Almamater inilah sebagai awal (embrio) berdirinya Universitas di
Paris, di Oxford, Mont pellier, Cambridge dan lain-lain.
c. Berdirinya ordo-ordo. Ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang
terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk
memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh terhadap
kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peran di bidang
Filsafat dan Teologi, seperti Albertus De Grote, Thomas Aquinas, Binaventura, J. D.
Scotus, William Ocham.
3. Skolastik Akhir
Rasa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran filsafat
yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi (kemandegan). Diantara tokohtokohnya adalah:
a. William Ockham (1285-1349), menurut pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat
mengetahui barang-barang atau kejdian-kejadian individual. Konsep-konsep atau
kesimpulan umum tentang alam hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan.
b. Nicolas cusasus (1401-1464), menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal,
yaitu: lewat indra, akal dan intuisi. Pemikiran ini sebagai upaya mempersatukan seluruh
pemikiran abad pertengahan, yang dibuat ke suatu sintesis yang lebih luas. Sintesis ini
mengarah ke masa depan, dari pemikirannya ini tersirat suatu pemikiran para humanis.
Skolastik Arab
Istilah ini jarang sekali dipakai dikalangan umat islam. Istilah yang biasa dipakai
adalah ilmu kalam atau filsafat islam. Dalam pembahasannya biasanya dipisahkan. Tokohtokohnya diantaranya yaitu: Al-farabi, Ibnu Sina, Al-Kindi, Ibnu Rusyd. Peranan mereka
sangat besar sekali yaitu sebagai berikut :
a. Sampai pertengahan abad ke- 12 orang-orang barat belum pernah mengenal filsafat
Aristoteles sehingga yang dikenal hanya buku logika Aristoteles.
b. Orang-orang barat mengenal Aristoteles berkat tulisan para ahli pikir Islam, terutama
dari Ibnu Rusyd,sehingga ia dikatakan sebagai guru terbesar para ahli pikir skolastik
latin.
c. Skolastik islamlah yang membawakan perkembangan skolastik latin.
Tidak hanya dalam pemikiran filsafat saja, tetapi mereka juga memberikan sumbangan
yang tidak kecil bagi Eropa, yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan. Para ahli pikir islam
menganggap bahwa filsafat Aristoteles benar, Plato dan Al-Quran benar, mereka mengadakan
perpaduan dan sinkretisme antara agama dan filsafat. Pemikiran tersebut kemudian masuk ke
Eropa yang merupakan sumbangan paling besar.
Dengan demikian, dalam pembahasan skolastik islam terbagi menjadi dua periode,
yaitu:
a. Periode mutakallimin (700-900)
b. Periode filsafat Islam (850-1200)

KESIMPULAN
Dari berbagai uraian dalam makalah ini maka, pemakalah dapat mengambil
kesimpulan sbb:
1. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional
memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian,
kerohanian, baik buruk.
2. Masa perkembangan filsafat skolastik dibagi menjadi 3 masa yakni :
a. Skolastik awal
b. Skolastik puncak
c. Skolastik akhir yang kemudian dilanjutkan pada masa sklatik arab

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Syadali, Mudzakir, Filsafat Umum, Pustaka Setia, 2004. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai