FILSAFAT ILMU
Sejak awal kelahirannya, Islam sudah memberikan peng hargaan yang begitu
besar kepada ilmu. Sebagaimana sudah diketahui, bahwa Nabi Muhammad Saw.
ketika diutus oleh Allah sebagai rasul, hidup dalam masyarakat yang terbelakang, di
mana paganisme tumbuh menjadi sebuah identitas yang melekat pada masyarakat
Arab masa itu. Kemudian Islam datang menawarkan cahaya penerang yang
mengubah masyarakat Arab jahiliyah menjadi masyarakat yang berilmu dan beradab.
Kalau dilacak akar sejarahnya, pandangan Islam tentang pentingnya ilmu tumbuh
bersamaan dengan munculnya Islam itu sendiri. Ketika Rasulullah Saw. menerima
wahyu pertama, yang mula-mula diperintahkan kepadanya adalah "membaca".
Masih berkaitan dengan era kejayaan keilmuan Islam, perlu juga disinggung
secara sepintas tentang transformasi ilmu dari dunia Islam ke Barat. Setelah
penaklukan Arab atas Persia, Syiria,dan Mesir, orang-orang Kristen di Timur
mengadakan kontak dengan orang-orang Islam Mereka hidup bersama dan menikmati
toleransi agama yang besar Mereka juga mengikuti kegiatan intelektual dan kebu
dayaan kaum mempunyai dokter-dokter, kimiawan, matematikus, dan para ahli
astronomi yang memberikan sumbangan khusus dalam penerjemahan warisan Yunani
ke dalam bahasa Arab.
Abad ke-18 dalam sejarah Islam adalah abad yang paling menyedihkan bagi
umat Islam dan memperoleh catatan buruk bagi peradaban Islam secara universal
Seperti yang diungkapkan oleh Lothrop Stoddard, bahwa menjelang abad ke-18, dunia
Islam telah merosot ke tingkat yang terendah Islam tampaknya sudah mati, dan yang
tertinggal hanyalah cangkangnya yang kering kerontang berupa ritual tanpa jiwa dan
takhayul yang merendahkan martabat umatnya. la menyatakan seandainya
Muhammad bisa kembali hidup, dia pasti akan mengutuk para pengikutnya sebagai
kaum murtad dan musyrik. Pernyataan Stoddard di atas menggambarkan begitu dah
syatnya proses kejatuhan peradaban dan tradisi keilmuan Islam yang kemudian
menjadikan umat Islam sebagai bangsa yang dijajah oleh bangsa-bangsa Barat.
Runtuhnya bangunan tradisi keilmuan Islam secara garis besar dapat diterangkan
karena adanya sebab-sebab berikut:
Pada zaman renaisans ini manusia Barat mulai berpikir secara baru, dan
secara berangsur-angsur melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang selama
ini telah membelenggu kebebasan dalam mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu.
Pemikir yang dapat dikemukakan dalam tulisan ini antara lain: Nicholas Copernicus
(1473-1543) dan Francis Bacon (1561 1626).
Pada zaman modern filsafat dari berbagai aliran muncul. Pada dasarnya corak
keseluruhan filsafat modern itu mengambil warna pemikiran filsafat sufisme Yunani,
sedikit pengecualian pada Kant. Paham-paham yang muncul dalam garis besarnya
adalah rasionalisme, idealisme, dan empirisme. Dan paham paham yang merupakan
pecahan dari aliran itu. Paham rasio nalisme mengajarkan bahwa akal itulah alat
terpenting dalam memperoleh dan menguji pengetahuan. Ada tiga tokoh penting
pendukung rasionalisme ini, yaitu Descartes, Spinoza, dan Leibniz, Sedangkan paham
idealisme mengajarkan bahwa hakikat fisik adalah jiwa, spirit. Ide ini merupakan ide
Plato yang memberikan jalan untuk mempelajari paham idealisme zaman modern.Para
pengikut aliran ini pada umumnya, sumber filsafatnya mengikuti filsafat kritisismenya
Immanuel Kant. Fitche (1762-1814) yang dijuluki sebagai penganut idealisme subjektif
merupakan murid Kant. Sedang Scelling, filsafatnya dikenal dengan fisafat idealisme
objektif. Kedua idealisme ini lalu disentesiskan dalam filsafat idealisme mutlaknya
Hegel (1770-1831).
Pada paham empirisme dinyatakan bahwa tidak ada sesuatu dalam pikiran kita
selain didahului oleh pengalaman. Paham ini bertolak belakang dengan paham
rasionalisme. Mereka menentang pendapat para penganut rasionalisme yang
berdasarkan atas kepastian-kepastian yang bersifat a priori. Pelopor aliran ini adalah
Francis Bacon, kemudian dikembangkan oleh Thomas Hobbes, John Lock, dan David
Hume. Sedangkan pada abad XX, aliran filsafat banyak sekali sehingga sulit
digolongkan, karena makin eratnya kerja sama internasional. Namun sifat-sifat filsafat
pada abad ini lawannya abad XIX, yaitu anti positivistis, tidak mau bersistem, realistis,
menitikberatkan pada manusia, pluralistis, antroposentrisme, dan pembentukan
subjektivitas modern.
NAMA : M. Riski
NIM : 210905501016
MK : Filsafat Ilmu