Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
UROSEPSIS
Oleh:
Rifqi Risdya Pratama 1810029048
Pembimbing:
dr. Muhammad Ishaq, Sp.U
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 .................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 5
BAB 2 .................................................................................................................................. 6
LAPORAN KASUS............................................................................................................. 6
2.1 Anamnesa – Alloanamnesis ....................................................................................... 6
2.2 Pemeriksaan Fisik ....................................................................................................... 7
2.3 Pemeriksaan Penunjang .............................................................................................. 8
2.4 Diagnosis .................................................................................................................... 9
2.5 Penatalaksanaan ......................................................................................................... 9
BAB 3 ................................................................................................................................ 15
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 15
A. Definisi Urosepsis ................................................................................................... 15
B. Epidemiologi Urosepsis .......................................................................................... 17
C. Etiologi Urosepsis ................................................................................................... 18
D. Patofosiologi Urosepsis ......................................................................................... 19
E. Manifestasi Klinis Urosepsis ................................................................................ 21
F. Diagnosis Urosepsis ............................................................................................... 22
G. Penatalaksanaan Penyakit Urosepsis ..................................................................... 23
H. Pencegahan Urosepsis ............................................................................................. 25
I. Komplikasi Urosepsis ............................................................................................. 26
BAB 4 ................................................................................................................................ 26
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 26
BAB 5 ................................................................................................................................ 27
KESIMPULAN .................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 28
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Urosepsis adalah sepsis yang disebabkan oleh bakteri atau produk dari bakteri
yang menyebar secara sistemik dan menyebabkan infeksi, untuk focus infeksi lokalis nya
berada pada saluran urogenital (International Journal of Urology, 2013). Mikroorganisme
yang sering menyebabkan urosepsis adalah jenis enterobacteria dan bakteri gram positif
(Dreger NM, 2015). Presentasi kejadian urosepsis pada orang dewasa sebanyak 25% dari
semua kasus sepsis, dan sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi saluran kemih
(International Journal of Urology, 2013).
Urosepsis dapat dengan cepat berkembang menjadi infeksi yang bisa mengancam
jiwa, bahkan dengan diagnosis dan pengobatan yang cepat, hal ini masih bisa
berkembang menjadi infeksi yang sulit dikendalikan dengan obat dan perawatan. Dalam
beberapa kasus, hal yang paling berbahaya yang bisa ditimbulkan adalah kegagalan
multiorgan (International Journal of Urology, 2013). Oleh karena itu melihat dari tingkat
keparahannya dan keseringan terjadinya kejadian Urosepsis, maka dengan ini penulis
tertarik untuk mengembangkan, membahas, dan memaparkan laporan kasus terkait
Urosepsis.
5
BAB 2
LAPORAN KASUS
6
d) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien didiagnosis CKD pada bulan April 2019, riwayat haemodialisa
sebanyak 2x, pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, tidak memiliki
riwayat sakit jantung, tidak memiliki riwayat sakit asma, namun pasien
memiliki riwayat sakit diabetes mellitus type II, namun pasien rutin
mengontrol Diabetes Mellitusnya.
f) Riwayat Alergi
Tidak ada riwayat alergi
d) Status generalisata
Kepala / leher :Normocephali, anemis (-), sklera ikterik (-),
pembesaran KGB dextra sinistra (-)
7
Thorax
- Pulmo
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Fremitus thorax dextra/sinistra simetris
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
- Cor
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas kanan ICS 2 parasternal line dextra
batas kiri ICS V midklavikular line sinistra
Auskultasi : S1 S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
- Abdomen
Inspeksi : Jejas (-) deformitas (-) distended (-)
Perkusi : Timpani pada bagian kiri
Palpasi : soepel (+), nyeri tekan (+) pada
kuadran Right Lumbar Region
Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
8
PLT 317 150-450
2.4 Diagnosis
CKD Stage V + Urosepsis + Batu Renal Dextra/Sinistra + Hiperkalemia
2.5 Penatalaksanaan
1. IVFD EAS Pfrimmer 7tpm
2. Inj Ceftriaxone 2x1gr
9
3. Paracaaetamol 3x500mg
4. Ranitidin 2x1g
FOTO USG
10
FOTO CT SCAN ABDOMEN
11
2.6 Follow Up
13
Tanggal Subjektif & Objektif Assesment & Planning
Hari ke- 6 S: Nyeri perut berkurang, skala A: CKD stage V +Hidronefrosis
12/10/ nyeri 3 + Urosepsis + Hiperkalemia
19
P:
Flamb
oyan O: Keadaan Umum sedang, - Mengevaluasi skala nyeri
Kesadaran Komposmentis,
- Hasil CT Scan abdomen
Inf NaCL 0,9%, pasien
tampak rileks belum ada
TD : 130/90 mmHg
- Hasil Kultur Urine sudah
Nadi :90 x/menit
RR : 20x/menit ada
SpO2 : 99%
Akral : Hangat
GCS E4V5M6
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Urosepsis
Urosepsis adalah sepsis yang disebabkan oleh bakteri atau produk dari
bakteri yang menyebar secara sistemik dan menyebabkan infeksi, untuk focus
enterobacteria dan bakteri gram positif (Dreger NM, 2015). Presentasi kejadian
urosepsis pada orang dewasa sebanyak 25% dari semua kasus sepsis, dan sebagian
infeksi, tanda dan gejala dari SIRS (Systemic Inflammatory Response Syndrome),
sangat penting diketahui dalam mendiagnosis dari sepsis, banyak dari klinisi atau
15
SIRS sendiri adalah respon dari banyak reaksi klinis, bisa karena infeksi,
seperti pada sepsis, namun bisa karena penyebab non infeksius seperti luka bakar
dan pankreatitis. Respon sistemik bisa muncul dua atau lebih dari kondisi berikut
- Laju Nafas >20 kali per menit atau PaCO2 <32 mmHg (<4.3 kPa)
- WBC >12.000 sel/mm3 atau <4000 sel//mm3 atau > 10 % bentuk imatur
Sepsis berat adalah sepsis yang disertai disfungsi organ, hipoperfusi, atau
hipotensi. Hipoperfusi dan kelainan perfusi bisa muncul gejala asidosis laktat,
oliguria, atau perubahan status mental akut, namun gejala tidak terbatas hanya itu
16
Epidemiologi Urosepsis
Infeksi traktus urinarius dapat menimbulkan gejala yang sangat luas sekali,
mulai dari bakteriuria dengan atau sedikit gejala, sampai sepsis, sepsis berat, atau
syok sepsis. Sekitar 30% dari pasien yang mengalami sepsis, focus dari penyebab
infeksinya berada pada traktus urinarius dan berkembang dari infeksi organ
parenkimal urogenital (contoh : Ginjal, Prostat, maupun Testis). Hal ini dapat
Urosespsis dapat juga terjadi pada pasien post operasi yang berhubungan dengan
traktus urinarius. Pada pasien dengan infeksi saluran perkemihan yang ditangani
bidang urologi, rata-rata sekitar 12% yang akan muncul sebagai urospsis (Florian
M.E, 2015).
berat yang sudah dilaporkan dan berhubungan dengan pulmonal (50%), infeksi
abdomen (24%), kejadian yang berhubungan dengan traktus urinarius hanya (5%),
terutama terjadi karena Nephrolithiasis, dan 22% sisanya pasien yang mengetahui
(Florian M.E, 2015). Sangat penting untuk mengetahui sudah disebut sebagai
Urosepsis dengat cepat dan penanganan alternative. Dari semua kasus urosepsis,
17
bisa dipastikan 9-31% menderita urosepsis, menunjukkan 2.8-9.8 juta kasus
B. Etiologi Urosepsis
Menurut Nici Markus Dreger,et al Penyebab dari Urosepsis
disebabkan, oleh adanya infeksi dari traktur urinarius oleh bakteri,
Dalam hal ini bakteri yang termasuk adalah Enterobakter (bakteri yang
paling sering menyebabkan Urosepsis) :
1. Proteus spp
2. Enterobacter spp
3. Klebsilla spp
4. P.Aeruginosa
5. Dan Bakteri Gram-Positive, seperti enterococcus
Dalam studi klasik sindrom sepsis dan syok septik, bakteri gram
2016), Pasien dengan risiko sepsis lebih mungkin muncul bakteremia sebagai
penyebab 78% kasus urosepsis. Dalam satu penelitian yang melibatkan 205 kasus
urosepsis, 43% kasus disebabkan urolithiasis, 25% oleh adenoma prostat, 18%
oleh kanker urologi, dan 14% oleh kasus urologi lain (International Journal of
Urology, 2013).
18
D. Patofosiologi Urosepsis
Sepsis disebabkan oleh invasi patogen utuh atau bakteri komensal atau
endotoksin dari membran luar bakteri gram negative atau asam peptidoglikan ,
teichoic dan lipoteichoic dari bakteri Gram positif , atau racun , misalnya , toksin
of Urology, 2013)
reseptor TLR2 dan TLR4 , CD18 ( q 2 integrin ) , dan selectins , pada permukaan
monosit / makrofag , neutrofil , dan endotel sel melalui molekul sinyal intraseluler
Mediator pro - inflamasi dan anti - inflamasi sering berasal dari sebuah situs
lokal inflammasi. Mereka terbentuk dan dirilis dengan berbagai kinetika . Mereka
atas sejumlah besar lokal dan efek sistemik dalam organisme host (International
19
TNF- [dan IL-1 adalah sitokin utama pro -radang dan mempunyai aktivitas
antibodi dan tindak balas imun selular meningkat; bagaimanapun, sebagai sepsis
amino bebas yang digunakan untuk sintesis antibodi. Mereka mengaktifkan sel-sel
endothelial vaskular untuk menghasilkan cytokines seperti PAF dan NO, dan
20
darah, yang boleh mengakibatkan kegagalan peredaran mikro , tisu hipoksia ,
1. Hipotensi arterial (SBP <90 mmHg, MAP <70 mmHg, atau penurunan SBP
>40 mmHg pada dewasa
d. Disfungsi organ
21
e. Perfusi Jaringan
F. Diagnosis Urosepsis
Diagnosis cepat penting untuk memulai terapi awal untuk mencapai tujuan
kriteria penentu diagnosa sepsis. Harus dicari juga gejala dan tanda-tanda yang
mengarah pada penyebab infeksi: nyeri punggung yang bisa menyebar atau tidak,
nyeri kostovertebral, disuria, nyeri saat kencing, retensi urin, dan penyakit
urin , dan kesadaran adalah parameter penting untuk menilai prognosis dan untuk
tidak rata menunjukkan abses prostat) dan palpasi testis (kelembutan, kehangatan,
fibrinogen , CRP , tes hati , kreatinin dan ureum, analisa gas darah . Procalcitonin
bisa diperiksa sebagai penanda untuk sepsis. Tergantung tempat infeksi : kultur
urin , nanah dari abses , dahak , tinja , cairan luka , cairan serebrospinal bisa
22
diperiksa. Idealnya dilakukan sebelum pengobatan antibiotik dimulai (Dreger
NM, 2015).
rontgen dada. Tergantung pada situasi klinis pencitraan lebih lanjut seperti CCT
pneumonia , atelektasis , dan efusi . Tergantung pada situasi klinis , USG ginjal
CTU ) dapat digunakan untuk menetapkan ada atau tidak adanya batu ureter
23
2. Kontrol Sumber
Dalam banyak kasus urosepsis dikaitkan dengan faktor-faktor yang
menyulitkan (misalnya obstruksi, abses, benda asing, batu) di saluran
kemih. Drainase obstruksi dan abses serta pengangkatan benda asing
adalah strategi paling penting untuk pengendalian sumber dan harus
segera dilakukan (Bonkat G, 2018)
3. Terapi Adjuvan
Sejumlah langkah tambahan telah direkomendasikan untuk
perawatan optimal pasien dengan urosepsis. Daftar berikut mencakup
langkah-langkah paling penting yang direkomendasikan oleh pedoman
Asosiasi Urologi Eropa tentang infeksi urologis (Bonkat G, 2018), dan
rekomendasi sepsis umum dari penelitian dan pedoman sebelumnya.
24
dobutamin pada disfungsi miokard; hidrokortison harus diberikan
hanya jika cairan danvasopresor tidak mencapai tekanan arteri rata-
rata 65 mmHg
2. Produk darah/Transfusi darah harus diberikan untuk
menargetkan kadar hemoglobin 7-9 g / dl.
3. Ventilasi mekanis harus diterapkan dengan volume tidal 6 ml /
kg, tekanan dataran tinggi 30 cm H2O, dan tekanan akhir
ekspirasi positif tinggi
4. Sedasi harus minimal dan agen penghambat neuromuskuler
harus dihindari.
5. Kadar glukosa harus ditargetkan 180 mg / dl.
6. Tindakan untuk mencegah trombosis vena dalam harus
diterapkan. Direkomendasikan heparin dengan berat molekul
rendah.
7. Profilaksis tukak lambung harus diterapkan pada pasien
berisiko, menggunakan inhibitor pompa proton.
8. Nutrisi enteral harus dimulai sejak dini (<48 jam).
H. Pencegahan Urosepsis
Salah satu pencegahan yang bisa dilakukan adalah pencegahan urosepsis
dini tergantung dari penyebabnya. Selain itu bisa dilakukan tatalaksana yang cepat
diberikan.
25
I. Komplikasi Urosepsis
Komplikasi yang bisa ditemukan pada pasien dengan urosepsis atau sepsis
adalah sindrom distress pernafasan dewasa, koagulasi intravascular diseminata,
gagal ginjal akut, perdarahan usus, gagal hati, disfungsi system saraf pusat, gagal
jantung, kematian. (Dreger NM, 2015)
J. Prognosis Urosepsis
26
BAB 4
PEMBAHASAN
27
BAB 5
KESIMPULAN
28
Daftar Pustaka
29
30
31
32