Anda di halaman 1dari 15

SOSCIED Vol. 1. No. 1.

2018, ISSN : 2622 – 8866

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TCL


TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR
PADA SMA NEGERI 3 KOTA SORONG

Agustinus G Gifelem, S.Pd,. M.Pd


Universitas Victory Sorong
agustinusggifelem@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan menulis teks prosedur
peserta siawa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 Kota Sorong. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui Pengaruh model pembelajaran TCL terhadap kemampuan menulis
teks prosedur siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 Kota Sorong. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif, menggunakan jenis data primer dan data sekunder,
teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, defenisi operasional variabel, uji
kualitas data dan teknik analisis data untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menulis teks prosedur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran menulis teks
prosedur dengan pendekatan kontekstual sehingga, apa yang siswa pelajari dan amati
dari lingkungan sekitar sesuai dengan apa yang pernah siswa alami atau lakukan
sendiri. Dapat diketahui bahwa hasil belajar dengan menggunakan strategi
pembelajaran CTL lebih tinggi dari pada tidak menggunakan pendekatan CTL. Hasil
belajar pada sebelum siklus (nilai pretest) dengan nilai rata-rata 68,1 dan ketuntasan
68,4% meningkat menjadi nilai rata-rata 71 pada siklus I, namun persentase
ketuntasannya tetap 68,4%. Hal ini membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan nilai
rata-rata kelas sebesar 2,1 tanpa peningkatan jumlah siswa yang tuntas. Hasil belajar
pada siklus I sebesar 71 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 68,4% meningkat
menjadi nilai rata-rata sebesar 87,4 dengan nilai ketuntasan sebesar 100% pada siklus
II. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 22 siswa
dan ketuntasan belajar siswa sebesar 61,1%.
Kata Kunci : Model Pembelajaran TCL, Teks Prosedur.

ABSTRACT
CTL learning model influenced towards student’s ability to write procedure text. This
research was background by low quality to write procedure text at eleven grade social
class two SMA Negeri 3 Sorong city. This research purposed to know how well CTL
learning model influenced towards the ability to write procedure text at eleven grade
social class two SMA Negeri 3 Sorong city. This research is qualitative descriptive,
source of data use are secondary and primary data, technique of sampling, data
collection, variable operational definition, quality data measurement and data analyze
technique purposed to know student’s ability to write procedure text. The result shows
that learning model to write procedure text use contextual approach, what have student
learnt and searched from its surrounding suited to what being done and searched by
student’s themselves. The result found that high level achievement used the CTL learning
strategy. Result study at the pre test cycle with total average score 68,1 and completed to
68,4% increased becoming total average score 71 at the cycle one, but total percent still
68,4%. It shows that total score averages class has becoming increased 2,1 without high
achievement on student’s success. The result found at the first cycle is 71 and total

20
SOSCIED Vol. 1. No. 1. 2018, ISSN : 2622 – 8866

student’s success is 68,4% it has becoming increase with total score average is 87,4 with
total success becoming 100% at the cycle two. It is shows that has becoming increased
on student’s achievement study for 22 students and reach 61,1% to student’s success.
Key words: CLT learning model, procedure text.

PENDAHULUAN sarana dan prasarana kelas. Pembelajaran yang


baik adalah pembelajaran yang dapat
Pembelajaran dilakukan oleh seorang guru menjadikan peserta didik turut serta dalam
atau pendidik kepada siswa dalam proses lingkungan dan situasi yang telah direncanakan
belajar untuk mengembangkan kreativitas oleh pendidik, meningkatkan motivasi belajar
berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik, dan berhasil dalam
siswa dan tercapainya tujuan pembelajaran. menyampaikan materi pembelajaran yang
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi disampaikan.
antara peserta didik dengan pendidik. Di lingkungan sekolah, guru diberikan
Pembelajaran yang berkualitas sangat kebebasan untuk mengelola kelas dengan
tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas menggunakan strategi, pendekatan, metode, dan
pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi teknik pembelajaran yang efektif, disesuaikan
tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu dengan karakteristik mata pelajaran,
memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa karakteristik siswa, guru, dan sumber daya yang
pada keberhasilan pencapaian target belajar. tersedia di sekolah. Untuk itu, diperlukan suatu
Target belajar dapat diukur melalui perubahan pendekatan belajar yang memberdayakan siswa.
sikap dan kemampuan peserta didik melalui Salah satu pendekatan yang memberdayakan
proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, siswa adalah pendekatan kontekstual (CTL).
ditunjang oleh fasilitas yang memadai, Pendekatan Kontekstual atau Contextual
ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat Teaching and Learning (CTL) merupakan
peserta didik lebih mudah mencapai target konsep belajar yang membantu guru
belajar. mengaitkan antara materi yang diajarkan
Keterampilan berbahasa dalam kurikulum dengan situasi dunia nyata siswa (Nurhadi,
di sekolah mencakup empat segi, yaitu 2001:1).
keterampilan menyimak, keterampilan Dalam konteks ini siswa perlu mengerti
berbicara, keterampilan membaca, dan apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam
keterampilan menulis. Salah satu aspek status apa mereka dan bagaimana mencapainya.
keterampilan mata pelajaran Bahasa Indonesia Dengan demikian belajar berarti berusaha
adalah aspek menulis, Menulis merupakan memperoleh kepandaian ilmu (KBBI,1989).
suatu keterampilan berbahasa yang Sedangkan manfaat belajar adalah selalu
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak mendapatkan pengetahuan baru yang belum
langsung, tidak secara tatap muka dengan oran diketahuinya. Dengan konsep itu, hasil
lain. Pengajaran keterampilan menulis pembelajaran yang diharapkan lebih bermakna
diberikan secara intensif setelah peserta didik bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung
memliki tingkat kemampuan yang memadai alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja
dalam keterampilan menyimak, berbicara, dan dan mengalami, bukan mentransfer
membaca. Ketiga kemampuan tersebut dapat pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
digunakan sebagai dasar untuk pembinaan dan pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
pengembangan keterampilan menulis. Aspek Pembelajaran bahasa Indonesia pada
keterampilan menulis ini tercantum dalam keterampilan menulis dalam hal menulis Teks
kompetensi dasar pelajaran Bahasa Indonesia di Prosedur Siswa XI IPS 2 SMA Negeri 3 Kota
setiap jenjang pendidikan. Keterampilan Sorong masih di bawah kriteria ketuntasan
menulis merupakan salah satu keterampilan minimal (KKM). Hal itu disebabkan oleh
yang sangat penting dalam kehidupan manusia. adanya beberapa hambatan, pertama berasal
Kendala saat proses pembelajaran dapat muncul dari siswa itu sendiri yaitu kurang berminat
dari berbagai sudut, mulai dari kesiapan belajar pada pembelajaran menulis dan berpikir,
peserta didik, administrasi kelas yang disiapkan sedangkan hambatan kedua berasal dari guru,
oleh pendidik, model pembelajaran, hingga pembelajaran masih bertumpu pada

21
SOSCIED Vol. 1. No. 1. 2018, ISSN : 2622 – 8866

pembelajaran konvensional dengan ceramah LANDASAN TEORI


yang diiringi dengan penjelasan guru, serta
pembagian tugas dan latihan dengan strategi,
2.1 Penelitian Terdahulu
pendekatan, dan metode pembelajaran yang
belum mampu menumbuhkan kebiasaan Penelitian yang berjudul Kemampuan
berfikir produktif dan menulis. Ketika peserta Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP
didik diberikan tugas yang berkaitan dengan Negeri 2 Percut Sei Tuan Tahun Pembelajaran
menulis maka timbul banyak persolan yang 2017/2018 yang diteliti oleh Syamsul, Arif
terjadi dengan berbagai alasan-alasan yang tak dalam Penelitian ini bertujuan untuk
semestinya terjadi di ruang kelas. Salah satu mengetahui kemampuan menulis teks prosedur
contohnya materi Menulis Teks Prosedur. siswa kelas VII SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan
Berdasarkan personal di atas maka penulis Tahun Pembelajaran 2017/2018. Populasi
berinisiatif untuk melakukan penelitian dengan penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII
menggunakan materi yang sama, tetapi SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan Tahun
menggunakan metode pembelajaran yang Pembelajaran 2017/2018 berjumlah 327 siswa.
berbeda untuk menigkatkan keaktifan peserta Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
didik di kelas dalam proses pembelajaran. acak yaitu dengan menggunakan teknik cluster
Metode yang dikaitkan dengan meteri menulis random sampling peneliti memiliki satu kelas
teks prosedur adalah Model Pembelajaran yang akan dijadikan sampel, yaitu kelas VII-4
Kontekstual (Contextual Teaching and yang berjumlah 34 orang. Instrumen yang
Learning) penulis berharap dengan digunakan adalah tes menulis teks prosedur.
menggunakan metode ini dapat menigkatkan Metode penelitian yang digunakan adalah
keaktifan peserta didik dalam proses metode deskriptif kuantitatif. Berdasarkan
pembelajaran dengan baik dan mampu analisis data, kemampuan menulis teks prosedur
memahami serta melakukan dalam kehidupan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan
bermasyarakat. Tahun Pembelajaran 2017/2018dikategorikan
Melihat luasnya masalah yang cukup dengan memperoleh nilai 69.
dikemukakan dalam latar belakang di atas, Kemampuan menentukan struktur teks prosedur
maka penelitian ini perlu dibatasi. Hal ini siswa tergolong baik dengan rata-rata 75.
mengingat terbatasnya waktu, sarana, biaya, Kemampuan mengembangkan ciri kebahasaan
serta kemampuan yang dimiliki oleh peneliti. teks prosedur siswa tergolong cukup dengan
Dengan demikian masalah yang akan dibahas rata-rata 67. Kemampuan menggunakan ejaan
dalam penelitian ini yaitu: Pengaruh model bahasa Indonesia dalam menulis teks prosedur
pembelajaran TCL terhadap kemampuan siswa tergolong sangat kurang dengan rata-rata
menulis teks prosedur siswa kelas XI IPS 2 54. Kesimpulan dari hasil penelitian
SMA Negeri 3 Kota Sorong. Berdasarkan menunjukkan bahwa keberhasilan siswa dalam
uraian di atas maka yang menjadi rumusan menulis teks prosedur dipengaruhi oleh
masalah dalam penelitian adalah Bagaimana kemampuan siswa menggunakanstruktur teks,
Pengaruh model pembelajaran TCL terhadap ciri kebahasan dan penggunaan ejaan bahasa
kemampuan menulis teks prosedur siswa kelas Indonesia dengan baik pada teksnya. Persamaan
XI IPS 2 SMA Negeri 3 Kota Sorong? dengan penelitian di atas adalah menulis teks
Perumusan tujuan penulisan berkaitan prosedur. Sedangkan hal yang membedakan
langsung dengan pernyataan rumusan masalah dalam penelitian yang akan dilakukan adalah
dan mencerminkan proses penulisan. Dengan menulis Teks Prosedur Dengan Menggunakan
adanya tujuan, maka segala kegiatan yang Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual
dilaksanakan dapat lebih terarah dan tersusun Teaching And Learning) Di Kelas XI SMA N 3
jelas. Tujuan penulisan diambil dari rumusan Kota Sorong
masalah yang telah dibahas sebelumnya. Tujuan Penelitian yang berjudul Kemampuan
yang ingin dicapai dalam penulisan ini yaitu; Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VIII SMP
Mengidentifikasi Pengaruh Model Negeri 3 Kota Bengkulu yang diteliti oleh
Pembelajaran TCL terhadap Kemampuan Afrianti, Riza Penelitian ini bertujuan untuk
Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas XI IPS 2 mengetahui kemampuan siswa dalam menulis
SMA Negeri 3 Kota Sorong. teks prosedur secara mandiri di kelas VIII SMP
Negeri 3 Kota Bengkulu. Kemampuan menulis
ini dilihat dari aspek isi/tema,

22
SOSCIED Vol. 1. No. 1. 2018, ISSN : 2622 – 8866

organisasi/struktur teks prosedur, kosakata, (Contextual Teaching And Learning) Di Kelas


penggunaan bahasa, ejaan, kemudian dinilai XI SMA N 3 Kota Sorong
secara keseluruhan untuk mengetahui
kemampuannya. Metode penelitian ini adalah 2.2 Pengertian Teks Prosedur
penelitian deskriptif. Subjek penelitian dalam
penelitian ini berjumlah 30 orang siswa. Teks Prosedur adalah teks yang berisi
Intrumen penelitian lembar hasil tes siswa. langkah-langkah yang harus ditempuh untuk
Teknik pengumpulan data yang digunakan mencapai tujuan yang diinginkan dan terdapat
adalah tes. Hasil penelitian menunjukkan penjelasan/keterangan dalam langkah tersebut.
bahwa, 1) Rata-rata kemampuan menulis siswa Tujuan penulisan Teks Prosedur adalah untuk
dari aspek isi/tema adalah 81 (sangat baik), menunjukan atau menjelaskan bagaimana
terbagi atas 19 orang termasuk dalam kategori mengerjakan sesuatu dengan langkah-langkah
sangat baik dan 11 orang termasuk dalam yang urut.
kategori baik. 2) Rata-rata kemampuan menulis Struktur teks merupakan bagian atau cara
siswa dari aspek organisasi/struktur prosedur teks tersebut dibangun. Mungkin masih banyak
adalah 83,4 (sangat baik), terbagi atas 21 orang yang belum tahu kalau struktur teks prosedur
termasuk dalam kategori sangat baik dan 9 disusun oleh bagian tujuan, bagian material, dan
orang termasuk dalam kategori baik. 3) Rata- diikuti oleh bagian langkah-langkah. Untuk
rata kemampuan menulis siswa dari aspek lebih jelasnya bisa lihat dibawah. Bagian
kosakata adalah 98,05 (sangat baik), terbagi tujuan, berisi tujuan dari pembuatan teks
atas 7 orang termasuk dalam kategori sangat prosedur tersebut atau hasil akhir yang akan
baik dan 16 orang termasuk dalam kategori dicapai (dapat berupa judul). Bagian material,
baik, 6 orang termasuk kategori cukup dan 1 berisi informasi tentang alat atau bahan yang
orang termasuk kategori kurang. 4) Rata-rata dibutuhkan, namun tidak semua teks prosedur
kemampuan menulis siswa dari aspek terdapat bagian ini (umumnya terdapat dalam
penggunaan bahasa adalah 71,6 (baik), terbagi resep masakan). Bagian langkah-langkah, berisi
atas 12 orang termasuk dalam kategori sangat cara-cara yang ditempuh untuk mencapai
baik, 15 orang termasuk dalam kategori baik tujuan. Bagian ini biasanya tidak dapat diubah
dan 3 orang termasuk kategori cukup. 5) Rata- urutannya.
rata kemampuan menulis siswa dari aspek ejaan
adalah 77,83 (baik), terbagi atas: 16 orang 2.3 Pendekatan Kontekstual
termasuk dalam kategori sangat baik, 13 orang
termasuk dalam kategori baik, 1 orang termasuk Pembelajaran kontekstual merupakan
kategori cukup. 6) Rata-rata keseluruhan pembelajaran yang terjadi dalam hubungan
kemampuan menulis teks prosedur siswa adalah yang erat dengan pengalaman yang
76.41 (baik), terbagi atas: 9 orang termasuk sesungguhnya. Dijelaskan oleh Nur dalam
dalam kategori sangat baik dan 21 orang komalasari (2013) bahwa pembelajaran
termasuk dalam kategori baik. Persamaan dari kontekstual terjadi bila siswa menerapkan dan
penelitian di atas adalah menulis teks prosedur. mengalami apa yang sedang diajarkan mengacu
Sedangkan hal yang membedakan dalam pada masalah-masalah dunia nyata yang
penelitian yang akan dilakukan adalah Menulis berhubungan erat dengan peran keluarga, warga
Teks Prosedur Dengan Menggunakan Model Negara, siswa dan tenaga kerja. Menurut (Cord
Pembelajaran Kontekstual (Contextual dalam Nur, 2002) pembelajaran kontekstual
Teaching And Learning) Di Kelas XI SMA N 3 terjadi apabila siswa memproses informasi atau
Kota Sorong pengetahuan baru dengan mengaitkan
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian- pengalaman nyata sehingga informasi tersebut
penelitian terdahulu, bahwa pada penelitian bermakna bagi mereka dalam kerangka acuan
terdahulu kebanyakan membahas tentang mereka sendiri.
menulis teks prosedur tanpa menggunakan Pendekatan kontekstual dapat dikatakan
model pembelajaran sedangkan penelitian ini sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang
memfokuskan pada Penerapan, hal yang menunjukan kondisi alamiah dari pengetahuan.
membedakan dalam penelitian yang akan Pembelajaran kontekstual menyajikan suatu
dilakukan adalah menulis teks prosedur dengan konsep mengaitkan materi pelajaran yang
menggunakan model pembelajaran Kontekstual dipelajari siswa dengan kondisi tempat materi
tersebut digunakan, serta berhubungan dengan

23
SOSCIED Vol. 1. No. 1. 2018, ISSN : 2622 – 8866

cara seseorang belajar. Konteks memberikan kontekstual menekan agar siswa aktif bekerja
arti, relevansi dan manfaat penuh terhadap dan belajar, dan guru mengarahkan diri dekat.
proses pembelajaran. Pembelajaran kontekstual Untuk itu lebih jelasnya perbedaan tersebut
menekankan hubungan mata pelajaran dengan dapat digambarkan dalam tabel berikut ini:
situasi dunia yang nyata, serta pembelajaran
yang memotivasi siswa agar menghubungkan 2.4 Kerangka Berpikir
pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan
sehari-hari sebagai anggota keluarga, lembaga Kerangka berpikir adalah bagian terpenting
dan masyarakat. dari penelitian, kerangkah pemikiran didukung
Pendekatan kontekstual atau Contectual oleh kajian teoritis yang kuat dan ditunjang
Teaching and Learning (CTL) adalah konsep informasi yang bersumber. Fungsi kerangka
belajar yang membantu guru mengaitkan berpikir adalah menguraikan variable-variabel
antara materi yang diajarkannya dengan yang terlibat dalam penelitian, serta dari posisi
situasi dunia nyata siswa dan mendorong masing-masing variable penelitian.
siswa membuat hubungan antara pengetahuan Urain kerangka berpikir dilengkapi dengan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam sebuah diagram yang mengambarkan paradigm
kehidupan mereka sehari-hari (Depdiknas, penelitian, maka pada bagian ini akan
2002:5). Untuk itu pembelajaran kontekstual dipaparkan mengenai hubungan yang
sangatlah berbeda dengan pembelajaran diidentifikasikan dengan masalah penelitian,
tradisional yang selama ini kita kenal yang
diantaranya sebagai berikut:
hanya menekankan pada hafalan, guru akting
dan siswa menonton, sedangkan pembelajaran

2.5 Hipotesis Tidakan Kontekstual (Contextual Teaching And


Learning)’.
Hipotesis adalah suatu yang dianggap
atau diduga benar untuk alasan pendapat METODE PENELITIAN
meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan
sebagai angkapan dasar. Berdasarkan landasan
3.1 Jenis Penelitian
teori dan kondisi objektif, maka perlu dilakukan
perumusan hipotensis tindakan. Hipotensis Dalam penelitian ini metode yang dipakai
tindakan dirumuskan sebagai berikut : adalah metode penelitian tindakan kelas karena
‘Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 Kota ruang lingkupnya adalah pembelajaran di
Sorong mampu Menulis Teks Prosedur Dengan sekolah yang dilaksanakan oleh guru di dalam
Menggunakan Model Pembelajaran

24
SOSCIED Vol. 1. No. 1. 2018, ISSN : 2622 – 8866

kelas, sehingga disebut penelitian tindakan Objek adalah proses memilih sejumlah
kelas (PTK) atau Class room Action Research elemen secukupnya dari subyek, sehingga
(CAR). Dalam konsep PTK terdiri atas empat penelitian terhadap objek dan pemahaman
komponen, yaitu perencanaan, tindakan, tentang sifat atau karakteristiknya akan
observasi, dan refleksi. Hubungan keempatnya membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat
dipandang sebagai siklus. Untuk lebih jelasnya, atau karakteristik tersebut pada elemen objek
siklus kegiatan dengan desain PTK model Kurt (Juliansyah Noor, 2011: 148). Objek dalam
Lewin adalah sebagai berikut. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS
2 SMA Negeri 3 Kota Sorong yang berjumlah
Perencanaan 36 orang. Yang terdiri dari 12 orang laki-laki
dan 24 perempuan.
Tabel 2
Sampel siswa Kelas XI Negeri 3 Kota Sorong
Rekfleksi Tindakan
Tahun Pelajaran 2018
Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
Pengamatan L P
1 XI IPS 2 12 24 36
Jumlah 12 24 36
Bagan 1. Siklus PTK Model Kurt Lewin
3.4 Data dan Sumber Data
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Data adalah semua keterangan seseorang
Penelitian dilaksanakan di SMA N 3 Kota yang dijadikan responden maupun yang berasal
Sorong, beralamat di Jl. Jendral Sudirman No. dari dokumen – dokumen, baik dalam bentuk
49 Kota Sorong. statistik atau dalam bentuk lainnya guna
Penelitian ini dilaksanakan dari surat keperluan penelitian yang dimaksud (Joko
keterangan penelitian diberikan kepada pihak Subagyo, 2006:87). Dalam penelitian ini
sekolah SMA N 3 Kota Sorong. Penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu: Sumber data
berlangsung sampai mencapai indikator yang primer, peneliti mengambil data secara
telah ditentukan di sekolah. Pelaksanaan PTK langsung di lapangan melalui observasi, tes dan
sesuai dengan jadwal pelajaran. wawancara dengan guru bahasa Indonesia di
SMA Negeri 3 Kota Sorong dan mengambil
3.3 Subyek/Obyek Penelitian dokumentasi dari setiap kegiatan penelitian dan
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Sumber data sekunder, penulis peroleh dari
Kota Sorong. Subyek penelitian ini adalah buku-buku perpustakaan Universitas Victory
siswa kelas XI IPS 1 dan 2 dengan jumlah 68 Sorong, dan dari akses internet sebagai sumber
siswa yang tediri dari 23 siswa laki-laki dan 45 data yang menunjang dalam penelitian ini.
siswa perempuan.
Tabel 1 3.5 Prosedur Penelitian
Populasi siswa Kelas XI Negeri 3 Kota Penelitian menekankan pada perbaikan
Sorong Tahun Pelajaran 2018 proses pembelajaran yang dilaksanakan seiring
Jenis Kelamin dengan kegiatan pembelajaran yang telah
No Kelas Jumlah
L P diprogramkan di sekolah.
1 XI IPS 1 11 21 32 1. Tindakan
2 XI IPS 2 12 24 36
Berkaitan dengan proses pembelajaran yang
Jumlah 23 45 68
harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang
terterah pada RPP yang didalamnya ada

25
SOSCIED Vol. 1. No. 1. 2018, ISSN : 2622 – 8866

kegiatan Awal, Inti, dan Penutup dalam kualitatif. Bentuk-bentuk observasi dalam
proses pembelajaran selama beberapa penelitian kualitatif ialah observasi parsitipatif,
pertemuan yang telah ditentukan. observasi secara terang-terangan, dan observasi
2. Observasi tak berstruktur (Faisal,1990:78).
Observasi ini sebenarnya berjalan Dalam penelitian ini, pengamatan yang
bersamaan dengan tahap pelaksanaan dilakukan di lapangan ialah terjun dalam lokasi
tindakan, baik terhadap siswa maupun guru penelitian yang dilakukan secara terbuka, bukan
dengan menggunakan instrumen yang telah tersamar. Data yang dikumpulkan melalui
dipersiapkan. Observasi dilakukan secara observasi ialah data yang sesuai dengan batasan
kolaborasi bersama teman sejawat dengan masalah yang ada dalam penelitian ini.
menggunakan lembar observasi yang telah 2. Tes
disiapkan. Pengamatan difokuskan pada Tes dilakukan di kelas secara tertulis yang
proses pembelajaran menggunakan teknik berupa tugas individu untuk mengukur
latihan yang dilakukan oleh guru dan Kemampuan Menulis Teks Prosedur Dengan
melihat aktivitas siswa dalam proses Menggunakan Model Pembelajaran
pembelajaran. Kontekstual (Contextual Teaching And
3. Refleksi Learning) Di Kelas XI SMA N 3 Kota Sorong.
Merefleksi berarti merenungkan secara 3. Teknik wawancara
intensif apa yang telah terjadi dan belum Wawancara ialah proses interaksi dan
terjadi atau kekeliruan dan kakurangan komunikasi yang hasilnya ditentukan oleh
dalam kegiatan pembelajaran sehingga beberapa faktor yang berinteraksi dan arus
tampak hasil penelitian tindakan pada siklus informasi. Informasi diperoleh dengan cara
tersebut. Refleksi merupakan tindakan bertanya langsung kepada guru bahasa
mengevaluasi hasil yang diperoleh dari hasil Indonesia kelas XI IPS 2. Penelitian kualitatif,
pengamatan dan merupakan kegiatan biasanya menggunakan wawancara yang (1)
menganalisis, memahami, dan membuat tidak berstruktur, (2) dilakukan secara terang-
kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan, terangan, (3) menetapkan orang yang
serta menentukan perkembangan kemajuan diwawancarai sebagai sejawat peneliti.
dan kelemahan yang terjadi dalam kegiatan Wawancara ini dilakukan secara tatap muka
pembelajaran sebagai dasar perbaikan pada dengan subyek penelitian. Peneliti mengajukan
siklus berikutnya. Adapun kriteria pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan
keberhasilan yang diharapkan dalam sebelumnya.
penelitian ini peserta didik mampu
merancang pernyataan umum dalam teks 3.7 Teknik Analisis Data
prosedur. 1. Data
a) Penyeleksian data, pemeriksaan
3.6 Teknik Pengumpulan Data kelengkapan dan kesempurnaan data serta
kejelasan data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
b) Klasifikasi data, yaitu mengelompokkan
dalam penelitian ini adalah teknik observasi,
data yang dipilah-pilah sesuai dengan
Tes dan wawancara. Teknik tersebut dapat
jenisnya.
dipilih dengan pertimbangan agar teknik yang
c) Melakukan uji validitas data pada lembar
satu dengan yang lain saling melengkapi dalam
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
pengumpulan data.
Menulis Teks Prosedur Dengan
1. Teknik Observasi
Menggunakan Model Pembelajaran
Teknik ini merupakan salah satu teknik
Kontekstual (Contextual Teaching And
pengumpulan data dengan cara mengamati,
Learning) yang dilakukan selama proses
termasuk yang handal dalam penelitian
pembelajaran berlangsung, dan tes yang

26
SOSCIED Vol. 1. No. 1. 2018, ISSN : 2622 – 8866

dilakukan untuk mengukur kemampuan prosedur siswa berdasarkan penilaian yang


siswa dalam merancang peryataan umum, telah ditetapkan.
serta wawancara dengan guru mata pelajaran Tabel 3
bahasa Indonesia kelas XI Negeri 3 Kota Klasifikasi Penilaian Teks Prosedur
Sorong. Valid berarti tes dalam bentuk No Aspek Yang Dinilai Skor
kelompok yang dapat digunakan untuk 1. Isi 4
2. Stuktur Teks 4
mengukur apa yang seharusnya diukur,
3. Kaidah Penulisan 4
sedangkan rehabilitas menunjukan adanya
konstitensi dan stabilitas nilai hasil skala 4. Ciri kebahasaan 4
pengukuran tertentu yaitu pemberian skor Jumlah Skor 16
untuk hasil kerja adalah 75-100 yaitu skor Penskoran
yang dihitung dari hasil kerja siswa dalam 4= jika terdapat semua unsure
bentuk tertulis. 3= jika terdapat 3 unsur
d) Data dimasukkan ke dalam buku dan lembar 2= jika terdapat 2 unsur
kertas 1= jika terdapat 1 unsur
e) Mentabulasikan data, yaitu menyajikan data
dalam sebuah tabel (tabel induk, kemudian Skor yang diperoleh
Skor Akhir = x 100
ke dalam tabel tunggal) sesuai tujuan
Dibagi Skor Maksimal
analisis data
f) Data yang ditabulasi dianalisis dengan Setengah perhitungan mean dilakukan,
menggunakan rumus dari (Ali Muhammad, langkah selanjutnya ialah mengubah nilai
1985: 184) mentah kedalam skala 0 – 100 dan
dikualifikasikan sesuai dengan criteria yang
2. Skor telah ditentukan.
Alat Ukur setelah memperoleh data yang Kriteria penilaian yang digunakan dalam
diperlukan dalam penelitian ini maka pembelajaran Merancang Peryataan Umum
selanjutnya akan dilakukan hal-hal sebagai Dalam Teks Prosedur adalah sebagai berikut:
berikut: Peneliti menggunakan rumus 1) Nilai 90- 100 sangat baik
persentase untuk mencari bagaimana siswa 2) Nilai 80 - 89 baik
kelas XI Negeri 3 Kota Sorong Menulis Teks 3) Nilai 75 - 79 cukup
Prosedur Dengan Menggunakan Model 4) Nilai 70- 74 kurang
Pembelajaran Kontekstual (Contextual 5) Nilai 0- 69 sangat kurang
Teaching And Learning). Berdasarkan petunjuk
pelaksanaan belajar Kurikulum Tingkat Satuan 3.9 Indikator Keberhasialn Tindakan
Pendidikan yaitu siswa tuntas belajar apabila Indikator keberhasilan penelitian tindakan
mencapai skor 75% disebut tuntas belajar untuk kelas ini ditentukan pada aspek proses dan hasil
menghitung presentase ketuntasan belajar pembelajaran yang dialami siswa. Dari segi
digunakan rumus sebagai berikut: proses, mencapai 80% lebih siswadan guru aktif

= ∑
100% dalam pembelajaran dan dari segi hasil,
Keterangan : P = Presentase penelitian tindakan kelas dikatakan berhasil jika
100% = Nilai Konstan. (Ali Muhammad, 1985: 75% lebih siswa mencapai Kriteria Ketuntasan
184) Minimal (KKM) dalam kompetensi dasar (KD)
kemampuan mengungkapkan pendapat dalam
3.8 Penilaian Hasil Pembelajaran diskusi nilai 76.
Setelah melakukan tes, langkah selanjutnya
adalah memeriksa hasil kerja siswa. Penentuan
aspek yang dinilai dalam menulis teks

27
SOSCIED Vol. 1. No. 1. 2018, ISSN : 2622 – 8866

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
= jumlah semua nilai siswa

4.1 Hasil Penelitian = jumlah siswa


Pelaksanaan pembelajaran menulis Teks 2067
=
Prosedur dengan Menggunakan Model 36
Pembelajaran TCL yang diawali dengan = 57, 41%
pertanyaan Pretest mengenai pengalaman siswa Nilai rata-rata yang diperoleh yaitu jumlah
dalam menulis teks prosedur. kemampuan semua nilai siswa 2067 di bagi dengan jumlah
menulis teks prosedur siswa kelas XI IPS 2 siswa yang di jadikan sampel berjumlah 36
SMA Negeri 3 Kota Sorong. Hasil penelitian ini siswa adalah 57, 41% .
merupakan hasil kuantitatif, yaitu uraian yang Berdasarkan hasil nilai siswa kelas XI IPS 2
menggambarkan tentang kemampuan menulis SMA Negeri 3 Kota Sorong di atas, maka
teks prosedur yang diamati dalam penelitian ini peneliti berinisiatif melakukan penelitian
yaitu kemampuan menulis teks prosedur, dengan materi yang sama namun perlu
kemampuan menulis teks prosedur pada aspek menambahkan unsur pendekatan dalam proses
isi, struktur, kaidah penulisan, dan ciri pembelajaran di kelas. Pendekatan yang
kebahasaan. diangap tepat dan mampu meningkatkan
Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemampuan siswa dalam menulis teks prosedur
diolah dan dianalisis sesuai dengan teknik dan adalah TCL. Untuk lebih jelas menyangkut
prosedur seperti yang telah dikemukakan pada proses penelitiannya dapat dijabarkan dalam
bab sebelumnya. Data yang diolah dan hasil penelitia dibawah ini.
dianalisis adalah data skor mentah hasil tes
tentang kemampuan menulis teks prosedur,
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I
kemampuan menulis teks prosedur pada aspek
isi, struktur, kaidah penulisan, ciri kebahasaan. Keterampilan awal Menulis Teks Prosedur
Adapun langkah-langkah dalam menganalisis dengan Menggunakan Model Pembelajaran
data, yaitu membuat daftar skor mentah, TCL (Contextual Teaching And Learning) Di
membuat distribusi frekuensi dari skor mentah, Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 Kota Sorong
membuat distribusi frekuensi dari skor mentah, siswa diperoleh dari kegiatan siklus I yang telah
menghitung nilai kemampuan siswa, mencari dilakukan penulis. Bentuk-bentuk kegiatan
kemampuan rata-rata siswa dan membuat tabel siklus 1 ini, meliputi perencanaan, tindakan,
klasifikasi kemampuan siswa. Data yang observasi, dan refleksi. peneliti mengawali
diperoleh dari hasil penelitian dapat diketahui kegiatan dengan mempersiapkan rencana
bahwa siswa kelas XI IPS 2 SMA N 3 yang pembelajaran dengan langkah-langkah CTL.
jumlahnya 36 orang mendapatkan nilai 80-89 Tindakan pada siklus I menggunakan
sebanyak 7 siswa yang dikategorikan sangat pendekatan kontekstual komponen menemukan
baik, sedangkan yang mendapatkan nilai 70-79 (Inquiry), Pemodelan (Modeling), Masyarakat
ada 16 siswa yang dikategorikan cukup baik, Belajar (Learning Community), Refleksi
dan siswa yang mendapatkan nilai 60-69 (Reflection), dan Penilaian Autentik (Authentic
sebanyak 13 siswa yang dikategorikan kurang Assesment). Berdasarkan hal itu, dalam
baik. pembelajaran menulis Teks Prosedur di siklus I
∑ ini, dilaksanakan dalam tiga kegiatan yaitu
X̅ = ∑
(1)
pendahuluan, inti, dan penutup. Observasi
Dengan :
pembelajaran dilakukan untuk mendapatkan
X̅ = Nilai rata-rata
informasi bagaimana respon siswa dan guru
dalam melaksanakan pembelajaran siklus I.

28
SOSCIED Vol. 1. No. 1. 2018, ISSN : 2622 – 8866

Dari hasil observasi, siswa-siswa menyatakan sebanyak 21 orang atau 58,3%, kategori cukup
senang terhadap pembelajaran dengan baik sebanyak 12 orang atau 33,3% dan
menggunakan pendekatan kontekstual kategori kurang sebanyak 1 orang siswa atau
komponen menemukan (Inquiry), Pemodelan sebesar 1,8%. Pada siklus I hanya 14 orang
(Modeling), Masyarakat Belajar (Learning siswa (38,9%) yang tuntas. Hal ini berarti
Community), Refleksi (Reflection), dan bahwa keterampilan menulis teks prosedur
Penilaian Autentik (Authentic Assesment). kelas IPS SMA Negeri 3 Kota Sorong masih
Data kuantitatif siklus I ini, peneliti peroleh rendah. Hasil penilaian indicator keterampilan
dari hasil keterampilan menulis Teks Prosedur menulis teks prosedur tersebut dapat dijelaskan
dengan Menggunakan Model Pembelajaran sebagai berikut. Berdasarkan hasil tes pada
TCL (Contextual Teaching And Learning) Di siklus 1, dapat disimpulkan bahwa keterampilan
Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 Kota Sorong. menulis teks prosedur siswa kelas XI IPS 2
Perolehan hasil pada siklus I tersebut dapat SMA Negeri 3 Kota Sorong masih rendah.
penulis jelaskan pada tabel 4 berikut; Untuk itu, penulis merasa siswa harus
dibimbing dan diarahkan demi ketercapaian
Tabel 4 pembelajaran menulis teks prosedur.
Perolehan hasil pada siklus I Berdasarkan hasil refleksi dengan guru
No Kategori Interv F Bobot % R kolabolator, melihat apa yang baik dan apa
al Skor Sisw
a
yang kurang dalam melaksanakan proses
1. Sangat 85-100 2 175 5,5 71% pembelajaran.
baik 1.553 58,3 Kate 1. Aktivitas belajar siswa. Siswa sudah
2. Baik 70-84 21 774 33,3 gori
3. Cukup 55-65 12 54 1,8 Cuku menunjukkan keseriusan saat menerima
baik p materi pelajaran.
4. Kurang 0-54 1 Baik
2. Keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa
Jumlah 36 2.556 100
telah aktif mengikuti proses pembelajaran.
3. Sopan santun terhadap guru. Guru sudah
Berdasarkan tabel 4 di atas, maka siswa XI berhasil mendidik siswa dan menumbuhkan
IPS 2 SMA Negeri 3 Kota Sorong yang rasa kesopan santunan terhadap guru.
berjumlah 36 orang, siswa yang nilainya sangat 4. Kerjasama dalam kelompok. Siswa telah
baik berjumlah × 100 = 5,5 % dan siswa aktif bekerjasama dalam mengerjakan
yang nilainya baik berjumlah × 100 = latihan yang diberikan oleh guru.
5. Siswa telah aktif terlibat dalam proses
58, 3 % , sedangkan siswa yang nilainya Cukup
pembelajaran namun dari aspek kaidah
baik baik berjumlah × 100 = 33, 3 %, dan penulisan, ciri kebahasaan dan susunan
siswa yang nilainya kurang berjumlah × kalimat masih perlu diperbaiki. Bentuk-
bentuk pembelajaran dari pendekatan
100 = 1, 8 %. Terlihat bahwa jumlah skor
kontekstual (menemukan, pemodelan,
disetiap indikator penilaian menunjukkan
masyarakat belajar, refleksi dan penilaian
peningkatan rata-rata skor dalam keterampilan
autentik) telah aktif dilakukan oleh siswa.
menulis teks prosedur setelah melalui
Selain itu, proses pembelajaran di kelas, ada
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.
yang sudah optimal dan ada yang belum
Rata-rata skor pada siklus I ini menunjukkan
optimal. Masih ada kekurangan yang tidak
peningkatan dibandingkan dengan rata-rata nilai
diinginkan ketika proses pembelajaran
skor pada tes sebelumnya yaitu 68,2 (kategori
berlangsung yang bisa menghambat
cukup baik). Adapun komposisi nilai untuk
peningkatan hasil belajar siswa.
siklus I ini dengan kategori sangat baik
Pendekatan kontekstual dengan komponen
sebanyak 2 orang atau sebesar 5,5%, siswa
di atas dalam pembelajaran menulis teks
yang memperoleh skor dengan kategori baik
prosedur seperti ini membuat siswa aktif,

29
SOSCIED Vol. 1. No. 1. 2018, ISSN : 2622 – 8866

senang, dan gembira dalam belajar. Melihat Data kuantitatif siklus II ini, peneliti peroleh
kondisi ini, guru dan kolaborator mengambil dari hasil keterampilan menulis teks prosedur
kesimpulan bahwa pembelajaran dilanjutkan ke siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 Kota
siklus kedua. Sorong. Perolehan hasil pada siklus II tersebut
dapat penulis jelaskan pada tabel berikut:
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II
Tabel 5
Tahap perencanaan pada tindakan siklus II
Perolehan hasil pada Siklus II
ini adalah mempersiapkan perangkat No Kategori Interv F Bobot % R
pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. al Skor Sisw
Perangkat pembelajaran yang disiapkan adalah a
1. Sangat 85-100 24 2.159 66,7 87,4%
sebagai berikut: (1) Rencana Pelaksanaan baik Katego
Pembelajaran, dan (2) Silabus Pembelajaran. 2. Baik 70-84 12 989 33,3 ri
Instrumen pengumpulan data yang digunakan 3. Cukup 55-65 - - - Sangat
baik Baik
adalah lembar pengamatan, catatan lapangan 4. Kurang 0-54 - - -
dan soal tes formatif-/ulangan harian. Siklus II Jumlah 36 3.148 100
pada penelitian dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan dengan menggunakan pendekatan Berdasarkan tabel 5 di atas, maka siswa XI
kontekstual dalam pembelajaran menulis teks IPS 2 SMA Negeri 3 Kota Sorong yang
prosedur di siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 berjumlah 36 orang, siswa yang nilainya sangat
Kota Sorong. Untuk pertemuan ketiga
baik berjumlah × 100 = 66,7 % dan siswa
dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 25
Agustus 2018, dan pertemuan keempat pada yang nilainya baik berjumlah × 100 =
hari Sabtu, tanggal 08 September 2018. 33, 3 % , sedangkan siswa yang nilainya Cukup
Tindakan pada siklus II ini masih baik dan siswa yang nilainya kurang tidak
menggunakan pendekatan kontekstual diterdapat lagi pada siklus II tersebut.
komponen menemukan (Inquiry), Pemodelan Jika dilihat dari keseluruhan indikator
(Modeling), Masyarakat Belajar (Learning penilaian menulis teks prosedur bahwa jumlah
Community), Refleksi (Reflection), dan skor disetiap indikator penilaian menunjukkan
Penilaian Autentik (Authentic Assesment). peningkatan rata-rata skor dalam keterampilan
Berdasarkan hal itu, dalam pembelajaran menulis teks prosedur setelah melalui
menulis teks prosedur di siklus II ini, pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.
dilaksanakan dalam tiga kegiatan yaitu Rata-rata skor pada siklus II ini menunjukkan
pendahuluan, inti, dan penutup. Setelah peningkatan dibandingkan dengan rata-rata nilai
tindakan dan pengamatan siklus II dilakukan, skor pada tes sebelumnya yaitu 87,4 (kategori
dilaksanakanlah tes formatif/ulangan harian sangat baik). Adapun komposisi nilai untuk
siklus II untuk mengetahui ketercapaian siklus II ini dengan kategori sangat baik
pembelajaran menulis teks prosedur dengan meningkat menjadi 24 orang siswa atau sebesar
pendekatan CTL. 66,7%, siswa yang memperoleh skor dengan
Observasi pembelajaran dilakukan untuk kategori baik sebanyak 12 orang siswa atau
mendapatkan informasi bagaimana respon sebesar 33,3%, dan tidak terdapat siswa pada
siswa dan guru dalam melaksanakan kategori cukup dan kurang. Adapun semua nilai
pembelajaran siklus II. Dari hasil observasi, siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 Kota
siswa mampu menjawab pertanyaan yang Sorong telah memenuhi KKM (75).
diberikan oleh guru. Selain itu juga mamapu Peningkatan terjadi dikarenakan pembelajaran
memberikan kesan dan pesan kepada guru, dengan pendekatan kontekstual dengan
mengenai pembelajaran yang berlangsung. komponen menemukan (inquiry), pemodelan
(modeling), masyarakat belajar (learning

30
SOSCIED Vol. 1. No. 1. 2018, ISSN : 2622 – 8866

community), refleksi (reflection), dan penilaian sebesar 100%. Artinya bahwa di antara siklus I
autentik (authentic assessment) pada siklus II dan siklus II terjadi peningkatan ketuntasan
telah dipahami siswa sepenuhnya. Dari 36 hasil belajar menulis teks prosedur sebesar
siswa, tidak ditemukan siswa dengan nilai ≤ 74, 61,1%.
sehingga perolehan nilai kelas sudah tuntas. Hasil observasi-/pengamatan dan hasil tes
Berdasarkan hasil refleksi dengan guru formatif yang dilakukan pada pertemuan
kolabolator, pengamatan terlihat bahwa siswa keempat dalam siklus II telah terlihat beberapa
sudah memperhatikan aspek isis, struktur teks, peningkatan yang terjadi. Adapun setelah secara
kaidah penulisan, dan ciri kebahasaan kosa kata keseluruhan mengamati pelaksanaan tindakan
yang tepat, penggunaan kalimat efektif. Siswa pada siklus II secara keseluruhan, penulis
banyak yang senang, serius dan tidak merasa menilai bahwa hasil observasi dan evaluasi
kesulitan lagi ketika menulis teks prosedur. sudah jauh lebih baik. Pembelajaran yang
Dari indikator penilaian yang ada, aspek dilaksanakan hampir sesuai dengan langkah-
penilaian ketepatan penggunaan kaidah langkah pendekatan kontekstual yang telah
penulisan menempati skor rata-rata yang dibuat. Walaupun masih ada sedikit
terendah yaitu 59,6 pada siklus I dan 67,5 pada kekurangan. Guru harus lebih mengutamakan
siklus II. Selanjutnya aspek penilaian yang proses belajar dengan mengontrol kelas sebaik
mendapat skor rata-rata paling baik adalah mungkin sehingga keadaan siswa dalam belajar
aspek keruntutan struktur teks pemaparan, yaitu dapat lebih tertib. Dari hasil refleksi siklus II ini
80,7 pada siklus I dan 94,7 pada siklus II. penulis tidak lagi menyusun perbaikan-
Peningkatan jumlah siswa yang tuntas atau perbaikan untuk siklus selanjutnya.
mencapai KKM ≥ 75 selama tindakan siklus II
dilakukan, dapat penulis jelaskan pada Tabel 4 4.2 PEMBAHASAN
berikut. 4.2.1 Peningkatan Aktivitas Guru pada
Siklus I dan Siklus II
Tabel 6.
Peningkatan Ketuntasan Siswa secara Berdasarkan hasil pengamatan pada aktivitas
Klasikal antara Siklus I dengan Siklus II guru pada setiap pertemuan di tiap siklus, maka
Ketuntasan Siklus Siklus Peningkata penulis menyimpulkan telah terjadi peningkatan
Siswa secara I II n yang signifikan. Apabila aktivitas guru pada
Klasikal antara siklus I masih belum menguasai langkah-
Siklus I dan langkah pembelajaran dengan menggunakan
Siklus II pendekatan kontekstual, belum mementingkan
Jumlah Siswa 14 36 22 proses pembelajaran, dan belum menguasai
yang Tuntas Siswa Siswa kelas dengan baik. Hal ini terlihat berbeda di
akhir siklus II dalam penelitian, setelah
Berdasarkan tabel 7 di atas, penulis dilakukan refleksi pada siklus I perlahan guru
menjelaskan bahwa secara klasikal, hasil belajar terlihat lebih menguasai langkah-langkah
menulis teks prosedur siswa kelas XI IPS 2 pendekatan kontekstual dan lebih
SMA Negeri 3 Kota Sorong mengalami mementingkan proses pembelajaran. Selain itu,
peningkatan antara siklus I dan siklus II. Jika guru juga sudah lebih terbiasa dan dapat
dilihat berdasarkan jumlah siswa yang tuntas menguasai metode pembelajaran. Pada
per tahapannya, terlihat bahwa pada siklus I pembelajaran kontekstual sebaiknya guru lebih
siswa tuntas sebanyak 14 siswa dan pada siklus mengutamakan proses pembelajaran.
II naik menjadi 36 siswa. Siswa tuntas Pembelajaran adalah proses untuk membantu
bertambah sebanyak 22 siswa. Secara klasikal siswa agar dapat belajar dengan baik. Hasil
dapat dipersentasikan bahwa pada siklus I siswa belajar tidak didapat dengan maksmimal dan
tuntas sebanyak 38,9% dan pada siklus II naik tidak akan bermakna tanpa adanya proses dalam

31
SOSCIED Vol. 1. No. 1. 2018, ISSN : 2622 – 8866

pemerolehannya. Jadi, apabila proses lebih menarik dan efisien dengan pengalaman
pembelajaran lebih diutamakan maka hal ini learning by doing. Kehadiran guru yang hanya
akan berdampak positif bagi perilaku belajar sebagai fasilitator memudahkan siswa untuk
dan hasil belajar siswa. menyimpulkan materi sehingga untuk menulis
teks prosedur tentang keadaan sekitar dapat
4.2.2 Peningkatan Aktivitas Siswa pada
mudah dilakukan. Pembelajaran menulis teks
Siklus I dan Siklus II prosedur dengan pendekatan kontekstual
Berdasarkan hasil pengamatan pada aktivitas sehingga, apa yang siswa pelajari dan amati dari
siswa pada setiap pertemuan di tiap siklus, lingkungan sekitar sesuai dengan apa yang
maka penulis menyimpulkan telah terjadi pernah siswa alami atau lakukan sendiri.
peningkatan yang signifikan. Siswa pada siklus
4.2.3 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
I yang masih bermain-main, belum fokus, dan
Perolehan hasil belajar menulis teks
belum terbiasa dengan pembelajaran
prosedur dari siklus I dan siklus II dapat penulis
kontekstual, di akhir siklus dalam penelitian ini,
jelaskan dalam Tabel 7 berikut ini.
sudah tampak terbiasa dengan pelaksanaan
pendekatan kontekstual dan sangat tertarik
Tabel 7.
dengan konsep yang ditampilkan guru
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Persentase
(peneliti). Siswa juga terlihat sangat senang
Rata-rata Peningkatan Hasil Belajar
dengan materi pembelajaran yang sesuai
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Persentase
dengan pengalaman nyata yang pernah mereka Rata-rata Peningkatan Hasil Belajar
alami. Hal ini membuat siswa dapat merespon Sebelum Siklus I Siklus II
pembelajaran dengan baik. Siklus
Pendekatan kontekstual telah meningkatkan 68,1 71 87,4
aktivitas belajar siswa dan berdampak pula pada
peningkatan hasil belajar siswa. Temuan ini, Berdasarkan tabel 7 di atas, dapat diketahui
sejalan dengan pendapat Dimyati (1994: 46), bahwa hasil belajar dengan menggunakan
Peningkatan yang terjadi dalam sebuah strategi pembelajaran Kontekstual (CTL) lebih
pembelajaran memang tidak terlepas dari faktor tinggi dari pada tidak menggunakan pendekatan
keterlibatan siswa secara langsung dalam CTL. Hasil belajar pada sebelum siklus (nilai
perbuatan (direct performance) baik secara pretest) dengan nilai rata-rata 68,1 dan
individu maupun secara kelompok. Hal ini ketuntasan 68,4% meningkat menjadi nilai rata-
sesuai dengan apa yang dikatakan John Dewey rata 71 pada siklus I, namun persentase
dengan “learning by doing” yang berarti belajar ketuntasannya tetap 68,4%. Hal ini
sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan
Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, nilai rata-rata kelas sebesar 2,1 tanpa
dengan cara memecahkan masalah (problem peningkatan jumlah siswa yang tuntas. Hasil
solving). Sementara itu, guru bertindak sebagai belajar pada siklus I sebesar 71 dengan
pembimbing dan fasilitator. ketuntasan belajar siswa sebesar 68,4%
Penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran meningkat menjadi nilai rata-rata sebesar 87,4
menulis teks prosedur menggunakan strategi dengan nilai ketuntasan sebesar 100% pada
pembelajaran kontekstual ini telah siklus II. Hal ini membuktikan bahwa terjadi
mengembangan keterampilan melihat dan peningkatan hasil belajar siswa sebesar 22
mendengar siswa. Hal ini disebabkan karena siswa dan ketuntasan belajar siswa sebesar
dalam proses belajar siswa diminta untuk lebih 61,1%.
peka melihat dan mendengar keadaan sekitar Setelah dilakukan tindakan, siswa kelas XI
lalu diminta untuk mengumpulkan kata-kata IPS 2 SMA Negeri 3 Kota Sorong lebih baik
berdasarkan aspek-aspek penilaian tersebut. dan optimal dalam menulis teks prosedur. Teks
Pembelajaran menulis teks prosedur ini terasa

32
SOSCIED Vol. 1. No. 1. 2018, ISSN : 2622 – 8866

prosedur yang ditulis siswa menjadi lebih materi sehingga untuk menulis teks prosedur
lengkapan berkaitan dengan prosedur penilaian tentang keadaan sekitar dapat mudah dilakukan.
yang terdiri dari isi, struktur teks, kaidah Pembelajaran menulis teks prosedur dengan
penulisan, dan ciri kebahasaan. Teks prosedur pendekatan kontekstual sehingga, apa yang
yang mereka tulis lebih terarah dan fokus siswa pelajari dan amati dari lingkungan sekitar
dengan konteks alamiah yang telah ditetapkan. sesuai dengan apa yang pernah siswa alami atau
Bahasa dalam teks prosedur yang siswa tulis lakukan sendiri. Dapat diketahui bahwa hasil
lebih padat, dan sesuai dengan pengalaman belajar dengan menggunakan strategi
nyata yang pernah mereka rasakan. Temuan ini pembelajaran CTL lebih tinggi dari pada tidak
membuktikan bahwa teori yang dikemukakan menggunakan pendekatan CTL. Hasil belajar
oleh Kurniawan adalah benar. pada sebelum siklus (nilai pretest) dengan nilai
Peningkatan keterampilan menulis teks rata-rata 68,1 dan ketuntasan 68,4% meningkat
prosedur siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 menjadi nilai rata-rata 71 pada siklus I, namun
Kota Sorong ini mengindikasikan bahwa persentase ketuntasannya tetap 68,4%. Hal ini
strategi pembelajaran melalui pendekatan CTL membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan
dapat diterapkan dalam proses pembelajaran nilai rata-rata kelas sebesar 2,1 tanpa
bahasa pada siswa sekolah menengah Atas peningkatan jumlah siswa yang tuntas. Hasil
(SMA). Pembelajaran dengan pendekatan belajar pada siklus I sebesar 71 dengan
kontekstual dapat disesuaikan dengan situasi, ketuntasan belajar siswa sebesar 68,4%
kondisi dan keadaan siswa. Model meningkat menjadi nilai rata-rata sebesar 87,4
pembelajaran CTL dapat dilaksanakan juga dengan nilai ketuntasan sebesar 100% pada
dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran siklus II. Hal ini membuktikan bahwa terjadi
lain dengan penyesuaian kebutuhan mata peningkatan hasil belajar siswa sebesar 22
pelajaran tersebut. siswa dan ketuntasan belajar siswa sebesar
61,1%.
PENUTUP
5.2 Saran
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang
Berdasarkan pada hasil penelitian Pengaruh diperoleh dari penelitian ini, maka penulis
model pembelajaran TCL terhadap kemampuan mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
menulis teks prosedur siswa kelas XI IPS 2 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
SMA Negeri 3 Kota Sorong dapat disimpulkan Pengaruh model pembelajaran TCL terhadap
sebagai berikut: Kemampuan menulis teks kemampuan menulis teks prosedur siswa
prosedur memeroleh nilai rata-rata 87,4. kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 Kota Sorong
Pembelajaran menulis teks prosedur telah dikategorikan mampu. Meski telah
menggunakan strategi pembelajaran kontekstual mampu, hendaknya guru mata pelajaran
ini telah mengembangan keterampilan melihat Bahasa Indonesia masih perlu terus
dan mendengar siswa. Hal ini disebabkan mengasah kemampuan tersebut dengan
karena dalam proses belajar siswa diminta memberikan banyak latihan kepada siswa
untuk lebih peka melihat dan mendengar dalam pembelajaran teks prosedur, yaitu
keadaan sekitar lalu diminta untuk dalam menulis teks prosedur.
mengumpulkan kata-kata berdasarkan aspek- 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
aspek penilaian tersebut. Pembelajaran menulis dijadikan bahan perbandingan untuk
teks prosedur ini terasa lebih menarik dan meningkatkan kualitas pengajaran pada mata
efisien dengan pengalaman learning by doing. pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya
Kehadiran guru yang hanya sebagai fasilitator pembelajaran menulis teks prosedur.
memudahkan siswa untuk menyimpulkan

33
SOSCIED Vol. 1. No. 1. 2018, ISSN : 2622 – 8866

DAFTAR PUSTAKA Tim Depdiknas. 2016. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian.
Pustaka Umum.
Jakarta: Rineka Cipta
Afrianti, Riza.
Huda, M. 2015. Model-model Pengajaran dan
http://repository.unib.ac.id/13620/.
Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Kemampuan Menulis Teks Prosedur
Pelajar.
Siswa Kelas Viii Smp Negeri 3 Kota
Komalasari, K. 2013. Pembelajaran
Bengkulu. Senin 4 Juni. 19:36 WIT
Kontekstual. Bandung: PT. Refika
Cah Samin. 2015. Ciri-ciri Teks Prosedur
Aditama.
Kompleks. Diakses dari laman web
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan
tanggal 6 mei 2018 dari:
Implementasi Kurikulum 2013.
http://artikelmateri.blogspot.co.id/2015/
Bandung: Remaja Rosdakarya.
11/teks-prosedur-kompleks-pengertian-
Tarigan, H. G. 2013. Menulis Sebagai Suatu
tujuan-ciri-struktur-contoh.html
Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Nanda, R. 2015. Langkah-langkah Penyusunan
Teks Prosedur Kompleks. Diakses pada
laman web tanggal 6 mei 2018 dari:
http://www.materikelas.com/2015/10/te
ks-prosedur-kompleks-langkah.html#
Syamsul,Arif.https://www.neliti.com/id/publica
tions/195961/kemampuan-menulis-teks-
prosedur-siswa-kelas-vii-smp-negeri-2-
percut-sei-tuan-tah. Senin 4 Juni 2018.
19:36 WIT.

34

Anda mungkin juga menyukai