Anda di halaman 1dari 38

Yoga Dwi Syahputra

V520

PERTEMUAN 1 : PENDAHULUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)

A. Pengertian PKN

Penamaan matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada peraktiknya


lazim dipersamakan dengan nama PKN (Pendidikan Kewarganegaraan), karena pada hakikatnya
PPKn merupakan istilah lain dari “Civic Education” atau “Citizenship Education” (Pendidikan
Kewarganegaraan) versi Indonesia. Penamaan PPKn merupakan sebutan jika dilakukan
penggabungan antara matakuliah Pendidikan Pancasila dengan pendidikan Kewarganegaraan.
Mengenai definisi atau pengertian PKN tersebut sangatlah beragam, yaitu sebagai berikut:

1. Menurut Dewan Nasional/ Perwakilan antar bangsa untuk Ilmu Pengetahuan Sosial sedunia/
National Council of social Studies ( NCSS) di Amerika Serikat, Pendidikan Kewarganegaraan
(Civic Education” atau “Citizenship Education) adalah semua proses yang meliputi semua
pengaruh positif yang bertujuan untuk membentuk pandangan seorang warganegara dalam
peranannya di masyarakat.

2. Menurut Pasal 39:(2), UU SISDIKNAS No. 2 Tahun 1989, PKN merupakan usaha untuk
membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan
warganegara serta serta pendahuluan bela negara agar menjadi warganegara yang dapat diandalkan
oleh bangsa dan negara.

3. Menurut Cholisin, Dkk, (Ilmu Kewarganegaraan, 2007: 1.10) PKN adalah aspek pendidikan
politik yang fokus materinya berfokus pada peran warganegara dalam kehidupan bernegara yang
kesemuanya itu diproses dalam rangka untuk membina peranan tersebut sesuai dengan ketentuan
Pancasila dan UUD 1945 agar menjadi warganegara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan
negara.

Menarik kesimpulan dari bebrapa pengertian diatas, maka dapat penyusun simpulkan bahwa
PKN merupakan upaya untuk membina dan menjadikan warganegara agar memiliki kesadaran
mengenai peranan serta hak dan kewajibanya selaku warganegara sesuai dengan ketentuan

1 | PKN-Sastra Indonesia
Pancasila dan UUD 1945, serta dapat menguasai dan memahami sistem politik negaranya, agar
menjadi warganegara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negaranya.

B. Tujuan PPKn

Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang ini, tentunya bukanlah diperoleh dengan cuma-cuma,
tetapi semuany ditebus dengan pengorbanan yang sangat mahal yang tak terhingga nilainya. Dalam
menebus kemerdekaan ini, tidak sedikit Para Pahlawan yang mengorbankan harta, jiwa maupun
raganya demi satu tujuan kemerdekaan. Dari itu semua, maka sudah sepantasnyalah bagi kita
semua selaku generasi yang hidup ditengah masa kemerdekaan ini untuk dapat menjaga, mengisi,
serta mempertahankan kemerdekaan ini agar tidak direnggut kembali oleh bangsa asing.

C. Landasan Pendidikan PPKn

1. Landasan Historis

2. Landasan Kultural

3. Landasan Yuridis

4. Landasan Filosofis

D. Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam menjalankan fungsi Pendidikan kewarganegaraan (Civic Education) sebagai upaya


untuk memberdayakan warganegara yang lebih aktif dan partisipatif pada era dewasa ini, tentunya
mengharuskan adanya perubahankerangka berfikir dalam pendidikan (paradigm Of Education)
yang lebih memposisikan peserta didik sebagai pelaku (Subjec) dari pendidikan tersebut. Dengan
perubahan paradigma ini, diharapkan mahasiswa tidak hanya mampu menguasai pengetahuan
(Learning to know) saja, akan tetapi mahasiswa/ peserta didik juga dituntut untuk mampu menjadi
pribadi yang lebih baik secara mental spiritual yang tercermin dalam kepribadian (Learning To
Be), setelah itu, kemudian pesertadidik diharapkan mampu untuk mengaplikasikan pengetahuan-
nya dalam menghadapi segala permasalahan kehidupan yang dihadapinya secara aktif, kritis,
cerdas dan solutif (Learning To Do). Setelah menguasai ketiga faktor tersebut, peserta didik

2 | PKN-Sastra Indonesia
diharapkan mampu untuk menguasai kemampuan untuk hidup bersama dalam menjalankan peran-
nya dalam kehidupan bermasyarakat dengan penuh tanggung jawab serta toleran satu sama lain
(Learning To Live Together) .

Sejalan dengan paradigma baru dalam pendidikan ini, maka materi ajar/ pokok bahasan
(Content of Learning) Pendidikan Kewarganegaraan ini harus disususun dan disajikan berdasarkan
pada kebutuhan mendasar peserta didik tersebut dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara yang semakin kompleks dan saling bertalian.

PERTEMUAN 2 : NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

A. Pengertian Negara Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi
yang didalamnya terdapat suatu pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya,
pertahanan keamanan, dan lain sebagainya. Di dalam suatu negara minimal terdapat unsur-unsur
negara seperti rakyat, wilayah, pemerintah yang berdaulat serta pengakuan dari negara lain. Selain
pengertian tersebut. Adapun juga pengertian-pengertia negara bedasarkan pendapat beberapa ahli,
diantaranya adalah :

1. Roger F. Soltau : Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan
persoalan bersama atas nama masyarakat.

2. Georg Jellinek : Negara merupakan organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang telah
berdiam di suatu wilayah tertentu.

3. Prof. R. Djokosoetono : Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia
yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.

4. Prof. Mr. Soenarko : Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai daerah tertentu,
dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah kedaulatan.

5. Aristoteles : Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa, hingga
pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan dan kehormatan

B. Unsur-Unsur Terbentuknya Negara

Mengenai unsur pembentuk suatu negara, terdapat beberapa pandangan sebagai berikut:

3 | PKN-Sastra Indonesia
1) Pandangan tradisional Oppenheimer Lauterpacht, seorang ahli mengemukakan bahwa ada
3 unsur Negara yang tidak dapat dipisahkan , antara lain : Rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang
bedaulat. Ketiganya ini dikenal dengan pandangan tradisional dikarnakan pada dasarnya ketika
sudah ada ketiga unsur ini, maka sudah bisa berdiri sebuah negara.

2) Pandangan modern Berdasarkan pandangan ini dikemukakan bahwa unsur suatu negara ini
terdiri dari Rakyat, Wilayah, dan Pemerintah yang berdaulat, dimana ketiganya ini disebut unsur
Pokok/ Primer/ bersifat mutlak (Unsur konstitutif), yang eliputi Rakyat, Wilayah, dan Pemerintah
yang berdaulat. Dan juga unsur pengakuan dari negara lain sebagai unsur pelengkap, atau unsur
skunder (Unsur deklaratif).bersama. Adapun penjelasan unsur-unsur Negara lebih rinci menurut
pandangan modern :

a) Unsur Primer ( Mutlak-konstitutif )

Rakyat

Rakyat : Rakyat adalah semua orang yang berdiam di dalam suatu negara dan terikat oleh
peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Negara. Tanpa rakyat, mustahil negara akan terbentuk.
Rakyat suatu negara dapat di bedakan menjadi dua (2) yaitu penduduk dan bukan penduduk :

1. Penduduk : Status untuk orang yang bertempat tinggal menetap dalam suatu wilayah negara.
Biasanya penduduk adalah mereka yang lahir secara turun-temurun dan besar di dalam suatu
negara tertentu

2. Bukan penduduk : status untuk orang yang berada di wilayah suatu negara dan tidak
bertujuan untuk menetap di wilayah tersebut.

Selanjutnya penduduk yang menempati suatu negara juga dibedakan kedalam, warga negara
dan bukan warga negara (Orang asing) :

1. Warga Negara : adalah status untuk orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu
negara, atau orang yang menurut Undang-Undang atau perjanjian diakui sebagai warga Negara.

2. Bukan warga Negara : status untuk orang yang berada di suatu negara tetapi secara hukum
tidak menjadi anggota negara tersebut. Orang berstatus bukan warga negara juga harus tunduk

4 | PKN-Sastra Indonesia
pada pemerintahan dimana mereka berada. Orang yang tidak termasuk warga negara ini biasanya
disebut orang asing atau warga negara asing.

Selanjutnya penduduk atau warga negara juga digolongkan kedalam, golongan asli dan
golonngan keturunan dari bangsa bukan asli :

1. Golongan asli : jika seseorang lebih erat hubungannya dengan bangsa itu. Sebagai contoh
menurut UU No 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia yang disahkan pada
tanggal 1 Agustus 2006 mencantumkan: “Yang menjadi warga negara Indonesia adalah orang-
orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang
sebagai warga negara”. Sedangkan yang dimaksud dengan orang-orang bangsa Indonesia asli
adalah orang Indonesia yang menjadi warga negara Indonesia semenjak kelahirannya dan tidak
pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendak sendiri.

2. Golongan bukan asli (Keturunan): adalah jika seseorang tidak erat ataupun tidak begitu erat
hubungannya dengan bangsa negara tersebut.

Wilayah

Wilayah adalah suatu tempat dimana rakyat menetap/bermata pencaharian dan pemerintah
melaksanakan kegiatan pemerintahannya. Wilayah merupakan unsur kedua, karena dengan adanya
wilayah yang didiami oleh manusia, maka negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut tidak
ditempati secara permanen oleh manusia, maka mustahil untuk membentuk suatu negara.

Wilayah meliputi :

1. Wilayah Daratan Wilayah daratan ini dapat berupa benda-benda alam yang ada, seperti
sungai, gunung dll Sengaja dibuat, misalnya patok-patok batu, yang sengaja ditentukan
berdasarkan garis-garis lintang

2. Wilayah Lautan Lautan merupakan wilayah suatu Negara yang disebut laut territorial,
sedangkan lautan diluar laut territorial disebut laut terbuka. Batasnya ditentukan oleh perjanjian
antar negara yang berdekatan atau sesuai ketentuan hukum internasional.

3. Wilayah Udara Yaitu wilayah atau daerah yang berada diatas baik daerah daratan maupun
daerah lautan.

5 | PKN-Sastra Indonesia
4. Wilayah Ekstrateritorial Yaitu suatu wilayah atau daerah karena ketetapan hokum
internasional maka dianggap sebagai wilayah atau bagian wilayah dari suatu Negara.

Contohnya seperti kedutaan suatu negara yang berada diwilayah negara lain sebagai duta/
perwakilan dari negara tersebut.

Pemerintahan yang Berdaulat

Pemerintahan yang berdaulat adalah pemerintah yang mempunyai kekuasaan baik ke dalam
maupun ke luar untuk menjalankan tugas dan wewenangnya mengatur ekonomi, sosial, dan politik
suatu negara atau bagian-bagiannya sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan. Pemerintah sangat
diperlukan dalam berdirinya suatu negara, tidak mungkin jika negara muncul tanpa kemudian
diikuti oleh berdirinya pemerintah. Sistem pemerintahan setiap negara berbeda-beda. Adapun
pengelompokan sistem pemerintahan tersebut, yaitu:

1. Sistem Pemerintahan Parlementer Sistem parlementer adalah sebuah sistem


pemerintahan di mana parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam
hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen
pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi
tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana sistem parlemen dapat
memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap
jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya
pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala
negara saja.
2. Sistem Pemerintahan Presidensiil Dalam sistem presidensil ini, presiden memiliki
kekuasaan yang kuat karena selain sebagai kepala negara, juga sebagai kepala
pemerintahan yang mengetuai kabinet (Dewan Menteri). Salah satu contoh negara yang
menggunakan sistem pemerintahan ini dalaha Amerika Serikat, dimana menteri-menteri
bertanggung jawab kepada presiden, karena presiden sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan.
3. Sistem Pemerintahan Campuran Sistem pemerintahan ini, selain memiliki presiden
sebagai kepala negara, juga memiliki perdana menteri sebagai kepala pemerintahan
untuk memimpin kabinet yang bertanggung jawab kepada parlemen. Presiden tidak

6 | PKN-Sastra Indonesia
diberi posisi dominan dalam sistem pemerintahan. Negara-negara yang menggunakan
sistem pemerintahan ini contohnya seperti, Malaysia, India, Inggris, dan Prancis.
4. Sistem Pemerintahan Proletariat Dalam sistem ini, usaha pertama pemerintah
sebenarnya juga ditujukan untuk kepentingan rakyat banyak (kaum proletar), rakyat
banyak tersebut kemudian dihimpun dalam suatu organisasi kepartaian tunggal (tani,
buruh, pemuda, dan wanita) yang akhirnya menjadi dominasi partai tunggal. Partai
tunggal tersebut adalah partai komunis.

C. Fungsi Negara

1. Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat Negara yang sukses dan maju adalah negara
yang bisa membuat masyarakat bahagia secara umum dari sisi ekonomi dan sosial
kemasyarakatan.

2. Melaksanakan ketertiban Untuk menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif dan
damani diperlukan pemeliharaan ketertiban umum yang didukung penuh oleh masyarakat.

3. Pertahanan dan keamanan Negara harus bisa memberi rasa aman serta menjaga dari segala
macam gangguan dan ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar.

4. Menegakkan keadilan Negara membentuk lembaga-lembaga peradilan sebagai tempat


warganya meminta keadilan di segala bidang kehidupan.

D. Sifat-Sifat dari Negara Sifat organisasi negara berbeda dengan organisasi lainnya. Sifat
negara antara lain :

1. Sifat memaksa agar peraturan perundang-undangan di taati dan dengan demikian penertiban
dalam masyarakat tercapi serta timbulnya anarki dicegah. Maka negara memiliki sifat
memaksa dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara lega.

2. Sifat Monopoli, Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari
masyarakat. Dalam rangka ini negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran ke percayaan atau
aliran politik tertentu di kurangi hidup dan disebarluaskan oleh karena dianggap bertentang
dengan tujuan masyarkat.

7 | PKN-Sastra Indonesia
3. Sifat mencakup semua (all encompassing, all embracing). Semua peraturan perundang-
undangan berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali

PERTEMUAN 3 : WAWASAN NUSANTARA

A. Hakikat, fungsi dan tujuan wawasan Nusantara

1. Hakikat

Secara Etimologi kata “Wawasan” berasal dari kata “Wawas” (bahasa Jawa) yang berarti
pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi, ditambahkan akhiran (an) bermakna cara pandang,
cara tinjau atau cara melihat. Dari kata “Wawas” muncul kata “Mawas” yang berarti memandang,
meninjau atau melihat. Wawasan artinya; pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi, atau
cara pandang atau cara melihat. Selanjutnya kata “Nusantara” terdiri dari kata “Nusa” dan
“Antara”. Kata nusa artinya “Pulau” atau “Kesatuan kepulauan”. Kata “Antara” menunjukkan
letak antara dua unsur. Nusantara artinya kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua yakni
Asia dan Australia dan dua samudera yakni; samudera Hindia dan samudera Pasifik. Hakekat
Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertian : cara pandang yang
selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional. Berarti setiap
warga bangsa dan aparatur negara harus berfikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh
dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh
lembaga negara. Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian cara
pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional. Hal
tersebut berarti bahwa setiap warga bangsa dan aparatur negar harus berpikir, bersikap, dan
bertindak secara utuh menyeluruh demikepentingan bangsa dan negara indonesia. Demikian juga
produk yang dihasilkan oleh lembaga negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa
dan negara Indonesia, tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan daerah,
golongan dan orang per orang.

2. Fungsi

Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu


dalam menentukan segala jenis kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi

8 | PKN-Sastra Indonesia
penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Tujuan Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek


kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mementingkan kepentingan nasional dari pada kepentingan
individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal tersebut bukan berarti
menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, kelompok, suku bangsa,atau daerah, akan
tetapi lebih cendrung mengutamakan serta mementingkan kepentingan bersama yang bersifat
nasional.

B. Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara Wawasan nusantara memiliki beberapa konsep dasar
pemikiran, yang kesemuanya itu meliputi beberapa hal sebagai berikut :

1. Faktor Geografis

2. Faktor Geopolitik

3. Faktor Geostrategi

C. Unsur Dasar Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara memiliki beberapa unsur dasar yang kesemuanya terbagi kedalam 3
bagian, yaitu :

1. Wadah (Contour) Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi


seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan
penduduk serta aneka ragam budaya. Bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang
merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud supra struktur politik dan wadah
dalam kehidupan bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud infra struktur politik.

2. Isi (Content) Adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapaiaspirasi yang
berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti tersebut diatas bangsa

9 | PKN-Sastra Indonesia
Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan
nasional yang berupa politik, ekonomi, social budaya dan hankam. Isi menyangkut dua hal pertama
realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan perwujudannya, pencapaian cita-cita
dan tujuan nasional persatuan, kedua persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan yang meliputi
semua aspek kehidupan nasional.

3. Tata laku (Conduct) Hasil interaksi antara wadah dan isi wasantara yang terdiri dari :

1. Tata laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari
bangsa Indonesia.

2. Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku dari bangsa
Indonesia.

PERTEMUAN 4: IDENTITAS NASIONAL

A. PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL

Kata Identitas berasal dari bahasa Inggris “identity” yang memiliki pengertian harafiah Ciri-
ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya
dengan yang lain. Dalam Terminology antropologi ,Identitas adalah sifat khas yang
menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri ,golongan sendiri,kelompok
sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Mengacu pada pengertian ini identitas tidak
terbatas pada individu semata, tetapi berlaku pula pada suatu kelompok. Sedangkan kata
“Nasional” merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang
diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik, seperti budaya, agama dan bahasa maupun
nonfisik, seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompokkelompok inilah yang
disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang akhirnya melahirkan
tindakan kelompok (collective action) yang diwujudkan dalam bentuk organisasi
ataupergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri tidak
bias dipisahkan dari kemunculan konsep nasionalisme (Rahmatullah, 2011).

B. UNSUR-UNSUR IDENTITAS NASIONAL

1. Unsur Identitas Nasional

10 | PKN-Sastra Indonesia
Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu
merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu suku bangsa, agama,
kebudayaan, dan bahasa. Penjelasan kesemuanya dapat dilihat sebagai berikut :

1. Suku bangsa adalah golongan social yang khusus bersifat Askriptif (Ada sejak lahir) yang
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali
suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.

2. Agama bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang “Agamis”. Agama-agama yang
tumbuh berkembang di Nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha,dan
Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi
negara, tetapi sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi
dihapuskan.

3. Kebudayaan (Culture) adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-
benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

4. Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai
system perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan
yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

Dari Unsur-unsur Identitas Nasional tersebut diatas, dapat dirumuskan pembagiannya menjadi
tiga bagian yaitu :

1. Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa, Dasar Negara, dan
Ideologi Negara.

2. Identitas Instrumental, yang bersisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa Indonesia,
Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.

3. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan Pluralisme dalam
suku, bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan.

11 | PKN-Sastra Indonesia
Identitas Nasional Indonesia yang bersifat Pluralistic (Ada keanekaragaman) baik menyangkut
Sosio-kultural maupun religiositas terbagi atas :

1. Identitas fundamental/ideal, dalam hal ini adalah pancasila yang merupakan Falsafat
Bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara.

2. Identitas Instrumental, yaitu identitas sebagai alat untuk menciptakan Indonesia yang dicita-
citakan. Alatnya berupa UUD 1945, lambing negara, bahasa Indonesia, dan lagu kebangsaan.

Sehingga dari beberapa keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa Identitas alamiah,
Indonesia merupakan negara kepulauan. Identitas alamiah, juga mencakup di dalamnya
identitas religiulitas (Keagamaan) dan sosio-kultural yang meliputi pluralistic dalam suku,
bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan.

E. FAKTOR – FAKTOR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL

Menurut Ramlan Surbakti (1999), proses pembentukan bangsa-negara memerlukan identitas-


identitas untuk menyatukan. Faktor-faktor yang menjadi identitas bersama suatu bangsa
meliputi primordial, sakral, tokoh, sejarah, bhinneka tunggal ika, perkembangan ekonomi, dan
kelembagaan.

1. Primordial Faktor ini meliputi ikatan kekerabatan (darah dan keluarga), kesamaan
sukubangsa, daerah asal (homeland), bahasa, dan adat-istiadat. Dengan faktor ini masyarakat
dapat membentuk bangsa-negara. Contoh : Bangsa Yahudi membentuk negara Israel.

2. Sakral Faktor ini dapat berupa agama atau ideologi yang dianut/diakui oleh masyarakat
bersangkutan. Contoh : Agama Katholik mampu membentuk beberapa Negara di Amerika
Latin, Uni Soviet diikat oleh kesamaan ideologi komunisme, dll.

3. Tokoh Kepemimpinan para tokoh yang disegani dan dihormati masyarakat (kharismatik),
dapat menjadi faktor yang menyatukan bangsa-negara. Contoh : Mahatma Ghandidi India,
Yoseph Broz Tito di Yugoslavia, Nelson Mandela di Afrika Selatan, danDr. Ir. Sukarno (Bung
Karno) di Indonesia.

12 | PKN-Sastra Indonesia
4. Sejarah Persepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu yang menderita akibat penjajahan
menimbulkan perasaan senasib sepenanggungan dan solidaritas warga masyarakat, sehingga
melahirkan tekad dan tujuan untuk membentuk negara. Contoh : Indonesia.

5. Bhinneka Tunggal Ika Kesediaan warga masyarakat untuk bersatu dalam perbedaan (unity
in diversity) tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat-istiadat, ras, dan
agama, dapat membentuk organisasi besar berupa negara. Contoh : Republik Indonesia

6. Perkembangan Ekonomi Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan


spesialisasi pekerjaan dan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi
mutu dan variasi kebutuhan masyarakat, semakin saling bergantung di antara jenis pekerjaan,
dan akan semakin besar solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Contoh : Negara-negara
di Amerika utara dan Eropa barat.

7. Kelembagaan Kerja dan perilaku lembaga pemerintahan dan politik yang baik, yang
mempertemukan dan melayani warga tanpa membeda-bedakan asal-usul, suku, agama, ras, dll.
dapat mempersatukan orang-orang sebagai suatu bangsa.

F. BENTUK – BENTUK IDENTITAS NASIONAL

Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia, adalah sebagai berikut:

1. Bentuk Negara
2. Bendera Negara
3. Lagu Kebangsaan Indonesia
4. Dasar Falsafah Negara
5. Lambang Negara
6. Semboyan Negara
7. Hukum Dasar Negara
8. Bahasa Nasional
9. Kebudayaan Negara

13 | PKN-Sastra Indonesia
PERTEMUAN 5: KONSTITUSI

A. Definisi konstitusi

Aturan tata tertib hidup bernergara yang menjadi dasar segala tindakan dalam kehidupan Negara,
disebut sebagai “Hukum dasar” atau “Konstitusi”. Konstitusi dalam objek kajian siyasah (Politik
Islam) dikenal dengan istilah “Dustur” (Siyasah Dusturiyah). Istilah “Dustur” ini pada mulanya
diartikan dengan Seseorang yang memiliki otoritas (Kekuasaan/ kewenangan), baik dalam bidang
politik maupun agama. “Dustur” dalam konteks konstitusi berarti kumpulan kaidah yang mengatur
dasar dan hubungan kerjasama antar sesama anggota masyarakat dalam sebuah Negara. Baik yang
tidak tertulis (Konvensi) maupun yang tertulis (Konstitusi). Bila di telusuri secara literal kata
konstitusi (Constitution) berasal dari bahasa Perancis “Contituir”, kata konstitusi dikenal dengan
istilah Groundwet, yang berarti membentuk. Kemudian dalam bahasa Belanda, kata konstitusi
dikenal dengan istilah Groundwet, yang berarti undang-undang dasar (Ground=dasar,
Wet=Undang-undang). Dalam bahasa Jerman kata konstitusi juga dikenal dengan istilah
“Grundgesetz”, yang juga berarti undang-undang dasar (Grund=dasar, dan Gesetz=undang-
undang). Baik dalam bahasa Belanda maupun dalam bahsa Jerman, makna istilah konstitusi
tersebut menunjuk pada nashkah tertulis.

B. Tujuan pembentutkan konstitusi

Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusionil, undang-undang


dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian
diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindung. Gagasan ini dinamakan
Konstitusionalisme. Cara pembatasan yang dianggap paling efektif ialah dengan jalan membagi
kekuasaan. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Carl J. Friedrich “Constitutionalism by dividing
power providesa system of effective restraints upon governmental action” (Konstitusional itu
dengan jalan membagi kekuasaan, konstitusionalisme menyelenggarakan suatu sistim
pembatasaan yang efektif atas tindakan-tindakan pemerintah). Pembatasan-pembatasan ini

14 | PKN-Sastra Indonesia
tercermin dalam undang-undang dasar mempunyai fungsi yang khusus dan merupakan
perwujudan atau menifestasi dari hukum yang tertinggi yang harus ditaati, bukan hanya oleh
rakyat, tetapi pemerintah serta penguasa sekalipun.

Gagasan konstitusionalisme telah timbul lebih dahulu dari pada konstitusi itu sendiri.
Konstitusionalisme dalam arti penguasa perlu dibatasi kekuasaannya dan kerena itu kekuasaannya
harus diperinci secara tegas, telah timbul di Abad pertengahan (Midle Ages) Eropa. Pada tahun
1215, raja John dari Inggris dipaksa oleh beberapa bangsawan untuk mengakui beberapa hak
mereka, yang kemudian ducantumkan dalam magna Charta (Piagam Besar). Dalam Charter of
English Liberties ini raja John menjamin bahwa pemungutan pajak tidak akan dilakukan tanpa
persetujuan dari yang bersangkutan, dan bahkan tidak akan diadakan penangkapan tanpa peradilan.
Meskipun belum sempurna, Magna Charta di dunia Barat dipandang sebagai permulaan dari
gagasan dari konstitusionalisme serta pengakuan terhadap kebebasan dan kemerdekaan rakyat.

C. Kedudukan Konstitusi

1. Konstitusi sebagai hukum dasar yaitu dasar adanya sumber kekuasaan bagi lembaga Negara.

2. Konstitusi sebagai hukum tertinggi atau norma/ aturan dasar (Grand Norm) terhadap aturan lain
yang ada dibawahnya.

3. Implementasi dasar Negara ke dalam konstitusi atau UUD.

D. Tujuan Konstitusi

1. Pembatasan terhadap proses kekuasaan politik

2. Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa itu sendiri

3. Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaanya.

4. Aturan main (Rule Of The Game) fundamental bagi setiap kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.

E. Isi Konstitusi (Undang-Undang Dasar)

Pada umumnya Undang-Undang Dasar didalamnya meliputi bebrapa hal sebagai berikut:

15 | PKN-Sastra Indonesia
1. Mengatur mengenai Organisasi kenegaraan, berupa lembaga-lembaga apa saja yang adadalam
suatu negara dengan pembagian kekuasaan masing-masing, serta prosedur penyelenggaraan
masalah yang timbul diantara lembaga tersebut.

2. Perlindungan Hak asasi manusia.

3. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar,

4. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari undang-undang dasar, seperti
tidak dikehendaki terulangannya kembali munculnya seorang dictator atau kembalinya
pemerintahan kerajaan yang kejam misalnya.

5. Sering pula memuat cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi negara.

Bagian pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

Bagian pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan suasana kebatinan dari Undang-
Undang Dasar 1945 (Konstitusi pertama), dikarenakan di dalamnya terkadang Empat Pokok
Pikiran yang pada hakikatnya merupakan penjelmaan asas keharmonian negara yaitu pancasila.

1. Pokok pikiran pertama, yaitu:” Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”.

2. Pokok pikiran kedua yaitu: “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”. Hal ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial yang didasarkan pada kesadaran
bahwa manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial
dalam kehidupan masyarakat.

3. Pokok pikiran yang ketiga yaitu: “Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan
dan permusyawaratan/perwakilan”. Hal ini menunjukan bahwa sistem negara yang terbentuk
dalam Undang-Undang Dasar haruslah berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan melalui sistem
perwakilan.

4. Pokok pikiran keempat yaitu: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”. Hal ini menunjukan konsekuensi logis dalam

16 | PKN-Sastra Indonesia
penyelenggara pemerintahan negara jangan bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan
(Ketuhanan) dan harus senantiasa berpegang serta menjunjung tinggi budi pekerti kemanusiaan
yang luhur.

F. Jenis Konstitusi

Konstitusi terdiri dari dua jenis yaitu tertulis (Writen Constitution) dan tidak tertulis (Un writen
Constitution).

1. Konstitusi disebut tertulis jika berupa suatu naskah (Documentary Constitusion).

2. Konstitusi tidak tertulis tidak berupa suatu naskah (Non Documentari Counstitusion) dan banyak
dipengaruhi oleh tradisi konvensi. Contoh konstitusi Inggris yang hanya berupa kumpulan
dokumen.

G. Sifat Konstitusi

Konstitusi bersifat fleksibel dan Rigid. Pengertian konstitusi fleksibel ialah konstitusi yang
diamandemen tanpa adanya prosedur khusus, sedangkan konstitusi yang kaku (Rigid ) ialah
konstitusi uyang memerlukan prosedur khusus untuk melakukan amandemen. Dikatakan
konstitusi flexible apabila konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai
perkebangan masyarakat (Contoh konstitusi Inggris dan Slandia Baru) Sedangkan pengertian
konstitusi rigit yaitu apabila konstitusi tersebut sulit diubah sampai kapanpun (amerika, kanada
indonesia dan jepang ).

Ciri-ciri konstitusi flexsible

1. Sifat elastis, (dapat disesuaikan dengan mudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan jaman).

2. Dinyatakan dan dilakukan perubahan bersifat mudah seperti mengubah undang-undang.

Ciri-ciri konstitusi rigit yaitu mempunyai ciri-ciri pokok sebagai berikut

1. Memiliki tingkat dan derajat yang lebih tinggi dari undang-undang

2. Hanya dapat diubah dengan tata cara khusus/ istimewa

17 | PKN-Sastra Indonesia
PERTEMUAN 6: HAK DAN KEWAJIBAN DAN WARGA NEGARA

A. Pengertian Hak Dan Kewajiban

Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota
warga negara sejak masih berada dalam kandungan . Hak pada umumnya didapat dengan cara
diperjuangkan melalui pertanggung-jawaban atas kewajiban . Contoh Hak Warga Negara
Indonesia :

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.

2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan.

4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan
masing-masing yang dipercayai.

5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.

6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau NKRI
dari serangan musuh.

7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan / kewajiban untuk
dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas
untuk didapat . Kewajiban pada umumnya mengarah pada suatu keharusan / kewajiban bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan
akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Contoh Kewajiban Warga Negara
Indonesia :

18 | PKN-Sastra Indonesia
1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperanserta dalam membela, mempertahankan
kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.

2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah
pusat dan pemerintah daerah (Pemda).

3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.

4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku
di wilayah negara Indonesia.

5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar
bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik

B. Warganegara

Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh pemerintah negara tersebut
dan mengakui pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil ialah, mereka
yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang
bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok/ utama (Domisili) dalam wilayah
negara itu.

Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara dapat
diklasifikasikian menjadi :

1. Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

2. Penduduk, yaitu orang-orang Indonesia asli atau Pribumi yang telah menenetap dalam waktu
yang relatif lama dan secara secara turun temurun.

3. Bukan penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai
dengan visa (Surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara yang diberikan oleh
pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor imigrasi.

19 | PKN-Sastra Indonesia
C. Penentuan Kewarganegaraan

Dalam menentukan seseorang apakah dia merupakan warga dari suatu negara atau bukan, maka
digunakan 2 Kriterium (Kriteria) yang antara lain sebagai berikut :

Kriterium kelahiran Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:

a. Kriterium keturunan, menurut asas keibu-bapaan atau disebut pula (Ius Sanguinis). Di dalam
asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan asas kewarganegaraan
orang tuanya, dan tampa melihat di manapun ia dilahirkan.

b. Kriterium kelahiran atau status kewarganegaraan seseorang menurut asas tempat kelahiran (Ius
Soli). Di dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di
mana dia dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.

Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan mengutamakan salah satu,
tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius Soli dan Ius Sanguinis akan menyebabkan
terjadinya kewarganegaraan rangkap (Bi-patride) atau tidak mempunya kewarganegaraan sama
sekali (A-patride). Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan kewarga negaraan seseorang
digunakan 2 Stelsel kewarganegaraan (Di samping kedua asas di atas), yaitu Stelsel aktif dan
Stelsel pasif. Pelaksanaan kedua stelsel ini dapat dibedakan dalam:

a. Hak Opsi, ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (Stelsel aktif); dan
b. b. Hak Repudiasi, yaitu hak untuk menolak kewarganegaraan (Stelsel pasif).

2. Naturalisasi atau pewarganegaraan

Naturalisasi atau pewarganegaraan adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang
dengan syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganeraan negara lain. Selain itu juga
Pewarganegaraan atau naturalisasi merupakan proses perubahan status dari penduduk asing
menjadi warga negara suatu negara. Proses ini harus terlebih dahulu memenuhi beberapa
persyaratan yang ditentukan dalam peraturan kewarganegaraan negara yang bersangkutan.Hukum
naturalisasi di setiap negara berbeda-beda. Di Indonesia, masalah kewarganegaraan saat ini diatur

20 | PKN-Sastra Indonesia
dalam Undang-Undang No. 12 tahun 2006. Adapun syarat-syarat memperoleh naturalisasi
menurut UU No. 12 Tahun 2006 yaitu

1. Naturalisasi biasa

Syarat-syarat naturalisasi biasa yaitu :

a. Bertempat tinggal terakhir di Indonesia minimal 5 tahun berturut-turut

b. Telah berusia 21 tahun atau lebih Pada usia 21 tahun

c. Sudah menikah dan mendapatkan persetujuan dari pasangannya

d. Sehat jasmani dan rohani

e. Mampu berbahasa Indonesia secara lancer.

f. Tidak mempunyai kewarganegaraan lain selain Indonesia

2. Naturalisasi khusus

Naturalisasi khusus diberikan kepada pemain (Atlit) atau individu yang telah menunjukkan jasanya
kepada Indonesia. Dia bisa mengajukan diri atau atas permintaan pemerintah untuk menjadi WNI.
Untuk lebih jelasnya mengenai ketentuan naturalisasi pemain ataupun warga negara asing (WNA)
kita bisa mengacu pada UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI sebagai pengganti
UU Nomor 62 Tahun 1958.

D. Warganegara Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 2006

Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU No. 12 Tahun 2006 tentang


Kewarganegaraan Republik Indonesia. Dalam undang-undang ini disebutkan bahwa orang
yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah:

1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI.

2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI.

3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara
asing (WNA), atau sebaliknya.

21 | PKN-Sastra Indonesia
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak
memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut.

Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi mereka-mereka yang :

1. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum kawin,
diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing.

2. Anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah sebagai anak oleh
WNA berdasarkan penetapan pengadilan.

3. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di
wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia.

4. Anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut
penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.

PERTEMUAN 7 : BELA NEGARA

A. Hakikat Bela

Negara Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
kepada negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Pembelaan
negara bukan semata-mata tugas dan kewajiban TNI, tetapi merupakan kewajiban segenap warga
negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara. Dalam usaha bela negara, setiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pembelaan Negara, dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Hal
ini sebagai mana diatur dalam UUD 1945. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan
berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat
luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga
negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya
adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.

22 | PKN-Sastra Indonesia
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan mengangkat
senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai
segala upaya untuk mempertanankan Negara dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni
kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan
aktif dalam memajukan bangsa dan negara.

Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah pelayanan oleh
seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya, baik sebagai pekerjaan yang
dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara (misalnya
Israel, Iran) meminta jumlah tertentu dinas militer dari masing-masing dan setiap salah satu warga
negara (kecuali untuk kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau keyakinan keagamaan).
Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib
militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.

Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negara
dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat
melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania
Raya Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti
Amerika Serikat National Guard. Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik
Korea, dan Israel, wajib untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional,
Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut
sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personil militer tidak berkomitmen
untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak
terduga, memperkuat pertahanan negara.

B. Dasar Hukum Bela Negara

Usaha bela negara secara langsung diperintahkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, Jadi sudah
pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara kita ini dari segala macam
ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Mengenai pasal-pasal yang mengatur tentang bela negara tersebut, antara lain ialah sebagi berikut
:

23 | PKN-Sastra Indonesia
1. Pasal 27 Ayat (3) UUD 45 : Setiap WN berhak & Wajib ikut serta dlm upaya pembelaan Negara,
berupa :

a. Menentukan kebijakan tentang Usaha Bela Negara (UBN) melalui lembaga perwakilan Rakyat
(DPR).

b. Turut serta dlm UBN sesuai dgn kemampuan & Profesinya masing – masing.

2. Pasal 30 Ayat (1) UUD 45 : Tiap-tiap WN berhak & wajib ikut serta dlm usaha pertahanan &
keamanan Negara.

3. Pasal 30 Ayat (1) keikutsertaan warganegara dalam upaya bela negara dapat diselenggarakan
melalui beberapa usaha sbb :

a. Pendidikan KWN (Pemahaman bela negara).

b. Pelatihan Kemiliteran sec wajib.

c. Pengabdian sbg Prajurit TNI (Sec Suka rela/ sec wajib).

d. Pengabdian sesuai Profesi (Profesi tertentu yg berhub’ dgn pertahanan negara)

Selain terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945, usaha wajib bela negara juga diatur dalam
beberapa peraturan-perundangan lainnya yaitu antara lain sebagai berikut:

1. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.

2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara Rl, yang
kemudian digantikan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

4. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.

5. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3. 7. Undang-Undang No.3 tahun
2002 tenteng Pertahanan Negara.

24 | PKN-Sastra Indonesia
C. Unsur Dasar Bela Negara

Dalam usaha bela negara, terdapat beberapa unsur dasar dalam melakukan usaha bela negara, yang
kesemuanya itu antara lain sebagai berikut :

1. Cinta Tanah Air.

2. Kesadaran Berbangsa & bernegara.

3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara.

4. Rela berkorban untuk bangsa & Negara.

5. Memiliki kemampuan awal bela Negara

C. Wujud Implementasi Bela Negara Usaha bela Negara merupakan kesiapan, kerelaan serta
pengorbanan Warga Negara untuk :

1. Mempertahankan Kemerdekaan

2. Mempertahankan Kedaulatan NKRI

3. Mempertahankan Persatuan & kesatuan Bangsa

4. Mempertahankan keutuhan Wilayah Nusantara

5. Mempertahankan Pancasila & UUD 45

D. MOTIVASI DALAM BELA NEGARA

Terdapat beberapa hal yang dapat digunakan untuk lebih memberikan motivasi dalam
menumbuhkan sikap dan prilaku bela negara, yang kesemuanya itu antara lain sebagai berikut : 1.
Pengalaman sejarah perjuan gan RI

2. Kedudukan wilayah geografis Nusantara yg strategis

3. Keadaan penduduk ( Demografis ) yg besar

4. Kekayaan SDA yang melimpah

25 | PKN-Sastra Indonesia
5. Perkembangan & Kemajuan IPTEK dibidang persenjataan 6. Kemungkinan timbulnya bencana
perang

E. Komponen-Komponen Bela Negara

Usaha Pertahanan dan Keamanan Negara dapat dilakukan melalui Sistem Pertahanan & Keamanan
Rakyat Semesta, berupa :

1. Komponen Utama terdiri dari :

a). TNI ( Angkatan Darat, Laut, & Udara)

Mempnyai tugas memelihara, melindungi dan mempertahankan wilayah kedaulatan NKRI


(Pertahanan keluar).

b). Kepolisian Negara Republik Indonesia ( POLRI )

Dalam nenjalankan pekerjaannya, polisi bertugas untuk menjaga keamanan dan ketertiban didalam
negeri.

2. Komponen Cadangan Komponen cadangan ini meliputi seluruh Warganegara Indonesia sebagai
pelapis komponen utama dari bela negara.

3. Komponen pendukung Komponen pendukung dalam belanegara terdiri dari Sumber Daya Alam
(SDA), Sumberdaya buatan, serta sarana & prasarana Nasional yg disiapkan dan dimobilisasi
(tindakan pengerahan dan penggunaan serentak sumber daya nasional) guna memperbesar dan
memperkuat komponen utama belanegara.

F. Bentuk – Bentuk Ancaman Terhadap Wilayah NKRI

Ancaman-ancaman terhaap kedaulatan NKRI sangatlah banyak jenisnya, bisa ancaman yang
bersifat langsung maupun yang tidak langsung. Akan tetapi disini akan dibahas mengenai ancaman
secara langsung saja berupa ancaman militer. Ancaman militer merupakan ancaman yang
menggunakan kekuatan bersenjata secara ter-rorganisir yg dinilai mempunyai kemampuan
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa, berupa :

26 | PKN-Sastra Indonesia
1. Agresi yaitu Penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan Negara
seperti, Invansi, Bombardmen dan blokade.

2. Pelanggaran wilayah oleh negara lain (Kapal dan pesawat komersial lain)

3. Spionase untuk mendapatkan data rahasia Militer

4. Sabotase, berupa usaha untuk merusak instalasi penting militer & Obyek vital Nasional yg
membahayakan keselamatan bangsa

5. Aksi terorisme, baik terorisme lokal, maupun terorisme lokal yg bekerjasama dgn terorisme
internasional.

6. Pemberontakan bersenjata

7. Perang saudara antar warga masyarakat yg masing- masing keduanya bersenjata.

G. Hak dan Kewajiban dalam Bela Negara

Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus dikomando dapat
berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela negara tidak harus dalam wujud perang
tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain seperti:

1. Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling).

2. Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri.

3. Belajar dengan tekun pelajaran atau mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan atau PKn.

PERTEMUAN 8 : KETAHANAN NASIONAL

A. Pengertian Ketahanan Nasional

Kata Ketahanan sendiri yang berasal dari asal kata “Tahan” yang dapat berarti kekuatan atau
kemampuan menghadapi kendala yang menghampiri. Tahan dapat berupa pula ; tahan menderita,
tabah kuat, dapat menguasai diri, tidak kenal menyerah. Ketahanan Nasional juga dapat memiliki
arti keteguhan hati untuk memperjuangkan kepentingan nasional [Sunarso, Dkk; 2013 : 200]. Jadi
Ketahanan Nasional pada hakekatnya adalah suatu kondisi dinamis bangsa Indonesia berisi

27 | PKN-Sastra Indonesia
keuletan dan ketangguhan sebagai cerminan kemampuan bangsa dalam mengembangkan kekuatan
nasional dan menjaga keutuhan nasional.

B.Fungsi dan Tujuan Ketahanan Nasional

Fungsi Ketahanan Nasional berdasar tuntutan penggunaannya sebagai Doktrin Dasar Nasional
atau sebagai Metode Pembinaan Kehidupan Nasional dan sebagai pola dasar Pembangunan
Nasional antara lain : 1. Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai doktrin dasar nasional
perlu dipahami untuk memimpin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindakan dan pola
kerja dalam menyatukan langkah bangsa, baik yang bersifat inter regional (wilayah) inter sektoral
maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini diperlukan supaya tidak ada cara berpikir yang
terkotak – kotak. Salah satu alasan yang lain adalah apabila terjadi penyimpangan maka akan
terjadi pemborosan waktu, tenaga dan sarana yang berpotensi menjadi hambatan. Hal ini apabila
dibiarkan akan dapat menyebabkan penyimpangan dalam mencapai tujuan nasional. 2. Konsepsi
Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai pola dasar pembangunan, pada hakekatnya merupakan
arah dan pedoman dalam pelaksanaan Pembangunan Nasional di segala bidang secara terpadu dan
dilakukan sesuai rencana program.

3. Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai metode pembinaan kehidupan nasional
pada hakekatnya merupakan suatu metode integral yang mencakup seluruh aspek yang terdiri dari
aspek alamiah (Sikaya Mampu) dan aspek sosial. [Endang Sukaya, 2000 : 74-75 dalam Sunarso,
Dkk, ; 2013:225-226]

D. Unsur – Unsur Ketahanan Nasional

Dalam upaya mencapai tujuan nasional atau cita – cita bangsa dan untuk mempertahankan
keutuhan Negara dari ATHG, maka dibutuhkan penguatan akan Ketahanan Nasional. Adapun
unsur – unsur pemerkuat Ketahanan Nasional antara lain sebagai berikut :

Metode Astragatra Secara Antropologis manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling
sempurna karena memiliki akal budi sehingga lahir manusia berbudaya.

28 | PKN-Sastra Indonesia
Sebagai manusia berbudaya maka perlulah mengadakan hubungan dengan alam sekitarnya dalam
usaha mempertahankan eksistensinya dan kelangsungan hidupnya. Hubungan – hubungan itu
adalah :

a. Hubungan manusia dengan Tuhannya, dinamakan “Agama”,

b. Hubungan, manusia dengan cita – citanya, dinamakan “Ideologi”,

c. Hubungan manusia dengan kekuasaan, dinamakan “Politik”,

d. Hubungan manusia dengan pemenuhan kebutuhan, dinamakan “Ekonomi”,

e. Hubungan manusia dengan manusia lainnya, dinamakan “Sosial”,

f. Hubungan manusia dengan rasa keindahan, dinamakan “Seni/budaya”,

g. Hubungan manusia dengan pemanfaatan alam, dinamakan “IPTEK”,

h. Hubungan manusia dengan rasa aman, dinamakan “Hankam”

F. Aspek-Aspek Ketahanan Nasional

1. Ketahanan Nasional dalam Bidang Pendidikan

Kemajuan pemikiran – pemikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut setiap orang untuk
menguasai hal tersebut, dan apabila tidak menguasai IPTEK maka akan lebih memiliki kesempatan
untuk tertinggal dengan perkembangan zaman, dan modernisasi negara – negara lain. Guna
menghadapi hal tersebut, peran pendidikan dalam memperkuat ketahanan nasional sangatlah
diperlukan. Tugas pokok dari pendidikan sendiri antara lain:

a. Mengajar keterampilan bertahan hidup dengan pendidikan pragmatis Pencaharian telah berubah,
terjadi urbanisasi dan industrialisasi, dari sektor agraris ke sektor jasa, hidup lambat diubah ke
hidup cepat. Hal ini menuntut pengetahuan, keterampilan, kecepatan serta komunikasi baru.

b. Mempersiapkan Warganegara sesuai dengan kepribadian kelompok Dalam aspek enkulturasi


telah terjadi asosiasi dan desosiasi baru dalam kelompok – kelompok di dunia dan gangguan
terhadap isolasi budaya. Adanya ikatan baru dengan interaksi yang bertambah, mosaik etnik mulai
lebur dan pecah, enkulturasi mengalami peristiwa – peristiwa yang kadang kurang nyaman. Dalam

29 | PKN-Sastra Indonesia
hal ini, pendidikan mencoba menyesuaikan diri dengan proses ini. Hal yang dapat dilakukan adalah
dengan memberikan pendidikan demokrasi dan pendidikan multikultural.

c. Meningkatkan Martabat Manusia (Humanisasi) Dalam aspek humanisasi, kemajuan teknologi


sangat cepat dan sedangkan dalam bidang moral, etika dan agama lebih lambat. Ketertinggalan
tampak jelas terlihat kekerasan dimana – mana.

Pada hal inilah peran pendidikan untuk mewujudkan manusia yang seutuhnya disamping
keterampilan dan pengetahuan. Tampak jelas adanya kaitan yang sangat erat antara pendidikan
dan ketahanan nasional. Dikarenakan pendidikan merupakan institusi budaya yang menyentuh
awal seorang manusia, dan merupakan alat utama ketahanan nasional.

2. Ketahanan Nasional dalam Bidang Pangan

Harga pengan tiga tahun terahir mengalami peningkatan tiga kali lipat, tidak terkecuali bagi bangsa
Indonesia. Hal tersebut desebabkan oleh beberapa faktor antara lain: Gejala perubahan iklim yang
mengacaukan ramalan produksi pangan strategis, peningkatan permintaan komoditas pangan
karena konversi terhadap biofuel, dan aksi para infistor (spekulan) tingkat global karena kondisi
pasar keuangan yang tidak menentu. Indonesia pada strategi pembangunan pertanian mengikuti
tiga prinsip yaitu: broad-baseddan terintegrasi dengan ekonomi makro, pemerataan dan
pemberantasan kemiskinan, dan pelestarian lingkungan hidup. Mengenai hal tersebut ada pula
strategi baru yang ditawarkan guna menciptakan pembangunan pertanian yang lebih efektif.
Strategi baru tersebut antara lain: Pertama, pembangunan pertanian wajib mengedepankan riset
dan pengembangan teruta yang mampu menjawab tantangan adaptasi perubahan iklim. Kedua,
integrasi pembangunan ketahanan pangan dengan strategi pengembangan energi, termasuk energi
alternatif. Ketiga, pembangunan pertanian perlu inheren, perlu melindungi petani produsen (dan
konsumen).

3. Ketahanan Dibidang Politik Ketahanan di bidang politik berupa ketahanan politik nasional agar
tidak di intervensi oleh pihak dalam negri yang mencoba memamfaatkan situasi dan kondisi dalam
negri, baik dari pihak dalam negri itu sendiri dari pihak asing. Jika diamati secara seksama,

30 | PKN-Sastra Indonesia
ketahanan dalam bidang politik ini merupakan garda terdepan bagi ketahanan-ketahanan lainnya,
baik ketahanan ekonomi, sosial budaya, HANKAM, dan pangan.

4. Ketahanan Dibidang Ekonomi Ketahanan dibidang ekonomi merupakan ketahanan berupa


kemampuan dan kemandirian suatu bangsa dan negara dalam bidang ekonomi nasionalnya,
sehingga tidak mudah dientervensi dan tidak mudah terpengaruhi oleh keadaan ekonomi negara
asing.

5. Ketahanan Dibidang Sosial dan Budaya

Ketahanan sosial budaya merupakan ketahanan atau eksistensi budaya lokal suatu bangsa atau
negara dari kontaminasi budaya asing yang mencoba mempengaruhi budaya lokal.

6. Ketahanan Dibidang Pertahanan dan Keamanan Merupakan ketahanan suatu bangsa dan
negara atas segala ancaman, hambatan, dan gangguan yang mungkin datang dari dalam dan
luar negri, yang dapat mengancam keutuhan NKRI.

PERTEMUAN 9 : DEMOKRASI

A. Konsep Demokrasi

1. Arti Demokrasi

Demokrasi berasal dari kata Yunani “Demos” dan “Kratos”. “Demos”artinya “Rakyat”. kata
“Kratos” berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat,yaitu pemerintahan
yang rakyatnya memegang peranan yang sangat menenentukan. Kata demokrasi merujuk kepada
konsep kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilnya yang diplih melalui pemilu. Pemerintahan di Negara demokrasi
juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragarna, berpendapat, berserikat setiap
warga Negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan menghormati hak-hak kelompok
minoritas; dan masyarakat warga Negara memberi peluang yang sama untuk mendapatkan
kehidupan yang layak.

2. Manfaat Demokrasi Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang
demokratis, yaitu:

31 | PKN-Sastra Indonesia
1. Kesetaraan sebagai warga Negara.

Disini demokrasi memperlakukan semua orang adalah sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan
menuntut perlakuan sama terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga
Negara.

2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat mencerminkan keinginan rakyatnya.


Semakin besar suara rakyat dalam menentukan semakin besar pula kemungkinan kebijakan itu
menceminkan keinginan dan aspirasi rakyat.

3. Pluralisme dan kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan dalam


masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara para warga Negara. Dalam demokrasi untuk
mengatasi perbedaan-perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan dengan
paksanaan atau pameran kekuasaan.

4. Menjamin hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar tentang hak-hak


sipil dan politis; hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan berkumpul, hak
bergerak, dsb. Hak-hak itu memungkinkan pengembangan diri setiap individu dan memungkinkan
terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik.

5. Pembaruan kehidupan social. Demokrasi memungkinkan terjadinya pembawan kehidupan


social. Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin dan pergantian para politisi
dilakukan dengan cara yang santun, dan damai. Demokrasi memuluskan proses alih generasi tanpa
pergolakan.

3. Ciri-Ciri Sistem Demokrasi

Ciri-ciri sistem demokrasi dimaksudkan untuk membedakan penyelenggaraan pemerintahan


Negara yang demokratis, yaitu:

1. Memungkinkan adanya pergantian pemerintahan secara berkala;

2. Anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama menempati kedudukan dalam


pemerintahan untuk masa jabatan tertentu, seperti; presiden, menteri, gubemur dsb;

32 | PKN-Sastra Indonesia
3. Adanya pengakuan dan anggota masyarakat terhadap kehadiran tokoh-tokoh yang sah yang
berjuang mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan; sekaligus sebagai tandingan bagi
pemerintah yang sedang berkuasa;

4. Dilakukan pemilihan lain untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah tertentu yang diharapkan
dapat mewakili kepentingan rakyat tertentu;

5. Agar kehendak masing-masing golongan dapat diketahui oleh pemenntah atau anggota
masyarakat lain, maka harus diakui adanya hak menyatakan pendapat (lisan, tertulis, pertemuan,
media elektronik dan media cetak, dsb);

6. Pengakuan terhadap anggota masyarakat yang tidak ikut serta dalam pemilihan umum.

PERTEMUAN 10: OTONOMI DAERAH

A. Pengertian Otonomi Daerah

Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani
Otonomi Daerah berasal dari 2 kata yaitu, kata “Autos” berarti “Sendiri”, dan kata “Nomos” berarti
“Aturan atau undang-undang”. sehingga dapat diartikan bahwa otonomi daerah merupakan
kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus
rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas-batas wilayah. Otonomi daerah diatur dalam undang-undang terbaru nomor 32 tahun 2004
tentang Otonomi Daerah, yang mengatakan bahwa otonomi daerah merupakan “Penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945” (Pasal 1 angka 2 UU NO. 32 tahun
2004).

B. Tujuan OTDA

1. Supaya tidak terjadi pemusatan kekuasaan dipusat sehingga jalannya penyelenggaraan


pemerintahan dapat berjalan lancer;

33 | PKN-Sastra Indonesia
2. Pemerintahan tidak hanya dijalankan oleh pemerintah pusat, tetapi oleh pemerintah daerah;

3. Kesejahteraan masyarakat didaerah semakin meningkat karena pembangunan didaerah


disesuaikan dengan kebutuhan didaerah;

4. Daya kreasi dan inovasi masyarakat didaerah semakin meningkat karena setiap daerah berusaha
untuk menampilkan keunggulan daerahnya masing-masing, dan 5. Meningkatkan pemberdayaan
lembaga kemasyarakatan didaerah dalam rangka partisipasi otonomi daerah.

A.Beberapa Faktor Penentu Keberhasilan Otonomi Daerah

Beberapa faktor-faktor yang menetukan prospek otonomi daerah, diantaranya, yaitu :

1. Faktor Manusia Faktor manusia merupakan subyek penggerak (Faktor dinamis) dalam
peenyelenggaraan otonomi daerah. Faktor manusia ini haruslah baik, dalam pengertian moral
maupun kapasitasnya. Faktor ini mencakup unsur pemerintah daerah yang terdiri dari Kepala
Daerah dan DPRD, aparatur daerah maupun masyarakat daerah yang merupakan lingkungan
tempat aktivitas pemerintahan daerah tersebut.

2. Faktor Keuangan Faktor Keuangan merupakan tulang punggung bagi terselenggaranya aktivitas
pemerintahan Daerah. Salah satu ciri daerah otonom adalah terletak

pada kemampuan self supportingnya / mandiri dalam bidang keuangan. Karena itu, kemampuan
keuangan ini akan sangat memberikan pengaruh terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Contoh sumber keuangan daerah yang asli misalnya pajak dan retribusi daerah, hasilm perusahaan
daerah dan dinas daerah, serta hasil daerah lainnya yang sah, haruslah mampu memberikan
kontribusinya bagi keuangan daerah. Keberhasilan otonomi daerah tidak lepas dari kemampuan
bidang keuangan yang merupakan salah satu indikator penting dalam menghadapi otonomi daerah.
Kedudukan faktor keuangan dalam penyelenggaraan suatu pemerintah sangat penting, karena
Pemerintahan Daerah tidak akan dapat melaksanan fungsinya dengan efektif dan efisien tanpa
biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan pembangunan dan keuangan inilah yang
mrupakan salah satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Suatu daerah otonom diharapkan mampu atau
mandiri di dalam membiayai kegiatan pemerintah daerahnya dengan tingkat ketergantungan
kepada pemerintah pusat mempunyai proposal yang lebih kecil dan Pendapatan Asli Daerah

34 | PKN-Sastra Indonesia
(PAD) harus menjadi bagian yang terbesar dalam memobilisasi dana penyelenggaraan pemerintah
daerah. Oleh karena itu,sudah sewajarnya apabila Pendapatan Asli Daerah (PAD) dijadikan tolak
ukur dalam pelaksanaan otonomi daerah demi mewujudkan tingkat kemandirian dalam
menghadapi otonomi daerah.

B. Dampak Otonomi Daerah

1. Dampak Positif

Dampak positif otonomi daerah adalah bahwa dengan otonomi daerah makapemerintah daerah
akan mendapatkan kesempatan untuk menampilkan identitas lokalyang ada di masyarakat.
Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah pusatmendapatkan respon tinggi dari
pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yangberada di daerahnya sendiri. Bahkan dana
yang diperoleh lebih banyak daripada yangdidapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah
pusat. Dana tersebut memungkinkanpemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta
membangun program promosikebudayaan dan juga pariwisata.

2. Dampak Negatif

Dengan bergulirnya otonomi daerah ini, maka akan timbul raja-raja kecil didaerah, berupa terbuka
luasnya pintu kewenangan bagi Pemerintahan Daerah (Kepala Daerah dengan DPRD) untuk
membuat berbagai kebijakan daerahnuya. Hal ini akan menjadi dampak negatif dari otonomi
daerah tersebut, berupa adanya kesempatan bagi oknum-oknum di pemerintah daerah untuk
melakukan tindakan yang dapat merugika negara dan rakyat seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.
Selain itu terkadang ada kebijakan-kebijakan daerah yang tidak sesuai dengan konstitusi negara
yang dapat menimbulkan pertentangan antar daerah satu dengan daerah tetangganya, atau bahkan
daerah dengan negara, seperti contoh pelaksanaan Undang-undang Anti Pornografi ditingkat
daerah. Hal tersebut dikarenakan dengan system otonomi daerah maka pemerintah pusat akan lebih
susah mengawasi jalannya pemerintahan di daerah, selain itu karena memang dengan system
otonomi daerah membuat peranan pemeritah pusat tidak begitu berarti.

C. Perbedaaaan otonomi daerah dengan negara federal

1). Bentuk Negara Jika dilihat dari bentuk negaranya, antara otonomi daerah dengan negara
Federal terdapat perbedaa sebagai berikut :

35 | PKN-Sastra Indonesia
a. Federasi: federal, serikat.

b. Desentralisasi: kesatuan

2). Kedaulatan pemerintahannya

Yang membedakan antara otonomi daerah dengan negara federal jika dilihat dari kedaulatan
pemerintahannya ialah sebagai berikut :

a. Federasi: penuh keluar dan sebagian ke dalam.

b, Desentralisasi: penuh luar dalam.

3). Segi Kewenangannya Jika dilihat dari kewenangan antara OTDA dengan negara federal,
terdapat beberapa perbedaan secara substansi

a. Federasi lebih luas, karena:

a). Berwenang membuat UUD sendiri;

b). Kepala negara mempunyai hak Veto (Pembatalan keputusan) yang di ajukan oleh parlemen
(Senat dan kongres);

c). Hanya masalah keuangan, pertahanan negara, pos, telekomunikasi dan hubungan luar
negeri yang menjadi urusan pemerintah pusat (federal), selebihnya menjadi kewenangan
negara bagian.

b. Desentralisasi: Kewenangannya agak sempit, karena:

1. Berwenang membuat peraturan sendiri yang bukan UUD;

2. Kebijakan yang menyangkut persoalan politik, ekonomi, sosial budaya, moneter, fiskal,
agama serta pertahanan dan keamanan merupakan urusan pemerintah pusat.

4). Bentuk dan Tingkatan Daerah/Negara Bagian

1. Federasi: satu bentuk dan setingkat dengan negara bagian yang lain.

36 | PKN-Sastra Indonesia
2. Desentralisasi: tiga bentuk dan dua tingkatan. Ketiga bentuk daerah tersebut adalah daerah
provinsi, daerah kabupaten dan daerah kota. Daerah kabupaten dan daerah daerah kota tersebut
memiliki tingkatan yang sama yaitu sama-sama berada di bawah daerah provinsi. Sedangkatan
dua tingkatan yang di maksud adalah daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota (tinkat I dan
II).

PERTEMUAN 11 : HAK ASASI MANUSIA (HAM)

A. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

Istilah Hak Asasi terdiri dari dua kata, yaitu “Hak” dan “Asasi”. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia “hak” diartikan sebagai “Milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat
sesuatu, kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat”
Sedangkan secara umum hak sering diartikan sebagai kewenangan yang dimiliki manusia untuk
memperoleh sesuatu, dan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sedangkan kata “Asasi”
diartikan sebagai dasar atau pokok.

B.Ciri-ciri Khusus Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus jika dibandingkan dengan hak-hak yang lain. Antara
lain adalah sebagai berikut :

1. Universal , artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status, suku
bangsa, gender, atau perbedaan lainnya. Persamaan adalah salah satu dari ide-ide hak asasi
manusia yang mendasar.

2. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah ada sejak
lahir.

3. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau diserahkan.

4. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak sipil dan
politik atau hak ekonomi, sosial, dan budaya.

37 | PKN-Sastra Indonesia
C. Teori Hak Asasi Manusia (HAM)

Teori HAM sekilas bagi kebanyakan orang merupakan ide cemerlang dan tampak manis, namun
pada kenyataannya masih banyak teori yang berbahaya dan berdampak buruk, tidak saja bagi dunia
tetapi juga bagi umat manusia keseluruhan. Teori-teori HAM antara lain adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan kebebasan berkeyakinan, manusia berhak meyakini ideology atau agama apapun,
dan juga mengingkari suatu agama atau ide apapun, sekalipun itu salah. Sehingga, wajar apabila
ide ini menihilkan peran agama (Atheis) dan menyubur kan pemurtadan, bahkan untuk tidak
beragama seperti munculnya berbagai aliran sesat di Indonesia.

b. Berdasarkan kebebasan berpendapat, setiap orang berhak menyatakan pendapat apapun dalam
hal apapun tanpa terikat apapun.

c. Berdasarkan kebebasan berperilaku, setiap orang berhak menjalani kehidupan sesuai dengan
kehendaknya selama tidak melanggar kehidupan pribadi orang lain.

d. Berdasarkan kebebasan berkepemilikan, manusia berhak memiliki segala sesuatu sesuka hatinya
dan menggunakan segala sesuatu miliknya itu sekehendaknya selama tidak melanggar hak-hak
orang lain.

38 | PKN-Sastra Indonesia

Anda mungkin juga menyukai