Disusun oleh:
Anggun Meisya Permatasari (302017005)
Desih Fira Wibowo (302017021)
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penyusun telah
menyelesaikan Tugas Case Analized Method dengan membahas “Asuhan
Keperawatan pada Bayi Laki-laki dengan Gangguan Prematur dengan Usia Gestasi 28
Minggu” dalam bentuk makalah.
Makalah ini telah penyusun susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehigga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sebagai mahasiswa yang
pengetahiannya belum seberapa, masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
sempurna dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penyusun sangat
mengharapkan saran ataupun masukan agar penyusun dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
kepada yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PEBDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan anak di Indonesia terkait dengan tingginya angka
kematian bayi yang menjadi indikator penting dari kesehatan suatu bangsa.
Kematian bayi baru lahir atau kematian neonatal merupakan faktor
penyumbang terbesar tingginya angka kematian bayi di Indonesia (Rustina,
2015).
Bayi prematur dengan karakteristik fungsi fisiologis tubuhnya yang
immatur beresiko untuk mengalami berbagai masalah kesehatan seperti infeksi,
masalah pernapasan, masalah gastrointestinal, keterlambatan perkembangan
dan masalah minum (Rustina, 2015).
Berbagai upaya untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan bayi
perlu dilakukan. Konservasi energi pada bayi khususnya mereka yang prematur
perlu dilakukan agar energi bayi dapat digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan sehingga kualitas hidup bayi prematur dapat optimal. (Rustina,
2015).
Bayi prematur dan bayi resiko tinggi lainnya memerlukan tenaga
profesional yang mempunyai keterampilan perawatan lanjut, berfikir kritis, dan
mampu membuat keputusan klinik dengan tepat. Oleh sebab itu, pendidikan
bagi perawat dan calon perawat profesional merupakan faktor yang sangat
penting dalam meningkatkan kesehatan bayi (Rustina, 2015).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan acuan yang akan menjadi bahasan. Adapun
beberapa rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari DHF prematur?
2. Bagaimana etiologi dari prematur?
3. Bagaimana patofisiologi dari prematur?
1
2
C. Tujuan
Berdasarkan kepada rumusan masalah, adapun beberapa tujuan dalam
makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi dari DHF prematur.
2. Mengetahui etiologi dari prematur.
3. Mengetahui patofisiologi dari prematur.
4. Mengetahui tanda dan gejala dari prematur.
5. Mengetahui komplikasi yang dapat ditimbulkan prematur.
6. Mengetahui penatalaksanaan prematur.
7. Mengetahui diagnosa keperawatan yang akan muncul dari penyakit
prematur pada kasus.
8. Mengetahui intervensi dari penyakit prematur pada kasus sesuai
diagnosa yang muncul.
9. Mengetahui akibat penyakit terhadap pertumbuhan anak.
10.Mengetahui akibat penyakit terhadap perkembangan anak.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Prematur
Kontraksi reguler yang terjadi pada usia gestasi <37 minggu dan terdapat
perubahan pada serviks. Menurut POGI, persalinan preterm jika terjadi saat
usia kehamilan 22-37 minggu. Makin muda usia kehamilan, semakin rendah
berat badan bayi saat lahir, resiko kematian neonatal pun semakin tinggi. Usia
kehamilan 32 minggu, diperkiakan berat badan lahir bayi >1500 gram,
kemungkinan hidup 85% (Tanto, 2014).
Bayi prematur adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. Berasarkan
kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi 3 (Wiratama,
2012).
1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34
minggu.
3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari
28 minggu.
B. Etiologi
Secara teoritis faktor risiko prematur dibagi menjadi 4 faktor, yaitu faktor
iatrogenik, faktor maternal, faktor janin, dan faktor perilaku (Novi, 2011).
1. Faktor iatrogenik merupakan faktor dari kesehatan medis.
2. Faktor maternal meliputi riwayat prematur sebelumnya, umur ibu,
paritas ibu, plasenta previa, kelainan serviks (serviks inkompetensi),
hidramnion, infeksi intra-amnion, hipertensi dan trauma.
3. Faktor janin meliputi kehamilan kembar (gemelli), janin mati (IUFD),
dan cacat bawaan (kelainan kongenital).
4. Faktor perilaku meliputi ibu yang merokok dan minum alkohol.
3
4
Kejadian BBLR dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu faktor ibu,
plasenta maupun faktor janin itu sendiri (Septa, 2011).
1. Faktor ibu meliputi : umur (umur < 20 tahun, umur > 35 tahun), paritas
(kurang dari 2 dan lebih dari 4), malnutrisi, keadaan sosial (golongan
sosial ekonomi rendah, tingkatpendidikan rendah, status bekerja dan
perkawinan yang tidak sah).
2. Penyakit dari ibu: toxemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma
fisik, hipertensi, penyakit ginjal, edemisitas malaria dan psikologis, dan
nefritis akut.
3. Faktor penyebab lain antara lain : merokok, tempat tinggal di dataran
tinggi, radiasi, peminum alkohol dan pecandu narkoba.
4. Dari faktor janin meliputi :hidramnion, kehamilan ganda, kelainan
kromosom, infeksi. Sementara dari faktor plasenta yaitu penyakit
vaskuler, kehamilan ganda dan tumor.
C. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan
(BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai
2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi
sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya
kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat
normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak
menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat
hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan
kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada
5
masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian
yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di
bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang
paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi
besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk
metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada
saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan,
BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan
mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu
hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas
maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan
prematur juga lebih besar.
F. Penatalaksanaan
Dalam penatalaksanaan persalinan preterm, perlu atau tidaknya
dipertahankan, dinilai dari berbagai faktor yang dijadikan pertimbangan (Tanto,
2014).
1. Selaput ketuban – jika sudah pecah, persalinan menjadi pilihan
7
8
9
B. Biodata
1. Identitas Neonatus
a. Nama : By.A
b. Tempat, Tanggal Lahir : 10 April 2019
c. Usia : 2 hari
d. Jenis Kelamin : Laki-laki
e. Tanggal Masuk : 10 April 2019
f. Tanggal Pengkajian : 12 April 2019
g. Diagnosa Medis : Prematur
h. Jaminan Kesehatan : umum
2. Identitas Orangtua
a. Nama Ayah/Ibu : Ny.B
b. Usia : 20 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : IRT
e. Agama : Islam
f. Alamat : Jl. Mutiara
g. No. HP : 08221345678
RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan masuk Rumah Sakit
lahir dengan usia gestasi 28 minggu. Bayi lahir dengan spontan ditolong oleh
bidan.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Kaji riwayat kesehatan dahulu
3. Keluhan utama
10
BBLR
Genogram :
Diagnosa:
…………………………………
Riwayat Kehamilan :
Penyakit infeksi
Periksa Kehamilan :
Imunisasi TT Ya Tidak
Riwayat Kelahiran :
Ekstraksi Vakum
Sebutkan : ……………………………….
12
√
jaundice : Ya Tidak, Dilakukan IMD : Ya Tidak
Pengobatan yang didapat : antibiotik, terpasang infus untuk nutrisi (Dx 10% lemak dan
aminofusin) 4 gtt/mnt dan di simpan di inkubator, di berikan oksigen ½ lt/mnt.
PENGKAJIAN FISIK
1. Pemeriksaan Fisik
√ Kuning
Stomatitis Anus stoma
mottled
Labio/palatoskisis
Frekuensi Luka : Ada tidak
Pendarahan gusi :…………X/hari
Turgor : Elastis Tidak elastis Hijau Terdapat darah Kelainan tulang : ada tidak
Cair Dempul
Bising usus :……….x/ menit Gerakan anak: bebas terbatas
Urin :
Diet Lain-lain
:…………………………………………
√
Spontan kateter :…………………………………
………………… urin Cystostomy ………
Mual :
i. Neurologi
Muntah : J. Kelainan yang lain:
Kesadaran
Jumlah kebutuhan cairan per hari : Pembesaran organ :
:………………………
Ada Tidak
√ GCS
ada
:………………………
Sebutkan :
K. Istiharahat dan tidur Pupil isokor anisokor
Pembesaran kepala dari
Lama tidur : Reflek thdp cahaya :
badan, ubun-ubun dan
Apakah bayi tidur nyenyak : satura lebar,. Ada Tidak ada
………………………
……………….
PENGKAJIAN PSIKOSPIRITUAL
Ibu terlihat sedih dengan kodisi anaknya, ibu tidak tahu cara merawat bayi dengan prematur. Asi ibu
belum keluar.
Harap orangtua terhadap perawatan dan pengobatan saat ini
Aturan dalam agama yang mempengaruhi kesehatan dalam hal : Diet Pengobatan Lain-
lain
Sebutkan
:……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………….
Penerimaan keluarga
:……………………………………………………………………………………………………………
…………………….
PENGKAJIAN SOSIOKULTURAL
Status social
Tempat tinggal C
Rumah CPanti C
Tempat penitipan anak
Yang merawat klien : CIbu Nenek Pengasuh Lain – lain Sebutkan …………………………..
C
C C
Kerabat terdekat yang dapat dihubungi : Nama :…………………………….
Hubungan:…………………..telepon:…………….
Suku : Jawa C
Batak C Madura C Betawi C Lain – lain Sebutkan …………………………..
C
Sebutkan :
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………….
17
Kebutuhan Edukasi
C Lain – lain,
Sebutkan
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………
: C Ya C
Tidak, Alasan :
…………………………………………………………………
18
Antibiotik
Oksigen ½ lt/mnt
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
C. Analisa Data
Masalah
Data Fokus Etiologi
Keperawatan
DS: bayi dilakukan Bayi lahir premature Ketidakefektifan
resusitasi neonates, ↓ bersihan Jalan napas
dilakukan penghisapan System pernafasan yang
lender, dilakukan imatur
19
rangsangan, bayi ↓
diberikan O2 ½ lt/menit Paru-paru terisi cairan
DO : ↓
RR : 65 x/menit Paru diisi oleh O2 &
Terdapat retraksi, mendesak cairan keluar dari
terdapat nafas cuping paru-paru
hidung, saturasi O2 88% ↓
Kegagalan pengeluaran
cairan
↓
Reflek telan ↓
↓
Cairan menumpuk dijalan
napas
↓
Ketidakefektifan bersihan
Jalan napas
DS : bayi lahir dengan Bayi lahir prematur Ketidakseimbangan
BB 1900 gr, bayi ↓ nutrisi kurang dari
terpasang OGT dengan ASI ibu belum keluar kebutuhan tubuh
pemberian nutrisi susu ↓
formula 8 x15 cc. ASI Pemberian susu formula
belum keluar. ↓
DO : BB bayi 1700 gr, Lambung imatur
pada jam makan ↓
sebelumnya bayi Sistem GI ↓
tampak regurgitasi, pada ↓
saat aspirasi terdapat Reflek telan imatur
sisa cairan lambung ↓
20
Resiko ketidakseimbangan
suhu tubuh
Ibu tidak tahu dengan Faktor kelahiran bayi prematur Defisiensi pengetahuan
perawatan bayi prematur ↓ b.d kurang informasi
Belum ada infomasi mengenai
perawat bayi pematur
↓
Defisiensi pengetahuan
D. Masalah Prioritas
1. Ketidakefektifan bersihan Jalan napas
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Ikterik neonatus b.d penurunan berat badan
4. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh
5. Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi
22
E. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Keperawatan
1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan a. Buka jalan nafas dekan a. Memudahan dan
bersihan jalan tindakan teknik Chin lift atau melancarkan O2 dan CO2
napas b.d obstruksi keperawatan selama jaw trust, sebagaimana masuk dan keluar.
jalan napas 3 x 24 jam bayi bisa mestinya. b. Memenuhi dalam proses
bernapas tanpa alat b. Identifikasi kebutuhan dan menghindari infeksi.
bantu. Dengan aktual atau fotensial c. Memudahkan bayi
kriteria hasil. pasien untuk bernapas dengan cepat.
a. Berkurangnya memasukan alat d. Adanya tanda-tanda dan
secret untuk pembuka jalan napas. gejala suara napas
membuka jalan c. Buang secret pasien tambahan atau tidak yang
napas. dengan teknik akan menghambat dalam
b. RR 65 x/menit menyedot/menghisap penyembuhan.
menjadi 60 lender. e. Untuk memantau dan untuk
x/menit. d. Auskultasi suara nafas, memenuhi status pasien
catat area yang serta memudahkan dalam
ventilasinya menurun
23
3 Ikterik neonatus b.d Setelah dilakukan a. Monitoring dan atur a. Untuk mengetahui kebutuhan
penurunan berat tindakan kebutuhan oksigen oksigen bayi terpenuhi
badan keperawatan selama b. Ganti posisi bayi secara b. Dengan mengganti posisi
3 x 24 jam, berkala bayi secara berkala memberi
berkurangnya kadar c. Informasikan orang tua kenyamanan pada bayi
bilirubin. Dengan mengenai pertimbangan c. Untuk mengetahui keadaan
kriteria hasil. perkembangan bayi pertumbuhan bayi setiap
1. Berkurangnya prematur harinya kepada orang tua
sklera ikterik d. Agar tidak terjadi kelainan
organ pada bayi
25
3. Bayi bernapas
tanpa alat bantu
4. Ibu dapat
memberikan ASI
5 Defisiensi setelah dilakukan a. Jelaskan tanda dan a. Untuk mengetahui gejala
pengetahuan b.d tindakan gejala umum penyakit. yang akan timbul pada
kurang informasi keperawatan 3x24 b. Beritahu keluarga penyakit tersebut.
jam, ibu mengetahui alasan dari pemberian b. Agar mengetahui fungsi
cara merawat bayi terapi. dari terapi tersebut
prematur c. Beritahu keluarga c. Agar tidak terjadi hal-hal
tanda dan gejala yang yang berakibat fatal.
perlu dilaporkan
kepada petugas
kesehatan.
BAB IV
KESIMPULAN
Bayi prematur adalah bayi yang lahir belum cukup bulan (usia kurang dari
37 minggu). Makin muda usia kehamilan, semakin rendah berat badan bayi saat
lahir, resiko kematian neonatal pun semakin tinggi. Usia kehamilan 32 minggu,
diperkiakan berat badan lahir bayi >1500 gram.
Faktor risiko prematur dibagi menjadi 4 faktor, yaitu faktor iatrogenik,
faktor maternal, faktor janin, dan faktor perilaku.
Gejala yang dirasakan seperti sakit di punggung bagian bawah, kontraksi
setiap 10 menit, kram di bagian perut bawah, keluar cairan dari vagina,
perdarahan di vagina, sering mengalami keputihan, pinggul terasa tertekan,
mual, muntah, atau bahkan diare.
Bayi premature memiliki risiko komplikasi penyakit lebih besar seperti
gangguan fungsi organ tubuh, seperti jantung, otak, saluran pernapasan, saluran
pencernaan, serta gangguan kekebalan tubuh dan sulit mengatur suhu tubuh.
Bayi premature juga berpotensi mengalami penyakit kuning, karena organ hati
yang belum matang. lumpuh otak (cerebral palsy), gangguan pendengaran dan
penglihatan, penurunan kecerdasan, gangguan psikologis, hingga bayi
meninggal mendadak.
27
DAFTAR PUSTAKA
Septa, W. (2011). Faktor Risiko Bayi Berat Badan Lahir Rendah di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2010. JKKI. Diakses pada 10 April 2019.
28