Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI LAKI-LAKI DENGAN

GANGGUAN PREMATUR USIA DENGAN USIA GESTASI 28 MINGGU


Makalah ini ditujukan untuk memenuhi Tugas Case Analized Method
Dosen Pembimbing:
Yusi Sofiyah M.Kep. Ns. Sp. Kep. An

Disusun oleh:
Anggun Meisya Permatasari (302017005)
Desih Fira Wibowo (302017021)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penyusun telah
menyelesaikan Tugas Case Analized Method dengan membahas “Asuhan
Keperawatan pada Bayi Laki-laki dengan Gangguan Prematur dengan Usia Gestasi 28
Minggu” dalam bentuk makalah.
Makalah ini telah penyusun susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehigga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sebagai mahasiswa yang
pengetahiannya belum seberapa, masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
sempurna dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penyusun sangat
mengharapkan saran ataupun masukan agar penyusun dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
kepada yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Bandung, April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PEBDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................................... 3
A. Definisi Prematur ............................................................................................... 3
B. Etiologi ............................................................................................................... 3
C. Patofisiologi ....................................................................................................... 4
D. Tanda dan Gejala................................................................................................ 5
E. Komplikasi yang dapat Ditimbulkan Prematur .................................................. 6
F. Penatalaksanaan ................................................................................................. 6
BAB III ANALISA KASUS DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN .......... 8
A. Kasus Bayi Prematur ......................................................................................... 8
B. Biodata ............................................................................................................... 9
C. Analisa Data ..................................................................................................... 18
D. Masalah Prioritas .............................................................................................. 21
E. Intervensi Keperawatan .................................................................................... 22
BAB IV KESIMPULAN ............................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PEBDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan anak di Indonesia terkait dengan tingginya angka
kematian bayi yang menjadi indikator penting dari kesehatan suatu bangsa.
Kematian bayi baru lahir atau kematian neonatal merupakan faktor
penyumbang terbesar tingginya angka kematian bayi di Indonesia (Rustina,
2015).
Bayi prematur dengan karakteristik fungsi fisiologis tubuhnya yang
immatur beresiko untuk mengalami berbagai masalah kesehatan seperti infeksi,
masalah pernapasan, masalah gastrointestinal, keterlambatan perkembangan
dan masalah minum (Rustina, 2015).
Berbagai upaya untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan bayi
perlu dilakukan. Konservasi energi pada bayi khususnya mereka yang prematur
perlu dilakukan agar energi bayi dapat digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan sehingga kualitas hidup bayi prematur dapat optimal. (Rustina,
2015).
Bayi prematur dan bayi resiko tinggi lainnya memerlukan tenaga
profesional yang mempunyai keterampilan perawatan lanjut, berfikir kritis, dan
mampu membuat keputusan klinik dengan tepat. Oleh sebab itu, pendidikan
bagi perawat dan calon perawat profesional merupakan faktor yang sangat
penting dalam meningkatkan kesehatan bayi (Rustina, 2015).

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan acuan yang akan menjadi bahasan. Adapun
beberapa rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari DHF prematur?
2. Bagaimana etiologi dari prematur?
3. Bagaimana patofisiologi dari prematur?

1
2

4. Apa saja tanda dan gejala dari prematur?


5. Apa saja komplikasi yang dapat ditimbulkan prematur?
6. Bagaimana penatalaksanaan prematur?
7. Apa saja diagnosa keperawatan yang akan muncul dari penyakit
prematur pada kasus?
8. Bagaimana intervensi dari penyakit prematur pada kasus sesuai
diagnosa yang muncul?
9. Bagaimanakah akibat penyakit terhadap pertumbuhan anak?
10.Bagaimanakah akibat penyakit terhadap perkembangan anak?

C. Tujuan
Berdasarkan kepada rumusan masalah, adapun beberapa tujuan dalam
makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi dari DHF prematur.
2. Mengetahui etiologi dari prematur.
3. Mengetahui patofisiologi dari prematur.
4. Mengetahui tanda dan gejala dari prematur.
5. Mengetahui komplikasi yang dapat ditimbulkan prematur.
6. Mengetahui penatalaksanaan prematur.
7. Mengetahui diagnosa keperawatan yang akan muncul dari penyakit
prematur pada kasus.
8. Mengetahui intervensi dari penyakit prematur pada kasus sesuai
diagnosa yang muncul.
9. Mengetahui akibat penyakit terhadap pertumbuhan anak.
10.Mengetahui akibat penyakit terhadap perkembangan anak.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Prematur
Kontraksi reguler yang terjadi pada usia gestasi <37 minggu dan terdapat
perubahan pada serviks. Menurut POGI, persalinan preterm jika terjadi saat
usia kehamilan 22-37 minggu. Makin muda usia kehamilan, semakin rendah
berat badan bayi saat lahir, resiko kematian neonatal pun semakin tinggi. Usia
kehamilan 32 minggu, diperkiakan berat badan lahir bayi >1500 gram,
kemungkinan hidup 85% (Tanto, 2014).
Bayi prematur adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. Berasarkan
kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi 3 (Wiratama,
2012).
1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34
minggu.
3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari
28 minggu.

B. Etiologi
Secara teoritis faktor risiko prematur dibagi menjadi 4 faktor, yaitu faktor
iatrogenik, faktor maternal, faktor janin, dan faktor perilaku (Novi, 2011).
1. Faktor iatrogenik merupakan faktor dari kesehatan medis.
2. Faktor maternal meliputi riwayat prematur sebelumnya, umur ibu,
paritas ibu, plasenta previa, kelainan serviks (serviks inkompetensi),
hidramnion, infeksi intra-amnion, hipertensi dan trauma.
3. Faktor janin meliputi kehamilan kembar (gemelli), janin mati (IUFD),
dan cacat bawaan (kelainan kongenital).
4. Faktor perilaku meliputi ibu yang merokok dan minum alkohol.

3
4

Kejadian BBLR dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu faktor ibu,
plasenta maupun faktor janin itu sendiri (Septa, 2011).
1. Faktor ibu meliputi : umur (umur < 20 tahun, umur > 35 tahun), paritas
(kurang dari 2 dan lebih dari 4), malnutrisi, keadaan sosial (golongan
sosial ekonomi rendah, tingkatpendidikan rendah, status bekerja dan
perkawinan yang tidak sah).
2. Penyakit dari ibu: toxemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma
fisik, hipertensi, penyakit ginjal, edemisitas malaria dan psikologis, dan
nefritis akut.
3. Faktor penyebab lain antara lain : merokok, tempat tinggal di dataran
tinggi, radiasi, peminum alkohol dan pecandu narkoba.
4. Dari faktor janin meliputi :hidramnion, kehamilan ganda, kelainan
kromosom, infeksi. Sementara dari faktor plasenta yaitu penyakit
vaskuler, kehamilan ganda dan tumor.

C. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan
(BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai
2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi
sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya
kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat
normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak
menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat
hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan
kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada
5

masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian
yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di
bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang
paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi
besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk
metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada
saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan,
BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan
mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu
hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas
maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan
prematur juga lebih besar.

D. Tanda dan Gejala


Menurut Abraham M. Rudolph, dkk (2006) Tanda dan gejala bayi
premature adalah sebagai berikut (Darmawan, 2018).
1. Bayi yang lahir sebelum usia gestasi 38 minggu dikatakan lahir preterm
atau lahir prematur, dan dapat mengalami berbagai masalah selama
periode neonatal. Risiko berbagai komplikasi ini sebanding dengan
derajat prematuritas.
2. Sebagian besar sistem organ mengalami perkembangan struktural dan
fungsional berkesinambungan selama 3 bulan terakhir kehidupan
intrauterin. Kelahiran prematur menuntut adaptasi pada kehidupan
ekstrauterin. sebelum sistem organ ini berkembang secara memadai.
6

3. Bayi seperti ini tidak dapat mempertahankan suhu badannya atau


mengisap atau menelan. Mereka akan lebih ikterik dan lebih rentan
terhadap efek neurotoksik bilirubin tidak terkonjugasi.
4. Mereka juga lebih mungkin menderita asfiksia intrapartum dan
kegagalan napas setelah lahir karena struktur dan fungsi paru yang
belum sempuna atau menderita apnea berulang karena pengaturan
fungsi napas masih buruk.
5. Mungkin terdapat duktus arteriosus paten dengan gagal jantung
kongestif. Beberapa masalah ini memerlukan terapi oksigen, tetapi
pembuluh darah retina yang belum berkembang sempurna lebih rentan
terhadap efek toksik oksigen (retinopati prematuritas).

E. Komplikasi yang dapat Ditimbulkan Prematur


Kelahiran prematur berdampak pada ibu dan bayi yang dilahirkan. Bayi
prematur memiliki risiko komplikasi penyakit lebih besar dibandingkan dengan
bayi normal. Komplikasi terbagi menjadi dua jenis (Alodokter, 2019).
1. Komplikasi jangka pendek. Bayi prematur berisiko mengalami
sejumlah gangguan fungsi organ tubuh, seperti jantung, otak, saluran
pernapasan, saluran pencernaan, serta gangguan kekebalan tubuh dan
sulit mengatur suhu tubuh. Bayi prematur juga berpotensi mengalami
penyakit kuning, karena organ hati yang belum matang.
2. Komplikasi jangka panjang. Bayi prematur berisiko mengalami
komplikasi jangka panjang, seperti lumpuh otak (cerebral palsy),
gangguan pendengaran dan penglihatan, penurunan kecerdasan,
gangguan psikologis, hingga bayi meninggal mendadak.

F. Penatalaksanaan
Dalam penatalaksanaan persalinan preterm, perlu atau tidaknya
dipertahankan, dinilai dari berbagai faktor yang dijadikan pertimbangan (Tanto,
2014).
1. Selaput ketuban – jika sudah pecah, persalinan menjadi pilihan
7

2. Pembukaan servik – jika hingga 4 cm lebih, sulit dipertahankan


3. Usia kehamilan – makin muda, pencegahan persalinan perlu dilakukan.
Persalinan dapat dipertimbangkan ketika TBJ >200 gram atau usia
hamil > 34 minggu.
4. Penyebab persalinan
5. Kemampuan fasilitas NICU dan tenaga dokter

Tatalaksana awal untuk mencegah kelahiran prematur ataupun melakukan


penundaan persalinan hingga bayi viable (Tanto, 2014).
1. Pemberian tokolisis (penghambat persalinan).
2. Kortikosteroid (pematangan surfaktan paru untuk menurunkan
kejadian RDS).
3. Antibiotik bila perlu untuk pencegahan infeksi.
4. Non farmakologi: bed rest, tidak berhubungan seks sementara.
BAB III
ANALISA KASUS DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus Bayi Prematur


Seorang bayi, laki-laki yang telahir dari seorang ibu berusia 20 tahun, lahir
dengan usia gestasi 28 minggu. Bayi lahir dengan spontan ditolong oleh bidan.
Bayi lahir dengan BB 1900 gr, PB 43 cm. Nilai Apgar 4/5. Pada saat lahir, bayi
dilkukan resusitasi neonatus, dilakukan Penghisapan lendir, dilakukan
rangsangan, dilakukan baging, bayi juga diberikan oksigen ½ lt/mnt, dan
diberikan antibiotik. Keadaan umum bayi lemah, Suhu tubuh 36,2o C,
Pernafasan: 65 x/ menit, terdapat retraksi, terdapat nafas cuping hidung,
saturasi oksigen 88%, Nadi : 165 x/ menit, bayi terpasang OGT dengan
pemberian nutrisi susu formula 8 x 15 cc. Pada jam makan sebelumnya bayi
tampak regurgitasi, pada saat di aspirasi, terdapat sisa cairan lambung sebanyak
2 cc warna bening. BB saat dikaji 1700 gram. Usia bayi saat dikaji 2 hari.
Kepala lebih besar dari badan, ubun-ubun dan sutura lebar, tidak ada caput,
tidak ada maulage, tidak ada benjolan yang abnormal. Saat ini bayi dirawat
didalam inkubator, dengan suhu inkubator 32oC, menggunakan oksigen ½
liter/mnt, terpasang infus untuk nutrisi (Dx 10%, lemak dan aminofusin) 4
gtt/mnt. Bayi terlahir dari ibu P3 A1. Sklera tampak ikterik, kulit tampak kuning
sampai area perut, Bilirubin total 15 mg, terpasang foteterapi hari ke dua Ibu
terlihat sedih dengan kodisi anaknya, ibu tidak tahu cara merawat bayi dengan
prematur. Asi ibu belum keluar.

8
9

B. Biodata
1. Identitas Neonatus
a. Nama : By.A
b. Tempat, Tanggal Lahir : 10 April 2019
c. Usia : 2 hari
d. Jenis Kelamin : Laki-laki
e. Tanggal Masuk : 10 April 2019
f. Tanggal Pengkajian : 12 April 2019
g. Diagnosa Medis : Prematur
h. Jaminan Kesehatan : umum
2. Identitas Orangtua
a. Nama Ayah/Ibu : Ny.B
b. Usia : 20 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : IRT
e. Agama : Islam
f. Alamat : Jl. Mutiara
g. No. HP : 08221345678

RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan masuk Rumah Sakit
lahir dengan usia gestasi 28 minggu. Bayi lahir dengan spontan ditolong oleh
bidan.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Kaji riwayat kesehatan dahulu
3. Keluhan utama
10

BBLR

Genogram :

Alergi : Ya Tidak Riwayat


Kesehatan/Pengobatan/Perawatan
Sebutkan :
…………………………………………… sebelumnya:...

Riwayat Imunisasi Pernah dirawat : Ya Tidak

Hepatitis B : I II III Kapan :


…………………………………….
Polio : I II III
Diagnosa:
DPT : I II III
…………………………………
BCG : I
Riwayat Operasi : Ya Tidak
Campak :
Kapan :
Lain –lain : …………………………………….
11

Diagnosa:
…………………………………

Riwayat Kehamilan :

Kesehatan ibu saat hamil : Hiperemis Gravidarum Perdarahan Pervagina


Anemia

Penyakit infeksi

Pre Eklamsi/ Eklamsi Gangguan Kesehatan

Periksa Kehamilan :

Diperiksa secara teratur Ya Tidak

Tempat pemeriksaan Ya Tidak

Diperiksa oleh : ……………………………………

Imunisasi TT Ya Tidak

Riwayat Kelahiran :

Usia Kehamilan : 28 mgg Berat Badan Lahir : 1900 gram

Masalah Post Natal yang lain Ya Tidak


Persalinan : Spontan SC Forcep

Ekstraksi Vakum

Sebutkan : ……………………………….
12

menangis : Ya Tidak, Nilai APGAR : 4/5


jaundice : Ya Tidak, Dilakukan IMD : Ya Tidak

Pengobatan yang didapat : antibiotik, terpasang infus untuk nutrisi (Dx 10% lemak dan
aminofusin) 4 gtt/mnt dan di simpan di inkubator, di berikan oksigen ½ lt/mnt.

PENGKAJIAN FISIK

1. Pemeriksaan Fisik

TD : ………….. mmHg BB : 1,7 kg PB/TB: 43 cm LILA: …..


cm
Nadi : 165x/menit
RR : 65x/menit LP (sesuai kondisi pasien) : ………..cm
Suhu : 36,20C
Status Gizi……………………

a. Pernafasan b. Sirkulasi c. Kardiovaskuler

Spontan : c Ya Tidak Sianosis : C Ya Bunyi jantung


C
13

Alat bantu nafas : Kanul/ RB/ NRB Tidak C c


SI C SII

Oksigen :1/2 Lt/ menit Pucat : Ya Tidak Sebutkan


:…………………………………
Irama : Teratur Tidak Teratur CRT : < 3 detik
.
Suara Nafas : Vesikuler Wheezing > 3 detik
Suara Jantung tambahan : Ya
Ronkhi Cracles Akral : hangat Tidak

Stidor Dingin Sebutkan


:…………………………………
Penggunaan Otot bantuan nafas :
Takikardi Bradikardi
Ya Tidak
Kualitas denyut nadi
Retraksi dada : Ya Tidak
Kuat Lemah
Pernafasan cuping hidung :
Ya Tidak
d. Gastrointestinal e. Eliminasi f. Integumen

Mulut : Mukosa lembab Kering Defekasi : Warna kulit : normal pucat

√ Kuning
Stomatitis Anus stoma
mottled
Labio/palatoskisis
Frekuensi Luka : Ada tidak
Pendarahan gusi :…………X/hari

Pembesaran Tonsil : Ada Tidak ada Konsistensi

Mual : Ya Tidak Keras Lembek


Cair
Muntah : Ya Tidak
14

Abdomen : Normal Ascites Karekterisitik feses g. Muskuloskeletal

Turgor : Elastis Tidak elastis Hijau Terdapat darah Kelainan tulang : ada tidak
Cair Dempul
Bising usus :……….x/ menit Gerakan anak: bebas terbatas
Urin :
Diet Lain-lain
:…………………………………………

Spontan kateter :…………………………………
………………… urin Cystostomy ………

ASI Formula lain-lain Frekuensi …………………………………


:…………x/hari ………………………
Cara Pemberian : OGT
Karakteristik urin h. Genitalia
Kapan mulai diberikan ASI :
Kuning jernih √ normal kelainan
Frekuensi pemberian susu formula : 8 X
15 cc Terdapat darah sebutkan………………………
………………….
Kesulitan : Kuning pekaat

Mual :
i. Neurologi
Muntah : J. Kelainan yang lain:
Kesadaran
Jumlah kebutuhan cairan per hari : Pembesaran organ :
:………………………
Ada Tidak
√ GCS
ada
:………………………
Sebutkan :
K. Istiharahat dan tidur Pupil isokor anisokor
Pembesaran kepala dari
Lama tidur : Reflek thdp cahaya :
badan, ubun-ubun dan
Apakah bayi tidur nyenyak : satura lebar,. Ada Tidak ada

Masalah gangguan tidur : Gangguan sensori : Ubun-ubun :


15

Ada Tidak ada Datar cembung cekung

Sebutkan : Gangguan neurologis :

……………………… Normal kelainan


……………….
Sebutkan………………………
Lain-lain: …

………………………
……………….

SKRINING NYERI DAN KETIDAKNYAMANAN

Tidak ada nyeri ada nyeri (lampiran formulir pemantauan nyeri)

Scala nyeri :……. Penyebab Nyeri :…………… Karekteristik :…………….

Durasi :……………. Lokasi :……………… Frekuensi :…………………

PENGKAJIAN PSIKOSPIRITUAL

Persepsi klien/ orang tua terhadap kesehatan neonatus saat ini:

Ibu terlihat sedih dengan kodisi anaknya, ibu tidak tahu cara merawat bayi dengan prematur. Asi ibu
belum keluar.
Harap orangtua terhadap perawatan dan pengobatan saat ini

Kaji harapan kesehatan bayi


16

Aturan dalam agama yang mempengaruhi kesehatan dalam hal : Diet Pengobatan Lain-
lain

Sebutkan
:……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………….

Penerimaan keluarga

:……………………………………………………………………………………………………………
…………………….

PENGKAJIAN SOSIOKULTURAL

Status social

Tempat tinggal C
Rumah CPanti C
Tempat penitipan anak

Yang merawat klien : CIbu Nenek Pengasuh Lain – lain Sebutkan …………………………..
C
C C
Kerabat terdekat yang dapat dihubungi : Nama :…………………………….
Hubungan:…………………..telepon:…………….

Suku : Jawa C
Batak C Madura C Betawi C Lain – lain Sebutkan …………………………..
C

Aturan dalam budaya yang mempengaruhi kesehatan dalam hal :

Sebutkan :
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………….
17

Kebutuhan Edukasi

C Diagnosa Medis C Tata laksana penyakit C Obat- obatan

C Manajemen nyeri C Rehabilitasi C Penggunaan Alat Kesehatan

C Perawatan Luka CDiet dan Nutrisi

C Lain – lain,

Sebutkan
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………

PENGKAJIAN LINGKUNGAN PERAWATAN

Kebisingan ruangan : C Ya C Tidak, Alasan :


…………………………………………………………………
Pencahayaaan ruang redup
: C Ya C
Tidak, Alasan :
Suhu ruangan yang bising
…………………………………………………………………
Interupsi tidur
: C Ya C
Tidak, Alasan :
Monitoring pemasangan alat …………………………………………………………………
invasif
: C Ya C
Tidak, Alasan :
…………………………………………………………………

: C Ya C
Tidak, Alasan :
…………………………………………………………………
18

Obat yang digunakan

Antibiotik

Infus untuk nutrisi (Dx 10% lemak dan aminofusin) 4 gtt/mnt

Oksigen ½ lt/mnt

PEMERIKSAAN PENUNJANG

kaji seperti rontgen, fototerapi dll

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Bilirubin total 15mg

C. Analisa Data
Masalah
Data Fokus Etiologi
Keperawatan
DS: bayi dilakukan Bayi lahir premature Ketidakefektifan
resusitasi neonates, ↓ bersihan Jalan napas
dilakukan penghisapan System pernafasan yang
lender, dilakukan imatur
19

rangsangan, bayi ↓
diberikan O2 ½ lt/menit Paru-paru terisi cairan
DO : ↓
RR : 65 x/menit Paru diisi oleh O2 &
Terdapat retraksi, mendesak cairan keluar dari
terdapat nafas cuping paru-paru
hidung, saturasi O2 88% ↓
Kegagalan pengeluaran
cairan

Reflek telan ↓

Cairan menumpuk dijalan
napas

Ketidakefektifan bersihan
Jalan napas
DS : bayi lahir dengan Bayi lahir prematur Ketidakseimbangan
BB 1900 gr, bayi ↓ nutrisi kurang dari
terpasang OGT dengan ASI ibu belum keluar kebutuhan tubuh
pemberian nutrisi susu ↓
formula 8 x15 cc. ASI Pemberian susu formula
belum keluar. ↓
DO : BB bayi 1700 gr, Lambung imatur
pada jam makan ↓
sebelumnya bayi Sistem GI ↓
tampak regurgitasi, pada ↓
saat aspirasi terdapat Reflek telan imatur
sisa cairan lambung ↓
20

sebanyak 2 cc warna Daya hisap ↓


bening. ↓
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
1. Sklera tampak Bayi lahir prematur Ikterik neonatus b.d
ikterik (BBLR/berat badan < 2500 g) penurunan berat badan
2. Kulit tampak kuning ↓
3. Bilirubin total 15mg Fungsi organ-organ belum baik
4. Terpasang fototerapi ↓
Hati

Konjugasi bilirubin belum baik

Hiperbilirubin

Ikterus neonatus
1. Berat badan 1,7 kg Bayi lahir prematur Resiko
2. Terpasang fototerapi (BBLR/berat badan < 2500 g) ketidakseimbangan
3. Usia ekterm ↓ ↓ suhu tubuh
4. Terpasang oksigen Permukaan jaringan lemak
½ lt tubuh relatif subkutan
5. Tidak diberi ASI lebih rendah lebih tipis

Pemaparan dengan
suhu luar

Kehilangan panas

21

Resiko ketidakseimbangan
suhu tubuh
Ibu tidak tahu dengan Faktor kelahiran bayi prematur Defisiensi pengetahuan
perawatan bayi prematur ↓ b.d kurang informasi
Belum ada infomasi mengenai
perawat bayi pematur

Defisiensi pengetahuan

D. Masalah Prioritas
1. Ketidakefektifan bersihan Jalan napas
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Ikterik neonatus b.d penurunan berat badan
4. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh
5. Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi
22

E. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Keperawatan
1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan a. Buka jalan nafas dekan a. Memudahan dan
bersihan jalan tindakan teknik Chin lift atau melancarkan O2 dan CO2
napas b.d obstruksi keperawatan selama jaw trust, sebagaimana masuk dan keluar.
jalan napas 3 x 24 jam bayi bisa mestinya. b. Memenuhi dalam proses
bernapas tanpa alat b. Identifikasi kebutuhan dan menghindari infeksi.
bantu. Dengan aktual atau fotensial c. Memudahkan bayi
kriteria hasil. pasien untuk bernapas dengan cepat.
a. Berkurangnya memasukan alat d. Adanya tanda-tanda dan
secret untuk pembuka jalan napas. gejala suara napas
membuka jalan c. Buang secret pasien tambahan atau tidak yang
napas. dengan teknik akan menghambat dalam
b. RR 65 x/menit menyedot/menghisap penyembuhan.
menjadi 60 lender. e. Untuk memantau dan untuk
x/menit. d. Auskultasi suara nafas, memenuhi status pasien
catat area yang serta memudahkan dalam
ventilasinya menurun
23

atau tidak ada dan asuhan keperawatan


adanya suara selanjutnya.
tambahan.
e. Monitor status
pernapasan dan
oksigenasi,
sebagaimana mestinya.
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan a. Tentukan status gizi a. Untuk memenuhi status gizi
nutrisi kurang dari tindakan pasien dan pada bayi dan supaya tidak
kebutuhan tubuh keperawatan selama kemampuan pasien ada kesalahan dalam
b.d penurunan berat 2 x 24 jam untuk menentukan pelaksanaan
badan kebutuhan nutrisi kebutuhan gizi b. Untuk memenuhi ASI yang
tercukupi. Dengan b. Intruksikan pasien lengkap untuk bayi.
kriteria hasil. mengenai kebutuhan c. Untuk memberitahu kepada
Berat badan naik nutrisi (yaitu ibu atau keluarga pentingyaa
dari 1700 gr menjadi membahas pentingnya Inisiasi Menyususui Dini
1900 gr. ASI bagi bayi). d. Untuk mengetahui
c. Berikan penkes pada pentingnyaa pendekatan
ibu dan keluarga
24

mengenai pentingnya bayi dengan metode


IMD dengan ASI. kanguru.
d. Ajarkan atau
intruksikan pada ibu
dan keluarga untuk
pendekatan pada bayi
dengan metode
kanguru.

3 Ikterik neonatus b.d Setelah dilakukan a. Monitoring dan atur a. Untuk mengetahui kebutuhan
penurunan berat tindakan kebutuhan oksigen oksigen bayi terpenuhi
badan keperawatan selama b. Ganti posisi bayi secara b. Dengan mengganti posisi
3 x 24 jam, berkala bayi secara berkala memberi
berkurangnya kadar c. Informasikan orang tua kenyamanan pada bayi
bilirubin. Dengan mengenai pertimbangan c. Untuk mengetahui keadaan
kriteria hasil. perkembangan bayi pertumbuhan bayi setiap
1. Berkurangnya prematur harinya kepada orang tua
sklera ikterik d. Agar tidak terjadi kelainan
organ pada bayi
25

2. Berkurangnya d. Tutup mata dan


warna kuning genitalia dengan kain saat
pada kulit dilakukan fototerapi
3. Berkurangnya
kadar bilirubin
4. Berkurangnya
waktu pemberian
fototerapi
4 Resiko Setelah dilakukan a. Monitor suhu, warna a. Untuk mengetahui
ketidakseimbangan tindakan kulit dan respirasi. perubahan pada suhu, warna
suhu tubuh keperawatan 3x24 b. Tingkatkan intake kulit dan respirasi.
jam, suhu tubuh bayi cairan dan nutrisi b. Terpenuhinya intek cairan
stabil dengan kriteria adekuat. dan nutrisi pada bayi.
hasil: c. Tempatkan bayi di c. Agar tidak terjadi
1. Bertambahnya bawah penghangat. perubahan suhu pada bayi.
berat badan d. Anjurkan ibu d. Untuk memberikan
2. Berkurangnya melakukan kangguru kehangatan pada bayi.
waktu pemberian mother care
fototerapi
26

3. Bayi bernapas
tanpa alat bantu
4. Ibu dapat
memberikan ASI
5 Defisiensi setelah dilakukan a. Jelaskan tanda dan a. Untuk mengetahui gejala
pengetahuan b.d tindakan gejala umum penyakit. yang akan timbul pada
kurang informasi keperawatan 3x24 b. Beritahu keluarga penyakit tersebut.
jam, ibu mengetahui alasan dari pemberian b. Agar mengetahui fungsi
cara merawat bayi terapi. dari terapi tersebut
prematur c. Beritahu keluarga c. Agar tidak terjadi hal-hal
tanda dan gejala yang yang berakibat fatal.
perlu dilaporkan
kepada petugas
kesehatan.
BAB IV
KESIMPULAN

Bayi prematur adalah bayi yang lahir belum cukup bulan (usia kurang dari
37 minggu). Makin muda usia kehamilan, semakin rendah berat badan bayi saat
lahir, resiko kematian neonatal pun semakin tinggi. Usia kehamilan 32 minggu,
diperkiakan berat badan lahir bayi >1500 gram.
Faktor risiko prematur dibagi menjadi 4 faktor, yaitu faktor iatrogenik,
faktor maternal, faktor janin, dan faktor perilaku.
Gejala yang dirasakan seperti sakit di punggung bagian bawah, kontraksi
setiap 10 menit, kram di bagian perut bawah, keluar cairan dari vagina,
perdarahan di vagina, sering mengalami keputihan, pinggul terasa tertekan,
mual, muntah, atau bahkan diare.
Bayi premature memiliki risiko komplikasi penyakit lebih besar seperti
gangguan fungsi organ tubuh, seperti jantung, otak, saluran pernapasan, saluran
pencernaan, serta gangguan kekebalan tubuh dan sulit mengatur suhu tubuh.
Bayi premature juga berpotensi mengalami penyakit kuning, karena organ hati
yang belum matang. lumpuh otak (cerebral palsy), gangguan pendengaran dan
penglihatan, penurunan kecerdasan, gangguan psikologis, hingga bayi
meninggal mendadak.

27
DAFTAR PUSTAKA

Alodokter. (2019). Kelahiran Prematur. Retrieved from


https://www.alodokter.com/kelahiran-prematur. Diakses pada 10 April 2019.

Darmawan. (2018). Kelahiran Prematur. AKBID CENTRAL Padang Sindipuan.


Diakses pada 10 April 2019.

Novi, D. (2011). Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur. Retrieved from


https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ve
d=2ahUKEwjQufzK4sfhAhUMTo8KHQ5LAO0QFjAFegQICRAC&url=http
s%3A%2F%2Fjurnal.unimus.ac.id%2Findex.php%2Fjur_bid%2Farticle%2Fd
ownload%2F555%2F605&usg=AOvVaw3aj18GuAwNFdXO7gH_aY7Z.
Diakses pada 10 April 2019.

Rustina, Y. (2015). Bayi Prematur: Perspektif Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.

Septa, W. (2011). Faktor Risiko Bayi Berat Badan Lahir Rendah di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2010. JKKI. Diakses pada 10 April 2019.

Tanto, C. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Wiratama, Y. (2012). Konsep Dasar Bayi Prematur. Retrieved from


https://www.academia.edu/8748349/A._KONSEP_DASAR_BAYI_PREMA
TUR. Diakses pada 10 April 2019.

28

Anda mungkin juga menyukai