Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu menciptakan bangsa yang
kuat dan tangguh. Begitu juga Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan salah satu
sumber daya manusia yang memiliki peran penting sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, sebagaimana termaktub dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 014 tentang Fungsi ASN.
ASN dijadikan sebagai pelopor terwujudnya tujuan nasional dengan memberikan
pelayanan atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif kepada masyarakat
merupakan tugas ASN sebagai pelayanan publik. Selain itu tugas ASN sebagai
pelaksana kebijakan meliputi pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian, dan
ketatalaksanaan, dengan cara pembangunan bangsa (cultural and political
development), serta melalui pembangunan ekonomi dan sosial (economic and social
development), yang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
seluruh masyarakat. Selanjutnya peran ASN dalam rangka menjadi perekat persatuan
dan kesatuan bangsa yaitu turut menjaga toleransi di atas perbedaan-perbedaan yang
terdapat di dalam negeri sehingga tidak menimbulkan perpecahan.
Penetapan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 014 tentang Aparatur Sipil Negara
(UU ASN) dan merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4); CPNS wajib menjalani masa
percobaan yang dilaksanakan melalui proses Diklat yang terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, memperkuat profesionalisme
serta kompetensi sesuai bidang dan tugas fungsi masing-masing.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dilaksanakan pelatihan dasar yang
inovatif dan terintegrasi yang bertujuan untuk pembentukan wawasan kebangsaan,
kepribadian, dan etika pegawai negeri sipil. Pengetahuan dasar tentang sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya
supaya mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.

1
Penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-
klasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja yang disebut habituasi. Program
habituasi ini memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, dan mengaktulisasikan
serta mengintegrasikan nilai-nilai dasar ASN yakni ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) dalam setiap tugas yang dijalani.Lampiran
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 018
menyebutkan bahwa sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5
Tahun 014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk pada ketentuan Pasal
63 ayat (3) dan ayat (4) UU ASN, CPNS wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melalui proses pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka dicetuskan sebuah penyelenggaraan
Pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan Pelatihan yang
memadukan pembelajaran klasikal dan nonklasikal di tempat Pelatihan dan di tempat
kerja, sehingga memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktulisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) pada satuan kerja
masing-masing.
Dalam kurikulum sesuai peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 1
tahun 018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dalam rangka
pembentukan karakter PNS maka peserta harus melakukan proses aktualisasi melalui
pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah diperolehnya sehingga dapat
membawa perubahan-perubahan yang lebih baik pada satuan kerjanya. Berdasarkan
hal di atas, calon ASN diharapkan dapat membawa perubahan-perubahan di satuan
kerjanya masing masing.
Perbaikan pelayanan publik menjadi agenda besar yang diusung. Berdasarkan
kurikulum Pelatihan Dasar CPNS Golongan III tahun 019, rancangan aktualisasi
merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh sebelum peserta
mengaktualisasikannya pada tahapan habituasi di tempat peserta ditempatkan.
Rancangan aktualisasi ini membahas terkait dengan isu yang sudah ditetapkan
oleh peserta beserta rencana kegiatan untuk menyelesaikan isu tersebut. Peserta juga
diminta untuk menyusun kegiatan kreatif dan tahapan pelaksanaan kegiatan agar isu
yang ditetapkan dapat diselesaikan pada saat kegiatan habituasi.
Madrasah sebagai lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama
memiliki andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana termaktub dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, begitu pula madrasah mempunyai peran penting
dalam proses pertumbuhan negara Indonesia. Saat ini madrasah berpacu meningkatkan
mutu dan kualitasnya, menyesuaikan tuntutan zaman dan arus perubahan informasi.
Berbagai program penguatan madrasah diluncurkan, salah satunya adalah program
literasi di madrasah.
Program penguatan madrasah bertajuk Gerakan Literasi Madrasah () yang
diprogramkan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur tidak lepas dari
tujuan mulia di atas. diharapkan mampu menjadi sebuah gerakan yang dapat
membangkitkan budaya literasi madrasah di Jawa Timur. Secara umum, budaya literasi
sebenarnya sudah berurat akar dan menjadi bagian dari sendi kehidupan madrasah.
Kegiatan baca, tulis, dalam skala tertentu merupakan irama kehidupan madrasah.

Berdasarkan hal di atas, calon ASN ini diharapkan dapat membawa perubahan-
perubahan di satuan kerjanya masing-masing. Perbaikan pelayanan publik menjadi
agenda besar yang diusung. Pelaksanaan Habituasi pada MTs Negeri Kota dapat
memberikan hal yang positif bagi siswa terutama kelas VII yang masih masa transisi dari
sekolah dasar kejenjang yang lebih tinggi dalam meningkatkan kemadiriannya dalam
membaca dengan gerakan literasi madrasah.
Pengambilan isu ini diharapkan dapat menjadi alternatif solusi untuk meningkatkan
minat baca dan mengembangkan kreativitas siswa di sehingga proses KBM (Kegiatan
Belajar Mengajar) lebih efektif, efisien dan menyenangkan.

3
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah mampu mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar profesi PNS dalam kegiatan yang akan dilaksanakan di MTs Negeri
Kota antara lain :
1. Mengaktualisasikan nilai etika publik ASN yang menjunjung tinggi nilai kesopanan
dan taat pada aturan yang berlaku dengan meminta izin kepada atasan pada setiap
kegiatan
2. Mengaktualisasikan nilai akuntabilitas sehingga memiliki tanggung jawab dan
integritas terhadap apa yang dikerjakan dengan menjaga kerahasiaan dan data
penting dalam satuan kerja melalui peningkatkan kualitas pendidikan di MTs Negeri
Kota
3. Meningkatkan minat baca dan kreatitivitas siswa dengan ide-ide kreatif dengan
mengaktualisasikan nilai komitmen mutu sehingga mewujudkan KBM (Kegiatan
Belajar Mengajar) lebih efektif, efisien dan menyenangkan.
4. Mengaktualisasikan nilai nasionalisme sehingga dalam bekerja adalah atas dasar
semangat nilai-nilai Pancasila sebagai perwujudan dari upaya memajukan Madrasah.
5. Mengaktualisasi nilai inovasi sehingga mampu mengembangkan dan mewadahi
kreativitas siswa. Menciptakan suasana belajar yang lebih inovatif dan
menyenangkan.
6. Mengaktualisasikan nilai anti korupsi sehingga dalam bekerja mampu bekerja dengan
tanggung jawab dan adil dalam memberi tugas dan penilaian terhadap siswa.
7. Menganalisis dampak yang akan terjadi apabila nilai-nilai dasar PNS, kedudukan
dan peran PNS dalam NKRI tidak diimplementasikan dalam aktualisasi kegiatan.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam kegiatan aktualisasi ini dibatasi pada peningkatan minat
baca siswa melalui Gerakan Literasi Madrasah () dan pohon literasi di , yang dikaitkan
dengan nilai-nilai dasar PNS yang terangkum dalam ANEKA, serta keterkaitan antara
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, yaitu pelayanan publik, manajemen ASN, dan
Whole of Government. Berikut kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam mengatasi
core isu :
4
1. Meminta persetujuan tentang pelaksanaan kegiatan aktualisasi
2. Koordinasi dengan guru sejawat yang sudah menerapkan sekolah literasi
3. Menumbuhkan minat baca siswa melalui kegiatan MSM (membaca 10 menit)
sebelum pelajaran dimulai
4. Melaksanakan KBM (kegiatan belajar mengajar) di perpustakaan madrasah
untuk meningkatkan kedekatan siswa dengan perpustakaan
5. Mengajak siswa membuat poster yang berkaitan dengan tema budaya literasi
dengan memanfaatkan barang bekas
6. Mengajak siswa membuat sudut baca kelas
7. Mengajak siswa membuat pohon literasi sebagai wadah kreativitas siswa baik
berupa karya sastra, kutipan motivasi maupun sinopsis buku
8. Evaluasi dan laporan

Anda mungkin juga menyukai