FTSSP Makalah Salep KLPK 5
FTSSP Makalah Salep KLPK 5
PENDAHULUAN
Pengertian
Salep (ungueta menurut FI Ed. III) adalah sediaan setengah padat yang
mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.
Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen kedalam dasar salep yang
cocok.
Salep atau ointmen adalah sediansetengah padat ditujukan untuk
pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir.
Dasar salep yang digunakan sebai pembawa dibagi dalam 4 kelompok :
a. Dasar salep hidrokarbon
Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak antara lain vaselin
putih dan salep putih. Hanya sejumlah ecil komponen berair dapat
dicampurkan kedalamnya. Salep ini dimasukkan untuk memperpanjang
kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut
penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolient,
dan sukar dicuci. Tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam
waktu lama.
b. Dasar salep serap
Dasar salep ini dapat dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri
atas dasar salep yang dapat tercampur dengan air membentuk emulsi air
dalam minyak (Parafin hidrofilik dan Lanolin anhidrat), dan kelompok
kedua terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat tercampur dengan
sejumlah larutan air tambahan (Lanoli). Dasar salep serap juga
bermanfaat sebagai emolien.
c. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar salep ini adalah emulsi minya dalam air antara lain Salep hidrofilik
dan lebih tepat disebut “Krim”. Dasar ini dikatakan juga sebagai “dapat
dicuci dengan air” karena mudah dicuci dari kulit atau di lap basah,
sehingga dapat diterima untuk dasar kosmetik. Beberapa obat dapat
menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini daripada Dasar salep
hidrokarbon
Penggolongan salep
1. Menurut konsistensinya salep dapa dibagi:
a. Unguenta: salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak
mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan tanpa memakai
tenaga.
b. Cream (krim): salep yang banyak mengandung air,mudah diserap kulit,
suatu tipe yang dapat dicuci dengan air.
c. Pasta: salepyang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk), suatu
salep tebal,karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang
diolesi.
d. Gerata: salep berlemak yang mengandung persentase lilin (wax) yang
tinggi sehingga konsistensinya lebih keras (ceratum labiale)
e. Gelomes/spumae/jelly: salep yang lebih halus, umumnya cair dan sefikit
mengandung atau tanpa mukosa, sebagai pelicin atau basis, biasanya
terdiri atas campuran sederhana dari minyak dan lemak dengan titik
lebur rendah Contoh: starch jelliess (10% amilum dengan air mendidih).
2. Menurut sifat farmakologi/terapeutik dan penetrasinya, salep dapat dibagi:
a. Salep epidermis (epidermic ointment; salep penutup) guna melindungi
kulit dan menghasilkan efek lokal, tidak diabsorpsi, kadang-kadang
ditambahkan antisetik, astringensia untuk meredakan rangsangan atau
anestesi lokal. Ds yang baik adalah ds. Senyawa hidrokarbon.
b. Salep endodermis: salep yang bahan obatnya menembus kedalam kulit,
tatapi tidak melalui kulit, terabsorpsi sebagian, digunakan untuk
melunakkan kulit atau selaput lendir. Ds yang terbaik adalah minyak
lemak.
c. Salep diadermis: salep yang bahan obatnya menembus kedalam tubuh
melalui kulit dan mencapai efek yang diinginkan, misalnya salep yang
mengandung senyawa merkuri ioida, beladona.
3. Menurut dasar salepnya, salep dapat dibagi:
a. Salep hidrofobik yaitu salep yang tidak suka air atau salep dengan dasar
salep berlemak (greassy bases) tidak dapat dicuci dengan air; misalnya:
campuran lemak-lemak, minyak lemak, malam.
b. Salep hidrofilik yaitu salep yang suka air atau kuat menarik air, biasanya
ds. Tipe M/A.
4. Menurut Formularium Nasional (Fornas)
a. Dasar salep 1 (ds. Senyawa hidrokarbon)
b. Dasar salep 2 (ds. serap)
c. Dasar salep 3 (ds. Yang dapat dicuci dengan air atau ds. Emlusi M/A)
d. Dasar salep 4 (ds. Yang dapat larut dalam air)