Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ LISTRIK STATIS DALAM BAHAN “

NAMA : BAHDIANA E RUMAKUR

NIM : 201743054

TUGAS : LISTRIK MAGNET

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT,karena atas Rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Listrik Statis Dalam Bahan”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas utama pada mata kuliah Listrik Magnet.

Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa sumber yang telah membantu penulis
dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis pun menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca maupun dosen yang sifatnya
membangun guna untuk menghasilkan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.

Akhir kata terlepas dari kekurangan-kekurangan pada makalah ini, penulis mengharapkan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

Ambon,31 Oktober 2019

Penulis

Bahdiana E Rumakur
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Jelaskan Bahan Dielektika

2.2 Dipol Indulsi

2.3 Polarisasi Pada Bahan

2.4 Muatan Bahan

2.5 Medan Dalam Bahan Dielektrik

2.6 Representasi Hukum Gauss Pada Bahan Dielektrik Linier

2.7 Suseptibilitas Permidivitas Dan Konstanta Dielektrik

2.8 Energi Dalam Sistem Dielektrik

2.9 Gaya Pada Bahan Dielektrik.

BAB III PENUTUP

3.1 kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik statis (dalam bahasa inggris disebut electrostatic) adalah ilmu yang mempelajari
pengumpulan muatan listrik dan sifat-sifatnya pada suatu benda. Jika dilihat dari asal katanya, kata
listrik diikuti dengan kata “statis” yang berarti “diam”. Hal ini mengisyaratkan bahwa listrik statis
berkaitan dengan gejala kelistrikan yang diam atau tidak mengalir. Listrik statis tidak dapat
mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain, melainkan hanya menyala sekejap di satu tempat.
Jadi, listrik statis tidak dapat menghasilkan arus listrik.
Dalam sejarah kelistrikan, listrik inilah yang pertamakali ditemukan oleh para ahli terdahulu.
Listrik yang kita nikmati sekarang ini merupakan hasil pengembangan dari listrik statis ini. Listrik
statis pertama kali ditemukan oleh ahli matematika berkebangsaan Yunani Kuno, Thales of Miletus
(625-547 SM). Kala itu, beliau mengambil batu berwarna kuning yang disebut dengan batu ambar.
Thales kemudian menggosok-gosokkan batu tersebut dengan kain wol. Tanpa diduga, bulu ayam
yang berada di sekitarnya tertarik dan menempel.
Dalam penggosokan tersebut, ternyata Thales telah memberikan muatan listrik ke batu ambar
melalui kain wol. Muatan inilah yang menyebabkan bulu ayam yang berada di sekitar batu ambar
tertarik dan menempel pada batu ambar tersebut. Inilah kemudian menjadi sejarah awal
ditemukannya listrik statis.

Dalarn kebanyakan kapasitor, ruang antara kedua platnya diisi bahan isolator. Ini bertujuan
agar didapat harga kapasitansi yang besar sementara ukuran dari kapasitornya cukup kecil. Bila
bahan isolator di letakkan di dalarn medan listrik, maka akan terbentuk dip01 listrik, sehingga pada
permukaan bahan akan te rjadi muatan polarisasi. Bahan isolator juga disebut dielektrik, terutama
bila dibicarakan dari segi rnuatan terikat yang ditimbulkan di dalam medan listrik. Untuk rnuatan
statik, seluruh energinya terdiri dari energi potensial yang disebut energi elektrostatik. Rurnusan
besar energi elektrostatik untuk sistern
muatan yang terdiri dari m buah muatan titik, juga berlaku bila sistem rnuatan berada dalarn
medium dielektrik Energi elektrostatik untuk sistem muatan dan dielektrik linier tersebut berasal
dari energi Coulomb sistem muatan bebas dan muatan terikat, energi yang timbul dari interaksi
antara muatan bebas dengan muatan terikat serta energi yang tersimpan dalam dielektrik selama
proses terbentuknya rnuatan yang terikat.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini pembahasan dibatasi hanya tentang energi elektrostatik dari sistem muatan
dan dielektrik linier. Untuk dielektrik linier material yang digunakan tergantung pada konstanta
karakteristik dari material tersebut yaitu: E (permitivitas dari material) dan x (suseptibilitas listrik).
Kedua kostanta karakteristik ini merupakan fungsi dari medan listrik dan harus memenuhi
hubungan antara polarisasi (P) = Suseptibilitas listrik (x) x kuat medan listrik
(E) serta pergeseran listrik @) = permitivitas dari material dielehrik (E) x kuat medan listrik (E).

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menentukan dan memahami listrik statis dalam
bahan.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai pengetahuan bagi pembaca tentang
mempelajari adanya Listrik statis dalam bahan Dielektrik sangan bermanfaat bagi para mahasiswa.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bahan Dielektrik

Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau bahkan hampir
tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan gas. Tidak seperti konduktor, pada bahan
dielektrik tidak terdapat elektron-elektron konduksi yang bebas bergerak di seluruh bahan oleh
pengaruh medan listrik. Medan listrik tidak akan menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan
dielektrik.
Bahan dielektrik mempunyai sifat sulit menghantarkan listrik, sehingga mendapat tempat pada
pembahasan listrik statik. Bahan dielektrik ada dua jenis, yakni polar dan non-polar. Molekul
dielektrik polar berarti bahwa molekul dielektrik tersebut dalam keadaan tanpa medan listrik, antara
elektron dan intinya telah membentuk dipol. Sedangkan molekul non-non-polar ketika tidak ada medan
listrik antara elektron dan inti tidak tampak sebagai dua muatan terpisah.

Sifat inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik. Dalam bahan
dielektrik, semua elektron-elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga terbentuk suatu struktur
regangan (lattices) benda padat, atau dalam hal cairan atau gas, bagian-bagian positif dan negatifnya
terikat bersama-sama sehingga tiap aliran massa tidak merupakan perpindahan dari muatan. Karena
itu, jika suatu dielektrik diberi muatan listrik, muatan ini akan tinggal terlokalisir di daerah di mana
muatan tadi ditempatkan.

Bahan dielektrik yaitu bahan yang apabila diberikan medan potensial (tegangan) dapat
mempertahankan perbedaan potensial yang timbul diantara permukaan yang diberikan potensial
tersebut.Dielektrik ( isolator ) adalah bahan yang tidak memiliki elektron bebas untuk menghasilkan
arus jika dikenai medan listrik. Bahan dielektrik memiliki pita energi > 3eV. Sifat penting dielektrik
adalah kemampuannya meminimumkan disipasi energi (panas) pada saat ada dalam medan E. Semakin
kecil kehilangan energi, bahan dielektrik semakin bagus,Dalam aplikasinya, sebagian besar bahan
dielektrik yang digunakan berbentuk padat (solid), misal : kaca, mika, porselen,plastik dll, selain itu
udara dan air terdistilasi juga dipakai dalam beberapa divais elektronika.

 Jenis-Jenis Dielektrik

Dialektrik ada tiga jenis, yaitu :

padat (solid)

cair (liquid)

udara (gas).

Setiap bahan dielektrik memiliki kekuatan dielektrik tertentu, yaitu tekanan elektrik tertinggi
yang dapat ditahannya dimana dielektrik tersebut tidak berubah sifat menjadi konduktif (tembus
listrik).

2.2 Dipol Induksi

Perbedaan bahan konduktor dan bahan dielektrik.Konduktor adalah bahan (seperti logam)
yang mengandung atom-atom dengan elektron-elektron (satu atau dua elektron per atom) yang bebas
bergerak jika dikenai oleh medan listrik.Dalam dielektrik, elektron-elektro masih teriket dalam atom-
atomnya, jika dikenai medan listrik hanya bisa bergeser sedikit, tetapi efek kumulatifnya akan
memberikan ciri kepada bahan dielektrik tersebut. Dipol listrik terinduksi Jika sebuah atom dikenai
medan listrik, maka baik inti maupun elektronnya akan merasakan medan itu. Inti terdorong searah
medan dan elektro terdorong berlawanan arah medan. Jika medan tak terlalu besar ada keadaan
setimbang antara gaya tarik menarik dan gaya dorong medan. Dalam keadaan setimbang itu, atom
disebut terpolarisasi dan atom memiliki momen dipol yang arahnya sama dengan medan listrik. Momen
dipole hasil induksi ini dirumuskan seperti:

P=αE α disebut polarizabilitas Atomik.

Polarizabiltas atomik untuk berbagai atom, α/4πεo(10-30m3)

H. He. Li. Be C. Ne. Na. Ar k. Cs

2.667 0.205 24.3 5.60 1.70 0.396. 24.1 1.64. 43.4. 59.6

Dipol adalah dua muatan yang sama tapi berbeda tandanya.Tinjau suatu medium dengan distribusi
muatan ρ(r). Misalkan medium itu ditempatkan dalam suatu potensial V(r). Energi medium itu adalah:

U = ∫ρ(r)V(r)dv

Andaikan potensial V(r) berubah perlahan dalam medium sehingga dengan deret Taylor dapat
dinyatakan:

V(r) =V(0)+r.∇V(0)+...

U =∫q( r ) V (0) dv + ∫ρ (r) r . ∇V (0) dv + ...........

= qV (0) - ∫ρ (r) r .E dv +...........

= qV (0) – p.E +............

Energi dipol dalam medan listrik : U dipol = - p .E.

2.3 Polarisasi Dalam Bahan


Polarisasi didefinisikan sebagai jumlah momen dipole listrik per satuan volume.Bila pada suatu bahan
dielektrik diberikan medan listrik, maka muatan positip akan bergerak searah dengan arah medan listrik
sedangkan muatan negatip bergerak berlawanan arah dengan arah medan listrik, sehingga terjadi
momen dipole listrik.

p = Q d.

Atom netral, yang diletakkan dalam medan listrik tidak akan mengalami resultan gaya. Namun,
atom yang secara keseluruhan sifatnya netral, terdiri dari muatan positif yang terkonsentrasi pada
nukleus (radius = 10-14 m) dan muatan negatif yang membentuk awan elektron (radius = 10-10 m)
mengelilingi inti. Inti atom akan mengalami gaya searah dengan medan listrik luar dan besarnya qEext.
Muatan negatif akan mengalami gaya dengan besar yang sama tapi berlawanan arah dengan arah medan.

Polarisasi adalah peristiwa pergerakan electron, ion, dan molekul – molekul di dalam
dielektrik yang diakibatkan oleh adanya medan listrik. Peristiwa polarisasi menyebabkan dielektrik
menjadi terpolarisasi yaitu suatu keadaan dimana dua sisi yang berlawanan dari bahan dielektrik
mengandung muatan yang berlawanan.Jika suatu bahan dielektrik nonpolar ditempatkan dalam medan
listrik luar, maka dalam bahan akan terinduksi dipol-dipol listrik.

• Jika bahan itu bersifat polar, di sana ada dipol-dipol permanen. Maka medan listrik luar akan
menimbulkan momen gaya pada setiap dipol hingga akhirnya dipol-dipol itu searah medan listrik.

• Kedua hal di atas menyebabkan bahan terpolarisasi; artinya dipol-dipol searah dengan medan listrik
luar.E Polarisasi p r =momen dipol per satuan volume.

∫ p = Pdv.

 Jenis Polarisasi
 Polarisasi Atom

Elektron lebih ringan dibanding inti, sehingga akan cepat merespon.

 Polarisasi Molekul

Ion ikatan tergeser karena E, menimbulkan perubahan momen dipol Jika molekul yang
diletakkan dalam E luar, yang terjadi lebih kompleks, karena momen dipol terinduksi yang
terjadi tidak selalu searah dengan E luar pd.

2.4 Muatan Batas


Syarat batas antara dua bahan Dalam bagian ini akan dibahas kelakuan medan
listrik dan pergeseran dielektrik pada bidang batas antara dua macam bahan. bidang
batas

Dengan melakukan integral keliling 1-2-3-4-1 kuat medan E pada bidang batas sebagaimana
tergambar diatas.

2.5 Medan Dalam Bahan Dielektrik

Terdapat sekeping bahan dielektrik yang sudah terpolarisasi, dengan polarisasi P. Bagaimana medan
yang dihasilkan oleh bahan semacam ini? Medan listrik demikian dapat ditentukan dengan terlebih
dahulu menganalisa potensial dipol yang dihasilkan, potensial yang dibangkitkan oleh satu dipol.

Medan listrik makroskopis adalah Medan listrik rata- rata didalam daerah kecil dalam bahan dielektrik
yang mengandung sejumlah muatan molekul. Medan listrik didalam bahan dielektrik pada dasarnya
memiliki sifat sama dengan Medan listrik pada ruang hampa, khususnya pada Medan listrik bersifat
konservatif :

PandangPandang suatu rongga vakum berbentuk silinder kecil yang diletakkan dalam bahan dielektrik:

Pada gambar diatas bahwa AB terletak di dalam rongga dan CD terletak didalam bahan dielektrik.
Karena AD dan BC dapat dibuat sekecil mungkin,maka berdasarkan sifat konservatif diatas :

Dengan v untuk vakum dan d untuk bahan dielektrik ,serta t adalah komponen tangensial.

2.6 Representasi Hukum Gauss Pada Bahan Dielektrik Linier ( Perpindahan Listrik )

Hukum Gauss menyatakan bahwa fluks listrik yang melewati suatu permukaan tertutup

Sembarang sebanding dengan muatan total yang dilingkupi pada permukaan tersebut.
Dalam menerapkan hukum Gauss pada suatu daerah yang mengandung muatan- muatan yang
diletakkan didalam bahan dielektrik,kita harus memperhitungkan seluruh muatan didalam permukaan
Gauss( Polarisasi Muatan ). Permukaan Gauss (S) dapat dibuat berbentuk selinder. Medan di luar plat
adalah nol, seperti gambar di bawah ini :

Garnbarermukaan Gauss S dalarn sebuah medium dielektrik

Akibat terdapatnya polarisasi rnaka dihasilkan susunan rnuatan terikat, yaitu pb = -V. P di dalarn
dielektrik dan ob = P.n pada permukaan dielektrik. Medan yang dihasilkan untuk polarisasi pada
medium hanya dari muatan terikat. Pada saat yang bersarnaan bisa diternpatkan rnedan untuk rnuatan
terikat dan medan dari ternpat lain. Medan dari ternpat lain ini disebut juga rnuatan bebas (pada
garnbar 2.5 dinyatakan dengan q,, q~ dan q3). Muatan bebas ini rnungkin terdiri dari elektron pada
konduktor atau yang berasal dari surnber tegangan dan tidak dihasilkan oleh rnuatan polarisasi, rnaka
di dalarn dielektrik rapat muatan totalnya.

P=pr + pb

dan dari hukurn Gauss di dapat E~V. E = p = p~ + pb = - VP + pf dirnana E adalah kuat rnedan total.
Jika kedua bentuk divergensi tersebut digabung rnaka:

V.(eo E + P) = p

Dengan mengunakan notasi D untuk E, E + P hukum Gauss dalam bentuk diferensial dapat ditulis
menjadi : V . D = p atau dalam bentuk integral menjadi : JD.~ da = Qr, dimana Qr menunjukkan muatan
total (ql + qz + q3) dalam volume tertutup atau muatan yang terdapat dalam permukaan Gauss,
S.Sedangkan notasi D dikenal sebagai vektor pergeseran listrik.

2.7 Suseptibilitas Permidivitas Dan Konstanta Dielektrik

Polarisasi suatu bahan dielektrik terjadi karena respon terhadap Medan listrik didalam medium.
Konstanta dielektrik atau permitivitas listrik relatif, adalah sebuah konstanta dalam ilmu fisika.
Konstanta ini melambangkan rapatnya fluks elektrostatik dalam suatu bahan bila diberi potensial listrik.
Konstanta dielektrik merupakan perbandingan energi listrik yang tersimpan pada bahan tersebut jika
diberi sebuah potensial, relatif terhadap vakum (ruang hampa).Konstanta dielektrik dilambangkan

dengan huruf Yunani εr atau kadang-kadang κ, K, atau :

Dk. Secara matematis konstanta dielektrik suatu bahan didefinisikan sebagai. Dimana εs merupakan
permitivitas statis dari bahan tersebut, dan ε0 adalah permitivitas vakum. Permitivitas vakum
diturunkan dari persamaan Maxwell dengan menghubungkan intensitas medan listrik E dengan
kerapatan fluks listrik D. Di vakum (ruang hampa), permitivitas ε sama dengan ε0, jadi konstanta
dielektriknya adalah 1.Bahan isolator adalah bahan yang sulit untuk mengantarkan arus listrik,
sedangkan bahan konduktor adalah bahan yang mudah mengantarkan arus listrik. Akan tetapi pada
praktikum ini kita akan menggunakan bahan isolator pelat plastik dan pelat gelas dan mengetahui
apakah ia akan mengantarkan arus listrik atau tidak.
Bila bahan isolator ditaruh di dalam medan listrik, dalam bahan akan terbentuk suatu dipol listrik. Hal
tersebut menyebabkan pada permukaan bahan akan terjadi muatan induksi dan inilahdisebut bahan
dielektrik. Konstanta dielektriknya menjadi penting karena mempengaruhi kapasitansinya.Suatu
material semi konduktor, seperti kaca, kertas, atau kayu disebut dielektrik. Ketika ruang diantara dua
konduktor pada kapasitor diisi dengan dielektrik maka kapasitansi naik sebanding dengan K yang
merupakan karakteristik dielektrik yang disebut dengan konstanta dielektrik. Dielektrik juga memiliki
arti fisis sebagai pemisah dua konduktor yang seharusnya sangat berdekatan untuk menghasilkan
kapasitansi yang besar karena kapasitansi berbanding terbalik dengan jarak pemisah.
2.8 Energi Dalam Sistem Dielektrik

Energi sistem muatan listrik terdiri dari energi kinetik dan energi potensial. Tetapi untuk muatan
statik energi seluruhnya merupakan energi potensial dan energi ini disebut energi elektrostatik. Energi
ini timbul karena muatan listrik saling berinteraksi, dan merupakan usaha yang diperlukan untuk
mengumpulkan muatan sehingga terbentuk sistem muatan tertentu. Energi elektrostatik (U) dari suatu
muatan titik berkaitan erat dengan potensial elektrostatik (V) pada titik dimana muatan tersebut berada,
seperti terlihat pada Garnbar berikut:

Muatan titik q berada pada titik A. Usaha yang dikerjakan untuk membawa muatan q dari titik B ke
titik A adalah:

U = IF. dl = qj~.dl

U = -q(U*-U*) 3.1

maka U sama dengan pertambahan energi elektrostatik muatan titik.

2.9 Gaya pada Bahan Dielektrik

Seperti sebuah konduktor yang tertarik ke dalam sebuah medan listrik, begitu juga untuk bahan
dielektrik, dan terutama untuk pertimbangan yang sama : muatan terikatnya cenderung mengumpul
mendekati muatan bebas dari arah yang berlawanan. Akan tetapi perhitungan gaya pada bahan
dielektrik dapat menjadi rumit.

Sebagai contoh: permasalahan dari sebuah lempeng bahan dielektrik linear, yang disisipkan
Diantara kedua pelat dari sebuah kapasitor keping sejajar (gambar 1). Kita anggap bahwa medan
didalam kapasitor keping sejajar adalah seragam, dan dibagian luarnya bernilai nol. Jika hal ini secara
harfiah benar, maka tidak akan ada gaya total pada bahan dielektrik di semua bagian, karena medan di
semua bagian akan tegak lurus terhadap pelat. Bagaimanapun, pada kenyataannya ada sebuah medan
pinggir (fringing field) di sekitar tepi-tepinya. Yang mana untuk tujuan yang lebih lanjut dapat
diabaikan tetapi pada permasalahan ini dititik beratkan pada seluruh efek. (Tentu saja, medan tidak
dapat berakhir dengan tiba –tiba pada tepi kapasitor, jika dilakukan integral garis dari E disekitar loop
tertutup seperti pada gambar2 tidak akan menjadi nol). Itu adalah ketidak seragamanan medan pinggir
(fringing field) yang menarik bahan dielektrik ke dalam kapasitor. Medan pinggir (fringing field)
adalah terkenal sulit untuk dihitung; sungguh beruntung, kita dapat menghindari semuanya, dengan
menggunakan metode berikut ini. Misalkan Wadalah energi dari sistem yang bergantung pada jumlah
tumpang-tindihnya.
Jika bahan dielektrik ditarik keluar dengan jarak yang kecil dx, energinya akan berubah sesuai usaha
yang dilakdilakuka.

dimana Fme adalah gaya yang digunakan untuk menetralkan gaya listrik F pada bahan dielektrik : Fme
= -F. Sehingga gaya listrik pada lempeng adalah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Material dielektrik digunakan untuk mengisi ruang antara kedua plat kapasitor yang bertujuan
untuk mendapatkan harga kapasitansi yang besar sedangkan ukuran kapasitor yang digunakan cukup
kecil. Material dielektrik tidak mempunyai muatan bebas tetapi tersusun dari molekul-molekul yang
tiap molekulnya terdiri dari partikel bermuatan positif dan partikel bermuatan negatif Jika material
dielektrik dihubungkan dengan medan listrik, elektron-elektron tidak terlepas dari ikatannya
melainkan hanya mengalami pergeseran dari kedudukan setimbang. Muatan positif bergeser searah
medan listrik dan muatan negatif berlawanan arah dengan medan listrik. Dielektrik yang mengalami
pergeseran muatan dikatakan terpolarisasi dan dipandang mempunyai muatan yang disebut muatan
terikat (bound charge) atau disebut juga muatan polarisasi.

3.2 Saran

Makalah ini, masih terdapat kekurangan dalam pembahasannya, hal ini dikarenakan
keterbatasan penelaahan dari penulis. Makalah berjudul “LISTRIK STATIS DALAM BAHAN
DIEKTRIK” ini diharapkan akan menjadi literature terbaru dan bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno dan Tan Ik Gie (1986), Seri Fisika, Fisika Dasar, Listrik Magnet, ITB Bandung.

Http// pdf bahan dielektrik.diunduh pada 30/10/19.

Www// academia.kapasitor Dielektrik. Diunduh pada 30/10/19.

Ppt Energi dalam bahan Dielektrik.Diunduh pada 30/10/19.

Anda mungkin juga menyukai