Anda di halaman 1dari 10

CRITICAL JOURNAL REVIEW

(Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Pendidikan Kewarganegaraan)


Identitas Nasional
Dosen Pengampu :
Joko Suharianto,S.Pd,M.Si

Disusun oleh:
ANESTA RYNALDO SEMBIRING
4183121040
FISIKA DIK A 2018

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Jurnal Review. Tugas ini diperbuat untuk
memenuhi salah satu dari sekian tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang saya
ambil pada semester ganjil ini.

Tugas makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua.Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan
pemahaman penulis masih terbatas. Penulis sangat menantikan kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Penulis juga berharap semoga
tugas Critical Journal Review ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.

Medan, 04 Oktober 2019

Anesta Rynaldo Sembiring


BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas Jurnal
Judul Jurnal : Posisi Nilai Pancasila Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Dalam Pembentukan Karakter Bangsa
Penulis : Ana Andriani
Nama Jurnal : Civicus
Volume/Nomor : 20/2
Penerbit : Civicus
Tahun Terbit : 2016

BAB II
RINGKASAN JURNAL REVIEW

A. Latar Belakang Masalah Yang Di Kaji


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) telah muncul dengan berbagai
nama dan program, namun pada intinya mata pelajaran ini untuk mempersiapkan warga
negara. PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri
yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk
menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan memusatkan perhatian pada
pendidikan disiplin ilmu politik, sebagai substansi induknya. Secara kurikuler PKn
berorientasi pada pengadaan dan peningkatan kemampuan profesionalisme guru PKn,
sebagaimana lazimnya suatu sistem keilmuan.

Visi PKn dalam arti luas, yakni sebagai sistem PKn agar berfungsi sebagai program
kurikuler dalam konteks formal maupun nonformal, program aksi sosio-kultural dalam
konteks kemasyarakatan, bidang kajian ilmiah dalam wacana pendidikan disiplin ilmu sosial.
Adapun visi PKn dalam arti sempit mengandung dua dimensi yaitu substantif berupa muatan
pembelajaran dan objek telaah serta objek pengembangan dan dimensi proses berupa
penelitian dan pembelajaran. PKn di pandang sebagai mata pelajaran yang mempunyai
peranan penting dalam membentuk warga negara yang baik sesuai dengan falsafah bangsa
dan konstitusi NKRI. Nilai Pancasila dalam hal ini dimaknai sebagai pesan, semangat yang
dijiwai oleh Pancasila. Nilai Pancasila ini dapat menjadi kebudayaan Pancasila, yaitu
kebudayaan yang dilandasi nilai-nilai luhur Pancasila dalam berbagai segi kehidupan. Nilai
Pancasila tersebutharus dibina, sikembangkan dan ditingkatkan ditengah kehidupan yang
merupakan dampak sains secara global.

Dimana rasa kebangsaan merupakan kesadaran berbangsa, yaitu kesadaran untuk


bersatu sebagai suatu bangsa yang lahir secara alamiah karena sejarah, karena aspirasi
perjuangan pada masa lampau dan lain sebagainya. Selain itu kemajemukan Indonesia,
membutuhkan pengelola yang mampu memelihara kemajemukan dalam kebersamaan. Maka
pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa merupakan sesuatu yang harus dilakukan secara
intensif dan berkesinambungan, serta menuntut kesadaran dari semua unsure bangsa.
B. Kajian Teori/Konsep Yang Digunakan
Menurut Ki Hajar Dewantara, dalam mengembangkan pendidikan atas dasar prinsip
sistem among, beliau menyusun alat-alat pendidikan, berupa: memberi contoh yang baik,
adanya pembiasaan, pengajaran, pemberian perintah/paksaan/hukuman, kemudian
pelaksanaan, dan pengalaman lahir batin. Seperti yang dikatakan Djahiri tentang nilai sebagai
berikut: nilai adalah sesuatu yang berharga menurut standar logika (benar-salah), estetika
(bagus-buruk), etika (adil/layak-tidak adil), agama (dosa-haram-halal), dan hukum (sah-
absah) serta menjadi acuan atau sistem keyakinan diri maupun kehidupannya. Menurut
Winataputra terdapat tiga terminologi yang banyak digunakan yakni, civics, civics
education dan civics citizenship education. Chreshore menyebutkan Civics dengan “the
science of citizenship”. Karena konsep tentang Civic Education di Indonesia tidak dapat
dilepaskan dari perkembangan civicsatau ilmu kewarganegaraan di Amerika, sebagai negara
asal Civics dan Civics Education.
Selanjutnya konsep tentang bangsa dikemukakan oleh Budiyanto, beliau mengatakan
bahwa dalam arti sosiologis, bangsa termasuk kelompok paguyuban yang secara kodrati
ditakdirkan untuk hidup bersama dan senasib sepenanggungan di dalam suatu negara.
Dimana dalam sebuah negara rakyat harus tunduk pada dan patuh pada kekuasaan negara.
Berdasarkan hubungannya dengan daerah tertentu dalam sebuah negara, rakyat dapat
dibedakan menjadi penduduk dan bukan penduduk. Sedangkan berdasarkan hubungannya
dengan pemerintah negaranya, rakyat dapat dibedakan menjadi warga negara dan bukan
warga negara. Adapun rakyat dalam jumlah besar merupakan bangsa. Menurut Ernest Renan
bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama dengan perasaan yang
agung. Sedangkan menurut Ratzel, bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu yang
timbil karena adanya rasa kesatuan antar manusia dan tempat tinggalnya. Kemudian Herz
mengemukakan bahwa terdapat empat unsur dalam pembentukan negara yaitu, keinginan
untuk mencapai kesatuan nasional, keinginan untuk merdeka dan kebebasan nasional,
keinginan untuk mandiri, umggul, dan mempunyai kekhasan, dan keinginan unutk menonjol
diantara bangsa yang lain.

C. Metode Yang Digunakan


Metode yang digunakan dalam jurnal tersebut adalah dengan menggunakan metode
kualitatif. Selain menggunakan metode kualitatif juga mengunakan pendekatan penelitian
pendekatan kuantitatif. Dimana peneliti mencatat permasalahan secara seksama terhadap
masalah-masalah yang muncul terkait objek yang diteliti. Kemudian masalah ini
diekspresikan secara apa adanya. Walaupun sebetulnya perbedaan antara kedua pendekatan
ini berkait dengan tingkat pembentukan pengetahuan dan proses penelitian; tingkat
epistemology yang cukup tipis, tingkat teori tengahan sebagaimana diuraikan dalam kerangka
teoritis, serta tingkat metode dan teknik-teknik. Pendekatan yang dilakukan melalui penetian
kualitatif naturalistic, didasari oleh adanya upaya unutk memahami bagaimana karakter
bangsa dibentuk melalui Pancasila pada mata pelajaran PKn. Dengan pendekatan kualitatif-
naturalistik ini dipandang sangat tepat karena tekanannya pendekatan kualitatif pada proses
bukan pada hasil.
Pendekatan kualitatif melihat kenyataan dilapangan, mengungkapkan secara
langsung hakekat hubungan antara peneliti dan responden, sifatnya lebih peka serta dapat
lebih menyesuaikan diri dengan banyak factor pengaruh terhadap kondisi yang dihadapi.
Selanjutnya dengan menggunakan metode deskripsi dimana focus penelitiannya telah
ditentukan, yakni melihat gambaran tentang posisi nilai Pancasila pada mata pelajaran PKn
dalam pembentukan karakter bangsa. Penelitian ini lebih menekankan pada studi kasus,
dikarenakan pada tipe studi kasus menyangkut masalah pembentukan karakter
bangsa. Sehingga dengan jelas tergambarkan karakteritik dari pendekatan kualitatif, sebagai
instrument penelitian, diaman peneliti menjadi pengumpul data utama dalam penelitian
tersebut.

BAB III
PEMBAHASAN JURNAL REVIEW
A. Analisis Jurnal
Pokok-pokok argumentasi yang penulis paparkan dalam jurnal yaitu tentang sejauh
mana posisi nilai-nilai Pancasila pada pendidikan PKn untuk membangun karakter bangsa.
Dalam jurnal penulis menerangkan bahwa dalam pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
menunjukkan bahwa ideologi Pancasila harus benar-benar dapat mencerminkan seperti apa
jiwa seoarang bangsa yang berkarakter untuk menunjukkan sejauh mana realisasi masyarakat
(dalam penelitian jurnal studi kasus adalah siswa) meletakkan posisi Pancasila tersebut
sebagai dasar negara Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebagai warga negara Indonesia.
Arumentasi yang penulis sampaikan dalam jurnal yaitu bahwa bukanlah hal yang mudah
untuk membentuk sebuah karakter bangsa terlebih merealisasikan nilai Pancasila tersebut
sebagai ideology bangsa agar terwujud dengan baik. Menurut penulis perlu adanya metode
yang ampuh yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, maka dari itu diperlukan pemikiran
dan kretivitas pendidik (guru) PKn yang tanggap dan mampu untuk membaca apa yang telah
diperoleh siswa (sebagai masyarakat Indonesia dan studi kasus penulis didalam pendidikan
PKn disekolah) sehingga siswa tidak jenuh dalam pembelajaran PKn yang didalamnya
terkandung ideology Pancasila sebagai dasar dan ideology bangsa Indonesia untuk
membentuk karakter bangsa.
Melalui adanya pendidikan PKn di sekolah maka siswa akan mengetahui dimana
letak atau posisi pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Analisis saya terhadap
argumentasi penulis adalah bahwa penulis berusaha untuk menjelaskan kepada pembaca
tentang pentingnya mendalami nilai-nilai yang terkandung dalam PKn sebagai dasar untuk
membatuk diri sebagai bangsa yang berkarakter. Sebab apabila masyarakat khususnya siswa
menyadari letak posisi Pancasila tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka
realisasi kehidupan nyata siswa tersebut akan selalu mencerminkan setiap aktivitas yang
dilakukannya sesuai dengan nilai-niali yang terkandung dalam Pancasila tersebut melalui
adanya tadi pembelajaran PKn di sekolah yang diberikan oleh guru. Adapun seorang gur
sebagai pendidik memberikan pendalaman tenatang makna dan posisi Pancasila bukan hanya
sebagai pengetahuan saja, tetapi guru juga harus mempu untuk menjadi teladan bagi siswa
tentang bagaimana caranya untuk merealisasikan nilai-nilai Pancasila tersebut dalam
kehidupan. Sehingga peserta didik atau siswa tidak hanya memiliki pengetahuan tetapi juga
mampu bersikap sesuai nilai Pancasila dan memili keterampilan Pancasila yang tercermin
dalam kehidupan. Itulah sebabnya penulis memberikan argument di atas bahwa perlu adanya
kemampuan seorang guru dalam metode sesuai dengan yang dibutuhkan peserta didik.
Cakupan teori dalam jurnal yaitu teori yang dikemukakan oleh para ahli seperti Ki
Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa dalam menyusun alat-alat pendidikam diperlukan
adanya pemberian contoh kepada siswa yang tujuan adalah untuk member tahu kepada siswa
bagaimana caranya untuk melaksanakan sebuah perintah atau petunjuk yang diberikan
melalui adanya sebuah contoh yang diberikan agar siswa dapat meniru hal tesrebut, sesuai
dengan yang dicontohkan. Adapun yang kedua yaitu dengan melakukan pembiasaan pada
siswa agar siswa terbiasa dengan kebiasaan atau perilaku baik misalnya yang dicontohkan
sebelumnya sehingga kebiasaan baik tersebut akan melekat dalam diri siswa untuk
membentuk karakternya. Selanjutnya pengajaran tujuannya memberikan penjelasan tentang
sesuatu materi yang tujuannya adalah untuk memberitahukan kepada siswa tentang
bagaimana materi tersebut agar dapat dipahami melalui adanya pengajaran yang diberikan.
Kemudian yang terakhir menurut Ki Hajar Dewantara harus di iringi dengan pemberian
perintah adanya pelaksanaan dan akan menimbulkan pengalaman lahir batin dalam diri
seseorang.
Selain teori yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara juga terdapat teori yang
dikemukakan oleh Djahiri mengenai nilai, yaitu bahwa nilai adalah sesuatau hal yang
berharga menurut standar logika, estetika, agama, dan hukum sehingga nilai-nilai tersebut
keberadaannya benar-benar memiliki pengaruh bagi masyarakat dalam kehidupan. Adapun
yang dikemukakan oleh Winataputra bahwa terdapat pembagian dalam PKn yaitu
kewargabegaraan itu sendiri, kemudian kewarganegaraan dalam pendidikan, dan
kewarganegaraan citizen yang mana tujuan dari ketiga pembagian PKn tersebut adalah untuk
membentuk kepribadian warga negara yang berkarakter. Samahalnya dengan yang
dikemukakan oleh pakar lainnya seperti Budiyanto, Ernest, Ratzel, dan Herzt keseluruhannya
bertujuan untuk membangun nilai-nilai dalam kehidupan berbangsa agar ideology pancasila
terletak pada posisinya yang seharusnya yaitu untuk membentuk dan menjadikan bangsa
yang berkarakter.

B. Evaluasi Jurnal
Melalui evaluasi ini, hal yang akan saya evaluasi yaitu mengenai aspek-aspek yang
terdapat dalam evaluasi jurnal sesuai pedoman jurusan yaitu, sebagai berikut:
a. Relevansi topic jurnal dengan karya bidang penulis tidak termuat dalam jurnal
bahwa penulis seorang sarjana lulusan jurusan apa dan menggeluti bidang kajian
seperti apa. Maksudnya disini adalah bahwa identitas penulis tidak disertakan dalam
penulisan jurnal sehingga pembaca tidak mengetahui relavasi antara bidang keahlian
penulis dengan topic jurnal sebagai hasil dari karya tulis yang dibuat oleh penulis
berupa jurnal yang topic kajiannya adalah mengenai posisi Pancasila sebagai
pembentuk karakter bangsa dalam PKn (Pendidikan Kewarganegaran).
b. Pokok-pokok argumentasi yang dipaparkan oleh penulis menurut saya telah mampu
menerangkan dengan jelas kepada pembaca tentang topic kajian dalam jurnal, dimana
antar argument yang dikemukakan penulis keseluruhannya selalu dikaitkan dengan
adanya teori dari para ahli yang mendukung argumen tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa penulis menegmukakan setiap pokok argumennya berdasarkan landasan
teoritis ang sesuai dengan tatacara penulisan sebuah karya ilmiah, bukan beradasarkan
pada pendapat penulis semata dalam mengemukakan pokok-pokok argumentasi beliau
dalam karya tulisnya (dalam jurnal). Dengan demikian pembaca mampu melihat
keterkaitan antara teori para ahli dengan argument yang dimiliki penulis.
c. Kajian teori yang digunakan oleh penulis keseluruhan adalah teori yang mampu
menjelaskan topic yang dibahas dan dikaji dalam jurnal. Artinya adalah setiap teori
yang digunakan memiliki relevansi dan keterkaitan antara judul jurnal dengan setiap
pokok-pokok bahasan yang dibahas dalam jurnal. Sehingga pembaca mengetahui
bahwa setiap pokok kajian yang dibahas, dengan pembagian sub topic kajian yang
berbeda dalam jurnal, selalu didukung dengan adanya teori yang mendukung topic
kajian tersebut, dan juga di iringi dengan argument oleh penulis yang menjadikan
pembaca menjadi semakin paham dengan setiap sub topik bahasan yang dikaji dalam
jurnal.
d. Metodologi yang digunakan dalam jurnal yaitu metode dengan pendekatan
kuantitatif dimana penulis mencatat setiap permasalahan secara seksama terhadap
masalah-malalah yang muncul terkait objek yang diteliti, lalu dideskripsikan secara
apa adanya. Metode tersebut menitikberatkan pada pokok-pokok permasalahan yang
ditemui selama penelitian berlangsung. Menurut saya penggunaan metode ini adalah
hal yang efektif sebab dengan adanya permasalahan yang ditemui oleh penullis
selama meneliti maka melalui adanya karya tulis jurnal, maka setiap permasalahan
yang ditemui penulis akan mencari jalan keluarnya berupa solusi dari permasalahan
tersebut dan memaparkannya dalam jurnal melaui adanya pendeskripsiaan. Setelah itu
dalam mengumpulkan data untuk hasil observasi penulis juga menggunakan metode
berupa beberapa langkah-langkah sehingga data yang diperoleh adalah data yang
akurat untuk menunjukkan keberhasilan penulis dalam pemelitiannya. Yaitu dengan
menggunakan metode teknik pengumpulan data yaitu: studi kepustakaan, observasi,
wawancara dan dokumentasi, serta quisioner yang diberikan pada responden. Metode
tersebut adalah metode yang efektif dan efesien untuk memperoleh data yang akurat
karena sesuai dengan langkah-langkah dalam penelitian ilmiah pada umumnya dalam
dan untuk memperoleh hasil yang akurat seperti terlihat dalam beberapa karya tulis
hasil penelitian lainnya yang juga menggunakan metode pengumpulan data.
e. Kerangka berfikirpenulis adalah kerangka berfikir teoritis analitis dimana penulis
mampu menggunakan konsep kajian teori yang mendukung dengan dibarengi adanya
analisis penulis disetiap sub pokok bahasan pada bagian pembahasan. Hal ini
memnunjukkan bahwa penulis mampu berfikir yang teoritis analisis. Melalui adanya
teori yang mendukung penulis mampu untuk mengembangkan analisisnya dengan
baik terhadap setiap argument yang dikemuakakan. Dan sebaliknya dimana analisis
yang dikemukakan penulis selalu di dukung oleh teori-teori yang mendukung analisis
tersebut. Sehingga penulis mampu meletakkan keseimbangan antara teori dan
analisisnya dalam jurnal. Sehingga dalam jurnal tidak ditemukan analisis yang
monoton ataupun mendominasi begitu juga halnya dengan teori yang monoton
ataupun mendominasi.
f. Kesimpulan saran dalam jurnal menurut saya telah merangkum keseluruhan isi
daripada pendahuluan, pembahasan, metode, hasil penelitian dan pembahasan dalam
jurnal. Sebab dalam kesimpulan dan saran isinya menerangkan bagian pendahuluan
dengan ringkas, menerangkan beberapa kajian teori yang dikemukaakn oleh para ahli
dengan point-point pentingnya saja, kemudian menerangkan pembahasan jurnal
dengan intisari yang singkat dan padat, kemudian pada hasil penelitian dan
pembahasan juga penulis terangkan dan jelaskan dalam kesimpulan saran yang
memuat hasil dari penelitian tersebut dan konsep ringkas dari pembahasan terhadap
hasil penelitian pada bagian kesimpulan dan saran.

Menurut saya, jurnal tersebut adalah jurnal yang bagus, sebab dari segi identitasnya
jurnal tersebut memenuhi kriteria syarat sebagai jurnal dengan identitas yang lengkap. Pada
bagian isi jurnal, yang mencakup keseluruhan isi mulai dari judul, abstrak, pendahuluan,
metode, pembahasan jurnal, hasil dan pembahasan jurnal, kemudian kesimpulan dan saran,
keseluruhannya mampu menunjukkan, menjelaskan dan menerangkan kepada pembaca
tentang tujuan daripada jurnal yaitu mengenai penelitian dalam pembentukan karakter bangsa
melalui pendidikan Pancasila. Sebab jurnal tersebut menjelaskan dengan runtut setiap pokok-
pokok bahasannya sehingga penulis tidak kehilangan konsentrasi selama memahami tujuan
dan isi daripada jurnal, selain itu bahasan jurnal menjelaskan dengan rinci setiap pokok-
pokok kajian dalam jurnal. Rinci maksudnya bahwa keseluruhan pokok bahasan dijelaskan
dengan penjelasan yang memneri pemahaman yang mendalam bukan hanya pemahaman
sekilas untuk mengetahui saja, melainkan diberikan pemahaman yang mendalam terkait
setiap pokok bahasan yang ada dalam jurnal.

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang berlandaskan pada
nilai-nilai Pancasila yang terkandung didalamnya. Fungsi daripada nilai-nilai Pancasila
tersebut adalah untuk ditanamkan dan diterapkan disetiap kepribadian warga negara ataupun
masyarakat didalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk menumbuhkan karakter
bangsa. Dimana diketahui bahwa Pancasila sebagai ideology bangsa Indonesia sekaligus
dasar negara Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa segala dan setiap perbuatan ataupun
tindakan yang dilakukan haruslah berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila tersebut dan tidak
boleh terlepas darinya. Artinya harus tetap melekat pada jiwa dan kepribadian setiap warga
negara selaku masyarakat Indonesia.
B. Saran
Kita mahasiswa sebagai agen of change harus meyadari benar bahwa sangat
diperlukan adanya kebijaksanaan kita dalam menanggapi setiap problematika yang ada di
negeri ini terlebih setiap hal yang berkaitan dengan ideologi dan dasar negara kita yaitu
Pancasila, bukan justru bersikap acuh dan tidak peduli. Kita harus tetap menjaga dan
melestarikan nilai-nilai pancasila tersebut sebagai dasar negara kita sehingga tidak luntur
dalam kehidupan kita. Apabila nilai-nilai tersebut tetap terjaga maka karakter bangsa akan
terbentuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab karakter bangsa merupakan salah
satu cita-cita dari bangsa Indonesia sehingga kita sebagai mahasiswa kita harus peka terhadap
pemasalahan-permasalahan tersebut dan mampu untuk mencari tau cara mengatasi
permasalahannya serta menemukan solusinya.

DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Ana. Desember 2016. Posisi Nilai Pancasila Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Kewaganegaraan Dalam Pembentukan Karakter Bangsa.Civicus. Volume. 20.
Nomor. 2. Diakses pada 27 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai