Anda di halaman 1dari 7

LIQUIDITY RATIOS

Current Assets
C urrent Ratio = Current Liabilities
Rp. 2.263.030.530.744 Rp. 5.366.858.776.438
2015 = Rp. 633.205.626.460 2016 = Rp. 992.516.702.890

I ndustry Average 2015 = 3, 5 Industry Average 2016 = 5, 4

Interpretasi :

Current Ratio merupakan perbandingan aktiva lancer dengan hutang lancer. Dari perhitungan
current ratio laporan keuangan diatas, dapat ddisimpulkan bahwa pada tahun 2015
kemampuan untuk membayar utang lancar dengan jaminan aktiva lancar lebih rendah
daripada tahun 2016. Yaitu, pada tahun 2015, setiap utang lancer Rp. 1,00 dijamin oleh Rp.
3,5 aktiva lancer. Sedangkan pada tahun 2016 setiap Rp. 1,00 utang lancer dijamin oleh Rp.
5,4 aktiva lancer.
Current Assets−Inventory
Quick or Acid T est Ratio = Current Liabilities

Rp. 2.263.030.530.744−Rp. 12.238.620.450 Rp. 5.366.858.776.438−Rp. 13.945.766.200


2015 = Rp. 633.205.626.460 2016 = Rp. 992.516.702.890

I ndustry Average 2015 = 3, 5 Industry Average 2016 = 5, 3

Interpretasi :

The Quick / Acid Test Ratio merupakan pertimbangan antara jumlah aktiva lancer dikurangi
persediaan dengan jumlah hutang lancer. Dalam laporan keuangan diketahui bahwa
perhitungan The Quick / Acid Test Ratio menunjukkan kemampuan untuk membayar utang
yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancer yang lebih likuid. Setiap Rp. 1,00 dijamin
oleh Rp. 3,5 quick assets (tahun 2015) dan Rp. 5,3 quick assets (tahun 2016).

ASSETS MANAGEMENT RATIOS


Revenue
I nventory T urnover Ratio = Inventories

Rp. 1.139.373.543.601 Rp. 946.473.233.588


2015 = Rp. 12.238.620.450 2016 = Rp. 13.945.766.200

2015 = 93, 09 2016 = 67, 8

Interpretasi :

Inventory Turnover Ratio merupakan perputaran persediaan, yaitu untuk menghitung harga
pokok penjualan dengan rata – rata persediaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur
efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan. Dalam laporan keuangan ini,
manajemen lebih efektif mengelola persediaan terdapat pada tahun 2015 daripada tahun
2016. Yaitu, pada tahun 2015, perputaran persediaan sebesar 93,09 kali menunjukkan bahwa
dana yang tertanam dalam persediaan berputar sebanyak 93,09 kali dalam setahun.
Sedangkan pada tahun 2016, perputaran persediaan sebesar 67,8 kali menunjukkan bahwa
dana yang tertanam dalam persediaan berputar sebanyak 67,8 kali dalam setahun.
Receivables
DRO = Days Revenue Outstanding = Average Revenue per day

Rp. 99.567.326.031 Rp. 124.009.779.193


2015 = Rp. 1.139.373.543.601 2016 = Rp. 946.473.233.588
( 365 ) ( 365 )

2015 = 31, 8 (32 days) 2016 = 47, 8 (48 days)

Interpretasi :

Days Revenue Outstanding adalah perputaran piutang harian) adalah untuk menghitung
jumlah hari dalam setahun dengan perputaran piutang. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan jumlah piutang dalam setiap jangka waktu
tertentu. Piutang dapat dikatakan likuid apabila dikumpulkan relative lebih singkat waktunya.
Dalam laporan keuangan dijelaskan rata – rata piutang berputar selama 32 hari (tahun 2015),
hal ini berarti secara rata – rata perusahaan mengumpulkan piutangnya dalam jangka waktu
32 hari menunjukkan lebih baiknya usaha manajemen dalam pengumpulan piutang
disbanding pada tahun 2016, yaitu 48 hari.
Revenues
F ixed Assets T urnover Ratio = N et F ixed Assets

Rp. 1.139.373.543.601 Rp. 946.473.233.588


2015 = Rp. 2.263.030.530.744 2016 = Rp. 5.366.858.776.438

2015 = 0, 5 2016 = 0, 1

Interpretasi :

Fixed Assets Turnover Ratio mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan pabriknya
dan peralatan. Dalam laporan keuangan menunjukkan perusahaan lebih efektif menggunakan
pabrik dan peralatannya pada tahun 2015 yaitu rasio 0,5. Sedangkan pada tahun 2016
perusahaan menggunakan pabrik dan peralatannya dengan rasio 0,1.
Revenues
T otal Assets T urnover Ratio = T otal Assets

Rp. 1.139.373.543.601 Rp. 946.473.233.588


2015 = Rp. 11.127.313.993.463 2016 = Rp. 14.157.428.109.438

2015 = 0, 1 2016 = 0, 06
Interpretasi :

Total Assets Turnover adalah perputaran aktiva. Yaitu mengukur perputaran dari semua
assets yang dimiliki perusahaan. Dalam laporan menjelaskan bahwa perusahaan hanya
mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,1 kali pada tahun 2015, dan 0,06 pada tahun 2016
dari total aktiva yang dimiliki. Hal ini berarti tahun 2015 lebih baik menghasilkan penjualan
daripada tahun 2016.

DEBT MANAGEMENT RATIOS


T otal Lialibilities
Debt Ratio = T otal Assets
Rp. 2.252.031.109.380 Rp. 2.893.801.200.699
2015 = Rp. 11.127.313.993.463 x 100% 2016 = Rp. 14.157.428.109.438 x 100 %

2015 = 20, 2 % 2016 = 20, 4%

Interpretasi :

Debt Ratio adalah rasio yang mengukur berapa persen asset perusahaan yang dibelanjai
dengan hutang. Dalam laporan keuangan ini, ditunjukkan bahwa Debt Rasionya sebesar
0,202 yang menunjukkan bahwa aktiva sebesar 20,2 % dibiayai dari hutang perusahaan (pada
tahun 2015) dan Debt Rasionya sebesar 0,204 yang menunjukkan bahwa aktiva sebesar 20,4
% dibiayai dari hutang perusahaan (pada tahun 2016).
T otal Lialibilities
Debt to Equity Ratio = T otal Assets−total liabilities

Rp. 2.252.031.109.380 Rp. 2.893.801.200.699


2015 = Rp. 11.127.313.993.463− Rp. 2.252.031.109.380 2016 = Rp. 14.157.428.109.438− Rp. 2.893.801.200.699

2015 = 0, 2 2016 = 0, 2

Interpretasi :

Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan
modal sendiri (ekuitas). Dalam laporan keuangan ini, ditunjukkan bahwa tahun 2015 dan
2016 memiliki rasio yang sama yaitu sebesar 0,2 sehingga menunjukkan bahwa modal sendiri
sebesar 20% yang dimiliki perusahaan dapat melunasi hutang perusahaan.
T otal Lialibilities
M arket Debt Ratio = T otal Liabilities+M arket V alue of Equity

Rp. 2.252.031.109.380 Rp. 2.893.801.200.699


2015 = Rp. 2.252.031.109.380+(33,67 x 14) 2016 = Rp. 2.893.801.200.699 x (256,98 x 14)
2015 = 99, 8 % 2016 = 99, 8 %

Interpretasi :

Rasio utang pasar adalah rasio solvabilitas yang mengukur proporsi nilai buku utang
perusahaan dengan jumlah buku nilai utang dan nilai pasar ekuitasnya.

Rasio utang pasar merupakan modifikasi dari rasio utang tradisional, yang merupakan
proporsi nilai buku utang terhadap jumlah nilai buku utang dan ekuitas perusahaan.

Rasio utang pasar mengukur tingkat utang perusahaan relatif terhadap nilai pasar perusahaan
saat ini dan berpotensi ukuran solvabilitas yang lebih baik karena nilai pasar lebih relevan
daripada nilai buku

Dalam situasi ini, rasio utang pasar menunjukkan kemungkinan yang sama. Rasio utang
99,8% cukup mengkhawatirkan karena ini berarti bahwa sekitar $ 9 utang hanya ada ekuitas
$ 1 dan ini sangat berisiko bagi pemegang utang. Rasio utang pasar 0,2% cukup aman di sisi
lain, karena menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam situasi solvabilitas yang sangat
nyaman.
EBIT
T imes Interest Earned (T IE)Ratio = Interest

Rp. 195.147.499.461 Rp. 1.340.461.360.887


2015 = Rp. 66.798.888.678 2016 = Rp. 449.192.407.373

2015 = 2, 6 2016 = 2, 9

Interpretasi :

Times interest earned (TIE) Ratio adalah rasio cakupan yang mengukur jumlah proporsional
dari pendapatan yang dapat digunakan untuk menutupi biaya bunga di masa depan. Seperti
yang Anda lihat, MNC memiliki rasio 2,6 (tahun 2015) dan 2,9 (tahun 2016). Ini berarti
bahwa penghasilan MNC 2,6 kali lebih besar daripada biaya bunga tahunannya (tahun 2015)
dan penghasilan MNC 2,9 kali lebih besar daripada biaya bunga tahunannya (tahun 2016).
Dengan kata lain, MNC dapat membayar biaya bunga tambahan. Dalam hal ini, bisnis MNC
kurang berisiko dan bank seharusnya tidak memiliki masalah dalam menerima pinjamannya.

PROFITABILITY RATIOS
N et income available to common stockholders
N et P rof it M argin = revenue
Rp. 245.426.821.050 Rp. 2.692.068.853.722
2015 = Rp. 1139.373.543.601 2016 = Rp. 946.473.233.588

2015 = 21, 5 % 2016 = 5, 3 %

Interpretasi :

Menunjukkan keuntungan neto atau laba bersih per rupiah penjualan. Semakin besar angka
yang didapat menunjukkan kinerja yang semakin baik. Sesuai laporan, dapat disimpulkan
bahwa Setiap rupiah penjualan menberikan keuntungan bersih sebesar 21,5 % (tahun 2015)
dan 5,3% (tahun 2016).
EBIT
Operating P rof it M argin = revenue

Rp. 195.147.499.461 Rp. 1.340.461.360.887


2015 = Rp. 1.139.373.543.601 2016 = Rp. 946.473.233.588

2015 = 0, 1 2016 = 1, 4

Interpretasi :

Menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak
yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Dalam laporan ini, dapat disimpulkan bahwa
Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba operasi sebesar Rp 0,1 (Tahun 2015), dan Rp. 1,4
(Tahun 2016).
Revenue−Cost of Revenues
Gross P rof it M argin = revenue
Rp. 1.139.373.543.601−Rp. 600.755.781.830 Rp. 946.473.233.588 − Rp. 585.135.225.293
2015 = Rp. 1.139.373.543.601 2016 = Rp. 946.473.233.588

2015 = 47, 2 % 2016 = 38, 1 %

Interpretasi :

Artinya ratio sebesar 47,2% berarti jumlah laba kotor adalah sebesar 47,2% dari volume 
penjualan (tahun 2015) dan ratio sebesar 38,1% berarti jumlah laba kotor adalah sebesar 38,1% 
dari volume penjualan (tahun 2016). Hal ini menunjukkan bahwa keadaan operasi perusahaan 
lebih baik terjadi di tahun 2015 daripada tahun 2016, karena menunjukkan bahwa harga pokok 
penjualan relative lebih rendah dibandingkan dengan penjualan terjadi pada tahun 2015. 

EBIT
B asic Earning P ower (BEP )Ratio = total assets

Rp. 195.147.499.461 Rp. 1.340.461.360.887


2015 = Rp. 11.127.313.993.463 2016 = Rp. 14.157.428.109.438

2015 = 1, 7 % 2016 = 9, 4 %

Interpretasi :
Basic earning power mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum
bunga dan pajak dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
mencerminkan efektivitas dan efisiensi pengeloalaan seluruh investasi yang telah dilakukan
oleh perusahaan. Dalam laporan keuangan ini menunjukkan bahwa pengelolaan seluruh aset
yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak lebih besar pada
tahun 2016 yaitu 9,4 % daripada tahun 2015 yaitu 1,7%
N et income available to common stockholders
Return on T otal Assets (ROA) = total assets

Rp. 245.426.821.050 Rp. 2.692.068.853.722


2015 = Rp. 11.127.313.993.463 2016 = Rp. 14.157.428.109.438

2015 = 2, 2 % 2016 = 19, 01 %

Interpretasi :

ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setelah pajak dengan
menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh
asetnya dalam menghasilkan laba bersih. Dalam hal ini tahun 2016 (ROA = 19,01%),
perusahaan lebih efektif dan efisien penggunaan aset perusahaannya sehingga labanya yang
dihasilkan lebih besar daripada pada tahun 2015 yang ROAnya sebesar 2,2%.
N et income available to common stockholders
Return on Common Equity (ROE) = common equity

Rp. 245.426.821.050 Rp. 2.692.068.853.722


2015 = Rp. 8.875.282.884.083 2016 = Rp. 11.263.626.908.658

2015 = 2, 7 % 2016 = 23, 9 %

Interpretasi :

ROE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setelah pajak dengan
menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pemegang
saham untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan
oleh pihak manajemen perusahaan. Pada tahun 2016, ROE perusahaan = 23,9%,
menunjukkan perusahaan lebih efektif dan efisien penggunaan modal sendirinya yang
dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan daripada pada tahun 2015 yang ROEnya hanya
2,7%.

MARKET VALUE RATIOS


P rice per share
P rice/Earnings (P /E) = Earnings per share

33,67 256,98
2015 = 14 2016 = 14

2015 = 2, 4 2016 = 18, 3


Interpretasi :

Hasil ini mengindikasikan berapa besar investor bersedia membayar setiap rupiah atas
pendapatan perusahaan tersebut. Rasio P / E dalam laporan keuangan perusahaan MNC ini
adalah 2,4 (tahun 2015) dan 18,3 (tahun 2016), menunjukkan bahwa investor berada bersedia
membayar Rp. 2,4 untuk setiap rupiah penghasilan (tahun 2015) dan Rp. 18,3 untuk setiap
rupiah penghasilan (tahun 2016). Dalam hal ini tahun 2016 prospek pertumbuhannya lebih
kuat daripada tahun 2015.
P rice per share
P rice/Cash f low = cash f low per share

33,67 256,98
2015 = 4,8 2016 = 2,4

2015 = 7, 01 2016 = 107, 07

Interpretasi :

Harga saham bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas.
Akibatnya, investor sering melihat rasio harga / arus kas, di mana arus kas didefinisikan
sebagai laba bersih ditambah depresiasi dan amortisasi. Dalam hal ini kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan arus kas lebih besar peluang dan progresnya pada tahun 2016
yaitu 107,07 daripada pada tahun 2015 yang hanya menghasilkan arus kas sebesar 7,01 saja.

Anda mungkin juga menyukai