172114066 / B
LO 1. Contracting Theory
Teori dimana keberadaan perusahaan sebagai penghubung antara konsumen dengan produsen
terbukti lebih ekonomis daripada melakukan produksi sendiri. Hal ini karena perusahaan tentu
memiliki kontrak khusus dengan penyedia barang dan jasa.
LO 2. Agency Theory
Agency theory berasal dari Michael C Jansen dan William H pada tahun 1976. Teori ini memandang
dalam dua sisi yaitu principle dan agent.
Dalam perusahaan:
Principle: Pemilik
Agent: Manajer/Pekerja
Pemilik tentunya mengadakan kontrak dengan manajer karena manajer bekerja mewakili pemilik
dan diharapkan memiliki tujuan yang sama dengan pemilik.
Namun dalam praktek agent cenderung mementingkan dirinya (self interest) sehingga akan
merugikan pemilik (Contoh: meningkatkan penggunaan mobil dan fasilitas kantor, jumlah bonus)
atau disebut agency problem.
Untuk menghindari agency problem ini maka muncul biaya (agency cost) untuk mengurangi
tindakan merugikan dari manajer, yaitu:
Monitoring Cost, mengawasi agent bekerja.
Bonding Cost, biaya untuk mengikat agent..
Residual Cost, biaya yang tetap dapat terjadi diluar monitoring dan bonding cost. Cara menghindari
agency cost:
Disclosure
Menetapkan target dividend yang tinggi
LO 3. Price Protection and Shareholder/Manager Agency Problem Pemisahan antara principle dan
agent dapat menyebabkan:
Risk-aversion, contoh: agent mengurangi risiko dengan investasi di low risk investment dengan
konsekuensi reward juga diperkecil, sedangkan principal menginginkan yang high risk = high return
Dividend-retention, contoh: agent memberikan dividen kecil pada principal, agar laba dapat dipakai
untuk memegahkan gedung untuk menaikkan nama agent
Horizon, contoh: principal concern pada kas perusahaan sepanjang hidupnya, sedangkan agent hanya
pada sepanjang dia kerja, sehingga agent akan berusaha mendapat kas sebanyak mungkin selama dia
bekerja
Contracting dapat digunakan untuk mengurangi agency problem:
Gaji/bonus manajer yang tinggi biasanya tergantung dari kinerja perusahaan sehingga dapat
memotivasi manajer untuk bekerja sesuai kepentingan principal
Kinerja perusahaan tidak hanya berdasar pada net income, tetapi dari penjualan, laba, ROA, net asset
growth, cash flow, dll
Kinerja dapat dihubungkan pada harga saham perusahaan
Menyediakan rencana bonus di mana batas atas bonus sebagian tergantung pada rasio pembayaran
dividen perusahaan (untuk mengurangi masalah dividen-retention)
Membayar manajer berdasarkan pada pergerakan harga saham ketika manajer telah mendekati masa
pensiun (untuk mengurangi horizon problem)
Membayar bonus pada tingkat progresif selama keuntungan dilaporkan meningkat (untuk
meminimalkan masalah risk-aversion)
Pengupahan manajer lebih kecil dengan kompensasi berbasis saham selama kepemilikan manajer
dalam perusahaan meningkat (untuk mengurangi masalah risk-aversion)
Loan Covenant: kontrak utang yang dibuat untuk menghindari pemindahan kekayaan dari debtholders
ke shareholders (excessive dividend payment, asset substitution, underinvestment, dan claim dilution).
Contoh: debtholders tidak percaya dan takut dirugikan sehingga pada saat meminjamkan uang
ditetapkan bunga yang tinggi dan pelunasan secepat mungkin.
Contoh:
Income minimization: Laba 2.100, agent cenderung melaporkan 2.000 karena bonusnya sama, lalu
100 sisanya disimpan untuk tahun depan.
Big bath: laba 900, tetapi lapornya 500-600, sekalian basah.
Income maximization: Laba 2.400, agent cenderung melaporkan 2.500 agar bonusnya meningkat.
Smoothing earning: membuat laba seolah-olah naik tiap tahun tetapi dihaluskan
Debt contract hypothesis: sebuah perusahaan cenderung memiliki peluang melangggar kontrak
perjanjian dengan kreditur. Contoh: sebuah perusahaan mendapatkan dana investasi dari investor
dengan syarat penjualan/tahun tidak boleh dibawah 10M, maka ketika penjualan/tahun tidak
mencapai 10M maka perusahaan memiliki kecenderungan memindahkan pendapatan di tahun depan
ke tahun sekarang.
Political cost hypothesis: perusahaan memiliki kecenderungan mengalami biaya politik. Jika suatu
perusahaan dalam keadaan makmur, maka penampilannya cenderunglebih tertutup atau tidak eksis,
dikarenakan jika dalam posisi perusahaan yang sedang makmur dan perusahaan tersebut maka
perusahaan tersebut akan di datangi oleh dirjen pajak, pemerintah, para politikus yang ingin
melaksanakan pilkada, pilpres. Maka dari itu jika suatu perusahaan sedang mengalami political cost,
cara terbaik ialah memindahkan pendapatan tahun ini ke tahun depan.
2. Testing the efficient contracting hypothesis
Interest capitalism: Teori dari Zimmer. Biaya bunga dikapitalisasi maka hal tersebut akan berdampak
pada dihapusnya biaya bunga yang seharusnya masuk dalam pengurang pendapatan. Oleh karena itu,
laba di LPK akan terlihat lebih tinggi.
Changes in chief executive officer: Denchow dan Sloan. CEO tidak akan menghabiskan biaya dari
penelitian dan pengembangan di tahun-tahun terakhirnya di kantor. Contoh: Awal tahun manajer
menggunakan fasilitas semaksimalnya dan akhir tahun meminimalisir cost agar bonus tinggi.
Other studies