Anda di halaman 1dari 4

Nama : Daniel Joseph

172114066 / B

Chapter 11. POSITIVE ACCOUNTING THEORY

LO 1. Contracting Theory
Teori dimana keberadaan perusahaan sebagai penghubung antara konsumen dengan produsen
terbukti lebih ekonomis daripada melakukan produksi sendiri. Hal ini karena perusahaan tentu
memiliki kontrak khusus dengan penyedia barang dan jasa.

LO 2. Agency Theory
Agency theory berasal dari Michael C Jansen dan William H pada tahun 1976. Teori ini memandang
dalam dua sisi yaitu principle dan agent.
Dalam perusahaan:
Principle: Pemilik
Agent: Manajer/Pekerja
Pemilik tentunya mengadakan kontrak dengan manajer karena manajer bekerja mewakili pemilik
dan diharapkan memiliki tujuan yang sama dengan pemilik.
Namun dalam praktek agent cenderung mementingkan dirinya (self interest) sehingga akan
merugikan pemilik (Contoh: meningkatkan penggunaan mobil dan fasilitas kantor, jumlah bonus)
atau disebut agency problem.
Untuk menghindari agency problem ini maka muncul biaya (agency cost) untuk mengurangi
tindakan merugikan dari manajer, yaitu:
Monitoring Cost, mengawasi agent bekerja.
Bonding Cost, biaya untuk mengikat agent..
Residual Cost, biaya yang tetap dapat terjadi diluar monitoring dan bonding cost. Cara menghindari
agency cost:
Disclosure
Menetapkan target dividend yang tinggi

LO 3. Price Protection and Shareholder/Manager Agency Problem Pemisahan antara principle dan
agent dapat menyebabkan:
Risk-aversion, contoh: agent mengurangi risiko dengan investasi di low risk investment dengan
konsekuensi reward juga diperkecil, sedangkan principal menginginkan yang high risk = high return
Dividend-retention, contoh: agent memberikan dividen kecil pada principal, agar laba dapat dipakai
untuk memegahkan gedung untuk menaikkan nama agent
Horizon, contoh: principal concern pada kas perusahaan sepanjang hidupnya, sedangkan agent hanya
pada sepanjang dia kerja, sehingga agent akan berusaha mendapat kas sebanyak mungkin selama dia
bekerja
Contracting dapat digunakan untuk mengurangi agency problem:
Gaji/bonus manajer yang tinggi biasanya tergantung dari kinerja perusahaan sehingga dapat
memotivasi manajer untuk bekerja sesuai kepentingan principal
Kinerja perusahaan tidak hanya berdasar pada net income, tetapi dari penjualan, laba, ROA, net asset
growth, cash flow, dll
Kinerja dapat dihubungkan pada harga saham perusahaan
Menyediakan rencana bonus di mana batas atas bonus sebagian tergantung pada rasio pembayaran
dividen perusahaan (untuk mengurangi masalah dividen-retention)
Membayar manajer berdasarkan pada pergerakan harga saham ketika manajer telah mendekati masa
pensiun (untuk mengurangi horizon problem)
Membayar bonus pada tingkat progresif selama keuntungan dilaporkan meningkat (untuk
meminimalkan masalah risk-aversion)
Pengupahan manajer lebih kecil dengan kompensasi berbasis saham selama kepemilikan manajer
dalam perusahaan meningkat (untuk mengurangi masalah risk-aversion)

LO 4. Shareholder — Debtholder Agency Problems


Dalam hal ini, principle adalah debtholders dan agent adalah shareholder.
Seperti yang diketahui, Va = Vd + Ve sehingga untuk meningkatkan nilai ekuitas dapat dilakukan
dengan cara:
Meningkatkan nilai perusahaan
Mentransfer kekayaan dari debtholders ke shareholders
Menurut Smith dan Warmer, ada empat metode untuk memindahkan kekayaan dari debtholders ke
shareholders:
Excessive divident payment, contoh: perusahaan meminjam uang (debtholders) untuk membagikan
dividen (shareholders), hal ini menyebabkan shareholders mendapatkan kas tetapi debtholders tidak
mendapatkan apa-apa.
Asset substitution, contoh: pemberi pinjaman akan bertindak sebagai risk adverse, mereka berharap
pinjaman yang dipinjamkan digunakan pada investasi yang low risk tetapi perusahaan akan membuat
investasi yang high risk = high return karena jika rugi tidak akan mempengaruhi shareholders tetapi
akan ditanggung oleh debtholders.
Underinvestment, contoh: dana shareholder -900.000.000 (rugi dan hampir bangkrut), perusahaan
akan melakukan investasi jika NPV tersebut >= 900.000.000 agar tidak hanya menguntungkan
debtholders.
Claim dilution, contoh: perusahaan memiliki sudah memiliki utang, kemudian ada utang baru 10M
dan utang tersebut ingin diprioritaskan jika terjadi apa-apa sehingga akan menyebabkan utang
sebelumnya terdilusi (nilai utang turun).

Loan Covenant: kontrak utang yang dibuat untuk menghindari pemindahan kekayaan dari debtholders
ke shareholders (excessive dividend payment, asset substitution, underinvestment, dan claim dilution).
Contoh: debtholders tidak percaya dan takut dirugikan sehingga pada saat meminjamkan uang
ditetapkan bunga yang tinggi dan pelunasan secepat mungkin.

LO 5. Ex Post Opportunism Versus Ex Ante Efficient Contracting


Ex post opportunism (after): tindakan yang diambil oleh agent SETELAH kontrak untuk
menguntungkan diri sendiri. Contoh: Jika seorang manajer mendapatkan bonus berdasarkan net
income dan akan pensiun tahun depan, ia akan meningkatkan pendapatan tahun ini dengan cara
memindahkan pendapatan atau beban tahun depan ke tahun sekarang sehingga ia akan mendapatkan
bonus yang tinggi. Ex ante (before): tindakan yang diambil oleh agent SEBELUM kontrak
untuk menguntungkan diri sendiri. Contoh: Jika seorang manajer akan pensiun 2 tahun lagi, ia
cenderung akan menetapkan metode straight line pada pembelian aset karena jika menggunakan DDL
maka cost yang paling besar ada pada periode awal. Jadi, ia akan memilih metode yang dapat
meningkatkan laba sehingga bonusnya tinggi.
LO 6. Signalling Theory
Teori ini menjelaskan bahwa pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap
keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Oleh karena itu, angka di laporan memiliki arti sebagai
signal terhadap sesuatu.
Contoh: Ketika rumor beredar bahwa perusahaan akan bangkrut, perusahaan harus tetap
membagi dividen dan lebih besar untuk meyakinkan shareholders bahwa rumor yang beredar tidak
benar. Dengan cara ini, perusahaan yakin bahwa ia akan mendapatkan keuntungan dimasa depan.

LO 8. Conservatism, Accounting Standards and Agency Costs


Konservatisme: mempercepat pengakuan beban dan menunda pengakuan pendapatan yang
bertujuan untuk mengantisipasi keuntungan selain mengantisipasi semua kerugian.
Tindakan dari konservatisme dapat menghalangi para akuntan yang ingin melakukan tindakan
opportunistic — tindakan dimana para akuntan akan memanfaatkan keadaan dari lawan untuk
menguntungkan diri para akuntan sendiri.
Tindakan opportunistic dapat terjadi karena asimetri dalam informasi seperti para akuntan
dapat memahami 100% laporan keuangan sedangkan orang lain tidak mengerti 100%, maka dari itu
untuk meminimalisir perbedaan di berlakukan disclosure yang bertujuan untuk menyamakan semua
informasi agar menjadi simetri.

LO 9. Additional Empirical Tests of the Theory


Tes terhadap positif teori akuntansi terdapat 2 cara:
1. Testing the opportunistic and political cost hypothesis
Teori akuntansi positif jika di uji akan menghasilkan 3 hipotesis yang terkenal dan tidak dapat
dibantahkan lagi :
- Bonus plan hypothesis: jika bonus dari seorang manager adalah berdasarkan besarkan net income,
maka manager akan lebih memiliki kecenderungan menarik pendapatan tahun depan ke tahun
sekarang.
BONUS ($)

1.000.000 FIRM PROFITS ($)


2.500.000

Contoh:
Income minimization: Laba 2.100, agent cenderung melaporkan 2.000 karena bonusnya sama, lalu
100 sisanya disimpan untuk tahun depan.
Big bath: laba 900, tetapi lapornya 500-600, sekalian basah.
Income maximization: Laba 2.400, agent cenderung melaporkan 2.500 agar bonusnya meningkat.
Smoothing earning: membuat laba seolah-olah naik tiap tahun tetapi dihaluskan
Debt contract hypothesis: sebuah perusahaan cenderung memiliki peluang melangggar kontrak
perjanjian dengan kreditur. Contoh: sebuah perusahaan mendapatkan dana investasi dari investor
dengan syarat penjualan/tahun tidak boleh dibawah 10M, maka ketika penjualan/tahun tidak
mencapai 10M maka perusahaan memiliki kecenderungan memindahkan pendapatan di tahun depan
ke tahun sekarang.
Political cost hypothesis: perusahaan memiliki kecenderungan mengalami biaya politik. Jika suatu
perusahaan dalam keadaan makmur, maka penampilannya cenderunglebih tertutup atau tidak eksis,
dikarenakan jika dalam posisi perusahaan yang sedang makmur dan perusahaan tersebut maka
perusahaan tersebut akan di datangi oleh dirjen pajak, pemerintah, para politikus yang ingin
melaksanakan pilkada, pilpres. Maka dari itu jika suatu perusahaan sedang mengalami political cost,
cara terbaik ialah memindahkan pendapatan tahun ini ke tahun depan.
2. Testing the efficient contracting hypothesis
Interest capitalism: Teori dari Zimmer. Biaya bunga dikapitalisasi maka hal tersebut akan berdampak
pada dihapusnya biaya bunga yang seharusnya masuk dalam pengurang pendapatan. Oleh karena itu,
laba di LPK akan terlihat lebih tinggi.
Changes in chief executive officer: Denchow dan Sloan. CEO tidak akan menghabiskan biaya dari
penelitian dan pengembangan di tahun-tahun terakhirnya di kantor. Contoh: Awal tahun manajer
menggunakan fasilitas semaksimalnya dan akhir tahun meminimalisir cost agar bonus tinggi.
Other studies

Anda mungkin juga menyukai