Tugas GLP
Tugas GLP
Gas H2S atau Hydrogen sulfida (H2S) adalah gas beracun yang sangat membahayakan dalam
waktu singkat. Gas ini dapat melumpuhkan sistem pernafasan dan dapat membunuh
seseorang yang menghirupnya. Pada konsentrasi rendah gas H2S memiliki bau seperti telur
busuk, namun pada konsentrasi tinggi bau telur busuk tidak tercium lagi karena secara cepat
gas H2S melumpuhkan sistem syaraf dan mematikan indera penciuman.
Gas H2S dapat ditemukan di daerah gunung berapi, sumber belerang, minyak / gas bumi,
lokasi pembuangan limbah industri, peternakan atau pada lokasi pembuangan sampah.
Khusus pada aktivitas dalam bidang minyak/gas, H2S kemungkinan dapat ditemukan pada
aktivitas – aktivitas diantaranya:
proses pemboran: proses sirkulasi lumpur pemboran, pada saat gas keluar ( kick /
blow out ), uji kandungan lapisan ( well completion )
pekerjaan pada ruang tertutup ( confined space ): aktivitas pembersihan tanki,
pengukuran tanki, memasuki terowongan
proses / pekerjaan perawatan sumur : cabut tubing, penggantian packer / pompa
aktivitas produksi : kebocoran pipa, pengambilan sample.
Aktivitas dalam bidang minyak dan gas sangat berpotensi terhadap munculnya gas H 2S yang
merupakan jenis gas beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, sehingga
dengan mengetahui bahaya gas H2S, akan dapat dilakukan hal – hal yang berhubungan
dengan perencanaan dan program Keselamatan, Kesehatan dan Lindung Lingkungan.
Gas H2S adalah gas beracun yang tidak berwarna dan hanya dapat dikenali dari baunya pada
konsentrasi rendah. Kondisi tersebut tentunya sangat membahayakan kesehatan dan jiwa
seseorang yang terpapar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya H2S terhadap manusia, diantaranya
adalah:
konsentrasi H2S, semakin tinggi maka bahaya yang ditimbulkan juga semakin tinggi,
lamanya seseorang berada di lingkungan paparan H2S,
frekuensi seseorang terpapar,
daya tahan tubuh.
Efek fisik gas H2S pada tingkat rendah dapat menyebabkan terjadinya gejala-gejala sebagai
berikut:
Pengaruh Bahaya H2S terhadap tubuh manusia dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. pada saat H2S terhirup lewat saluran pernafasan, maka gas H2S akan mengiritasi
selaput lendir yang menutupi saluran nafas. Iritasi ini akan meliputi bagian hidung,
tenggorokan dan pada jaringan paru-paru.
2. dalam kondisi normal, di dalam paru – paru, oksigen akan diserap ke dalam darah
dan ditransportasikan ke seluruh tubuh oleh Hemoglobin (sel darah merah). Jika
seseorang menghirup udara yang telah tercampur dengan gas H2S maka komposisi
oksigen didalam darah akan tergantikan oleh H2S, sehingga akan terjadi kekurangan
oksigen pada sel tubuh. Aliran darah yang membawa H2S akan mengalir sampai ke
otak dan akan menyerang pusat pengendali sistem pernafasan dan lumpuhnya
syaraf indera penciuman,
3. H2S yang tercampur dengan air pada paru-paru akan menghasilkan asam lemah.
Asam lemah didalam paru-paru akan menyebabkan paru-paru melepuh dan
bengkak. Akibat fatalnya adalah paru-paru akan melemah dan berhenti bekerja,
sehingga seseorang dapat hilang kesadaran dan meninggal.
Selain berpengaruh dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia, H2S juga
berpengaruh terhadap peralatan logam karena H2S bersifat korosif pada logam. Pada
prakteknya untuk aktivitas bidang minyak dan gas, kondisi tersebut dapat terjadi pada pipa
– pipa saluran atau pada tanki – tanki logam, sehingga diperlukan penganganan khusus
untuk menghindari korosi yang akan berakibat pada keretakan atau kebocoran. Selain itu
H2S juga akan menyebabkan karat besi sulfida / Ferrous sulfide (FeS) pada logam besi. FeS
tersebut bersifat phyroporic, yang jika bereaksi dengan oksigen di udara akan menghasilkan
panas.
CARA MENCEGAH KERACUNAN GAS H2S
Pengaruh H2S tergantung pada berapa lama terpapar (exposure) dan konsentrasi dari gas
tersebut. Seseorang yang menghirup gas H2S dosis konsentrasi yang tinggi dapat
mengakibatkannya secara cepat tidak sadarkan diri.
Korban yang keracunan gas H2S harus segara dipindahkan dari daerah tersebut dan segara
diberi bantuan pernafasan (artificial resuscitation) untuk menghindari kematian dan
gangguan kerusakan otak. Seseorang yang menghirup gas H2S dengan dosis konsentrasi
rendah dalam waktu 3-15 menit dapat menyebabkan mata berair, iritasi pada kulit dan
batuk-batuk.
Seseorang yang terkena gas H2S akan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan
akhirnya menurunkan produktivitas kerja, terutama bila bahaya tersebut terjadi secara
berulang-ulang. Kontak langsung seseorang pada daerah H2S yang berlangsung lama dapat
menyebabkan gejala keracunan gas H2S semakin meningkat. Jika gas H2S bercampur
dengan keringat akan menghasilkan larutan Sulfuric acid yang dapat menyebabkan kulit
seperti terbakar.