Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti dan Imas di Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung Pada Tahun 2011 dengan jumlah sampel 18 orang dimana 9
orang diberikan perlakuan dan 9 orang lagi tidak diberikan perlakuan selama 47 hari
penelitian didapatkan hasil bahwa pijat oksitosin yang dilakukan pada kedua sisi tulang
belakang mulai dari leher ke arah tulang belikat dilanjutkan ke tulang costae dibawah
kedua payudara ibu post partum mempengaruhi hasil pengeluaran dari ASI pada ibu
post partum normal 2 jam dan yang melakukan mobilisasi dini yang diberikan
perlakuan pijat oksitosin dimana jumlah dari pengeluaran ASI yang dikeluarkan pada
ibu yang diberikan pijat oksitosin di dapatkan bahwa berkisar dari 2 cc sampai dengan
10 cc dengan nilai rata – rata 5cc dimana kolosstrum yang diperlukan oleh bayi dapat
diberikan secepatnya setelah diberikan pijat oksitosin.
Pijat oksitosin yang diberikan kepada ibu postpartum tidak berpengaruh terhadap waktu
pengeluaran kolostrum ibu postpartum di ruang kebidanan RS Muhamadiyyah
Bandung dimana nilai lama waktu pengeluaran kolostrum yang dilakukan pijat
oksitosin adalah 5,86 jam sedangkan pada ibu post partum yang tidak dilakukan pijat
oksitosin adalah 5,89 jam dengan nilai Pvalue = 0,939 yang mana pijat oksitosin tidak
terdapat pengaruh terhadap waktu pengeluaran kolostrum.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mira Delima di Puskesmas Plus
Mandiangin dimana penelitian dilakukan selama 12 hari terhadap ibu menyusui di
wilayah puskesmas berjumlah 21 orang dengan wawancara dimana peneliti melakukan
kunjungan rumah selama 3 hari untuk melakukan pijat oksitosin dan pada hari ke 4
dikaji kembali mengenai produksi ASI setelah dilakukan pijat oksitosin didapatkan
hasil bahwa sesudah diberikan pijat oksitosin ratarata produksi ASI responden sebesar
9,00 dengan standar deviasi 1,183 dan minimal-maksimal dengan nilai 6-10. Penelitian
ini menunjukkan kesesuaian dengan teori, dengan melakukan pemijatan pada
sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang sampai tulang costae kelima-
keenam akan merangsang hormon prolaktin dan oksitosin , sehinggaASI pun otomatis
dapat lebih lancar.Sehingga dapat diambil kesimpulan
 Rata-rata produksi ASI responden sebelum dilakukan pijat oksitosin mengalami
masalah produksi ASI.
 Rata-rata produksi ASI responden setelah dilakukan pijat oksitosin terjadi
peningkatan yang signifikan terhadap produksi ASI.
 Ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI, karena ada perbedaan yang
signifikan antara produksi ASI sebelum dan sesudah perlakuan.
b. Saran
 Setiap petugas kesehatan / bidan yang menemukan kejadian bahwa kolostrum
tidak keluar maka hendaknya petugas kesehatan/bidan memberikan konseling
kepada klien untuk dilakukan pijat oksitosin dengan tujuan memberikan
pendidikan kepada ibu / keluarga untuk tetap memberikan kolostrum pada bayi
di awal kehidupannya.
 Adanya program konseling pijat oksitosin di setiap tempat pelayanan kesehatan
pada ibu yang melahirkan secara teratur untuk mendukung program menyusui
melibatkan anggota keluarga (pasangan)
 Dilakukannya pelatihan terhadap petugas kesehatan dan bidan dalam
melakukan pijat oksitosin secara baik dan benar
 Dilakukannya program pijat oksitosin secara berkala di ruang persalinan agar
dapat meningkatkan produksi ASI oleh petugas kesehatan yang terlatih.
 Tersedianya informasi yang mudah didapat, menarik dan mudah dipahami
mengenai pijat oksitosin di ruang persalinan

Anda mungkin juga menyukai