Anda di halaman 1dari 3

2.

1 Etiologi
kongenital
a. atresia koana
atresia koana adalah tertutupnya satu atau kedua posterior kavum nasi oleh membran
abnormal atau tulang. Hal ini terjadi akibat kegagalan embriologik dari membran
bukonasal untuk membelah sebelum kelahiran. gejala yang paling khas pada atresia
koana adalah tidak adanya atau tidak adekuatnya jalan napas hidung. pada bayi baru
lahir yang hanya bisa bernapas melalui hidung, kondisi ini merupakan keadaan gawat
darurat dan perlu pertolongan yang cepat pada jalan napas atas untuk menyelamatkan
hidupnya. obstruksi koana unilateral kadang-kadang tidak menimbulkan gejala pada saat
lahir tapi kemudian akan menyebabkan gangguan drainase nasal kronis unilateral pada
masa anak-anak sedangkan atresia koana bilateral menyebabkan keadaan darurat pada
saat kelahiran.
Atresia koana bilateral memerlukan tindakan yang darurat bertujuan untuk menjamin
jalan napas, karena dapat menyebabkan asfiksia berat dan kematian setelah kelahiran.
kelainan penyerta yaitu adanya meningosil sehingga operasi ini dilakukan bersama
bagian bedah Saraf. tindakan yang dilakukan adalah koanoplasti dan pemasangan stent
menggunakan pipa nasogastrik ukuran 12.
b. Stenosis subglotik
Pada daerah subglotik, 2-3 cm dari pita suara, sering terdapat
penyempitan. Kelainan yang dapat menyebabkan stenosis subglotik ialah :
1. Penebalan jaringan submukosa dengan hyperplasia kelenjar mucus dan fibrosis.
2. Kelainan bentuk tulang rawan krikoid dengan lumen yang lebih kecil.
3. Bentuk tulang rawan normal dengan ukuran lebih kecil.
4. Pergeseran cincin trakea pertama kearah atas belakang ke dalam lumen krikoid.
Gejala stenosis subglotik ialah stridor, dispneu, retraksi di suprasternal,
epigastrium, interkostal serta subklavikula. &ada stadium yang lebih berat akan
ditemukan sianosis dan apnea sebagai akibat sumbatan jalan, sehingga mungkin
juga terjadi gagal pernafasan (respiratory distress). Terapi tergantung kelainan
yang menyebabkannya.
Pada umumnya terapi stenosis subglotik yang disebabkan oleh kelainan
submukosa ialah dilatasi atau dengan laser 7!'. Stenosis subglotik yang
disebabkan oleh kelainan bentuk tulang rawan krikoid dilakukan terapi
pembedahan dengan melakukan rekontruksi.
c. 1aringomalasia
&ada stadium awal ditemukan epiglotis lemah, sehingga pada waktu
inspirasi epiglotis tertarik ke bawah dan menutup rima glotis. *engan demikian
bila pasien bernafas, nafasnya berbunyi "stridor#. Stridor merupakan gejala awal,
dapat menetap dan mungkin hilang timbul, ini disebabkan lemahnya rangka
laring.
)ambar >. 1aringomalasia
11
5/24/2018 Referat Obstruksi Sistem Saluran Nafas Atas New - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/referat-obstruksi-sistem-saluran-nafas-atas-new 12/40

%anda sumbatan jalan nafas dapat dilihat dengan adanya cekungan


"retraksi# di daerah supra sterna, epigastrium, interkostal dan supraklavikular.
ila sumbatan ini makin hebat, dilakukan intubasi endotrakea.
2.2.2 +a#ang
• Epigl"tits akut
4piglotitis akut adalah suatu keadaan inflamasi akut yang terjadi pada
daerah supraglotis dari orofaring, meliputi epiglotis, valekula, aritenoid, dan
lipatan ariepiglotika.0 4piglotitis akut biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri,
bakteri paling sering ditemukan adalah Haemophilus influenza. 4piglotitis akut
paling sering terjadi pada anak-anak berusia '-0 tahun namun akhir-akhir ini dilaporkan
bahwa prevalensi dan insidennya meningkat pada orang dewasa. =
!nset dari gejala epiglotitis akut biasanya terjadi tiba-tiba dan berkembang
secara cepat. &ada pasien anak-anak, gejala yang sering ditemui adalah sesak
napas dan stridor yang didahului oleh demam, sedangkan pada pasien dewasa
gejala yang terjadi lebih ringan, dan yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri
tenggorokan dan nyeri saat menelan.0
*iagnosis dapat dibuat berdasarkan riwayat perjalanan penyakit dan
tanda serta gejala klinis yang ditemui, dan dari foto rontgen lateral leher yang
memperlihatkan edema epiglotis "thumb sign#dan dilatasi dari hipofaring. 8
&enatalaksanaan pada pasien dengan epiglotitis diarahkan kepada mengurangi
obstruksi saluran napas dan menjaganya agar tetap terbuka serta mengeradikasi agen
penyebab.0 *apat dilakukan intubasi jika telah terjadi obstruksi, dengan
ekstubasi setelah 0?->' jam, serta pemberian antibiotika yang adekuat.

Anda mungkin juga menyukai