Anda di halaman 1dari 9

Topik : Identifikasi Deduktif: Determinasi Ras dan Jenis Kelamin

1. Determinasi Ras berdasarkan tulang orokraniofasial dan gigi


Pada tahun 1758 Linnaeus mengkategorikan ras menurut kategori taksonomi natural.
Linnaeus membedakan ras menjadi Homo sapiens afar dan Homo sapiens europaeus dan
menambahkan empat subdivisi geografis manusia: white Europeans, red Americans, yellow
Asians, dan black Africans. Walaupun Linnaeus bermaksud membuat klasifikasi yang objektif, ia
menggunakan data biologis dan kultural pada deskripsi subdivisinya. Blumenbach (1775)
mengkategorikan manusia ke dalam lima “races” yang mirip dengan klasifikasi Linnaeus. Coon
(1962), dengan dasar ciri fenotip fisik, membagi ras ke dalam lima kategori yaitu Caucasoid,
Mongoloid, Australoid, Negroid, dan Capoid. Walaupun terdapat ahli antropologi yang tidak
menyetujui klasifikasi ini, klasifikasi ini tetap dipakai sampai sekarang bahkan oleh orang
awam.1

1.1 Determinasi ras berdasarkan tulang orokraniofasial (tengkorak) dan metodenya


Penggunaan tulang sebagai alat bantu determinasi ras asli individu dapat memberikan
beberapa kesulitan karena:
a. Pengkategorian ras yang biasanya digunakan dalam determinasi ras berdasarkan
tulang adalah model tiga ras (three-race model) : Caucasian, Mongoloid, dan
Negroid. Walaupun dapat dipatikan ada banyak kemiripan di antara masing-
masing kelompok ras, tidak semua individu memiliki ciri tulang/skeletal yang
secara konsisten sama persis dengan tempat asalnya.
b. Tidak sedikit individu yang merupakan keturunan ras campuran. Seringkali
susunan tulang mencerminkan karakteristik dari dua atau lebih grup ras sehingga
tidak benar-benar masuk dalam pengkategorian model tiga ras.
c. Kebanyakan indikator tulang dinilai melalui metode nonmetrik (tanpa
perhitungan) sehingga nilai subjektivitasnya tinggi
Walaupun adanya beberapa kekurangan, determinasi ras masih dianggap sebagai bagian penting
dari proses identifikasi individu.
1.1.1 Variasi Morfologi Tengkorak secara Nonmetrik (anthroposcopic/kualitatif/tanpa
perhitungan)
a. Facial Traits (Ciri-ciri fasial)
Kumpulan ilustrasi berikut ini menunjukkan ciri-ciri morfologi klasik yang
berkaitan dengan tengkorak pada masing-masing kelompok ras dari berbagai regio
geografis. Seluruh ciri ini dapat diobservasi dan dinilai dengan cepat dan tanpa
perhitungan. Sebagai suatu kelompok, ciri-ciri ini berfokus pada perbedaan-perbedaan di
bagian wajah dan memberikan pandangan luas dari perbedaan yang paling jelas dari
masing-masing tipe ras. Tak satu pun dari ciri-ciri ini yang dapat dipastikan berkolerasi
sempurna dengan self-reported race atau ras sebagaimana menurut pengamat luar. Akan
lebih baik untuk melakukan pendafataran ciri morfologi ditambah dengan pengukuran
dan analisis fungsi diskriminan.2
Saat membandingkan tengkorak, mulai dengan mengevaluasi relasi skeletal yang
dilihat dari proyeksi rahang terhadap hidung. Mulut dengan proyeksi yang lebih
maju/forward disebut prognati; mulut dengan proyeksi normal/non-projecting disebut
orthognati. Kemudian bandingan lebar nasal aperture dan nasal sill. Kemudian,
bandingan proyeksi zygoma dengan hidung dan mulut. Perhatikan bahwa kelompok
Africa dapat dikenali dari bentuk rahangnya yaitu prognati. Kelompok Europeans dapat
dibedakan dari penonjolan pada regio hidung. Biasanya regio hidungnya lebih sempit dan
lebih terproyeksi dibandingkan Asian dan African. Kelompok Asian dapat dibedakan dari
penonjolan pada pipi (zygoma). Letaknya lebih anterior sehingga wajah Asian tampak
broader dan flatter. Setiap ciri yang prominent/menonjol akan mempengaruhi bagian
wajah lain. Seperti contoh, rahang prognati pada Africans menyebabkan perubahan
bentuk nasal sill.2
b. Palatal Traits
Kumpulan ilustrasi berikut ini menunjukkan ciri morfologi klasik yang berkaitan dengan
tengkorak pada masing-masing ras di regio-regio geografis mayor. Sebagaimana dengan
ciri wajah (facial traits), ciri-ciri ini juga dapat diobservasi dan dinilai dengan cepat,
tanpa perhitungan/pengukuran. Ciri palatal merefleksikan perbedaan-perbedaan ciri
wajah. Wajah yang lebih lebar seperti pada Asians mencerminkan a broad dental row
with little, if any, overbite sedangkan wajah yang lebih sempit seperti pada orang
Europeans mencerminkan parabolic dental row dengan kecenderungan tinggi mengalami
dental crowding dan overbite. Sangatlah penting untuk merekam dan mencatat palatal
traits, menyambungkan dengan temuan informasi lainnya, dan melakukan pengukutan
dan analisis fungsi diskrimnan.2
1. Identifikasi Ras Korban

Ras dibagi dalam 3 ras besar yaitu caucasoid, mongoloid, dan ras negroid. Kini terdapat
ras khusus dan ras australoid yaitu ras aborigin dan ras-ras kecil di kepulauan pasifik. Hal
ini terjadi karena adanya perkawinan campur dari ketiga ras tersebut pada jaman
peperangan antar negara (perang dunia I dan perang dunia II).

Ras-ras tersebut mempunyai ciri-ciri tersendiri yang dapat digunakan sebagai sarana
identifikasi.

Menurut Hoebel bahwa ciri-ciri khas yang berbeda tersebut disebabkan karena, sebagai
berikut :

1. Dari komponen masyarakat sekitarnya/setempatnya


2. Dari komponen perkawinan (pernikahan/garis keturunan)
3. Dari komponen genetik
4. Dari komponen ciri-ciri fisik, gigi dan mulut

Beberapa rincian anatomis, terutama di wajah sering menunjukkan ras individual. Pada
ras kulit putih memiliki wajah yang menyempit dengan hidung yang agak meninggi dan
dagu yang menonjol. Ras kulit hitam memiliki hidung yang lebar dan subnasal yang
berlekuk. Indian Amerika dan Asia memiliki bentruk tulang pipi yang menonjol dan
tekstur gigi yang khas.

1. Identifikasi Ras Korban Dari Ciri-ciri Gigi


Ciri-ciri kelima ras tersebut ditinjau dari gigi insisive, premolar, dan molar, yaitu gigi
insisive dari cingulum, gigi premolar dari jarak mesiodistal dengan bucopalatal atau relasi
jarak mesodistal dengan bucolingual dan gigi molar dari fissure, jumlah pit dan adanya
carabelli ataupun jumlah gigi molar.

Identifikasi ras tersebut antara lain :

1. Ras caucasoid
Dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Menurut Kierberger’55 dan Pederson’49, Permukaan lingual rata pada gigi seri/insisive
(1.2 1.1, 2.1 2.2)
b. Sering ditemukan gigi-geligi yang crowded
c. Gigi molar pertama bawah lebih panjang dan tapered (3.6, 4.6)
d. Menurut Dalberg (1956) , bagian buko-palatal lebih kecil dari mesio-distal (P2, 1.5,
2.5) e. Sering ditemukan cusp carabelli dibagian palatal pada gigi 1.6, 2.6
f. Lengkung rahang sempit

Gambar 3. Ras Caucasoid

1. Memperlihatkan gigi incisive bagian atas tidak terdapat cingulum.


2. Memperlihatkan gigi molar 1 dengan fissure dan dua pit yaitu pit distal dan pit mesial.
3. Memperlihatkan cusp carabelli pada M1 atas pada bagian mesio palatal.

2. Ras mongoloid
Dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Menurut Herdlicka (1921) bahwa gigi insisive mempunyai perkembangan penuh pada
permukaan palatal bahkan lngual sehingga shovel shaped incisor cingulum jelas dominan
(1.1, 1.2, 2.1, 2.2).
b. Dens evaginatus. Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan oklusal premolar
bawah pada 1-4% ras mongoloid.
c. Bentuk gigi molar segiempat dominan

Oleh karena itu satu individu tidak murni satu ras. Maka identifikasi gigi diperlukan
untuk penentuan ras yang didapat dari penothype gigi dari genotype nya.

Gambar 4. Memperlihatkan adanya cingulum pada permukaan palatal pada gigi incisive
atas dan gigi incisive berbentuk sekop.

Gambar 5 1. Memperlihatkan adanya Dens evaginatus pada permukaan oklusal premolar


bawah pada 1-4% ras mongoloid. 2. Memperlihatkan bentuk gigi molar 1 bawah
segiempat dominan.

3. Ras Negroid

Dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Menurut R. Biggerstaf bahwa akar premolar cenderung membelah atau terdapat tiga
akar (trifurkasi). (1.4, 1.5, 2.4, 2.5) b. Bimaxillary protusion c. Molar ke-4 sering
ditemukan (banyak ditemukan) d. Premolar pertama terdapat 2 atau 3 cusp (1.4, 2.4) e.
Gigi molar berbentuk segiempat membulat

10

Gambar 6. Ras Negroid

4. Ras australoid

Yang termasuk dalam ras ini adalah : suku aborigin dan suku-suku kepulauan kecil
pasifik.

5. Ras khusus Ras khusus ini menurut Nursil Luth dan Daniel Fernandez (1995), yaitu :

a. Brushman Suku ini bermukim di negara Spanyol.

b. Vedoid Suku ini bermukim di Afrika Tengah.

c. Polynesian
Suku ini bermukim di pulau-pulau kecil di lautan Hindia dan lautan Afrika.
d. Ainu Suku ini bermukim di kepulauan kecil di Jepang.

Gambar 7. Memperlihatkan gigi depan dari ras khusus relatif semua gigi incisive hampir
sama.
11

2. Identifikasi Ras Korban Dari Lengkung Gigi

Identifikasi ras melalui lengkung gigi mempunyai 5 jenis :

Gambar 8
a. Memperlihatkan lengkung gigi yang berbentuk elipsoid ciri ini dapat didentifikasi
sebagai ras mongoloid. b. Memperlihatkan lengkung gigi berbentuk U yang dapat
diidentifikasi sebagai ras negroid. c. Memperlihatkan lengkung gigi berbentuk paraboloid
yang dapat diidentifikasi sebagai ras caucasoid.

Gambar 9

a. memperlihatkan lengkung rahang berbentuk paraboloid yang lebar degan gigi incisive
yang besar-besar hal ini dapat diidentifikasikan sebagai ras australoid. b. Memperlihatkan
lengkung rahang berbentuk U yang sangat nyata sedangkan gigi incisive kecil-kecil hal
ini dapat diidentifikasikan sebagai ras khusus.

Anda mungkin juga menyukai