Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan

1. Bagaimana pengunaan oksitosin pada persalina lama khususnya inersia uteri?


2. Apa dampaknya distosia terhadap ibu dan janin?
3. Bagaimana prosedur setelah lahir pd presentasi bokong?
4. Penyebab perubahan panggul, dan prognosa yang paling baik yg mana?

Jwb

1. Bila dgn dosis 5 satuan oksitosin dlm larutan glukosa 5% iv kec. 12 tts/mnt
perlahan dinaikan sampai 50 tts gagal. Tidak ada gunanya memberikan dosis yg
terlalulu tinggi. Infus Harus dihentikan bila kontraksi uterus lebih dari 60 detik atau
djj cepat/lambat.

2. Infeksi intrapartum, rupture uteri, cincin retraksi patologis, pembentukan fistula,


cedera otot dan panggul. pd janin : infeksi intrapartum,kaput suksedumen pd kepala
bayi, molase kepala janin

3. Manejemen akif kala 3 untuk melahirkan plasenta (oksitosin 10 unit IM, traksi
kendali tali pusat, masase uterus setalah plasenta lahir), periksa robekan pd jalan
lahir dan penjahitan luka epiostomi, buang sampah pd tmpt khusus

4. Perubahan bentuk panggul juga dapat terjadi karena adanya penyakit seperti
rakhitis, osteomalasia, neoplasma, fraktur, atrifi, karies, nekrosis maupun penyakit
pada sendi sakroiliaka dan sendi sakrokoksigea. Penyakit tulang belakang seperti
kifosis, skoliosis dan spondilolistesis serta penyakit pada kaki seperti koksiis,
luksasio koksa dan atrofi atau kelumpuhan satu kaki merupakan termasuk penyulit
dalam proses persalinan pervaginam, Dari keempat jenis panggul diatas panggul
ginekoid merupakan jenis panggul dengan prognosa persalinan paling baik,
sedangkan ketiga jenis panggul lainnya dapat menyebabkan terjadinya distosia
persalinan.

Kelainan his ini dapat berupa inersia uteri hipertonik atau inersia uteri hipotonik.
Kontraksi uterus atau his secara normal terjadi pada awal persalinan yakni pada kala 1, pada
awal kala 1 his yang timbul masih jarang yaitu 1 kali dalam 15 menit dengan kekuatan 20 detik,
his ini semakin lama akan timbul semakin cepat dan sering yakni interval 2 sampai 3 kali dalam
10 menit dengan kekuatan 50 sampai 100 detik. Apabila kontraksi tidak adekuat, maka serviks
tidak akan mengalami pembukaan, sehingga pada kondisi tersebut dilakukan induksi persalinan,
dan apabila tidak ada kemajuan persalinan maka dilakukan seksio sesaria, namun pada
persalinan kala II apabila ibu mengalami kelelahan maka persalinan dilakukan dengan
menggunakan vacum ekstraksi (Cuningham et al, 2010).

Persalinan kala III yaitu melahirkan plasenta, apabila placenta belum lahir dalam waktu 30
menit maka hal ini terjadi karena tidak ada kontraksi uterus atau karena adanya perlengketan
sehingga merangsang uterus maka di berikan pemberian induksin dan melakukan massage uterus
(Cuningham et al, 2010).

Anda mungkin juga menyukai