M
d e n g a n Persalinan Normal dengan Luka Episiotomi
di PAV. ASTER RSUD Tangerang
PERSALINAN NORMAL
A. Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (Marmi, 2012)
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pelepasan dan pengeluaran plasenta serta selaput janin dari tubuh ibu.
Persalianan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah kehamilan 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Proses persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhirnya
dengan lahirnya plasenta secara lengkap (Kumalasari, 2015)
B. Tahapan Persalinan
1. KALA I (Pembukaan)
Pasien dikatakan dalam tahap persalinan kala I, jika sudah terjadi
pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10
menit selama 40 detik. Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung
antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap). Proses ini terbagi
menjadi dua fase, yaitu fase laten (8 jam) dimana serviks membuka sampai
3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana serviks membuka dari 3-10 cm.
Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi selama fase aktif. Pada permulaan
his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturient (ibu
yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk
primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada multigravida sekitar 8
jam, Berdasarkan Kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan
primigravida 1 cm per jam dan pembukaan multigravida 2 cm per jam.
Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat
1
2
Schultze Ducan
4. KALA IV (Observasi)
Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV
dilakukan observasi terhadap perdarahan pascapersalinan, paling sering
terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan adalah
sebagaiberikut:
a. Tingkat kesadaranpasien
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: Tekanan darah, nadi, dan pernafasan.
c. Kontraksiuterus.
d. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal
jikajumlahnya tidak melebihi 400-500cc.(Sulistyawati,2010).
C. Etiologi Persalianan
Selama kehamilan dalam tubuh wanita terdapat dua hormone
yang dominan:
1. Estrogen
Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim serta
memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,
prostaglandin ddan mekanis.
2. Progesteron
Berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim, menghambat
rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,prostaglandin dan
mekanis, serta menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi
6
(Sulistyawati, 2010).
Adapun teori-teori tersebut diantarannya:
a. Teori Penurunan Hormon
Saat 1-2 minggu sebelum proses melahirkan dimulai, terjadi
penurunan kadar esterogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai
penenang otot-otol polos rahim, jika kadar progesteron turun akan
menyebabkan tegangnya pembuluh darah dan menimbulkan his
(Sulistyawati, 2010).
b. Teori Plasenta Menjadi Tua
Plasenta yang menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar
estrogen dan progesterone yang menyebabkan kekejangan pembuluh
darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim (Marmi, 2012).
c. Teori Distensi Rahim
1) Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batastertentu.
2) Setelah melewati batas tersebut, akhirnya terjadi kontraksi
sehinggapersalinan dapatdimulai.
d. Contohnya pada kehamilan gemeli, sering terjadi kontraksi karena uterus
teregang oleh ukuran janin ganda, sehingga kadang kehamilan gemeli
mengalami persalinan yang lebih dini (Sulistyawati,2010)Teori
IritasiMekanis
Di belakang serviks terletak ganglion servikalis (fleksus
frankenhauser), bila ganglion ini digeser dan ditekan (misalnya oleh
kepala janin), maka akan timbul kontraksi uterus (Sulistyawati, 2010:5).
e. Teori Oksitosin
1) Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisisposterior
2) Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensitivitas otot rahim, sehingga terjadi kontraksi Braxton Hicks.
3) Menurunya konsentrasi progesteron karena magangnya usia
kehamilan menyebabkan ok di fisik meningkatkan aktivitasnya dalam
merangsang otot rahim untuk berkontraksi, dan akhirnya persalinan
dimulai (Rohani, 2011)
7
a. Kontraksi Uterus(HIS)
Otot rahim terdiri dari 3 lapis, dengan susunan berupa anyaman
yang sempurna. Tediri atas lapisan otot longitudinal dibagian luar,
lapisan otot sirkular dibagian dalam, dan lapisan otot menyilang diantara
keduannya. Dengan susunan demikian, ketika otot rahim berkontraksi
maka pembuluh darah yang terbuka setelah plasenta lahir akan terjepit
oleh otot dan perdarahan dapat berhenti (Sulistyawati, 2010)
b. Kontraksi dinding rahim.
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentumretundum
Perbedaan antara His palsu dan His sejati
2. P assage
9
Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat,
dasar panggul, vagina, dan introitus. Janin harus berhasil menyesuaikan
dirinya terhadap jalan lahir yang relative kaku, oleh karena itu ukuran dan
bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. Jalan lahir
dibagi atas :
a. Bagian keras : Tulang-tulangpanggul.
1) Bagian lunak : Uterus, otot dasar panggul dan perineum
(Prawirohardjo,2011). Ruang panggul (Pelvic Cavity) dibagi
menjadi 2, yaituPelvis mayor (flase pelvic), diatas lineaterminalis.
2) Pelvis minor (true pelvic), dibawah linea terminalis (Rohani,2011)
3. Bidang-bidang Panggul
` Bidang hodge adalah bidang semua sebagai pedoman untuk
menentukan kemajuan persalinan, yaitu seberapa jauh penurunan kepala
melalui pemeriksaan dalam atau vaginal toucher (VT). Bidang hodge
terbagi empat antara lain sebagai berikut:
a. Bidang HodgeI
Bidang setinggi pintu atas panggul (PAP) yang dibentuk oleh
promontorium, artikulasio sakro-illiaka, sayap sacrum, linea inominata,
ramus superior os. Pubis, tepi atas simpisis pubis (Rohani dkk,2011).
b. Bidang HodgeII
Bidang setinggi pinggir bawah simpisis pubis, berhimpit dengan
PAP (Hodge I) (Rohani dkk, 2011).
c. Bidang HodgeIII
Bidang setinggi spina ischiadica berhimpit dengan PAP (Hodge I)
(Rohani dkk, 2011).
d. Bidang HodgeIV
Bidang setinggi ujung koksigis berhimpit dengan PAP (Rohani
dkk, 2011)
4. Pasanger
a. Janin
Hubungan janin dengan jalan lahir:
10
8. Psikologiibu
Melibatkan psikologi ibu, emosi dan persiapan intelektual,
pengalaman bayi sebelumnya, kebiasaan adat, dukungan dari orang terdekat
pada kehidupan ibu.(Walyani, 2014).
F. Penatalaksanaa Persalinan
Engagement dan penurunan merupakan dua mekanisme persalinan.
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk
menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Ada tiga ukuran diameter kepala janin
yang digunakan sebagai patokan dalam mekanisme persalinan normal, antara
lain :
b. Penguncian (engagement)
14
Tahap penurunan pada waktu diameter biparetal dari kepala janin telah
melalui lubang masuk panggulpasien.
c. Fleksi
Dalam proses masuknya kepala janin ke dalam panggul, fleksi
menjadi hal yang sangat penting karena dengan fleksi diameter kepala
janin terkecil dapat bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar
panggul. Pada saat kepala bertemu dengan dasar panggul, tahannya
akan meningkatkan fleksi menjadi bertambah besar yang sangat
diperlukan agar saat sampai di dasar panggul kepala janin sudah dalam
keadaan fleksi maksimal.
f. Restitusi
Restitusi adalah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik ke
kanan atau ke kiri bergantung kepada arah dimana ia mengikuti
perputaran menuju posisi oksiput anterior.
16
g. Putaran paksiluar
Putaran ini terjadi bersama dengan putaran internal dari bahu.
Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul, bahu akan mengalami
perputaran dalam arah yang sama dengan kepala, janin agar terletak
dalam diameter yang besar dari rongga panggul. Bahu anterior akan
terlihat pada lubang vagina-vulva, dimana ia akan bergeser dibawah
sipisis pubis (Sulistyawati A, 2010).
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap
a. Hb
b. Golongan darah
c. Faktor Rh +/-
d. Waktu pembekuan
2. Protein urine
3. Urine reduksi
17
H. Pathway
Resiko infeksi
I. Komplikasi
a. Perdarahan
b. Pre-eklamsi
c. Infeksi
18
2. Diagnosa Keperawatan
Kala I
a. (D.0138)Risiko cedera pada janin berhubungan dengan nyeri pada
abdomen dan kecemasan yang berlebihan tentang proses
persalinan
Kala II
a. (D.0079) Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin
b. (D.0138)Risiko cedera pada janin berhubungan dengan nyeri pada
abdomen dan kecemasan yang berlebihan tentang proses persalinan
Kala III
a. (D.0079) Nyeri melahirkan b/d proses persalinan
b. (D.0036) Resiko Ketidakseimbangan Cairan b/d trauma/ perdarahan
c. (D.0137) Risiko cidera pada ibu b/d persalinan lama kala 1-
3 Kala IV
a. (D.0077) Nyeri akut b/d agen pencedera fisik
b. (D.0036) Resiko Ketidakseimbangan Cairan b/d trauma/ perdarahan
c. (D.0142) Risiko infeksi b.d luka epiostomi
19
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan Kala
I
Perencanaan
Diagnosa
No Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Risiko cedera Setelah dilakukan tindakan Perawatan Persalinan (I.07227)
pada janin keperawatan selama 1 x 2 Observasi :
berhubungan jam, diharapkan tidak 1. Identifikasi kondisi
dengan nyeri terjadi bahaya atau proses persalinan
pada kerusakan fisik pada bayi 2. Monitor kondisi fisik
abdomen dan selama proses persalinan dan psikologi pasien
kecemasan dengan kriteria hasil : 3. Monitor kesejahteraan ibu
yang 1. Kemajuan persalinan 4. Monitor kesejahteraan janin
berlebihan baik (5) 5. Monitor kemajuan
tentang proses 2. Kejadian cedera persalinan
persalinan menurun (5) 6. Monitor tanda
3. Luka/ lecet menurun (5) tanda persalinan
4. Gelisah menurun (5) 7. Monitor kemajuan
pembukaan
menggunakan partograf
saat fase aktif
8. Monitor tingkat
nyeri selama
persalinan
9. Lakukan pemeriksaan
leopold
Terapeutik :
1. Berikan metode alternatif
penghilang rasa sakit (mis
pijat,aromaterapi,hipnosis)
20
Edukasi
1. Jelaskan prosedur
pertolongan persalinan
2. Informasikan
kemajuan persalinan
3. Ajarkan teknik relaksasi
4. Anjurkan ibu
mengosongkan kandung
kemih
5. Anjurkan ibu cukup nutrisi
6. Ajarkan ibu mengenali
tanda tanda persalinan
Terapeutik :
1. Berikan metode alternatif
penghilang rasa sakit (mis
pijat,aromaterapi,hipnosis)
Edukasi
1. Jelaskan prosedur
pertolongan persalinan
2. Informasikan kemajuan
persalinan
3. Ajarkan teknik relaksasi
4. Anjurkan ibu
mengosongkan kandung
kemih
5. Anjurkan ibu cukup nutrisi
6. Ajarkan ibu
mengenali tanda tanda
persalinan
(5) Terapeutik
3. fraktur menurun 1. Masase fundus sampai
(5) kontraksi kuat, jika perlu
4. Ketegangan otot 2. Lakukan pijat uterus untuk
menurun (5) merangsang kontraksi uterus
5. Perdarahan Kolaborasi
menurun (5) 1. Kolaborasi pemberian
anastesi maternal, sesuai
kebutuhan