Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,

masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

kesehatan juga dapat dilakukan dengan cara menurunkan jumlah penyakit

degeneratif. Proses degenerasi menyebabkan perubahan kemunduran fungsi

organ tersebut, termasuk juga sistem traktus urinarius, sehingga menyebabkan

macam-macam kelainan atau penyakit urologis tertentu, salah satunya adalah

Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) ( Agung, Dewi, Mardhatillah & Saputra,

2018).

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah tumor jinak yang sering

menyerang pria dan insidensinya meningkat seiring dengan pertambahan usia.

Penyakit ini ditandai dengan pertumbuhan nonmalignansi dari kelenjar prostat

yang umumnya terjadi pada pria berusia diatas 40 tahun (Novelt, Rofinda &

Etriyel, 2019).

Jika dilihat dari data kasus ataupun data yang diperoleh dari angka

kejadian penyakit ini menurut beberapa penelitian penulis telah mengumpulkan

beberapa penelitian angka kejadian kasus Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

di dunia. Insidensi Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) akan meningkat

seiring dengan bertambahnya usia, yaitu pada pria usia 40 tahun sekitar 20%,

pada pria usia 60 tahun meningkat menjadi 60% dan pada pria usia 70-80 tahun
mencapai 90% (Novelty, dkk, 2019) . Sedangkan data angka kejadian Benign

Prostatic Hyperplasia (BPH) yang diperoleh World Health Organization

(WHO), 2013 diperkirakan terdapat sekitar 70 juta kasus degeneratif, salah

satunya ialah BPH, dengan insidensi di negara maju sebanyak 19%, sedangkan

di negara berkembang sebanyak 5.35% kasus. Tahun 2013 di Indonesia

terdapat 9,2 juta kasus BPH, di antaranya diderita oleh laki-laki berusia di atas

60 tahun (Amadea, Langitan & Wahyuni, 2019).

Kasus Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) yang terjadi di Jawa Tengah,

kasus tertinggi gangguan prostat berdasarkan laporan rumah sakit terjadi di

Kabupaten Grobogan yaitu sebesar 4.794 kasus (66,33 %) dibandingkan

dengan jumlah keseluruhan kasus gangguan prostat di kabupaten atau kota lain

di Jawa Tengah. Bila dibandingkan kasus keseluruhan penyakit tidak menular

lain di Kota Grobogan sebesar 46,81 %. Sedangkan kasus tertinggi kedua

adalah kota Surakarta 488 kasus (6,75 %) dan dibandingkan dengan jumlah

keseluruhan penyakit tidak menular lain di kota Surakarta maka proporsi

kasus ini adalah 3,52 %. Rata-rata kasus gangguan prostat di Jawa Tengah

adalah 206,48 kasus (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013).

Sedangkan menurut hasil rekam medis Rumah Sakit Prof. Dr. Margono

Soekardjo pada tahun 2018 Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) menduduki

peringkat tiga pada kasus urologi dan didapatkan 238 kasus (profil RSUD Prof.

Dr. Margono Soekardjo, 2018)

Pada masalah Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) untuk tindakan yang

diambil atau dilakukan dalam penatalaksanaannya beragam diantaranya ada


prosedur pembedahan, watch full waiting, dan medikametosa. Tindakan yang

sering diambil untuk penatalaksanaan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

untuk jangka waktu panjang adalah adalah prosedur pembedahan. Prosedur

pembedahan yang paling banyak dilakukan adalah Transurethral of the

prostate (TURP). Transurethral Resection of the Prostate (TURP) merupakan

tindakan pembedahan yang paling umum dan sering dilakukan untuk

mengatasi pembesaran prostat karena lebih efektif untuk menghilangkan gejala

dengan cepat dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan. Prosedur yang

dilakukan dengan bantuan alat yang disebut resektoskop ini bertujuan untuk

menurunkan tekanan pada kandung kemih dengan cara menghilangkan

kelebihan jaringan prostat (Amadea, Langitan & Wahyuni, 2019).

Efek dari tindakan prosedur pembedahan Transurethral Resection of the

Prostate (TURP) adalah perdarahan pasca operasi, nyeri, keluhan BAK

kemerahan dan terjadi retensi urine yang terjadi karena adanya cloth yang

menyumbat di saluran kemih (Hinora, Laoh & Kabo, 2014). Retensi urine

adalah pengosongan inkomplet kandung kemih dapat menyebabkan distensi

berlebih pada kandung kemih, kontraktilitas otot destrusor buruk, dan

ketidakmampuan berkemih. Jika masalah tidak segera diatasi dapat terjadi

hidroureter dan hidronefrosis (LeMone, Burke & Bauldoff, 2015). Menurut

Purnomo (2014), urine yang tertahan lama didalam buli-buli harus dikeluarkan,

karena apabila dibiarkan akan menimbulkan masalah antara lain : infeksi

saluran kemih, kontraksi otot buli-buli menjadi lemah dan timbul hidroureter

dan hidronefrosis yang selanjutnya dapat menimbulkan gagal ginjal.


Kegle exercise merupakan tindakan yang digunakan untuk meningkatkan

mobilitas kandung kemih dan bermanfaat untuk menurunkan gangguan

pemenuhan kebutuhan eliminasi urine. Kegle exercise yang dapat dilakukan

secara rutin dapat menguatkan otot pubococcygeal (PC) yang menyangga

kandung kemih dan sfingter uretra serta meningkatkan kemampuan untuk

memulai dan menghentikan laju urine (Nursalam & Baticaca, 2009). Tindakan

tersebut dapat diajarkan kepada pasien sebelum melakukan operasi, dengan

harapan setelah operasi pasien dapat melakukan Kegle exercise dengan benar.

Pemberian latihan Kegle exercise dapat memperbaiki urodinamik dan

mengurangi resiko retensi urine pasien pasca Transurethral Resection of the

Prostate (TURP) serta dapat meningkatkan kualitas hidup pasien (Majid, 2009)

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat karya tulis

ilmiah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Operasi

Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) Dengan Fokus Studi Retensi Urine di

RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang di jelaskan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post

Operasi Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) Dengan Fokus Studi Retensi

Urine?
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan keperawatan pada pasien post operasi Benign Prostatic

Hyperplasia (BPH) dengan Retensi Urine di RSUD Prof Dr Margono

Soekardjo

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien post operasi BPH

dengan masalah retensi urine di RSUD Prof Dr Margono Soekardjo.

b. Menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien post operasi BPH dengan

masalah retensi urine di RSUD Prof Dr Margono Soekardjo.

c. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien post operasi BPH

dengan masalah retensi urine di RSUD Prof Dr Margono Soekardjo.

d. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien post operasi BPH dengan

masalah retensi urine di RSUD Prof Dr Margono Soekardjo.

e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien post operasi BPH dengan

masalah retensi urine di RSUD Prof Dr Margono Soekardjo.

f. Membandingkan analisis dan membandingkan dua kasus pada pasien

post operasi BPH setelah dilakukan tindakan keperawatan di RSUD Prof

Dr Margono Soekardjo.
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Karya tulis ilmiah ini dapat di gunakan sebagai kajian pengembangan ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pasien dengan post

operasi Benign Prostatic Hyperplasia (BPH).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perawat

Karya tulis ilmiah dapat digunakan sebagi pedoman dalam mengelola

klien post operasi Benign Prostatic Hyperplasia (BPH).

b. Bagi Rumah sakit

Digunakan sebagai masukan dan evaluasi dalam melakukan asuhan

keperawatan pada klien post operasi Benign Prostatic Hyperplasia

(BPH).

c. Institusi Pendidik

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kegiatan

proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada klien post

operasi Benign Prostatic Hyperplasia (BPH).

d. Bagi Pasien

Karya tulis ini dapat digunakan sebagi media untuk meningkatkan

wawasan dan pengetahuan bagi pasien dan keluarga mengenai

pengelolaan pasien dengan post operasi Benign Prostatic Hyperplasia

(BPH).
Pasien dan keluarga diharapkan menerapkan ilmu tersebut dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga derajat kesehatan dan kualitas hidup

pasien dapat meningkat.


DAFTAR PUATAKA

Agung., Dewi, Y., Mardhatillah. & Saputra, K. (2018). Hubungan Obesitas,

Merokok dan Konsumsi Alkohol Dengan Kejadian Benign Prostatic


Hyperplasia (BPH) di Poliklinik Bedah Rumah Sakit Ibnu Sina
Bukittinggi. Jurnal Ilmu Kesehatan Afiyah, 5 (1) : 1-7.

Amadea, R.A., Langitan, A. & Wahyuni, R.D. (2019). Benign Prostatic

Hyperplasia (BPH). Jurnal Medical Profession (MedPro), 1 (2) : 172-176.

Batticaca, F.B., & Nursalam. (2011). Asuhan Keperawatan pada Pasien

dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Salemba Medika, Jakarta.

Hinora, F., Laoh, J. & Kabo D. (2014). Pengaruh Bladder Training Terhadap

kemampuan Berkemih Pada Pasien Pria Dengan Retensi Urine. Buletin


Sariputra. 1 (1) : 67-72.

Majid, A. (2009). Pengaruh Kegel`s Exsercise Terhadap Keluhan Dribbling

Pasien Pasca Transuretheral Resection of the Prostate (TURP) di Makasar.


Tesis. Depok : Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan
Medikal Bedah, Universitas Indonesia Depok.

Mulyani, C.D., Kristiyawati, S.P. & Purnomo, S.E.C. (2015). Efektivitas Delay

Urination dengan Keagle Exercise Terhadap Respon Berkemih Pasca


Kateterisasi Urine di RSUD. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
(JIKK).
Profil RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo. (2018). 10 Besar Kasus Rawat Inap

SMF Bedah Urologi di RSMS RSUD Margono Soekardjo 2018.

https://www.rsmargono.go.id/rsms-opendata/ . Diakses pada 4 September

2019

Anda mungkin juga menyukai

  • Terapi Modalitas
    Terapi Modalitas
    Dokumen17 halaman
    Terapi Modalitas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • LP
    LP
    Dokumen8 halaman
    LP
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Q
    Q
    Dokumen6 halaman
    Q
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum
    Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum
    Dokumen14 halaman
    Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Sap Iva
    Sap Iva
    Dokumen6 halaman
    Sap Iva
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Dokumen17 halaman
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen2 halaman
    Tugas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Makalah Timbang Terima
    Makalah Timbang Terima
    Dokumen13 halaman
    Makalah Timbang Terima
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • SOP Suction DGN Mayo
    SOP Suction DGN Mayo
    Dokumen4 halaman
    SOP Suction DGN Mayo
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen22 halaman
    Bab 1
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat