Anda di halaman 1dari 27

UNIVERSITAS INDONESIA

PROGRAM POSITIVE DEVIANCE


UNTUK HUMAN TRAFFICKING

MATA KULIAH
POSITIVE DEVIANCE

Dosen Penanggung Jawab


Dr. Ir. Diah M. Utari, M.Kes

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Devieka Rahama Dhanny (1706093725)


Eka Rosiyati (1706093763)
Erna Rahmawati (1706093813)
Evi Heryanti (1706093832)
Fitratur Rahmah Agustina (1706004316)
Sri Lestari (1706004890)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DEPOK
DESEMBER 2018
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perdagangan manusia (human trafficking) menurut United Nations Office on
Drugs and Crime (UNDOC) adalah tindakan kriminal terhadap kemanusiaan.
Kegiatannya meliputi tindakan perekrutan, pengangkutan, mentransfer, menyimpan atau
menerima seorang manusia menggunakan kekerasan, pemaksaan atau lainnya untuk
keperluan mengeksploitasi mereka (UNDOC, 2012)
Perdagangan manusia (human trafficking) merupakan masalah klasik yang selalu
terjadi sepanjang masa. Pandangan masyarakat bahwa perdagangan manusia merupakan
bentuk perbudakan modern tidak dapat kita bantah. Perdagangan manusia merupakan
kejahatan yang sangat jahat dan merupakan salah satu kejahatan yang mengalami
pertumbuhan paling cepat di dunia. Dewasa ini perdagangan manusia juga menjadi
salah satu dari lima kejahatan terbesar di dunia yang harus ditanggulangi karena akibat
yang di timbulkan tidak saja pada aspek ekonomi, tetapi juga aspek politik, budaya dan
kemanusiaan (Ali & Pramono, 2011).
Perdagangan manusia (human trafficking) bukanlah suatu fenomena baru lagi di
negara kita. Meskipun masalah ini dapat terkait dengan siapa saja, korbannya lebih
identik dengan remaja putri. Anak yang menjadi korban trafficking bekerja dengan jam
kerja relatif panjang dan rawan kekerasan fisik, mental, dan seksual. Mereka tidak
mempunyai dukungan atau perlindungan minimal dari pihak luar. Kesehatan mereka
juga terancam oleh infeksi seksual, perdagangan alkohol dan obat- obatan terlarang.
Kebanyakan kasus perdagangan manusia di Indonesia yang telah diketahui dan
diselesaikan perkaranya berawal dari keinginan korban untuk bekerja. Karena dorongan
hutang dan tuntutan keluarga, korban biasanya cenderung berpikir pendek dan terbuai
akan iming-iming gaji besar. Namun pada akhirnya korban baru menyadari bahwa
dirinya ditipu oleh agen setelah korban sudah berada di tangan penadah. Latar belakang
seperti ini biasanya terjadi pada perdagangan perempuan untuk tujuan-tujuan eksploitasi
seksual. Kasus yang sisanya merupakan tindakan pemaksaan, pemerasan serta
penculikan. Kebanyakan korban perdagangan manusia yang melalui cara ini adalah
anak-anak. Lemahnya pengawasan perlindungan terhadap anak menyebabkan
perdagangan anak dapat dengan mudah terjadi. Anak-anak yang dijual tersebut biasanya
dijadikan buruh kasar, budak, dan pekerja seks komersial.
Mengatasi permasalahan perdagangan manusia (human trafficking) tidak hanya
melibatkan satu lembaga, akan tetapi harus melibatkan semua pemangku kepentingan
(Stakeholder) yang ada di semua lapisan masyarakat, yaitu instansi-instansi pemerintah
(sekolah yang paling mendasar), Satuan Polisi, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),
Organisasi Kemasyarakatan yang tergabung dalam sebuah kemitraan yang diperkuat
oleh Peraturan Pemerintah paling tidak keputusan Menteri untuk bersama- sama
menangani masalah perdagangan manusia (human trafficking).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami tentang
program positive deviance untuk permasalahan human trafficking di desa Arum Sari.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tahapan
tahapan dalam penerapan program positive deviance :
1. Menentukan besaran permasalahan dan solusi yang diinginkan tentang human
trafficking di desa Arumsari (Define).
2. Menemukan pelaku positive deviance di desa Arumsari (Determine).
3. Menemukan perilaku umum dan perilaku khusus tentang permasalahan human
trafficking di desa Arumsari (Discover).
4. Membuat program positive deviance untuk human trafficking di desa Arumsari
(Design).

2. PEMBAHASAN

Skenario
Desa Arumsari terletak di kaki pegunungan Kelud. Tingkat pendidikan
penduduknya tergolong rendah. Tanah di Desa Arumsari tergolong subur, terbukti
banyak sayur yang ditanam di daerah tersebut. Namun demikian, desa ini agak terisolasi
karena jalan desa yang masih berupa jalan tanah dan belum ada angkutan umum
pedesaan. Dari 7350 penduduk, sebagian besar (72%) lulusan SD, 21% lulus SMP dan
sisanya lulus SMA. Dari 7350 penduduk tersebut, kira-kira 12% adalah remaja
perempuan. Kurang lebih 70% dari remaja perempuan tersebut bekerja sebagai pekerja
rumah tangga di kota besar bahkan tak jarang di luar negeri sebagai TKI. Pekerja
perempuan tersebut semuanya hanya lulusan SD. Berdasarkan penyelidikan sebuah
LSM, ternyata angka trafficking tergolong cukup tinggi, yaitu sebesar 25% dari pekerja
perempuan. Masalah human trafficking ini akan diselesaikan melalui pendekatan
Positive Deviance (PD).

A. Define
1. Gambaran Desa Arumsari
Lokasi desa Arumsari berada di kaki Pegunungan Kelud. Desa Arumsari
memiliki tanah yang tergolong subur, sehingga banyak sayuran yang ditanam berhasil
panen dengan baik di desa tersebut. Tetapi, jalanan di desa ini masih berupa jalan tanah
dan belum adanya angkutan umum pedesaan sehingga desa ini menjadi agak terisolasi.
Tingkat pendidikan penduduk di desa ini masih tergolong rendah, yaitu sebagian besar
lulusan tamat SD dan penyelidikan LSM menunjukkan bahwa angka trafficking human
di desa ini sebesar 25% dari pekerja perempuan.

2. Melakukan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)


Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyampaikan permasalahan human
trafficking ini kepada masyarakat setempat. Untuk itu perlu diadakan pertemuan dengan
masyarakat setempat dengan melibatkan para pengambil kebijakan, para aparatur, tokoh
masyarakat, tokoh agama dengan maksud masyarakat mengetahui, menyadari serta
tergerak untuk bersama sama menanggulangi masalah tersebut.
Pertemuan dilaksanakan di Balai Desa Arumsari yang dilaksanakan pada tanggal
18 September 2018 dengan mengundang Kepala desa, ketua RT, ketua RW, tokoh adat,
tokoh agama, tokoh Masyarakat, bapak-bapak, ibu-ibu, dan remaja perempuan
setempat. Pertemuan ini diawali dengan perkenalan dari penggerak program PD yaitu
Asosiasi Pemberdayaan Perempuan kemudian memaparkan tujuan diadakannya
pertemuan ini dengan menekankan bahwa semua ini adalah proses pembelajaran antara
penggerak program dan berbagai pihak di masyarakat.
Gambaran awal adalah menceritakan kisah yang dialami oleh dua orang remaja
yang telah bekerja di kota bernama Mawar dan Melati. Perbedaan tampak diantara
kedua remaja perempuan, yaitu remaja bernama Mawar hidupnya lebih baik
dibandingkan dengan remaja perempuan bernama Melati. Hal ini dapat terlihat dari
kecukupan materi atau ekonomi, fasilitas yang diperoleh, dan kebahagiaan lahir batin.
Remaja perempuan bernama Mawar memiliki pekerjaan bagus, diperhatikan oleh
majikannya, ekonominya mampu karena gajinya ditabung, dan menjalin komunikasi
baik dengan keluarga di kampung halaman, sedangkan Melati ini pekerjaannya tidak
jelas, tidak ada komunikasi dengan keluarga di kampung halaman, uang yang
didapatkan tidak jelas asalnya, dan disiksa majikan. Mawar ini merupakan contoh
remaja yang tidak terkena perdagangan manusia, sedangkan remaja yang terkena
perdagangan manusia itu seperti yang terjadi pada Melati, yaitu dialami oleh remaja
perempuan yang bekerja tetapi terkena tipu.

Gambar 1 Flipchart perbedaan perempuan yang tidak dan terkena human trafficking
Berdasarkan cerita dari kedua remaja perempuan di atas, diharapkan timbul
simpati dan juga kepedulian dari seluruh masyarakat yang hadir dalam pertemuan
terhadap permasalahan yang terjadi di desa mereka. Hal ini dikarenakan banyaknya
kerugian baik fisik, materi, dan moril oleh korban-korban dari human trafficking.
Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari human trafficking seperti pemerkosaan,
kerja paksa seks, penghibur, pertukaran budaya, kerja migran, pengantin pesanan,
penjualan organ manusia, penyiksaan, penyekapan, dan buruh paksa (Astrid, 2011).
Siapapun tidak ingin hal ini terjadi pada keluarga mereka ataupun orang yang disayangi.
Selanjutnya setelah menceritakan gambaran di atas, dipaparkan ke masyarakat
setempat bahwa hal pertama yang kami sampaikan di musyawarah masyarakat desa
adalah ternyata ada remaja perempuan di Desa Arumsari yang terkena perdagangan
manusia. Berdasarkan data LSM, total penduduk desa Arumsari sebanyak 7350 jiwa
terdapat penduduk yang lulus SD sebanyak 72% (5292 jiwa), lulus SMP sebanyak 21%
(1543 jiwa), dan hanya 7% (515 jiwa) penduduk yang lulus SMA. Dari 72% (5292
jiwa) penduduk yang lulus SD, sebanyak 12% (882 jiwa) adalah remaja perempuan.
Remaja perempuan ini terdapat 70% bekerja di kota besar sebagai PRT dan TKI, serta
30% bekerja yang lainnya. Sebanyak 70% remaja perempuan yang bekerja di kota
besar, terdapat 25% atau 1 dari 4 pekerja perempuan Desa Arumsari yang terkena
perdagangan manusia dan ini merupakan suatu masalah yang terjadi di Desa Arumsari.

25%
(154)

Terkena perdagangan
manusia

Gambar 2 Flipchart besar masalah kasus human trafficking di Desa Arumsari


Dampak yang dialami oleh pekerja perempuan yang terkena perdagangan
manusia ini antara lain kehilangan kepercayaan diri, depresi, ketakutan berlebih, tidak
ada uang, pandangan negatif dari lingkungan, tidak diterima di lingkungan sosial,
penyakit seksual, organ reproduksi rusak/luka, kehilangan nyawa, cacat, dan kehilangan
anggota keluarga (Fadhilah, 2015). Harapan yang diinginkan di Desa Arumsari adalah
100% pekerja perempuan tidak terkena perdagangan manusia.

Gambar 3 Flipchart define kasus human trafficking di Desa Arumsari


Kemudian, di dalam MMD ini dibuatlah suatu kesepatan antara penggerak
program PD dengan masyarakat. Kesepakan yang dimaksud adalah kesepakatan untuk
bersama sama mengatasi masalah human trafficking ini. Keterlibatan seluruh pihak
sangat diharapkan dalam penerapan program ini.

B. Determine
Tahap selanjutnya dalam menanggulangi Human Trafficking di Desa Arum Sari
berdasarkan pendekatan positif deviance adalah proses Determine. Berdasarkan tahap
Define didapat hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) disepakati bahwa Human
Trafficking merupakan masalah bagi masyarakat Desa Arumsari dan sepakat ingin
diselesaikan bersama-sama. Disepakati bahwa perdagangan perempuan bisa dicegah
dengan memberikan hak berpendidikan kepada anak-anak perempuan bersekolah lebih
tinggi, dapat memanfaatkan potensi Desa Arum Sari yang subur sehingga tidak perlu
bekerja jauh ke kota atau bahkan keluar negeri. Atapun jika tetap bekerja ke luar desa
dengan cara yang legal, cukup keterampilan sehingga tidak terjebak dalam perdagangan
perempuan atau Human Trafficking.
Pada tahap Determine ini mengajak masyarakat untuk menggali dan menemukan
solusi atau jalan keluar penyelesaiin masalah ini justru dari “depan mata” atau berasal
dari lingkungan masyarakat Desa Arumsari itu sendiri. Prinsip dari tahap Determine
adalah menjawab apakah sudah ada individu/kelompok dalam masyarakat yang telah
memperlihatakan perilaku atau status yang diinginkan dalah hal ini tidak terkena
perdagangan perempuan atau Human Trafficking.
Dalam tahap ini mencari adakah remaja perempuan Desa Arumsari yang tidak
terkena perdagangan perempuan seperti Melati, dengan kriteria sebagai berikut:
- Latar belakang keluarga kurang mampu
- Pendidikan terakhir SMA

- Belum menikah
- Memiliki status kependudukan yang jelas

Gambar 4 Flipchart determine kasus human trafficking di Desa Arumsari


C. Discover
Pohon Masalah Perdagangan Manusia (Human Trafficking)
Pengetahuan tentang PM rendah Perdagangan Manusia (PM)

Kurangnya info tentang Tingkat ekonomi Tingginya peluang


perdangangan manusia rendah sindikat PM

Rendahnya sosialisasi Tingginya Tingkat Akses melalui Sanksi yang


tentang PM Pengangguran Peningkatan
medsos tidak tegas
Tingkat permintaan
mudah tenaga kerja
pendidikan yang
rendah murah

Kurangnya Kurangnya Kurangnya Lapangan Akses info Oknum


tenaga Motivasi sekolah pengalaman Keterampilan Kerja lowongan petugas
penyuluh rendah Kerja Sedikit sedikit
Komisi yg
diperoleh
tinggi
Angkutan Pengaruh Pergaulan Desa
umum desa Lingkungan Bebas Terisolir
belum ada Negatif

Kognitif Kurangnya
rendah Nilai pengawasan
agama ortu
yang
kurang
Jalan desa masih tanah
Di lihat dari pohon masalah di atas, bahwa perdagangan manusia (human
trafficking) di desa Arumsari disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang
perdagangan manusia (human trafficking). Kurangnya informasi tentang adanya
perdagangan manusia, tingkat ekonomi yang rendah dan tingginya peluang sindikat dari
perdagangan manusia merupakan faktor penyebabnya.
Jalan desa yang masih berupa jalan tanah, angkutan umum desa yang belum
memadai membuat desa ini agak terisolasi sehingga menyebabkan kurangnya tenaga
penyuluh kesehatan sehingga informasi tentang kesehatan dan sosialisasi tentang
bahaya perdagangan manusia masih kurang. Di samping itu, kurangnya akses lowongan
pekerjaan, lapangan pekerjaan yang sulit, ditambah dengan kurangnya keterampilan
(skill) dan pengalaman kerja semakin mempersulit untuk mendapatkan pekerjaan yang
layak. Hal ini mengakibatkan tingginya tingkat pengangguran di desa Arumsari.
Tingkat pendidikan yang rendah juga merupakan faktor yang menyebabkan
tingginya angka pengangguran. Motivasi untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih
tinggi masih sangat kurang, hal ini bisa disebabkan antara lain pengaruh lingkungan
yang kurang kondusif, melihat teman-temannya yang hidup seolah-olah ringan tanpa
beban pelajaran dari sekolah, bisa jalan kesana kemari membuat anak masuk ke dalam
pergaulan bebas apalagi jika nilai pemahaman anak tentang agamanya kurang dan juga
tidak adanya pengawasan dari orang tua.
Semakin maraknya aksi perdagangan manusia ini tidak lepas dari faktor
ekonomi. Tuntutan untuk mendapatkan pekerjaan apalagi jika si anak sudah tidak
bersekolah lagi membuat para sindikat perdagangan manusia ini semakin gencar
menjalankan aksinya. Dengan iming-iming gaji yang besar, bisa jalan-jalan ke kota
besar bahkan ke luar negeri merupakan alasan untuk si pelaku perdagangan manusia
menjerat korban-korbannya. Tidak jarang pelaku merupakan orang-orang terdekat
dengan korban misalnya tetangganya. Dengan memperoleh komisi yang tinggi,
bekerjasama dengan oknum petugas, meningkatnya permintaan akan tenaga kerja yang
murah yang dapat diakses dengan mudah melalui media sosial serta sanksi yang tidak
tegas membuat semakin banyaknya jumlah para pelaku perdagangan manusia ini.
Selanjutnya dari pohon masalah di atas, kemudian dibuatlah kuesioner untuk
panduan dalam diskusi kelompok dan kunjungan rumah seperti yang tercantum dalam
tabel 1.
Setelah kriteria pelaku PD ditetapkan, maka dilakukan discover untuk
menemukan perilaku unik positif yang dimiliki oleh pelaku PD sehingga
memungkinkan mereka bertahan dan tidak terkena perdagangan manusia. Kegiatan ini
diawali dengan diskusi kelompok untuk mengetahui perilaku umum yang terdapat di
dalam masyarakat. Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan rumah sehingga diperoleh
perilaku unik positif. Diskusi kelompok dan kunjungan rumah menggunakan panduan
kuesioner yang terdiri dari 4 aspek, yaitu pendidikan, pengetahuan tentang perdagangan
manusia, hubungan keluarga, serta pergaulan dan lingkungan. Berikut kuesioner yang
digunakan untuk diskusi kelompok dan kunjungan rumah:

NO PERTANYAAN JAWABAN
PENDIDIKAN
1 Di keluarga (bapak/ibu/saudara) rata-rata
tamat sekolah sampai tingkat apa?
2 Menurut (bapak/ibu/saudara) seharusnya
seseorang sekolah sampai tingkat apa?
3 Menurut (bapak/ibu/saudara) pentingkah
anak perempuan sekolah tinggi?
4 Jelaskan pendapat (bapak/ibu/saudara)
mengenai pengaruh pendidikan terhadap
kesempatan bekerja?
5 Apa harapan Bapak/Ibu terhadap masa
depan anak (cita-cita)?

Apa harapan/cita-cita Saudara?


6 Apa yang (bapak/ibu/saudara) lakukan
untuk mempersiapkan masa depan anak
(Saudara)?
7 Apakah (bapak/ibu) memiliki sumber
penghasilan lain selain pekerjaan utama?

Jika ya sebutkan (contoh : menjual hasil


berkebun)
9 Apa harapan Bapak/Ibu terhadap
pekerjaan anak? (ingin anaknya menjadi
apa, bekerja dimana)
10 Apakah anak (saudara) pernah mengikuti
pelatihan atau kursus?

Jika pernah, sebutkan jenis pelatihan atau


kursus tersebut
PENGETAHUAN TENTANG PERDAGANGAN MANUSIA
1 Apakah (bapak/ibu/saudara) pernah
mendengar/membaca/melihat/mengalami
Perdagangan manusia?
2 Jika pernah, darimana
(bapak/ibu/saudara) mendapatkan
informasi tersebut?
3 Pernahkah di desa (bapak/ibu/saudara)
diadakan penyuluhan tentang
perdagangan manusia?
4 Pernahkan di dalam keluarga
membicarakan tentang perdagangan
manusia?

HUBUNGAN KELUARGA
1 Seberapa sering (bapak/ibu/saudara)
berkomunikasi di antara anggota
keluarga?
2 Bagaimana cara berkomunikasi
(bapak/ibu/saudara) berkomunikasi di
keluarga?
3 Kegiatan apa yang biasa dilakukan
bersama sama oleh seluruh anggota
keluarga?
Contoh : sholat berjamaah, makan
bersama
4 Bagaimana cara (bapak/ibu/saudara)
menyelesaikan masalah dalam keluarga?
Contoh : perbedaan pendapat
5 Nilai-nilai agama apa saja yang
diterapkan dalam keluarga?
Contoh : sholat lima waktu, rejeki halal

PERGAULAN DAN LINGKUNGAN


1 Kegiatan apa saja yang dilakukan anak
(bapak/ibu) atau saudara bersama teman-
teman?

Seberapa sering ?
2 Pernahkah anak (bapak/ibu) atau saudara
ditawarkan pekerjaan di luar desa

Jika ya, jelaskan jenis pekerjaan dan


siapa yang menawarkan pekerjaan !
3 Siapa sajakah teman terdekat anak
(bapak/ibu) atau saudara ?
Seberapa besar pengaruh mereka
terhadap anak (bapak/ibu) atau saudara ?
4 Persyaratan apa saja yang diminta saat
anak bapak/ibu (saudara) ditawari
pekerjaan tersebut ?
5 Kegiatan apa yang dilakukan
bapak/ibu/saudara pada saat waktu
senggang selain bersama keluarga?
Tabel 1 Kuesioner tentang Perdagangan Manusia
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, diskusi dilakukan pada 6 kelompok
dengan masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang. Adapun kelompok diskusi
terbagi dalam 3 jenis, yaitu 2 kelompok remaja putri, 2 kelompok ibu, dan 2 kelompok
ayah. Diskusi pada kelompok putri dilakukan di balai desa pada sore hari, kelompok ibu
dilakukan di rumah salah satu peserta pada siang hari, dan diskusi kelompok bapak
dilakukan di pos ronda pada malam hari. Jawaban diskusi dari masing-masing peserta
cukup beragam. Hasil dari diskusi kelompok (DK) dirangkum di dalam matriks dan
ditemukan perilaku umum pada masyarakat sebagai berikut:
PENDIDIKAN
No. DK-1 DK-2 DK-3 DK-4 DK-5 DK-6 Perilaku
Umum
1 SMA SMP SD Tidak SMA SMP -
tamat SD
2 SMA SMA SMA SMA SMA PT SMA
3 Penting Tidak Penting Tidak Penting Penting Penting
Penting Penting
4 Sangat Tidak Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Sangat Berpengaruh
Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
5 Pekerjaan Pekerjaan Sukses Sukses Pekerjaan Sukses -
Bagus Bagus Bagus
6 Sekolah Menabung Tidak ada Sekolah Menabung Sekolah Sekolah
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
7 Ada Tidak Tidak Tidak Ada Tidak Tidak
Berdagang Berdagang
8 PNS TKW / Terserah Pegawai TKW / PNS -
TKI Anak Swasta TKI
9 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak - Tidak
Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah

PENGETAHUAN TENTANG PERDAGANGAN MANUSIA


No. DK-1 DK-2 DK-3 DK-4 DK-5 DK-6 Perilaku
Umum
1 Pernah Tidak Tidak Tidak - Pernah Tidak
Pernah Pernah Pernah Pernah
2 TV TV - Penyuluhan Teman TV TV
3 Tidak Tidak Tidak Pernah Tidak Tidak Tidak
Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah
4 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah

HUBUNGAN KELUARGA
No. DK-1 DK-2 DK-3 DK-4 DK-5 DK-6 Perilaku
Umum
1 3x/ minggu 1x/ minggu 3x/ minggu 3x/ minggu 2x/ minggu Setiap hari 3x/ minggu
2 Mengobrol Mengobrol Mengobrol Mengobrol Mengobrol Mengobrol Mengobrol
3 Makan - Nonton TV Nonton TV Sholat Nonton TV Nonton TV
malam
4 Diskusi Dibiarkan Tidak Tahu Diskusi Diskusi Keputusan Diskusi
Ortu
5 Rejeki Sholat 5 - Sholat 5 Sholat 5 Sholat 5 Sholat 5
halal waktu waktu waktu waktu waktu

PERGAULAN DAN LINGKUNGAN


No. DK-1 DK-2 DK-3 DK-4 DK-5 DK-6 Perilaku
Umum
1a Bermain Bermain Tidak tahu Mengaji - Bermain Bermain
1b Tiap libur 2x/ minggu Tidak tahu 2x/ minggu - 2x/ minggu 2x/ minggu
sekolah
2a Pekerja Pembantu - Tidak tahu Tidak - -
Pabrik RT pernah
2b Teman Lembaga Tidak tahu Teman - - Teman
Penyalur
3a Tidak tahu Teman Teman Tidak tahu Teman Teman Teman
rumah sekolah Kerja sekolah sekolah
3b Berpengaruh Berpengaruh Tidak tahu Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
4 KTP, - Tidak ada - Ijazah Ijazah Ijazah
Ijazah
5 Tidur Main - - Berkebun Belanja -
gadget
Tabel 2 Hasil Diskusi Kelompok dan Perilaku Umum Masyarakat Setempat
Kemudian kunjungan rumah (KR) dilakukan untuk menemukan perilaku unik
positif pada 6 warga. Wawancara dilakukan menggunakan panduan kuesioner di atas
(Tabel 1) dan dari hasil wawancara tersebut dapat ditemukan perilaku unik. Kemudian
hasil dibandingkan dengan perilaku umum yang diperoleh dari diskusi kelompok dan
pada akhirnya dapat disimpulkan beberapa perilaku unik positif dari pelaku PD, sebagai
berikut:
PENDIDIKAN
No KR-1 KR-2 KR-3 KR-4 KR-5 KR-6 Perilaku Perilaku Perilaku
. Unik Umum Unik
Positif
1 SMA SMA SMA SMP SMP SD SMA - SMA
2 Sekolah Kuliah Kuliah SMP Kuliah SMP - SMA -
Tinggi
3 Penting Penting Penting Tidak Tidak Tidak Penting Penting -
Penting Penting Penting
4 Ada Ada Ada Tidak Tidak Tidak Ada Ada -
Pengaruh Pengaruh Pengaruh Pengaruh Pengaruh Pengaruh Pengaruh Pengaruh
5 Sekolah Sekolah Sekolah Lulus Menikah TKW Sekolah - Sekolah
tinggi tinggi tinggi SMA tinggi tinggi
6 Bekerja Sekolah Nabung Tidak Kerja Nabung - Sekolah -
lagi ada apa saja tinggi
7 Menjual Menjual Menjual Tidak Jasa Tidak - Tidak -
hasil atau hasil ada Mencuci ada
kebun dagang kebun
8 PNS Pekerja PNS Guru Kerja di TKW - - -
kantor kota
9 Pernah, Pernah, Pernah, Tidak Kursus Pernah, - Tidak -
menjahit menjahit Menjahit, pernah memasak menjahit Pernah
Merias
PENGETAHUAN TENTANG HUMAN TRAFFICKING
No KR-1 KR-2 KR-3 KR-4 KR-5 KR-6 Perilaku Perilaku Perilaku
. Unik Umum Unik
Positif
1 Pernah Pernah Pernah Tidak Tidak Pernah - Tidak -
Pernah Pernah Pernah
2 TV Penyuluhan Teman - - Teman Penyuluhan TV Penyuluhan
3 Tidak Pernah Pernah Tidak Tidak Tidak Pernah Tidak Pernah
4 Tidak Tidak Pernah Tidak Tidak Tidak Pernah Tidak Pernah
pernah pernah pernah
pernah pernah dibicarakan pernah dibicarakan

HUBUNGAN KELUARGA
No KR-1 KR-2 KR-3 KR-4 KR-5 KR-6 Perilaku Perilaku Perilaku
. Unik Umum Unik
Positif
1 Sering 3x/mgg Tiap Jarang Jarang Jarang Tiap hari 3x/mgg Tiap hari
3x/mgg hari
2 Mengob Mengob Mengob Mengob Mengob Mengob - Mengob -
rol rol rol rol rol
rol rol
3 Makan Makan Sholat, Sholat Sholat Makan - Nonton -
malam bersama makan magrib magrib bersama tv
4 Diskusi Diskusi Diskusi Bapak yang Diskusi Dibiarkan Diskusi Diskusi -
memutuskan
5 Tata Sholat Sholat Sholat 5 Tidak Sholat 5 - Sholat 5 -
krama waktu bohong waktu waktu

PERGAULAN DAN LINGKUNGAN


No KR-1 KR-2 KR-3 KR-4 KR-5 KR-6 Perilaku Perilak Perilaku
. Unik u Unik
Umum Positif
1a Main Jalan- Ikut Bermai Jalan- Kumpu Ikut Bermain Ikut
di jalan kursus, n ke jalan l kursus Kursus
rumah les rumah dengan
teman teman
1b 2- 1x/mgg 1x/mgg Setiap Sering 1x/mgg - 2x/mgg -
3x/mg hari
g
2a Kerja Kerja Sales Kerja di TKW Belum Kerja di - Kerja di
di di toko salon pernah pabrik pabrik
pabrik
2b Teman Tetangg Web resmi Tetangga Tetangg - - Teman -
a kemenker a
3a Teman Tetangg Teman Tetangga Teman Tetangg - Teman -
sekolah a sekolah a sekolah
3b Ada Ada Ada Tidak Ada Ada Ada Ada -
pengaruh pengaruh pengaruh pengaruh
pengaru Pengaruh pengaruh pengaruh
h
4 KTP, Ijazah Ijazah, Ijazah Bayar Tidak Ijazah, Ijazah Doku-
ijazah KK,KTP, uang ada KK, KTP, men
surat izin surat izin
muka Lengkap
ortu ortu
5 Di Mengaj Berkebun Main ke Main Nonto Berkebun - Berkebun
rumah i , buat rumah HP n TV , buat , buat
kue, dan tetangg kue, dan kue, dan
masak a masak masak
Tabel 3 Hasil Wawancara Kunjungan Rumah dan Perilaku Unik Positif

D. Desain
2.4 Membuat program positif deviance human traficcking (Design)
Setelah menentukan perilaku unik positif dari langkah sebelumnya, maka
selanjutnya adalah membuat program. Program ini tentu saja menerapkan perilaku unik
positif yang ditemukan dari para pelaku PD. Untuk masalah human trafficking ini, yang
menjadi fokus perhatian adalah agar masyarakat terutama remaja perempuan terhindar
dari human trafficking.
Program positive deviance diberi nama GARPU (Gerakan Anti peRdagangan
peremPUan). Garpu sendiri terinspirasi dari bentuk garpu dan manfaat yang bermacam-
macam. Pada program ini terdiri dari beberapa kegiatan di dalamnya. Kegiatan ini juga
diharapkan masyarakat nantinya (terutama ibu dan anak perempuan) memiliki banyak
pengetahuan dan ketrampilan setelah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Adapun
tujuan dari kegiatan GARPU adalah :
1. Menggerakkan kesadaran masyarakat dan kepedulian pada perempuan (ibu dan
anak perempuan)
2. Membekali pengetahuan tentang human trafficking (perdagangan manusia) agar
terhindar dari human trafficking
3. Membekali berbagai macam keterampilan untuk pengembangan potensi diri
Kegiatan GARPU dirancang dan disepakati bersama masyarakat dalam forum
musyawarah masyarakat dengan tujuan terhindar dari human trafficking. Pada
pelaksaanan kegiatan ini diundang para instansi atau dinas terkait seperti dinas
pendidikan, dinas perindustrian, dinas tenaga kerja, dinas pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak, juga kepala desa atau tokoh masyarakat. Kegiatan ini diharapkan
menjadi program yang berkelanjutan dengan memperhatikan kebutuhan dari masyarakat
demi peningkatan potensi dirinya atau perbaikan hidup.
Kegiatan dilaksanakan selama 6 hari dalam sebulan, yaitu 3 hari pada minggu
pertama dan 3 hari pada minggu ketiga. Tiap bulan merupakan satu sesi. Untuk program
PD ini dibutuhkan kurang lebih selama 4 sesi atau 4 bulan berturut-turut. Waktu dan
tempat pelaksanaan dispekati oleh peserta dengan memerlukan waktu selama 2 jam
setiap hari. Kegiatan akan dilaksanakan pada jam 10 pagi atau jam 3 sore.

2.4.1 Peserta Kegiatan


Peserta pada kegiatan ini adalah para ibu dan anak perempuan sebanyak 10-15
orang. Kelompok ibu dipisah dengan kelompok anak perempuan pada kegiatan ini.
Kelompok ibu hanya akan terdiri dari ibu-ibu saja, begitu juga kelompok remaja
perempuan yang hanya terdiri dari remaja perempuan saja. Kriteria peseta adalah ibu
dan remaja perempuan yang berasal dari keluarga ekonomi kurang mampu (keluarga
miskin) dan memiliki latar belakang pendidikan rendah (tidak tamat SD, SD, SMP).

2.4.2 Materi Kegiatan


Materi pada kegiatan ini terbagi dua yaitu materi penyuluhan (kode P) dan materi
keterampilan (kode K). Penyuluhan dilakukan pada hari pertama dan hari keempat
(kode P1 dan P2). Penyuluhan 1 (P1) berisikan tentang human trafficking dan role play.
Penyuluhan 2 (P2) berisikan tentang kesehatan reproduksi dan kerohanian. Untuk
materi keterampilan mencakup keterampilan menjahit, keterampilan memasak,
kerajinan tangan, pemanfaatan kebun/ladang, serta bahasa inggris.
Pemberian keterampilan atau kursus mengarah kepada terbentuknya usaha kecil
dan mikro. Potensi-potensi baru dengan pemberdayaan masyarakat dapat diciptakan
untuk memperkokok kesejahteraan masyarakat. Menurut Karsidi (2007), Usaha Kecil
dan Mikro (UKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang bahkan menjadi penyelamat
bagi pemulihan ekonomi bangsa karena kemampuannya memberikan sumbangan yang
cukup signifikan terhadap pendapatan domestik juga penyerapan tenaga kerja. Hal ini
juga terjadi di nergara negara berkembang dan maju. Individu sebagai pelaku mampu
menentukan tujuan, mengontrol sumber daya dan mengarahkan proses yang
mempengaruhi hidupnya sendiri.
Pesan moral atau role play disesuaikan dengan peserta, ibu atau remaja
perempuan. Adapun pesan moral atau role play sebagai berikut :
1. Bijak dalam bermedia sosial
2. Waspada terhadap orang yang baru dikenal
3. Tidak mudah terbujuk atau percaya terhadap orang lain
4. Carilah pekerjaan yang resmi
5. Pamit terhadap orang tua
6. Diskusi dengan orang tua saat akan melamar pekerjaan
7. Bergaul dengan teman dari lingkungan yang baik
8. Mengikuti kegiatan kerohanian
9. Menggunakan media sosial dengan baik
10. Tetap menjalin komunikasi setelah bekerja

Gambar 2. Materi Keterampilan/Kursus

2.4.3 Jadwal kegiatan


Kegiatan GARPU terdiri 2 (dua) rangkaian yaitu pelaksanaan kegiatan selama 6
hari dan evaluasi yang dilakukan setiap 2 bulan sekali. Evaluasi ini dilakukan untuk
mengetahui perkembangan dari tiap peserta yang telah mengikuti kegiatan dan proses
perkembangan diri peserta sekaligus kesulitan yang dihadapi oleh peserta. Kegiatan
evaluasi dilakukan dengan mengunjungi rumah peserta dan melakukan wawancara baik
dengan ibu ataupun dengan anaknya. Evaluasi dilakukan oleh kader didampingi oleh
penggerak program PD dari LSM serta dinas terkait.
Gambar 2. Jadwal kegiatan GARPU

2.4.4 Agenda Kegiatan


Kegiatan GARPU dibagi ke dalam kegiatan penyuluhan dan keterampilan.
Penyuluhan dilaksanakan pada hari ke 1 dan 4. Pada saat hari penyuluhan rangkaian
agenda pada hari itu diisi oleh kegiatan seperti absensi kehadiran, sesi perkenalan,
penyampaian materi penyuluhan, ice breaking, role play atau pesan moral, penjelasan
hari selanjutnya dan pencatatan. Seluruh rangkaian tersebut dilakukan selama 2 jam.
Untuk petugas piket dilakukan secara bergiliran antara ibu atau remaja yang mengikuti
kegiatan tersebut.
Pada hari ke 2, 3, 5 dan 6 dilaksanakan kegiatan keterampilan. Rangkaian agenda
pada hari ini diisi oleh kegiatan absensi kehadiran, sesi perkenalan, penyampaian materi
atau praktek keterampilan, ice breaking, penjelasan hari selanjutnya dan pencatatan.
Seluruh rangkaian tersebut dilakukan selama 2 jam. Untuk petugas piket dilakukan
secara bergiliran antara ibu atau remaja yang mengikuti kegiatan tersebut.

Gambar 2. Agenda Harian Kegiatan GARPU (Penyuluhan dan Keterampilan)


Adapun penjelasan terkait tugas dan sarana yang dibutuhkan dapat dilihat pada
gambar di bawah ini. Tugas kader seperti menyiapkan absensi kehadiran, memandu
acara perkenalan, memandu acara role play, mendampingi saat penyampaian atau
praktek kursus, memandu acara ice breaking, dan penjelasan rencana hari selanjutnya.

Gambar 2. Pembagian Kegiatan Harian Untuk Kader, Ibu / Remaja Perempuan dan
Sarana yang Dibutuhkan
Peserta dalam hal ini ibu atau remaja perempuan melakukan pengisian absen,
perkenalan diri, bermain peran sesuai tugas yang diberikan, mengikuti gerakan saat ice
breaking, mendengarkan penjelasan rencana selanjutnya. Sarana yang dibutuhkan
meliputi absensi, boneka, bola, spidol, karton, tali, alat permainan dan jadwal agenda
kegiatan.

2.4.5 Negosiasi
Pada kegiatan GARPU tidak terlepas dari negosiasi karena kegiatan ini
melibatkan masyarakat dan memberdayakan masyarakat, sehingga perlunya
menyesuaikan dengan kondisi mereka. Negosiasi ini meliputi hal susunan acara,
pembagian tugas kader, tempat dan waktu, pemberitahuan kepada ibu dan remaja
perempuan.

2.4.6 Ukuran Keberhasilan


Sesuai dengan tujuan utama dari program GARPU yakni bertambahnya
pengetahuan tentang human trafficking dan keterampilan serta potensi diri, maka
keberhasilan program ini diukur dari hal tersebut di atas. Selain pengetahuan tentang
human trafficking, mereka memiliki keseluruhan keterampilan yang diberikan. Tugas-
tugas yang diberikan dari kegiatan keterampilan mampu mereka selesaikan dengan baik
tanpa suatu hambatan, bahkan bisa membuat sesuatu yang baru selain tugas yang
diberikan. Kriteria kelulusan pada program ini tidak ada, tetapi adanya penambahan
jenis keterampilan baru perlu dikembangkan, dan hal- hal yang menjadi kebutuhan
masyarakat dapat diakomodir. Mengumpulkan informasi serta mendata kebutuhan
kursus atau keterampilan perlu dilakukan lebih lanjut dan program berlanjut dilakukan
oleh dinas-dinas terkait.
Bagi mereka yang tidak tamat sekolah juga diberikan kesempatan memperoleh
pendidikan lanjut melalui program yang ada. Kualitas sumberdaya manusia harus
ditingkatkan pula melalui sektor pendidikan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukaan
Miradj & Sumarno (2014) pendidikan adalah kunci untuk menyelesaikan persoalan
rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang dapat menyebabkan kemiskinan,
kebodohan dan keterbelakangan. Pendidikan non formal juga diperlukan karena telah
berkembang sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ketersediaan kesempatan untuk memasarkan hasil karya masyarakat sangat
dibutuhkan demi memperbaiki keadaan ekonomi terutama masyarakat kurang mampu.
Usaha kecil dan mikro (UKM) dapat dikembangkan di desa ini dengan melibatkan dinas
perindustrian, dinas perdagangan. UKM dapat menjadi penyelamat keadaan ekonomi di
desa ini.
Kemandirian masyarakat pada akhirnya akan tercipta dari program pemberdayaan
masyarakat GARPU. Peserta yang telah mengikuti kegiatan dapat menularkan atau
berbagi pengetahuan dan keterampilan yang telah diperolehnya melalui pembelajaran di
program GARPU. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Widjajanti (2011),
kemandirian masyarakat dapat dicapai dengan proses belajar. Masyarakat yang
mengikuti belajar secara bertahap akan memperoleh daya, kekuatan atau kemapuan
yang bermanfaat. Keberdayaan masyarakat juga dapat terwujud melalui partisipasi aktif
yang difasilitasi dengan adanya pelaku pemberdayaan masyarakat.

2.4.7 Pencatatan Pelaporan


Hasil kegiatan GARPU dicatat dan dilaporkan secara berkala dan berjenjang
sampai ke tingkat yang lebih tinggi. Dalam hal ini, kegiatan GARPU akan dilaporkan ke
pihak desa, kemudian lanjut ke kecamatan, ke Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, sampai ke
tingkat kabupaten. Catatan-catatan khusus yang memerlukan perhatian dan tindak lanjut
oleh dinas lain terkait juga akan dilaporkan sehingga ke depannya bisa saling mengisi di
dalam program berkelanjutan GARPU

2.4.8 Monitoring dan Evaluasi


Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa monitoring dan evaluasi
dilakukan setiap 2 (dua) bulan sekali. Pada monitoring dan evaluasi ini diharapkan
dapat mengetahui kesulitan atau hambatan yang dialami oleh peserta yang telah
mengikuti, perkembangan potensi atau kemampuan mereka, serta menggali kebutuhan-
kebutuhan khusus demi perkembangan atau kemajuan hidup mereka. Hal ini diharapkan
terjadinya peningkatan taraf hidup mereka dan pada akhirnya dapat terhindar dari
human trafficking. Pengembangan sumber daya yang ada di desa atau tempat tinggal
mereka dapat menjadi sumber penghasilan yang mampu meningkatkan taraf hidup.
Paradigma terhadap perempuan yang tidak harus sekolah tinggi dapat berubah sehingga
anak perempuan mempunyai pendidikan tinggi. Berikut adalah formulir monitoring dan
evaluasi GARPU.

Gambar 2. Formulir Monitoring Kegiatan GARPU


DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., & Pramono, B. A. (2011). Perdagangan orang: dimensi, instrumen


internasional, dan pengaturannya di Indonesia. Citra Aditya Bakti.
Astrid, A. F. (2011). PEMBERITAAN HUMAN TRAFFICKING (PERDAGANGAN
MANUSIA) DALAM SURAT KABAR ELEKTRONIK DI LIMA NEGARA
ASEAN Human Trafficking News on On-Line Media in Five Countries in
ASEAN. Jurnal Komunikasi KAREBA, 1(3), 216–229.
Fadhilah, N. (2015). Dampak psikologis human trafficking. Universitas Islam Sultan
Agung.
UNDOC. 2012. What is Human Trafficking?. UNDOC : [online]
http://www.unodc.org/unodc/en/human-trafficking/what-is-human-trafficking.html
Karsidi, R. (2007). PemberdayaanMasyarakat Untuk Usaha Kecil dan Mikro. Jurnal
Penyuluhan, September 2007, Vol 3. No 2, Bogor.
Widjajanti, K. (2011). Model Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ekonomi
pembangunan, Juni 2011, Vol 12, No 1, Semarang.
Miradj, S & Sumarno. (2014). Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Melalui Proses
Pendidikan Nonformal, Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Sosial di Kabupaten
Halmahera Barat. Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Maret 2014, Vol
1,No.1, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai