TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
2.1.1 Definisi Perilaku
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sunaryo (2006), perilaku adalah
aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati
secara langsung maupun tidak langsung. Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa
perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan
bahkan dapat dipelajari. Skinner dan Allport (1993) seorang ahli psikologi,
stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
perilaku manusia kedalam tiga domain, ranah atau kawasan yaitu: kognitif
2007).
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
atau unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan faktual
pada umumnya merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua macam pengetahaun
mencakup pengetahuan tentang label atau simbol tertentu baik yang bersifat
verbal maupun non verbal dan pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur
2. Pengetahuan Konseptual
dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama-sama.
Pengetahuan konseptual mencakup skema, model pemikiran dan teori baik yang
3. Pengetahuan Prosedural
langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal tertentu.
4. Pengetahuan Metakognitif
pikirannya dan semakin banyak tahu tentang kognisi dan apabila siswa bisa
mencapai hal ini maka mereka akan lebih baik lagi dalam belajar. Dimensi proses
1. Menghafal (Remember)
mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas
dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua
2. Memahami (Understand)
dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki
atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada
(explaining)
3. Mengaplikasikan (Applying)
pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai
untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses
4. Menganalisis (Analyzing)
tersirat (attributting).
5. Mengevaluasi
Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini memeriksa
6. Membuat (create)
macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu: membuat
2006).
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
1. Pendidikan
lain agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah pula bagi mereka untuk menerima informasi
3. Umur
fisik dan psikologis (mental), dimana pada asfek psikologi ini taraf berpikir
4. Minat
5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik
6. Informasi
2007) .
2. Sikap
stimulus atau objek. Sikap dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi
tindakan atau aktivitas tapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku (Wahid
dkk, 2007).
pokok :
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
Menurut WHO, adapun ciri-ciri sikap sebagai pribadi terhadap objek atau
stimulus berikut:
1. Pemikiran dan perasaan (Thoughts and feeling) hasil pemikiran dan perasaan
2. Adanya orang lain yang menjadi acuan (Personal refrences) merupakan faktor
penguat sikap untuk sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap
2007).
1. Menerima (receiving)
2. Merespon (responding)
3. Menghargai (valuing)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
1. Sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Sikap adalah sesuatu yang bersifat
2. Sebagai alat pengatur tingkah laku. Kita tahu bahwa tingkah laku anak kecil
sekitarnya. Antara perangsang dan reaksi tidak ada pertimbangan tetapi pada
tidak diberi reaksi secara spontan akan tetapi terdapat adanya proses secara
Jadi antara perangsang dan reaksi terhadap sesuatu yang disisipkannya yaitu
terhadap perangsang itu sebenarnya bukan hal yang berdiri sendiri tetapi
dari dunia luar sikapnya tidak pasif tetapi diterima secara aktif artinya semua
pengalaman yang berasal dari luar itu tidak semuanya dilayani oleh manusia
tetapi juga manusia memilih mana-mana yang perlu dan mana yang tidak
perlu dilayani. Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian lalu dipilih.
seseorang. Ini sebabnya karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang
obyek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut.
Jadi sikap sebagai pernyataan pribadi. Apabila kita akan mengubah sikap
mungkin tidaknya sikap tersebut dapat diubah dan bagaimana cara mengubah
1. Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat
itu.
2. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada
3. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada
4. Nilai di dalam suatu masyarakat apa pun selalu berlaku nilai-nilai yang
bermasyarakat.
3. Tindakan
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain
adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa
tingkatan :
1. Persepsi (perception)
3. Mekanisme (mecanism)
4. Adopsi (adoption)
1. Imitasi
Tindakan manusia untuk meniru tingkah pekerti orang lain yang berada di
sekitarnya.
2. Sugesti
berfikir kritis.
ahli.
Will Of Believe sikap menerima pandangan atau sikap orang lain karena
sebelummnya di dalam dirinya telah ada sikap atau pandangan yang sama.
3. Identifikasi
Seseorang ketika ia mulai sadar bahwa di dalam kehidupan ini ada peraturan-
4. Simpati
kesediaan individu untuk berubah, misalnya apabila terjadi suatu inovasi atau
adalah sebagian orang sangat cepat menerima inovasi atau perubahan tersebut dan
sebagian orang lagi sangat lambat menerima inovasi atau perubahan tersebut.
dalam masyarakat,maka yang sering terjadi adalah sebagian orang yang sangat
sebagian orang lain sangat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut.Hal
Learning Theory (SLT). Social Learning Theory (SLT) adalah suatu teori
Learning Theory (SLT) di perkenalkan pertama kali oleh bandura pada tahun
1977.
observasi, maka berdasarkan teori social learning, hal tersebut dapat dikatakan
seseorang. Asumsi dasar dari teori ini yaitu sebagian besar perilaku individu
diperoleh dari hasil belajar melalui observasi atas perilaku yang ditampilkan oleh
determinism, yaitu seseorang atau individu akan bertingkah laku dalam suatu
situasi yang ia pilih secara aktif. Dalam menganalisa perilaku seseorang terdapat
Lingkungan Perilaku
Stimulus/Rangsangan: (Alamiah, Frekuensi,
Sosial dan fisik Intensitas)
antara individu tersebut, perilaku, dan lingkungan. Pada aspek individu, hal yang
atau alamiah, frekuensi, dan intensitas. Pada aspek lingkungan, hal yang
secara fisik. Individu akan memunculkan satu bentuk perilaku yang sama
meskipun pada lingkungan yang serupa, namun individu akan bertindak setelah
ada proses kognisi atau penilaian terhadap lingkungan sebagai stimulus yang akan
ditindaklanjuti.
perhatian seseorang terhadap apa yang sedang di observasi, maka hal tersebut
3. Reproduction (Perkembangan)
Pada saat seseorang telah memberikan perhatian pada model dan menyimpan
segala bentuk perilaku, maka pada tahap ini adalah menampilkan perilaku baru
4. Motivation (motivasi)
Diare merupakan penyakit yang lazim ditemukan pada masa balita. Diare
merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti
frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti lebih dari tiga kali sehari dan
pada neonatus lebih dari empat kali sehari (Hidayat,2008). Menurut Anik
Maryunani (2010), diare merupakan buang air besar dalam bentuk cairan lebih
dari tiga kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih.
Diare dapat terjadi dengan dua macam mekanisme, yang pertama disebut
kerusakan dinding usus. Kerusakan dinding usus ini dapat terjadi akibat
penempelan virus, bakteri jahat atau parasit pada dinding usus. Yang kedua
disebut sebagai diare osmotik, dimana tidak terjadi penyerapan air dalam usus,
sehingga cairan yang masuk dalam tubuh melalui saluran pencernaan keluar
Berdasarkan lamanya, diare dibagi menjadi tiga, yaitu: diare akut, diare
persisten dan diare kronis. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari
dua minggu, diare persisten berlangsung selama dua sampai empat minggu, dan
Diare akut pada anak termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan
sendirinya (self-limited disease), hanya terkadang para orang tua khawatir melihat
keadaan anaknya sehingga diperlukan terapi dan penanganan agar penyakit dapat
cairan merupakan penyebab utama kematian akibat diare, dan anak akan mudah
lebih besar ketimbang orang dewasa. Prinsip terapi diare yang umumnya
diberikan pada anak sekarang ini adalah pengantian cairan yang hilang dari dalam
terjadi pada anak merupakan salah satu alasan umum yang membuat orangtua
membawa anaknya kedokter. Anak di bawah usia dua tahun mengalami dua
sampai tiga kali diare setiap tahunnya. Diare akut memegang porsi terbesar
dengan angka kejadian sekitar 85% dari seluruh kejadian diare pada anak. Angka
kematian dilaporkan sekitar 8 dari 1.000 anak dan kebanyakan disebabkan oleh
Diare sifatnya bisa menular. Penyakit ini dapat ditularkan melalui tinja
yang mengandung kuman diare, air sumur atau air tanah yang telah tercemar
kuman diare, makanan dan minuman yang telah tekontaminasi kuman penyebab
diare atau lantaran tidak mencuci tangan sebelum memberikan makanan atau
Tubuh balita masih sangat rentan terhadap unsur asing karena balita
belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang memadai. Sehingga jika anggota
keluarga terutama ibu tidak hati-hati dengan kebersihan diri sendiri secara tidak
setelah kerja seharian ibu lupa mencuci tangan dan langsung menimang balita.
Secara tidak langsung kuman atau apapun yang menempel pada tangan ibu akan
berpindah pada tubuh bayi. Jika tangan ibu mengandung kuman atau bakteri,
Diare pada balita pada umumnya dapat dilihat dari jumlah cairan yang
keluar melalui BAB yang lebih banyak dari cairan yang masuk. Frekuensi BAB
yang lebih dari tiga kali sehari. Jadi, harus diberi banyak cairan supaya tidak
Pola buang air besar (BAB) pada balita berbeda dengan orang dewasa.
Pada orang dewasa, buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi
yang cair sudah bisa dianggap diare, sedangkan pada balita hal tersebut dikatakan
normal. Orang tua memiliki peranan penting dalam menilai pola buang air besar
anak sehari-hari. Anak dikatakan diare jika buang air besar lebih sering, lebih
encer, dan lebih banyak dari biasanya. Selain itu perlu juga diperhatikan warna
dan baunya. Karena ada kemungkinan warna dan bau BAB yang tidak seperti
air besar (BAB). Hal ini dikarenakan frekuensi BAB pada balita lebih sering
dibandingkan orang dewasa, bisa sampai lima kali dalam sehari. Frekuensi BAB
yang sering pada balita belum tentu dikatakan diare apabila konsistensi tinjanya
seperti sehari pada umumnya. Yang perlu diketahui adalah orangtua tidak
memberi obat pemampat feses atau tinja. Sebab jika tinja mampat kuman tidak
dikeluarkan dulu melalui BAB. Setelah kuman habis otomatis diare akan berhenti
Diare bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain akibat infeksi usus,
karena kekurangan gizi, kelaparan, kekurangan zat putih telur, atau yang paling
umum adalah karena tidak tahan terhadap makanan tertentu. Diare dapat disertai
dengan rasa nyeri pada perut (kram) karena aktivitas usus yang berlebihan,
kehilangan nafsu makan, muntah, dan penurunan berat badan (Maryunani, 2010).
Banyak hal yang dapat menyebabkan diare, dibawah ini akan dijelaskan
1. Infeksi virus
Virus yang paling banyak menimbulkan diare adalah rotavirus. Infeksi karena
rotavirus ditemukan pada anak sekitar 60% dan merupakan penyebab diare berair
2. Infeksi bakteri
pada anak.
3. Parasit
misalnya. Penyakit ini disebabkan parasit mikroskopik yang hidup dalam usus.
Jika anak (balita) mengalami diare selama pemakaian antibiotik, mungkin hal
ini berhubungan dengan pengobatan yang sedang dijalaninya. Antibiotik bisa saja
dokter mengenai hal ini. Namun, jangan hentikan pengobatan pada anak sampai
Terlalu banyak jus, terutama jus buah yang mengandung sorbitol dan
kandungan fruksosa yang tinggi atau terlalu banyak minuman manis dapat
6. Alergi makanan
Alergi makanan merupakan reaksi sistem imun tubuh terhadap makanan yang
masuk. Alergi makanan dapat menyebabkan berbagai reaksi dalam waktu singkat
maupun setelah beberapa jam, salah satunya adalah reaksi yang menyebabkan
diare.
7. Intoleransi makanan
memproduksi lactase suatu enzim yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa (yaitu
Sakit adalah suatu kondisi yang dapat menimpa setiap orang. Kondisi ini
pengetahuan umum mengenai diagnosis penyakit seperti (panas, batuk, flu, diare,
dan luka), tindakan yang diperlukan, pengobatan, dan upaya lainnya yang
(Widoyono, 2010).
memberikan cairan oralit sesuai dengan jenis atau tingkat diare yang diderita
anak. Diare pada anak termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya
(self limited disease), hanya terkadang para orangtua khususnya ibu khawatir
melihat keadaan anaknya sehingga perlu diterapi dan penanganan agar penyakit
dapat lebih tertangani dengan optimal dan cepat sembuh (Purnamasari, 2011)
Finger. Oleh karena itu upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan
adalah :
- Kebersihan perorangan
Sampai saat ini, para ahli dan dokter anak di seluruh dunia masih mencari
dan melakukan penelitian tentang penanganan diare pada anak yang paling
hal ini. Saat ini, penanganan diare pada anak masih berpedoman pada
dengan Lintas Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare). Lima pendoman tersebut
3. Teruskan ASI-makan
4. Antibiotik selektif
telah terbukti bahwa oralit dapat menurunkan angka kematian akibat dehidrasi.
Oralit ini sangat berperan penting dalam mengatasi kehilangan cairan dan
Langkah pertama dalam menangani diare pada anak adalah memberikan oralit.
Oralit diberikan mulai dari pertama kali anak diare sampai diare berhenti. Pada
waktu anak diare, selain cairan yang keluar melalui feses, ada garam tubuh yang
ikut hilang bersama cairan tersebut. Garam tubuh tersebut berupa garam elektrolit
seperti Natrium (Na), Kalium (K), Klorida (CI), Glukosa, dan Karbonat. Garam-
tubuh. Jika tubuh kekurangan cairan dan garam-garam ini, maka dapat terjadi
dehidrasi dan gangguan fungsi organ dan tubuh lainnya (Sofwan, 2010).
Secara umum, ada dua bentuk oralit yaitu dalam bentuk larutan yang sudah
siap saji dan dalam bentuk bubuk. Keduanya dapat diperoleh dengan mudah di
puskesmas, toko obat, dan apotek, serta tidak memerlukan resep dokter untuk
dirawat
Cara penggunaan oralit adalah dengan melarutkan satu bungkus oralit dalam 1
gelas (200 ml) air putih (boleh hangat atau biasa saja). Untuk melarutkan oralit
gunakan air matang yang telah dingin dan tidak boleh menggunakan air mendidih.
dilarutkan dalam 200 ml air. Oralit diberikan setiap kali anak menceret sebanyak
10 ml per kg berat badan anak. Jumlah yang diminum disesuaikan dengan usia
dan tingkat keparahan diarenya. Aturan pakai oralit yaitu (Kementerian Kesehatan
RI, 2011) :
air kelapa, dan larutan gula garam. Namun pada anak diare jangan diberikan
minuman seperti soft drink atau kopi. Larutan gula garam dapat dibuat dengan
mudah di rumah. Caranya adalah dengan 1 sendok teh gula ditambah ¼ sendok
memberikan Zinc (seng) selama 10 hari berturut-turut. Zinc adalah zat gizi mikro
yang ada di dalam tubuh dan berguna untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan
anak. Zinc akan ikut terbuang atau keluar dari dalam tubuh pada saat anak diare,
2. Mengurangi durasi atau lama sakit karena diare akut sampai 20%
3. Mengurangi durasi atau lama sakit karena diare persisten sampai 24%
sebanyak 42%
Pada kasus diare akut, Zinc diberikan minimal 10 hari berturut-turut dan
satu kali sehari. Sekalipun diare telah berhenti, misalnya setelah tiga hari,
pemberian Zinc tetap dilanjutkan karena Zinc akan meningkatkan sisitem imun
anak dan mengurangi angka kejadian diare berulang hingga 3 bulan ke depan.
Saat ini, ada dua bentuk Zinc yang tersedia di Indonesia, yaitu sirup dan tablet.
Zinc diberikan sesuai dengan usia anak. Zinc dalam bentuk tablet perlu dilarutkan
dalam air sebelum ditelan. Caranya adalah dengan meletakkan tablet Zinc ke
sendok berisi air, ditunggu hingga lart dan setelah itu baru diminum. Efek
samping Zinc yang paling sering dilaporkan adalah mual dan muntah. Zinc dapat
diperoleh dengan mudah di toko obat dan apotek, namun harus diakui bahwa
harganya cukup mahal. Meskipun demikian, konsumsi Zinc pada saat diare sangat
menguntungkan karena biasanya setelah itu anak akan terlihat lebih fit, sehat, dan
Langkah ketiga adalah terus ASI (Air Susu Ibu) dan makan. Pemberian
ASI untuk bayi dan balita tetap diteruskan pada saat diare. begitu juga dengan
tetap dilanjutkan dan cobalah perbanyak makanan yang berkuah, seperti sup,
makanan ini dan juga ASI (bila masih diberi ASI) akan menambah jumlah cairan
kekurangan cairan atau dehidrasi. Pemberian susu formula (untuk anak yang lebih
Akibat makanan yang terbuang karena tidak diserap oleh usus, diare dapat
menyebabkan gangguan nutrisi. Padahal pada kondisi ini, metabolism tubuh lebih
tinggi sebagai upaya melawan infeksi, sehingga nutrisi yang diperlukan pun lebih
banyak. Oleh karena itu, bukan suatu hal yang dibenarkan apabila selama diare
menjadi takut memberi makan dan minum. Justru makan dan minum ini sangat
memperhatkan aspek gizi pada anak karena balita masih dalam tahap
pertumbuhan dan perkembangan, sehingga aspek gizi ini sangat penting. Tidak
jarang, ketika anak mengalami diare fokus perhatian orangtua terlalu terpaku pada
memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Banyak orangtua ragu serta tidak mengetahui
makanan apa yang sebaiknya diberikan ketika anak diare, sehingga akhirnya
ketika anak mengalami diare akut dapat dilihat pada table berikut (Sofwan, 2010):
buatan,dan lain-lain.
4. Antibiotika Selektif
terkadang “sok pintar” dan langsung memberikan antibiotika ketika anak diare.
Seharusnya orang tua lebih berhati-hati dan bijak dalam memberikan pengobatan
pada anak. Di dunia medis dikenal istilah antibiotic associated diarrhea atau diare
akibat virus tidak dapat diatasi dengan antibiotik, dan justru bisa semakin
pada sisi ekonomi atau biaya, karena pemberian antibiotika menambah biaya
Artinya, jika diberikan tidak dalam dosis dan durasi yang tepat justru akan
membuat kuman atau bakteri menjadi kebal terhadap antibiotika tersebut. Dan
hanya akan membunuh bakteri jahat yang ada di dalam tubuh, melainkan juga
membunuh sebagian bakteri baik yang ada di dalam tubuh, sehingga justru akan
kewaspadaan bila terjadi hal-hal yang lebih serius terhadap diare yang dialami
balita. Langkah ini diberikan oleh para praktisi kesehatan kepada orangtua agar
selalu memantau keadaan balita dan bila terjadi hal-hal yang lebih serius agar
segera dibawa kembali ke dokter. Sekalipun diare akut tergolong ringan, tetapi
para orangtua mengenai cara pembuatan dan pemberian oralit, Zinc dan informasi
orang tua, terutama ibu, untuk mengenali diare dan membantu penyembuhannya
perilaku berikut dapat menjadi risiko terjadinya diare pada anak, yaitu:
Botol susu yang jarang dibersihkan dapat menjadi media transportasi kuman
kedalam pencernaan balita. Oleh karena itu perlu untuk selalu mencuci botol susu
hingga bersih dan sebaiknya direbus sebelum digunakan lagi, agar kuman yang
Makanan masak yang disimpan pada suhu kamar untuk dimakan kemudian,
permukaan alat-alat yang terpapar. Bila makanan disimpan beberapa jam dalam
Air minum yang tercemar bisa terjadi melalui dua hal, yaitu tercemar pada
4. Tidak cuci tangan setelah buang air besar atau membuang tinja balita
setelah terpapar dengan sesuatu yang mengandung kuman. Apalagi setelah itu
Orang sering menganggap tinja balita tidak berbahaya, padahal tinja balita
juga mengandung kuman. Demikian juga dengan tinja binatang, juga mengandung
kuman.
tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain) (Purnamasari, 2011).
sikap ibu terhadap upaya penanganan diare secara dini pada balita peneliti
mengacu pada teori Social Learning Theory (SLT). Menurut Bandura (1977) ada
tiga komponen yang memepengaruhi perilaku seseorang, yaitu faktor individu itu
sendiri Person (P), terdiri dari personality, karakteristik seseorang, proses kognisi,
Behavior (B) atau perilaku, hal yang di pengaruhi yaitu nature atau alamiah,
frekuensi, dan intensitas dari suatu perilaku seperti suatu perilaku dapat dilakukan
atau ditiru seseorang dari seringnya seseorang melihat atau terpapar oleh suatu
perilaku tersebut dan reinforcement/punishment yang berasal dari diri sendiri atau
mereka. Environment (E) atau lingkungan yang terdiri dari rangsangan atau
stimulus, baik secara sosial maupun secara fisik misalnya teman sebaya, media
baru pada dirinya yang mendukung atau tidak mendukung seseorang melakukan
suatu perilaku baru tersebut. Berikut adalah skema dari reciprocal determinism.
Individu
Karakteristik :
(Umur, Pendidikan,
Pekerjaan, Jumlah Anak)
Kepribadian:
(Pegetahuan dan Sikap
ibu terhadap upaya
penanganan diare secara
dini pada balita)
Lingkungan
(Stimulus/rangsangan:
Tindakan ibu
keluarga, petugas
kesehatan, media
massa, dan teman)
Pribadi Individu
Karakteristik :
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Jumlah Anak
Pengetahuan ibu Tindakan ibu
melakukan
terhadap penanganan
penanganan diare
diare secara dini
secara dini pada
Sikap ibu terhadap
balita
penanganan diare secara
dini
Lingkungan
Petugas Kesehatan
Media Elektronik/
Cetak
Keluarga
Teman
sikap ibu terhadap upaya penanganan diare secara dini pada balita di wilayah
dengan teori SLT yaitu pada faktor pribadi individu (Person) yaitu umur,
penanganan diare secara dini pada balita. Faktor lingkungan (Environment) yang
terdiri dari keluarga, petugas kesehatan, teman dan media massa. Perilaku
(Behavior) yaitu gambaran tindakan ibu melakukan penanganan diare secara dini
pada balita.