Pengendalian PDF
Pengendalian PDF
2017
SKRIPSI
Oleh:
1112101000017
1438/2017 M
i
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini sudah saya
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi
Disusun Oleh:
NIZAR FATHUL KHOIR
1112101000017
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
ii
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
Penguji I
Penguji II
Penguji III
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Skripsi, 20 Juni 2017
Nizar Fathul Khoir, NIM: 1112101000017
Gambaran praktek kerja aman terhadap paparan benzen pada pekerja operator
SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
( xviii + 103 halaman, 41 tabel, 8 gambar, 5 lampiran)
ABSTRAK
Praktek kerja aman adalah prilaku yang dilakukan pekerja dalam bekerja untuk
mencegah terpajan zat kimia. Operator SPBU merupakan sektor pekerjaan yang memiliki
resiko terpajan benzena yang berasal dari BBM.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional untuk
mengetahui gambaran praktek kerja aman yang meliputi pengunaan APD, personal
hygiene, faktor lingkungan, lama kerja, jenis kelamin, dan usia. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Desember 2016 sampai dengan Juni 2017. Sampel penelitian sebanyak 8
SPBU tepatnya sebanyak 73 orang pekerja.
Untuk meningkatkan praktek kerja aman dalam rangka mengurangi pajanan benzena
sebaiknya perusahaan membuat SOP tentang APD, perlu pengadaan APD, manajemen
perlu membuat poster tentang cara cuci tangan yang baik, dan perlunya pengadaan alat-
alat.
Daftar Bancaan : 100 ( 1970-2016)
Kata Kunci : praktek kerja aman, operator, dan benzena.
iv
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Skripsi, 20 June 2017
Nizar Fathul Khoir, NIM: 1112101000017
A description of safe working practices against benzene exposure in gasoline station
operators in East Ciputat by 2017
ABSTRAK
Safe work practices are behaviors that workers do in working to prevent exposure to
chemicals. Gas station operators are job sectors that are at risk of being exposed to
benzene from BBM.
This research is a quantitative research with cross sectional design to know the
description of safe working practices which include the use of PPE, personal hygiene,
environmental factors, duration of work, gender, and age. This research was conducted in
December 2016 until June 2017. The sample of research is 8 SPBU exactly as many as 73
workers.
The results of the study showed that 11 workers (15.1%) of the workers who work
with good practice, as many as 2 workers (2.7%) workers who work with good PPE, as
many as 9 workers (12.3%) workers who work with hygeien personnel Good, and as
many as 6 workers (8.2%) workers with good environmental factors.
To improve safe work practices in order to reduce benzene exposure should companies
make SOPs on PPE, need to supply PPE, management needs to make posters on how to
wash hands properly, and the need for equipment procurement.
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Agama : Islam
Telp : 082311018997
Email : nizarfathulkhoir@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
ORGANISASI
vi
Anggota Pramuka SMP Daer el-Falah Pandeglang: 2006 – 2007
Ketua Dewan Pertimbangan Siswa SMP Terpadu Al-hasan Ciamis: 2008 – 2009
2013 – Sekarang
Anggota Bidang Public Relations LSO Forum Studi Kesehatan dan Keselamatan
Anggota Bidang Finance LSO Forum Studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja:
2014 – 2015
KEPANITIAAN
Komisi Disiplin Oriantase Peserta Didik (Opak) Mahasiswa Baru Angkatan 2013
Divisi Acara Oriantase Peserta Didik (Opak) Mahasiswa Baru Angkatan 2014
vii
Seksi Lomba Lomba Kewirausahaan dan Seminar Kewirausahaan Tingkat
Nasional: 2014
Pongkor: 2014
Seminar Profesi Kesehatan “be smart and healthy with social media networking”:
2013
kecelakaan lalu lintas munuju masyarakat industry yang selamat, sehat, dan
Produktif” :2014
TRAINING SMK3 Based on OHSAS 18001 & PP No. 50 Tahun 2012 : 2014
Seminar gizi kesehatan masyarakat “are you selective eater ? be careful to obesity
!: 2015
viii
Seminar kesehatan lingkungan “combat the neglected tropical disease towards a
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
skripsi ini yang berjudul “Gambaran praktek kerja aman terhadap paparan
2017”. Shalawat beserta salam yang teriring do’a semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa atas izin Allah SWT
Hidayatullah Jakarta.
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
1. Keluarga tercinta, yaitu orang tua dan kakak saya karena atas do’a
x
memperoleh dan menjalani pendidikan hingga saat ini di jenjang
universitas.
2. Ibu Iting Shofwati, S.T, M.KKK selaku pembimbing satu dan dosen
5. Yaumi khairi azhari dan Agus Dwi Saputra yang telah membantu
data primer.
oleh penulis.
xi
Demikian yang dapat penulis sampaikan, dengan do’a dan harapan bahwa
segala kebaikan yang mereka berikan dapat bermanfaat bagi penulis. Penulis
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar kelak dapat menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini dapat
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN.................................................................................. i
PERNYATAAN PERSETUJUAN...................................................................... ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
xiii
2.1.3 Dampak Pejanan Benzena ........................................................... 13
xiv
4.4.2 Instrumen Penelitian .................................................................... 47
xv
6.2.2 Gambaran Personal Hygiene pada operator SPBU di wilayah
Ciputat Timur ........................................................................................... 102
LAMPIRAN ........................................................................................................ 0
xvi
DAFTAR TABEL
xviii
Tabel 5.11 Alasan menggunakan atau tidak menggunakan APD pada operator
SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017 ..................................................... 64
Tabel 5.12 Personal hygiene pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur
tahun 2017 ......................................................................................................... 66
Tabel 5.13 Alasan melakukan dan tidak melakukan makan dan minum saat
bekerja pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017 ................. 68
Tabel 5.14 Alasan mencuci tangan dan tidak mencuci tangan saat akan makan
dan minum pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017 ........... 69
Tabel 5.15 Alasan melakukan dan tidak melakukan cuci tangan dengan air
mengalir pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017 ............... 70
Tabel 5.16 Alasan melakukan dan tidak melakukan cuci tangan menggunakan
sabun di tempat kerja pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun
2017 ................................................................................................................... 71
Tabel 5.17 Alasan melakukan dan tidak melakukan cuci tangan sebelum
meninggalkan tempat kerja pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur
tahun 2017 ......................................................................................................... 72
Tabel 5.18 Alasan mencuci muka dan tidak mencuci muka sebelum makan dan
minum di tempat kerja pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun
2017 ................................................................................................................... 73
Tabel 5.19 Alasan melakukan dan tidak melakukan mandi setelah bekerja
menggunakan sabun pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
........................................................................................................................... 74
Tabel 5.20 alasan mandi dengan shampo setelah bekerja pada operator SPBU di
wilayah Ciputat Timur tahun 2017 .................................................................... 75
Tabel 5.21 Alasan merokok dan tidak merokok dalam kehidupan sehari-hari
pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017 .............................. 76
Tabel 5.22 Alasan merokok dan tidak merokok dalam bekerja pada operator
SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017 ..................................................... 77
xix
Tabel 5.23 Alasan mencuci pakaian kerja yang terkena tumpahan pada operator
SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017 ..................................................... 78
Tabel 5.24 Alasan mengganti dan tidak mengganti pakaian kerja setiap hari
pada operator SPBU di wilayah Ciputat timur tahun 2017 ............................... 79
Tabel 5.25 Faktor alasan Cuci tangan sebelum makan dan minum pada
operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017 ...................................... 80
Tabel 5.26 Alasan yang mendasari operator merokok atau tidak merokok baik
dalam keseharian atau dalam pekerjaan pada operator SPBU di wilayah Ciputat
Timur tahun 2017 .............................................................................................. 82
Tabel 5.27 Alasan yang mendasari menjaga kebersihan badan pada operator
SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017 ..................................................... 83
Tabel 5.28 Alasan yang mendasari mencuci atau mengganti pakaian kerja pada
operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017 ...................................... 84
Tabel 5.29 faktor lingkungan pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur
tahun 2017 ......................................................................................................... 85
Tabel 5.30 Alasan membersihkan dan tidak membersihkan tumpahan dengan
benar pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017 .................... 87
Tabel 5.31 Alasan membersihkan dan tidak membersihkan tumpahan dengan
cepat pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017..................... 88
Tabel 5.32 Alasan menjaga dan tidak menjaga lingkungan di area SPBU pada
operator SPBU di wilayah Ciputat Timur 2017 ................................................ 89
Tabel 5.33 Alasan menjaga wadah tempat penampungan BBM agar tertutup
pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017 .............................. 90
Tabel 5.34 Alasan menggunakan air tanah sekitar SPBU untuk minum pada
operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017 ...................................... 91
Tabel 5.35 Alasan faktor lingkungan yang baik pada operator SPBU di wilayah
Ciputat Timur tahun 2017.................................................................................. 91
Tabel 5.36 Keluhan yang di alami operator SPBU di wilayah Ciputat Timur
tahun 2017 ......................................................................................................... 93
xx
DAFTAR GAMBAR
xxi
DAFTAR ISTILAH
Hb : Hemoglobin
xxii
1. BAB I
PENDAHULUAN
udara, air, tanah. Salah satu kegiatan yang beresiko terpajan benzena adalah
Agency for Toxic Substances and Diesease Register (ATSDR, 2007), bahan
Pajanan singkat dengan konsentrasi yang tinggi dapat terjadi saat pengisian
1
lingkungan dan tempat kerja (Putri, 2011). Jalur absorpsi lain yang tidak
melalui kulit. Absorbsi melalui kulit terjadi bila ada kontak langsung
dengan kulit dan benzena akan terserap melalui jaringan lemak kulit karena
bahan kimia yang dapat menembus kulit dengan lebih mudah daripada
masuk ke dalam tubuh dan melalui mulut benzena akan masuk sebanyak
2015).
hubungan kerja.
2
putih, trombosit, dan sifat karsinogenik menyebabkan kanker darah
posisi teratas terkait angka kematian akibat leukemia yang disebabkan oleh
(Azhari 2010).
3
dalam 1 jam dan 52,17% laju endapan darah dua jam tidak normal. Hal ini
tidak terlepas dari praktek kerja aman antara lain penggunaan alat
konsentrasi benzena dalam tubuh pekerja selain faktor lama pajanan, durasi
(Budiono, 2003).
praktek kerja aman yang harus diperhatikan ketika bekerja dengan pajanan
4
mungkin melekat pada tubuh sebelum makan dan sebelum meninggalkan
menggunakan sabun dan air adalah suatu tindakan pertama yang paling
menjadi salah satu faktor akibat paparan benzena. Selain itu para operator
juga merasa lemah, letih, lesu, sakit kepala dan pusing dalam satu tahun
terakhir dan rata-rata para pekerja operator SPBU tidak menggunakan APD
secara lengkap pada saat bekerja. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
5
1.2 Rumusan Masalah
adanya kadar benzena dalam tubuh, selain itu para operator juga merasa
lemah, letih,lesu, sakit kepala, dan pusing dalam satu tahun terakhir.
cara kerja yang aman berupa tidak menggunakan alat pelindung pernapasan,
bekerja. Jika dilihat dari personal hygiene para pekerja operator masih
kurang baik, berupa melakukan kegiatan makan dan minum di saat bekerja,
tidak melakukan cuci tangan sebelum makan dan minum, tidak melakukan
cuci tangan dengan sabun, setelah bekerja tidak langsung mandi, dan suka
pekerja operator SPBU, selain itu para pekerja banyak yang bermukim
(mes) di area SPBU sehingga hampir setiap waktu terpapar oleh bahan
bakar. Banyak pekerja yang membuat mie dengan menggunakan air keran
6
SPBU, air tanah yang berada dilingkungan SPBU dikhawatirkan tercemar
paparan benzena oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang
praktek kerja aman terhadap paparan benzena pada pekerja operator SPBU.
Tujuan penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan
7
1.4.2 Tujuan Khusus
2017
tahun 2017
8
2. Manfaat bagi peneliti
kelamin, lama kerja, dan usia). Penelitian ini dilakukan di 8 SPBU yang
dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai dengan Juni 2017. Analisis
9
2. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Benzena
cairan tidak berwarna dengan bau yang manis. Benzena menguap ke udara
sangat cepat dan sedikit larut dalam air. Adapun rumus struktur benzena
10
2.1.1 Sumber pejanan benzena
paparan lain dapat berasal dari uap atau gas produk-produk yang
a. Sumber Alami
2010).
11
Sumber alami dari benzena, yang meliputi emisi gas dari gunung
b. Sumber Antropogenik
1-5% benzena, selain itu dapat juga berasal dari pembuatan mesin
udara luar ruangan ada pada kisaran 0,02 - 34 ppb (1 ppb= 1000
dengan bau aromatik yang khas. Sedikit larut dalam air tetapi sangat
12
terbakar serta dapat menyebar ke sumber api. Uapnya sangat mudah
meledak, memiliki titik leleh 5,5°C dan spontan terbakar pada suhu
Tabel 2.1
Sifat Fisik dan Sifat Kimia Benzena
knalpot mobil, bensin, asap dari tembakau dan kebakaran hutan dan
dari industri. Hal ini sangat bebas dalam tanah dan larut (dapat larut)
dalam air. Orang yang merokok terkena sekitar 10 kali lebih benzena
13
tergantung pada konsentrasi benzena dan tingkat eksposur (SA
Health, 2008).
a. Dampak akut
2008).
b. Dampak kronis
14
dan berkurangnya keeping trombosit dalam darah. Anemia
a. Inhalasi
cukup tentang bahaya akut. Uap benzena lebih berat dari pada
15
udara dan dapat menyebabkan sesak napas di ruang tertutup,
jalur pajanan. Laporan kasus pada pajanan inhalasi akut telah ada
1992).
b. Ingesti
benzena secara ingesti juga telah ada sejak awal tahun 1900-an,
pencernaan.
17
manusia masih kurang. Walaupun tidak ada informasi tentang
bahwa absorpsi oral dari air adalah hampir 100% (Ramon, 2007).
c. Dermal
18
2.1.5 Mekanisme toksisitas benzena dalam tubuh
sediaan hapusan darah perifer. Kadar fenol urin pada akhir giliran
A. Absorpsi
2000).
19
Namun apabila benzena yang terhirup tidak segera dikeluarkan
ke dalam aliran darah (Jorrun dkk, 2008). Hal yang sama akan
20
B. Distribusi
terdapat dalam darah. Kadar benzena dalam otot dan organ 1-3
C. Metabolisme
Hal ini karena ada perbedaan antar individu dalam hal fungsi penyerapan di
paru, komposisi tubuh, efikasi dari organ ekskresi, aktivitas sistem enzim
yang berperan dalam metabolisme bahan kimia. Faktor lain yang perlu
makan, dan personal higiene) serta paparan di luar lingkungan kerja (Scott,
1989).
2.2.1 Umur.
rendah. Semakin tua umur tenaga kerja maka semakin tinggi risiko
23
Usia dapat mempengaruhi kadar benzena dalam darah, ini
termasuk fungsi paru (Boss dan Edwin, 1981). Murray (1986) dan
maksimal pada usia 10-12 tahun. Setelah itu sistem pernapasan akan
tahun serat elastis pada bronkiolus dan alveolus menjadi tidak elastis
25
Mukus yang berkumpul menyebabkan infeksi dan kerusakan pada
paru.
26
Gas asap rokok terdiri dari karbondioksida, karbon
terserap oleh pekerja dengan predikat perokok aktif (32 batang per
hari) yaitu sekitar 1,8 mg per hari. Hasil itu menunjukkan bahwa
merokok menunjukan hasil p= 0,000 atau p < 0,05 yang artinya ada
27
di bengkel ia bekerja sekarang maupun di pekerjaan yang
pekerja yang telah bekerja lebih dari 1 tahun, selain itu juga
Pundyoko S, 2010).
dan jika telah melebihi angka yang telah ditetapkan maka harus
28
2.2.5 Praktek Kerja aman dengan Zat Benzena
kulit tidak terlepas dari praktik saat bekerja. Praktik kerja disini terkait
terjadi melalui jalur absorbsi inhalasi uap benzena. Jalur absobsi lain
yang tidak kalah penting adalah jalur dermal yaitu penyerapan senyawa
benzena melalui kulit. Absorbsi melalui kulit terjadi bila ada kontak
kulit tidak terlepas dari perilaku saat bekerja antara lain menggunakan
29
penggunaan alat pelindung diri (APD), personal hygiene, dan faktor
lingkungan.
bengkel.
31
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 109 tahun 2012
tentang alat pelindung diri yang biasanya digunakan diarea
SPBU adalah
a. Air-purifyng respirators
Respirator ini berfungsi melindungi pemakainya dari
paparan (inhalasi) debu, gas, uap, mist, fumes, asap,
dan fog. Alat ini dipakai terutama apabila toksisitas
zat kimia yang terpapar dan kadarnya dalam udara
tempat kerja rendah. Respirator tipe ini
membersihkan udara yang terkontaminasi dengan
cara filtrasi, adsorsi, dan absorsi. Macam-macam
Air-purifyng respirators:
1) Chemical respirator (catridge respirator dan
canister as mask)
Berupa full face mask, half mask, atau
mouthpiece respirator. Alat ini mampu
membersihkan kontaminan zat kimia di udara
dengan cara adsorsi dan absorbsi.
2) Canister gas mask (canister respirator)
Cara kerjanya sama seperti chemical
respirator tetapi tidak boleh digunakan di
tempat kerja dengan kadar toksik tinggi
32
(immedietly dangerous to life). Alat ini dapat
melindungi dari paparan partikel-partikel
karena dilengkapi filter.
3) Mechanical filter respirator
Digunakan untuk melindungi dari paparan
aerosol zat padat (debu, asap, fume) dan
aerosol cair (mist, fog) melalui berbagai
proses filtrasi. Efisiensi alat ini ditentukan
oleh ukuran aerosol dan jenis filter. Semakin
kecil diameter pori-pori filternya semakin
besar tahanan (resistence) terhadap aliran
udara. Filter dapat dibedakan menurut
fungsinya menjadi 3 macam, yaitu:
dust and mist filters
fume filter
high efficiency filter
b.Air-supplied respirators/breathing apparatus
Alat ini tidak dilengkapi dengan filter dan absorbent.
Alat ini melindngi pemakainya dari paparan zat-zat
kimia sangat toksik dan atau bahaya dari kekurangan
oksigen (oxygen deficiency).
B. Alat pelindung tangan (sarung tangan).
Alat pelindung tangan atau sarung tangan berfungsi
untuk melindungi kulit tangan dari paparan bahan
berbahaya, untuk memilih sarung tangan yang tepat perlu
dipertimbangkan faktor-faktor dibawah ini.
a. Bentuk bahan berbahaya, apakah berbentuk bahan
kimia korosif, benda panas/dingin, dan tajam/kasar
33
b. Daya tahan terhadap bahan-bahan kimia
c. Kepekaan yang diperlukan dalam melakukan suatu
pekerjaan
d. Bagian tangan yang dilindungi.
Menurut bentuknya sarung tangan dapat dibedakan
menjadi:
a. Gloves, adalah sarung tangan biasa
b. Gauntlets, adalah sarung tangan yang dilapisi plat
logam
c. Mitts, adalah sarung tangan dimana keempat jari
pemakai dibungkus menjadi satu kecuali ibu jari
(seperti sarung tangan tinju)
C. Alat pelindung kaki
Alat-alat yang digunakan untuk melindungi kaki dari
benda-benda jatuh, dan benda ceceran minyak pelumas agar
tidak menempel dikulit kaki.
D. Alat pelindung mata dan muka; digunakan untuk melindungi
mata ataupun muka dari gas uap.
Tabel 2.2 Pengunaan APD untuk Mengurangi Resiko Pajanan Benzena
Berdasarkan Jalur Masuknya
mengalami kontak dengan bahan kimia dan kulit adalah salah satu
sabun dan air adalah suatu tindakan pertama yang paling baik (Putra,
2003).
37
No Jenis Pencegahan Inhalasi Ingesti Dermal Referensi
yang terkena tumpahan awareness,
bahan bakar munyak 2015
10 Pengantian pakaian setiap X X Kamal, Atif
hari dan Audil
Rashid
2014
Tabel 2.4
38
No Jenis Pencegahan Inhalasi Ingesti Dermal Referensi
Rashid
2014
4 Menjaga wadah selalu X Government
tertutup of Alberta,
2010
Kerangka teori pada penelitian ini berdasarkan pada, ATSDR 2007, IPCS
pajanan..
Menurut ATSDR (2007) benzena berasal dari alami seperti letusan gunung
dan kebakaran hutan, dan buatan seperti industry dan trasportasi. Sedangkan
jalur pajanan benzena berasal dari inhalasi, ingesti, dan dermal (IPCS
2000).
39
Letusan Umur
Udara Inhalasi
gunung
Jenis kelamin
Alami
Kebakaran Makan dan Kebiasaanmerok
hutan Minuman Ingesti ok
Benzenaa
Industri Lama kerja Kadar
Benzena
Air Dermal
Buatan dalam
Praktek kerja
Trasportsi aman: tubuh
1. Pengunaaan
APD
2. Persona
hygienel
Hygiene
personal
40
3. BAB III
KERANGKA KONSEP, DAN DEFINISI OPERASIONAL
wilayah Ciputat Timur tahun 2017. Praktek kerja ini meliputi penggunaan
APD, personal hygiene, faktor lingkungan, jenis kelamin, lama kerja, dan
usia. Dalam penelitian ini merokok tidak di jadikan satu variabel melainkan
Penggunaan APD
Personal hygiene
Lama kerja
Usia
41
3.2 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Operasiolal
1 Praktek Penilaian hasil wawancara Kuesioner dan 1. Sangat buruk apabila total Ordinal
kerja wawancara lembar observasi skor berada pada Q1 (24-
aman secara 57)
keseluruhan yan 2. Buruk apabila total skor
meliputi berada pada Q2 (58-66)
pengunaan 3. Cukup apabila total skor
APD, personal berada pada Q3 (67-72)
hygiene, dan 4. Baik apabila total skor
faktor berada pada Q4 (73-78)
lingkungan
2 Penguna Frekuensi Wawancara Kuesioner dan 1. Sangat buruk apabila total Ordinal
an APD pemakaian APD lembar observasi skor berada pada Q1 (3-5)
yang terdiri dari 2. Buruk apabila total skor
masker, sarung berada pada Q2 (6-8)
tangan, pakaian 3. Cukup apabila total skor
pelindung, berada pada Q3 (9-11)
safety shoes, dan 4. Baik apabila total skor
kacamata berada pada Q4 (11-14)
3 Personal Kebiasaan Wawancara Kuesioner 1. Sangat buruk apabila total Ordinal
hygiene menjaga kuisiner dan skor berada pada Q1 (25-
kebersihan lembar observasi 35)
badan pekerja 2. Buruk apabila total skor
berada pada Q2 (36-42)
42
No Variabel Definisi Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Operasiolal
3. Cukup apabila total skor
berada pada Q3 (43-48)
4. Baik apabila total skor
berada pada Q4 (49-53)
4 Faktor Kebiasaan yang Wawancara Kuesioner dan 1. Sangat buruk apabila total Ordinal
lingkung sering dilakukan lembar observasi skor berada pada Q1 (25-
an diarea SPBU 35)
untuk 2. Buruk apabila total skor
membersihkan berada pada Q2 (36-42)
lingkungan 3. Cukup apabila total skor
berada pada Q3 (43-48)
4. Baik apabila total skor
berada pada Q4 (49-53)
5 Usia lama Wawancara Kuesioner Tahun Rasio
waktu hidup
seseorang sejak
dilahirkan
sampai dengan
dilakukan
pengukuran
6 Lama Waktu yang Wawancara Kuesioner Bulan Rasio
kerja dihitung
dalam bulan
yang telah
digunakan
responden
untuk bekerja di
43
No Variabel Definisi Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Operasiolal
bagian
pengisian
7 Jenis Perbedaan wawancara kuisioner 1. Perempuan ordinal
kelamin gender yang 2. Laki-laki
dilihat dari laki-
laki atau
perempuat
44
4. BAB IV
METODE PENELITIAN
cross sectional karena pada penelitian ini variabel akan diamati pada waktu
yang sama.
penelitian akan dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Juni 2017.
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
berikut:
45
Keterangan :
n = Besar sampel
adalah 69 orang, untuk mencegah adanya sampel drop out maka total
orang.
46
4.4 Metode Pengumpulan Data
data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan pada
dan observasi.
A. Kuesioner
individu (usia, lama kerja, dan kebiasaan merokok) dan praktek kerja
47
2) Varibel praktek kerja aman diberi kode C1-C10, D1-D30,
dan E1-E10.
B. Observasi
penggunaan APD.
48
Data-data yang ada diproses dari awal penelitian hingga akhir penelitian
program komputer.
4.5.2 Pengkodean
jawaban dari responden dan dari setiap variabel yang mengacu standar
D10 dan skoring yang dilakukan adalah selalu (skor : 4), sering,
49
b. Variabel pengunaan APD
50
d. Variabel faktor lingkungan
1. Perempuan
2. Laki-laki
51
g. Variabel Umur
apabila terdapat hal-hal yang salah atau tidak jelas dalam pengisian
kuesioner.
52
4.6 Analisis Data
dan karakteristik individu meliputi jenis kelamin, lama kerja, dan usia.
53
5. BAB V
HASIL
deklex, solar, pertamax, dan pertamax plus. Setiap SPBU memiliki struktur
pengisian angin ban kendaraan. Hal ini untuk memberikan pelayanan bagi
semua terletak tepat berada dipingir jalan raya utama. Posisi yang berada di
melakukan pengisian BBM, ada hal lain yang dapat merugikan yaitu
paparan debu dan karbon dioksida (CO2) akibat aktifitas dari kendaraan di
sepanjang hari.
54
Hasil pengamatan langsung yang dilakukan di lingkungan kerja
di area SPBU untuk melakukan pengisian BBM. Hal ini sesuai dengan
aktifitas pengendara pada saat berangkat kerja di pagi hari dan pulang
Tabel 5.1
Gambaran profil SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
55
Berikut ini adalah peta jalan SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun
2017 yang digunakan sebagai objek penelitian tentang praktek kerja aman
pada operator SPBU
Gambar 5.1
Peta wilayah Ciputat Timur
56
5.2 Karakteristik Individu responden
Tabel 5.2
Karakteristik usia dan lama kerja pada operator SPBU di wilayah
Ciputat Timur tahun 2017
Tabel 5.3
Gambaran jenis kelamin operator SPBU pada operator SPBU di
wilayah Ciputat Timur tahun 2017
Jenis kelamin frekuensi Persentase
Perempuan 30 41.1
Laki-laki 43 58.9
Total 73 100%
57
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan bahwa jumlah persentase
personal hygiene, dan faktor lingkungan. Gambaran praktek kerja aman pada
operator SPBU di wilayah Ciputat Timur dapat di lihat pada tabel 5.4
Tabel 5.4
Praktek Kerja Aman pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur
tahun 2017
58
5.3.1 Gambaran penggunaan APD
APD masker, APD kacamata, APD sepatu, sarung tangan, dan pakaian
kerja. Secara keseluruhan pengunaan APD dapat dilihat pada tabel 5.5
Tabel 5.5
Penggunaan APD pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur
tahun 2017
gambar 5.2
59
Gambar 5.2
Frekuensi pengunaan APD pada operator SPBU di wilayah Ciputat
Timur tahun 2017
0% 0% 0% 0%
12%
88%
berikut:
60
a. Alasan tidak menggunakan alat pelindung pernapasan pada operator
Tabel 5.6
Alasan tidak menggunakan alat pelindung pernapasan pada operator
SPBU di wilayah Ciputat Timur di wilayah Ciputat Timur tahun
2017
No Alasan Frekuensi Persentase
1 Tidak betah 9 12%
2 Hasilnya sama aja masih 3 4%
nembus
3 Susah nafas 26 36%
4 Tidak bisa 5S 9 12%
5 Tidak ada di peraturan 15 21%
6 Untuk kesehatan 6 8%
7 Supaya debu tidak masuk 5 7%
Total 62 100%
susah nafas (36%) dan alasan terendah adalah hasilnya sama saja
Tabel 5.7
Alasan tidak menggunakan APD kacamata pada operator SPBU
pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
No Alasan Frekuensi persentase
1 Matanya sudah minus 6 8%
61
No Alasan Frekuensi persentase
2 Memang tidak menggunakan 1 2%
3 Matanya masih normal 63 86%
4 Tidak punya kacamata 1 1%
5 Mengganggu dalam bekerja 2 3%
Total 67 100
Tabel 5.8
Alasan menggunakan dan tidak menggunakan APD sepatu pada
operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
No Alasan Frekuensi Persentase
1 Karena SOP 57 81%
2 Keamanan 12 18%
3 Biar kelihatan sopan 1 1%
Total 70 100%
62
d. Alasan tidak menggunakan APD sarung tangan pada operator
Tabel 5.9
Alasan tidak menggunakan APD sarung tangan pada operator
SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
No Alasan Frekuensi Persentase
1 Tidak disediakan kantor 4 6%
2 Tidak ada di SOP 12 16%
3 Licin ketika memegang 43 59%
nozle
4 Mengganggu saat kerja 14 19%
Total 73 100%
Tabel 5.10
Alasan menggunakan dan tidak menggunakan pakaian kerja pada
operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
No Alasan Frekuensi Persentase
1 menggunakan a. Sudah ada baju 52 82%
seragam
b. Sudah peraturan 10 16
c. Untuk keamanan 1 2
Total 63 100%
2 Tidak a. Karena masih 7 10
menggunakan baru (belum dapat
seragam)
63
No Alasan Frekuensi Persentase
b. Menggunakan 3 4
rompi
Total 10 100%
Ciputat Timur tahun 2017 dapat di lihat pada tabel 5.11 sebagai
berikut:
Tabel 5.11
Alasan menggunakan atau tidak menggunakan APD pada operator
SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
Alasan menggunakan APD
No APD SOP Pengetahuan Persepsi Ketersedia
n APD
1 Masker − + − −
2 Kacamata − −
3 Sepatu + + − −
4 Sarung − − −
tangan
64
Alasan menggunakan APD
No APD SOP Pengetahuan Persepsi Ketersedia
n APD
5 Pakaian + − + + −
Keterangan :(+) alasan menggunakan APD
(-) alasan tidak menggunakan APD
Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa alasan operator
65
Tabel 5.12
Personal hygiene pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
66
Gambar 5.3
Personal hygiene pada pekerja operator SPBU di wilayah Ciputat Timur
tahun 2017
4% 3%
0% 8%
10% 19%
36% 7%
21% 34% 22% 7%
3% 48% 10% 50% 25%
63% 62% 11%
67% 12% 45% 25%
51% 12% 90% 14% 47%
17% 20% 41%
32% 37% 57% 18%
19% 19% 10% 23% 31% 18% 20%
1% 8% 11% 8% 4%
yang banyak dilakukan adalah cuci tangan saat akan makan dengan
presentas 1%.
67
a. Alasan melakukan dan tidak melakuan makan dan minum saat
Tabel 5.13
Alasan melakukan dan tidak melakukan makan dan minum saat
bekerja pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
No Alasan Frekuensi Persentase
1 Melakukan a. Lapar saat jaga 19 30%
makan dan b. Haus 9 14%
minum saat c. Makan dan 10 16%
kerja minum saat
istirahat
d. Ketika ada 2 3%
tukang gorengan
lewat
e. Lapar dan haus 13 21%
f. Ketika suntuk 5 8%
g. Untuk 5 8%
menambah
tenaga
Total 63 100%
2 Alasan a. Tidak boleh 7 67%
tidak makan makan dan
dan minum minum saat
saat bekerja bekerja
b. Takut dimarahin 3 33%
Total 10 100%
melakukan makan dan minum karena lapar saat jaga (30%) dan
makan dan minum dikarenakan tidak boleh makan dan minum saat
68
b. Alasan mencuci tangan dan tidak mencuci tangan saat akan makan
Tabel 5.14
Alasan mencuci tangan dan tidak mencuci tangan saat akan
makan dan minum pada operator SPBU di wilayah Ciputat
Timur tahun 2017
melakukan cuci tangan karena biar bersih (41%) dan yang terendah
69
c. Alasan melakukan dan tidak melakukan cuci tangan dengan air
Tabel 5.15
Alasan melakukan dan tidak melakukan cuci tangan dengan air
mengalir pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
tangan dengan air mengalir pada operator adalah agar kotoran atau
dengan air mengalir adalah hemat air (50%) dan tidak sempat ketika
jaga (50%).
70
d. Alasan melakukan dan tidak melakukan cuci tangan menggunakan
Timur
Tabel 5.16
Alasan melakukan dan tidak melakukan cuci tangan menggunakan
sabun di tempat kerja pada operator SPBU di wilayah Ciputat
Timur tahun 2017
tangan dengan air mengalir adalah agar bersih dari kotoran dan
bakteri (44%) dan biar tidak ada kuman saat akan makan (56%).
sabun adalah kalau ada sabun (31%) dan kalau buru-buru malas
(69%).
71
e. Alasan melakukan dan tidak melakukan cuci tangan sebelum
Timur.
Tabel 5.17
Alasan melakukan dan tidak melakukan cuci tangan sebelum
meninggalkan tempat kerja pada operator SPBU di wilayah Ciputat
Timur tahun 2017
tangannya bau bensin (77%) dan biar bersih dan enak (23%).
72
f. Alasan mencuci muka dan tidak mencuci muka sebelum makan dan
Tabel 5.18
Alasan mencuci muka dan tidak mencuci muka sebelum makan dan
minum di tempat kerja pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur
tahun 2017
73
g. Alasan melakukan dan tidak melakukan mandi setelah bekerja
Tabel 5.19
Alasan melakukan dan tidak melakukan mandi setelah bekerja
menggunakan sabun pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur
tahun 2017
mandi (33%).
74
h. Alasan mandi dengan shampo setelah bekerja pada operator SPBU
Tabel 5.20
alasan mandi dengan shampo setelah bekerja pada operator SPBU
di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
75
i. Alasan merokok dan tidak merokok dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 5.21
Alasan merokok dan tidak merokok dalam kehidupan sehari-hari
pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
76
j. Alasan merokok dan tidak merokok dalam bekerja pada operator
Tabel 5.22
Alasan merokok dan tidak merokok dalam bekerja pada operator
SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
saat bekerja karena suka gatal kalau tidak merokok (60%) dan ada
77
k. Alasan mencuci pakaian kerja yang terkena tumpahan pada operator
Tabel 5.23
Alasan mencuci pakaian kerja yang terkena tumpahan pada operator
SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
78
l. Alasan menganti dan tidak menganti pakaian kerja setiap hari pada
Tabel 5.24
Alasan mengganti dan tidak mengganti pakaian kerja setiap hari
pada operator SPBU di wilayah Ciputat timur tahun 2017
menganti pakaian kerja setiap hari dikarenakan agar selalu rapi dan
bersih (94%) dan biar tidak bau (6%). Sedangkan alasan operator
tidak menganti pakaian kerja setiap hari tertinggi karena takut tidak
79
Personal hygiene dalam penelitian ini dikelompokan menjadi
beberapa bagian yaitu 1) cuci tangan saat akan makan dan minum, 2)
Tabel 5.25
Faktor alasan Cuci tangan sebelum makan dan minum
pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
Alasan
Cuci tangan sebelum
No makan dan minum SOP Pengeta Persepsi Ketersedi
huan aan
1 Tidak makan dan minum +/− −
saat kerja
2 Cuci tangan saat akan + −
makan dan minum
3 Cuci tangan dengan air +/− −
mengalir saat akan makan
dan minum
4 Cuci tangan dengan sabun − + −
5 Cuci muka sebelum makan +/− +/−
dan minum
Keterangan :(+) alasan yang melakukan
(-) alasan tidak melakukan
Berdasarkan tabel 5.25 diketahui alasan dasar
80
tidak melakukan makan dan minum saat kerja karena SOP
81
b. Alasan yang mendasari operator merokok atau tidak
Tabel 5.26
Alasan yang mendasari operator merokok atau tidak merokok
baik dalam keseharian atau dalam pekerjaan pada operator
SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
Alasan
Alasan merokok
No SOP Pengeta Persepsi Ketersedi
huan aan
1 Tidak merokok dalam +/− +/−
kehidupan sehari-hari
2 Tidak merokok saat bekerja +/−
Keterangan (+)tidak merokok
(-)merokok
82
c. Alasan yang mendasar menjaga kebersihan badan pada
operator SPBU di wilayah Ciputat Timur
Tabel 5.27
Alasan yang mendasari menjaga kebersihan badan pada
operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
Alasan
Menjaga kebersihan
No badan SOP Pengeta Persepsi Ketersedi
huan aan
1 Cuci tangan sebelum + +/−
meninggalkan tempat kerja
2 Mandi setelah bekerja +/−
dengan sabun
3 Mandi dengan shampo + −
setelah bekerja
Keterangan (+) yang melakukan
(-) yang tidak melakukan
83
d. Alasan yang mendasari mencuci atau mengganti pakaian
kerja pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur
Tabel 5.28
Alasan yang mendasari mencuci atau mengganti pakaian kerja
pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
Alasan
Mencuci atau menganti
No pakaian SOP Pengeta Persepsi Ketersedi
huan aan
1 Mencuci pakaian yang + +/− −
terkena tumpahan bahan
bakar
2 Mengganti pakaian setiap +/− − −
hari
Keterangan (+) yang melakukan
(-) yang tidak melakukan
84
5.3.3 Gambaran Faktor Lingkungan di area SPBU
Tabel 5.29
faktor lingkungan pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun
2017
nilai yang bagus guna mencegah hal-hal yang buruk terjadi. Untuk
85
Gambar 5.4
faktor lingkungan secara meyeluruh pada operator SPBU di wilayah
Ciputat Timur 2017
7%
1%
4%
44% 52%
67% 62%
21% 88%
21%
22% 23%
30% 20%
10% 10%
5% 7% 1% 5%
membersihkan membersihkan menjaga menutup air tanah untuk
dengan benar dengan cepat kebersihan tempat minum
penampungan
BBM
persentase berturut-turut 67%, 62%, 52%, dan 44%. Tetapi masih ada
86
a. Alasan membersihkan dan tidak membersihkan tumpahan dengan
Tabel 5.30
Alasan membersihkan dan tidak membersihkan tumpahan dengan
benar pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
kain lapnya tidak ada (10%) dan biasanya kering sendiri (10%).
87
b. Alasan membersihkan dan tidak membersihkan tumpahan dengan
Tabel 5.31
Alasan membersihkan dan tidak membersihkan tumpahan dengan
cepat pada operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
88
c. Alasan menjaga dan tidak menjaga lingkungan di area SPBU pada
Tabel 5.32
Alasan menjaga dan tidak menjaga lingkungan di area SPBU pada
operator SPBU di wilayah Ciputat Timur 2017
89
d. Alasan menjaga wadah tempat penampungan BBM agar tertutup
Tabel 5.33
Alasan menjaga wadah tempat penampungan BBM agar tertutup pada
operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
bila tidak ditutup (39%) dan biar tidak berbahaya karena uapnya
90
e. Alasan menggunakan air tanah sekitar SPBU untuk minum pada
Tabel 5.34
Alasan menggunakan air tanah sekitar SPBU untuk minum pada
operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
Tabel 5.35
Alasan faktor lingkungan yang baik pada operator SPBU di wilayah
Ciputat Timur tahun 2017
91
Personal hygiene Alasan
No SOP Pengetah Pesepsi Keterse
uan diaan
4 Menutup tempat +
penampungan BBM
5 Air tanah untuk minum − −
92
5.4 Keluhan pekerja operator SPBU
Tabel 5.36 Keluhan yang di alami operator SPBU di wilayah Ciputat Timur tahun 2017
No Frekuensi Keluhan/gejala
Lemah Letih Lesu Mudah Nafsu Wajah Mata Pusing Muntah- Denyut
lelah makan pucat berkunang- muntah nadi
berkurang kunag kencang
Tidak 51% 18% 33% 46% 45% 68% 69% 41% 86% 86%
pernah
Kadang- 45% 70% 56% 47% 48% 28% 34% 44% 12% 10%
kadang
Selalu 0% 3% 1% 0% 0% 0% 1% 0% 0% 1%
Berdarsarkan tabel 5.36 keluhan yang tidak pernah dialami tertinggi terjadi pada keluhan muntah-muntah (86%) dan
keluhan denyut nadi kencang (86%) dan yang paling sedikit adalah letih (18%). Keluhan kadang-kadang yang paling
banyak terjadi dialami pada keluhan letih (70%) dan yang paling sedikit adalah denyut nadi kencang (10%). Keluhan yang
sering dialami paling banyak terjadi pada keluhan pusing (15%) dan yang paling sedikit adalah muntah-muntah (2%).
Keluhan yang selalu di alami paling namyak adalah letih (3%).
93
6. BAB VI
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada operator SPBU di Kecamatan
Ciputat Timur Tahun 2017, ada beberapa keterbatasan diantaranya sebagai berikut:
a. Dalam penelitian ini observasi dilakukan hanya satu kali yaitu saat .pengambilan data
saja, sehingga hasil observasi tidak bisa mengambarkan secara konsisten bagaimana
Besarnya senyawa benzena yang masuk ke dalam tubuh pekerja tidak terlepas
dari praktek kerja aman, praktek kerja aman terkait faktor penggunaan alat pelindung
diri (APD) personal higiene dan faktor lingkungan yang mempengaruhi banyaknya
Salah satu metabolisme benzena adalah fenol dalam urin yang jumlahnya
tergantung pada proses pemajanan yang secara umum terjadi melalui jalur absorsi inhalasi
uap benzena. Jalur absorpsi lain yang tidak kalah penting adalah jalur dermal yaitu
penyerapan senyawa benzena melalui kulit. Absorpsi melalui kulit terjadi bila ada kontak
94
langsung dengan kulit dan benzena akan terserap melalui jaringan lemak kulit karena
Besarnya senyawa benzena yang masuk melalui kontak dengan kulit tidak terlepas
dari perilaku saat bekerja antara lain penggunaan alat pelindung dan perilaku kebersihan
pribadi. Penggunaan alat pelindung tidaklah secara sempurna dapat melindungi tubuhnya
tetapi dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi (Budiono dkk., 2003).
Sedangkan menurut Kamal, Atif dan Audil Rashid (2014) cara praktek kerja aman
meliputi penggunaan alat pelindung diri (APD), personal hygiene, dan faktor
lingkungan.
didapatkan sebanyak 10 orang (13,7%) operator SPBU melakukan praktek kerja sangat
buruk, sebanyak 29 orang (39,7%) operator melakukan praktek kerja buruk, sebanyak
23 orang (31,5%) operator SPBU melakukan praktek kerja cukup, dan sebanyak 11
Praktek kerja sangat buruk dan buruk dapat dimungkinkan berkaitan dengan
penggunaan APD yang jelek misalnya dalam penggunaan masker, kacamata, dan
sarung tangan yang masih banyak yang tidak menggunakannya, personal hygiene
misalnya masih banyak operator yang melakukan makan dan minum saat bekerja, dan
faktor lingkungan yang buruk misalnya dalam membersihkan tumpahan dengan benar
dan cepat. Masih adanya pekerja operator SPBU yang bekerja dengan kerja yang tidak
95
sesuai dengan standar yang sesuai mengakibatkan ada beberapa pekerja yang suka
Praktek kerja yang tidak aman pada pekerja operator SPBU terhadap paparan
Banyak anggapan yang menyatakan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi, baik
berupa luka ringan maupun sampai terjadinya kematian, berasal dari tindakan tidak
aman yang dilakukan oleh pekerja (Hinze, 1997), dengan kata lain, tindakan tidak
aman (human error) adalah penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja. Menurut
beberapa penelitian, 85-90% kecelakaan yang terjadi itu disebabkan oleh perilaku tidak
aman (Anizar, 2012). Ketika perilaku aman tenaga kerja meningkat maka akan
Timur
Alat pelindung diri (APD) atau sering disebut juga dengan Personal
96
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat
pelindung tangan, alat pelindung kaki, alat pelindung mata, dan alat pelindung
muka.
sangat buruk dan buruk Penggunaan APD pada operator SPBU di wilayah Ciputat
pakaian (seragam kerja), dalam prakteknya penggunaan APD sepatu, masih banyak
yang belum sesuai dengan standar yang sesuai dengan praktek kerja pada bahan
kimia benzena.
menggunakan APD sepatu yang terbuat dari bahan karet, alat pelindung pernapasan
jenis air-supplying respirator, alat pelindung mata jenis safety googles, alat
pelindung tangan yang terbuat dari bahan karet, dan pakaian yang dapat melindungi
semua bagian tubuh (Workplace Health and Safety 2010 dan Suncor energy. 2015)
khususnya operator SPBU yang dalam proses kerjanya selalu kontak langsung
dengan bahan bakar minyak. Hal ini penting karena penggunaan alat pelindung diri
berfungsi untuk memproteksi diri dalam mencegah terjadinya penyakit akibat kerja
dan kecelakaan akibat kerja pada tenaga operator SPBU saat sedang bekerja
(Sadryani, 2008).
97
Berdasarkan hasil wawancara dengan operator diketahui bahwa alasan
operator tidak menggunakan APD secara lengkap dikarenakan 1)kurang atau tidak
ada anggapan kalau menggunakan masker tidak bisa 5S 3)persepsi yang salah
misalnya ada anggapan bahwa alasan tidak menggunakan masker karena hasilnya
sama aja dan masih nembus juga, 4) tidak adanya SOP tentang kewajiban
penggunaan masker beralasan agar debu tidak masuk, 3) tentang ketersediaan APD
Akibat penggunaan APD yang yang tidak sesuai dengan standar dapat
mempengaruhi kadar benzena di dalam tubuh manusia. Penyakit yang dapat timbul
Dari segi ketersediaan banyak APD yang tidak disediakan oleh manajemen,
sehingga perlunya pengadaan APD yang sesuai dengan jenis bahaya yang
98
keselamatan kerja pasal 9 yang menyatakan bahwa pengurus wajib menyediakan
Tenaga kerja merasa bahwa ketersediaan APD yang ada terkadang masih
belum mencukupi kebutuhan mereka dan hal ini dapat menghambat mereka untuk
berperilaku aman (Irlianti 2014). Setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, dan setiap perusahaan wajib
alat pelindung diri, APD yang di berikan secara cuma-cuma berupa pelindung
kepala, pelindung mata dan muka, pelindung telinga, pelindung pernapasan beserta
identifikasi bahaya yang ada ditempat kerja setelah itu menentukan APD yang
Bila dilihat dari peraturan atau SOP tentang kewajiban penggunaan SPBU di
wilayah Ciputat Timur masih banyak yang tidak memiliki peraturan tentang
tangan karena tidak ada dalam SOP” sehingga dari peryataan tersebut dapat
pekerja dalam penggunaan APD misalnya dalam penggunaan APD pakaian karena
99
Peraturan dan prosedur keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang
(Pipitsupaphol, 2003) karena dapat memberikan gambaran dan batasan yang jelas
diterapkan oleh perusahaan hendaknya mudah dipahami dan tidak sulit untuk
diterapkan, ada sanksi yang tegas bila peraturan dan prosedur keselamatan kerja
awal, dalam hal ini dimulai dari tingkat teratas organisasi (top management)
keselamatan dan kesehatan kerja. Langkah awal ini selanjutnya akan menentukan
komitmen merupakan salah satu faktor utama budaya keselamatan kerja, dimana
tanpa dukungan dari pihak manajemen sangatlah sulit untuk mencapai keberhasilan
persepsi operator akan meningkat, hal ini karena ada operator yang memiliki
100
pengetahuan dan persepsi yang yang tidak sesuai, misalnya ada pernyataan dari
operator yang mengatakan “kalau hujan males soalnya suka becek dan basah
sepatunya” sehingga penting dan perlunya dilakukan pelatihan atau training tentang
laboratorium patologi klinik rumah sakit dr. Zainal Abidin yang di sebabkan oleh
salah satu hal penting untuk diberikan kepada tenaga kerja sebagai upaya pemicu
perilaku aman karena tujuan dari training ialah untuk meningkatkan Knowlegde,
Skill, dan Attitude (KSA) tenaga kerja. Oleh karena itu training harus dirancang
secara spesifik sesuai dengan pekerjaan dan kebutuhan tenaga kerja (The Keil
Centre, 2002).
pekerjaan atau tugasnya, Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta perilaku aman.
Dari pengetahuan yang didapat ini akhirnya tenaga kerja dapat menilai bahwa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan perilaku aman merupakan hal yang penting
saat bekerja dan merupakan faktor yang harus diutamakan (Irlianti, 2014).
dan tanpa paksaan, dan merasa bahwa program keselamatan kerja merupakan hak
Koehn, 1998).
Timur
melekat pada tubuh sebelum makan dan sebelum meninggalkan tempat kerja (Scott,
1989). Kebiasaan cuci tangan merupakan bagian dari menjaga kebersihan diri.
bagian dari tubuh yang paling sering kontak langsung dengan bahan maupun alat
yang berbahaya dan yang paling sering digunakan untuk bekerja (SNI, 2005)..
Para operator SPBU memiliki personal hygiene yang sangat buruk dan
buruk. Adapun operator SPBU yang memiliki personal hygiene yang sangat buruk
dan buruk adalah merokok dalam kehidupan sehari-hari, tidak mencuci muka
sebelum makan dan minum, dan tidak mencuci tangan sebelum meninggalkan
tempat kerja.
sebelum makan sudah baik akan tetapi persepsi operator tentang penting cuci tangan
yang masih kurang sehingga perlunya pemahaman tentang pentingnya cuci tangan.
102
Persepsi yang salah tentang perlunya cuci tangan adalah mereka mau cuci tangan
tetapi tergantung jenis makanan apa yang mau dimakan, hemat air, dan melakukan
kalau cuci tangan di tempat kerja. Pengetahuan sangat penting terhadap terjadinya
hygiene yang cukup baik dan baik adalah 1) alasan operator melakukan cuci tangan
saat akan makan dan minum adalah supaya bakteri tidak ikut masuk, banyak kuman
yang menempel, biar bersih, biar terhindar penyakit dan untuk kesehatan, dan
tergantung mau makan apa. 2) alasan tidak merokok saat bekerja karena tidak boleh
di area SPBU, tidak sopan, bisa meledak, bisa kebakaran, karena berbahaya, dan
memang tidak merokok. 3) alasan operator mandi dengan sabun karena supaya
bersih dan supaya segar. 4) alasan operator keramas setelah bekerja karena supaya
Kebiasaan mencuci tangan adalah salah satu bagian dari aktualisasi menjaga
kebersihan terutama bagi pekerja yang terpapar zat kimia benzena (Astrianda,
2012). Proses cuci tangan yang kurang sempurna atau salah pada pekerja, baik dari
segi intensitas, keadaan air maupun proses pengeringan dapat sangat berpengaruh
sehingga paparan benzena tetap masuk kedalam tubuh (Nurzakky, 2012). Proses
103
kerja yang sering kontak dengan benzena dapat dipastikan adanya timbunan bahan-
bahan iritan dan elergen pada tubuh maupun pakaian yang dipakai pekerja maka
perlu menjaga personal hygiene yang baik dan benar (Irsro'in, 2012).
pelatihan karyawan untuk selalu menjaga kebersihan, mencuci pakaian yang terkena
tumpahan, mandi setelah bekerja dengan menggunakan sabun dan shampo, dan
Operator yang memiliki personal hygiene yang sangat buruk dan buruk
ketika kumpul bersama teman, dan untuk menghilangkan stres. 2) alasan operator
tidak melakukan cuci muka sebelum makan dan minum karena makan
menggunakan tangan bukan muka dan beralasan operator kalau sempat 3) alasan
operator tidak melakukan cuci tangan sebelum meninggalkan tempat kerja karena
ingin buru-buru pulang, tidak sempat, dan tanggung pulang dan bersih-bersih.
kontaminasi dari bagian tubuh yang terjadi kontak. Personal higiene antara lain
kerja (Scott, 1989). Kebanyakan kasus dimana suatu zat kimia terjatuh pada kulit,
segera dicuci dengan sungguh-sungguh menggunakan sabun dan air adalah suatu
tindakan pertama yang paling baik (Putra, 2003). Bahan kimia yang melekat pada
104
tangan seharusnya langsung dicuci karena apabila tidak langsung dibersihkan maka
akan terjadi kontak dengan kulit menjadi lebih panjang (Maywati, 2012).
bahaya dari zat kimia benzena dalam pekerjaan seharusnya pekerja tidak makan dan
minum saat bekerja, mencuci tangan dan wajah sebelum makan dan minum, dan
selalu menjaga kebersihan diri pada operator. Toxic Subtances Benzene (2015)
mencuci pakaian yang terkena, mandi setelah bekerja dengan menggunakan sabun,
Bila dilihat dari alasan jarang mengganti dan mencuci pakaian pada operator
SPBU dikarenakan ketersediaan pakaian kerja yang kurang sesuai dengan peryataan
pekerja yang mengatakan bahwa “jumlah seragamnya terbatas mas kalau di cuci
takut tidak kering” padahal penting menjaga pakaian kerja yang bersih akan
berakibat pada kesehatan pekerja penelitian ini sejalan dengan penelitian Menurut
Daryanto (2007), pakaian kerja yang digunakan dapat mengurangi penyakit akibat
kerja. Kesehatan kulit tidak terlepas dari menjaga kebersihan pakaian selain itu
kerja tercapai yaitu keselamatan kerja.. Hal ini sesuai dengan penelitian Alfian
(2004) yang mengatakan bahwa kebiasaan ganti pakaian yang kategori tidak baik
105
Masih banyaknya kebiasaan merokok pada operator SPBU dapat menambah
jumlah asupan benzena ke dalam tubuh selain yang berasal dari proses kerja mereka
(Pudyoko, 2010). Hasil penelitian dari Amerika Serikat yang menyatakan bahwa
asap rokok merupakan penyumbang setengah dari sumber paparan benzena dan
hasil itu menunjukkan bahwa rata-rata asupan benzena pada seorang perokok aktif
lebih besar 10 kali lipat dibandingkan pekerja yang tidak merokok meskipun tidak
bisa dipungkiri pekerja yang tidak merokok juga tetap terpapar benzena dari asap
Timur
lingkungan yang bersih akan memberikan manfaat yang besar kepada manusia dan
sebaliknya lingkungan yang kotor akan memberikan masalah yang besar kepada
area SPBU, 4) menutup tempat penampungan BBM, 5) air tanah untuk minum.
lingkungan sudah baik tetapi masih ada beberapa yang masih jelek walau persentase
masih kecil.
106
Alasan operator tidak membersihkan tumpahan dengan benar karena kain
lapnya tidak ada, tergantung jenis bahan bakarnya, kalau mengantri tidak sempat,
kalau ada kain lapnya langsung dilap, dan biasanya kering sendiri. Sedangkan
langsung dilap karena berbahaya, tidak enak dengan pelanggan, dan supaya bersih.
ada percikan bila ada kendaraan lain masuk, karena berbahaya, menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan, kalau tidak dibersihkan berbahaya dan mudah terbakar, di
tempat kerja tidak boleh basah, dan agar terlihat bersih. Sedangkan alasan operator
tidak membersihkan dengan cepat karena ada antrian yang panjang dan kain lapnya
tidak ada.
Bila dilihat dari ketersediaan kain lap diketahui bahwa banyak SPBU yang
tidak menyediakan kain lap, itu sesuai dengan alasan operator yang menyatakan
“tidak ada kain lap”. Sebagaimana yang di ungkapkan Natoadmojo (2003) dapat
disimpulkan bahwa kesulitan mendapatkan alat atau bahan menjadi salah satu
kebersihan dengan cuma-cuma karena itu berkaitan dengan kebersihan yang ada di
lingkungan SPBU itu sesuai dengan Workplace Health and Safety (2010) bila
terjadi tumpahan yang mengandung zat kimia benzena harus segera dibersihkan
107
Masih adanya operator yang memiliki pengetahuan yang kurang misalnya
tentang membersihkan tumpahan dengan cepat dan benar seperti peryataan operator
“bila terjadi tumpahan di biarkan saja karena bisa kering sendiri” padahal itu tidak
sesuai dengan teori Kemal, Atif, dan Audil Rashid (2014) yang menggatakan
diadakan penyuluhan, penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kenyataan ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Widayatun (1999)
bahwa semakin luas pengetahuan seseorang maka semakin positif prilaku yang
dilakukan.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
rasa dan raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2007)
108
7. BAB VII
7.1 Kesimpulan
Untuk mengurangi risiko terpapar benzena pada operator SPBU maka perlunya
perbaikan baik dari pihak SPBU atau pihak pekerja yang harus dilakukan
sebagai berikut:
110
3. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sebaiknya UIN Syarif Hidayatullah selaku instansi akademik
terdekat dapat menjadikan ini sebagai tri darma perguruan tinggi dengan
melakukan pengabdian masyarakat berupa edukasi tentang pentingnya
bekerja secara aman terhadap suatu zat kimia..
111
DAFTAR PUSTAKA
112
ATSDR. (2000). Benzena. 3 November 2010.
http://www.atsdr.cdc.gov/csem/benzena/docs/benzena.pdf
Cheyne, A., Sue, C., Oliver, A., and Tomas, J.M., 1998, “Modeling Safety
Climate in the Prediction of Levels of Safety Activity”, Work & Stress,
12, 3, 255-271.
Daryanto, 2007. Keselamatan Kerja Bengkel Otomotif. Bumi Aksara. Jakarta.
113
Depkes RI. 2003. Program Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putrid
an WUS. Depkes RI. Jakarta
Groff James L ,Gropper, sareen S, and Smith ,Jack L, 2005. Advanced Nutrition
and Human Metabolism, Fourth edition. Wadsworth,a division of
Thomson Learning,Inc. USA . 301-315
114
Hamill, T. 2010. Hemocue Classic Procedure. UCSF Medical Center Clinical
laboratories. Available from.
http://labmed.uscf.edu/labmanual/mftlngmtzn/dndl/poct
Irlianti, Ayu. Endang Dwiyanti. 2014. Analisis perilaku aman tenaga kerja
menggunakan model Perilaku abc ( antecedent behavior consequence).
The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No 1
Jorunn, K., Trond. R., Bjorn. T.G., Bente. E.M., Magne. B., Oystein. B. 2008.
Effects Of Benzena on Human Hematopoiesis. The Open Hematologi
Journal. 2:87-102
Joko, Suyono. 1995. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja (World Health
Organization). Editor : Caroline Wijaya. Jakarta: EGC: Penerbit
BukuKedokteran
Karen, H.W., Frederic, Y.B., Joan, M.D., David, M.A., Robert, C.S. 1994.
Benzena toxicokinetics in humans: exposure of bone marrow to
metabolite. Occupational andEnvironmental Medicine. 51:414-420.
Kamal, Atif dan Audil Rashid .2014. Benzene Exposure Among Auto-Epair
Workers From Workplace Ambience: A Pioneer Study From Pakistan.
Journal of Occupational Medicine and Environmental Health.
Vol(5):830 – 839
115
Keputusan Presiden RI Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul
Akibat Hubungan Kerja
Kusuma, Ayu Arnita dkk. 2006. Analisis Pemajanan Benzena terhadap Kadar
Fenol dalam Urin dan Status Anemia pada Pekerja Sektor Industri
Pengolahan Petroleum. Jurnal kesehatan lingkungan. Vol 5
Maywati, Sri. 2012. Kajian Faktor Individu Terhadap Kadar Fenol Urin
Pekerja Bagian Pengeleman Sandal. Jurnal kesehatan masyarakat, vol.
(2). 137-143
Murray, RK., Granner, DK., Robert, KM., Peter, AM., Victor, WR. 1996.
Harper’s
Neghab, Masoud. Dkk. 2015. Early Liver and Kidney Dysfunction Associated
with Occupational Exposure to Sub-Threshold Limit Value Levels of
Benzene, Toluene, and Xylenes in Unleaded Petrol. Safety and Health
(6) hal 312-316
116
NIOSH. 2007. Pocket Guide To Chemical Hazards.
Pittsburgh,http://www.cdc.gov/niosh/docs/2005-149/pdfs/2005-149.pdf
Rahim, abdul. Suaniti, ni made. Analisis Fenol Dalam Urin Pekerja Salah Satu
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umumdi Kota Denpasar. Jurnal Kimia.
Vol 9 (105-108)
Rendi, N.S. 2012. Anlisis Resiko Kesehatan Pajanan Benzena pada karyawan
di SPBU „X‟ Pancormas Depok tahun 2011 [Skripsi]. Jakaarta:
Fakultas Kesehatan MasyarakatProgram Studi Kesehatan Masyarakat
Departemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaDepok.
Ridley J.2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja: Erlangga.Jakarta.
118
Makasar. Universitas Hasanudin. Makasar.
http://repository.unhas.ac.id:4001/digilib/files/disk1/8/--srisadryan-378-
1-ps0387.pdf.
Satoto dkk. 2001.Standar Pelayanan Gizi Wanita Usia Subur Anemia Gizi.
Dinkes prop. Jateng, semarang, 94-127
SNI.2005. SNI no. 19‐0232‐2005 tentang ambang batas zat kimia lingkunga
kerja. http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/test/SNI%2019-0232-2005.pdf
Soeripto M. 2008. Higiene Industri. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta
Alfabeta
Suharno D, 1993. Gizi Kerja Pada Masyarakat Kerja Informal dalam Upaya
Kesehatan Kerja Sektor Informal Di Indonesia, Departemen Kesehatan
RI, Jakarta, 66-157
119
Suriyaprom, Kanjana. dkk. Effects Of Tobacco Smoking On Alpha-2-
Macroglobulin And Some Biochemical Parameters In Thai Males.
SoutheastAsian J Trop Med Public Health Vol 38 No. 5 September 2007
Suryo S. 2007. Filosofi Rokok: Sehat Tanpa Berhenti Merokok. Pinus Book
Publisher. Yogyakarta
Wijayanti. A,. 2005. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Gizi Buruk
dengan Praktek Ibu dalam Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan
(PMT-P) Modisco di Kabupaten Semarang. Tesis. Program Ilmu Gizi.
Universitas Diponegoro.
Workplace Health and Safety. 2010. Benzen at the work site. Goverment of
Alberta.
120
World Health Organization, Blood Transfusion Safety. The Clinical Use of
Blood in Medicine, Obstetrics, Paediatrics, Surgery & Anaesthesia,
Trauma & Burn. Geneva: World Health Organization: 2002. Available
from: http://whqlibdoc.who.int/hq/2001/a72894.pdf
WHO. 2000. Regional Office for Europe.
121
LAMPIRAN
0
KUESIONER PENELITIAN
Nama, saya Nizar Fathul Khoir (Mahasiswa Program Sarjana Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatulloh Jakarta), Gambaran Prilaku Aman Pekerja Dan Kadar Benzena Pada Pekerja
Operator Spbu Diwilayah Ciputat Timur 2017
Penelitian ini menghargai dan menjujung tinggi hak-hak responden dengan cara menjaga
kerahasian indentitas dari data yang diperoleh.
Penelitian sangat menghargai partisipasi bapak atau ibu dalam penelitian ini.
LEMBAR PERSETUJUAN
Setelah membaca penjelsaan diatas, saya memahami tujuan dan manfaat penelitian ini, saya
mengerti bahwa penelitian akan menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak saya sebagai
responden dan saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif kepada saya.
Saya mengetahui bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian sangat besar manfaatnya bagi
mahasiswa Gambaran Prilaku Aman Pekerja Dan Kadar Benzena Pada Pekerja Operator Spbu
Diwilayah Ciputat Timur 2016.
Responden
1
No. Reponden
Identitas Responden
IR1 Nama
IR3 No hendphone
IR4 No SPBU
A. Jenis Kelamin (lingkari jawaban yang anda pilih) Diisi oleh peneliti
A1 Jenis kelamin 0. Perempuan [ ] A1
1. Laki-laki
B. Lama kerja (lingkari jawaban yang anda pilih) Diisi oleh peneliti
B1 Mulai kapan anda bekerja menjadi [ ] B1
operator SPBU ?
B2 Apakah anda sebelumnya pernah 1. Ya [ ] B2
bekerja menjadi operator SPBU lain 2. Tidak (lanjut
sebelum bekerja di sini? ke C1)
B3 Apabila pernah mulai dari kapan dan [ ]B3
sampai kapan anda bekerja ?
2
No Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu (Diisi
pernah kadang oleh
(1) (2) (3) (4) peneliti)
C1 Apakah anda mengunakan 1 2 3 4 [ ]C1
alat pelindung pernafasan saat
bekerja ?
C2 Berikan alasan dari [ ]C2
pertanyaan C1 ?
3
C. APD (Berilah tanda (√ ) pada kolom yang mewakili pendapat anda)
No Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu (Diisi
pernah kadang oleh
(1) (2) (3) (4) peneliti)
D. Personal hygiene (Berilah tanda (√ ) pada kolom yang mewakili pendapat anda)
No Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu (Diisi oleh
pernah kadang peneliti)
(1) (2) (3) (4)
D1 Apakah anda melakukan 1 2 3 4 [ ]D1
kegiatan makan/minum pada
saat bekerja?
D2 Apakah alasan anda [ ] D2
menjawab pertanyaan D1 ?
4
D. Personal hygiene (Berilah tanda (√ ) pada kolom yang mewakili pendapat anda)
No Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu (Diisi oleh
pernah kadang peneliti)
(1) (2) (3) (4)
D7 Apakah anda melakukan cuci 1 2 3 4 [ ] D7
tangan mengunakan sabun di
tempat kerja?
D8 Apakah alasan anda [ ] D8
menjawab pertanyaan D7 ?
5
D. Personal hygiene (Berilah tanda (√ ) pada kolom yang mewakili pendapat anda)
No Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu (Diisi oleh
pernah kadang peneliti)
(1) (2) (3) (4)
D16 Apakah alasan anda [ ] D16
menjawab pertanyaan D15 ?
6
D. Personal hygiene (Berilah tanda (√ ) pada kolom yang mewakili pendapat anda)
No Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu (Diisi oleh
pernah kadang peneliti)
(1) (2) (3) (4)
D15 Berapa kali anda menganti 1. Satu kali [ ] D15
pakaian kerja (jika 2. Dua kali
mengunakan) ? 3. Tiga kali
4. Lebih dari tiga kali
D16 Berapa kali anda menganti 1. Satu kali [ ] D16
sarung tangan (jika 2. Dua kali
mengunakan) ? 3. Tiga kali
4. Lebih dari tiga kali
D17 Berapa kali anda menganti 1. Satu kali [ ] D17
masker (jika mengunakan)? 2. Dua kali
3. Tiga kali
4. Lebih dari tiga kali
D18 Berapa jumlah rokok yang [ ] D18
anda hisap dalam sehari?
D19 Berapa kali anda mandi 1. Satu kali [ ] D19
mengunakan shampoo dalam 2. Dua kali
seminggu (jika mengunakan) 3. Tiga kali
? 4. Lebih dari tiga kali
D20 Berapa kali anda mencuci 1. Satu kali [ ] D20
sepatu untuk kerja dalam satu 2. Dua kali
minggu (jika mengunakan) ? 3. Tiga kali
4. Lebih dari tiga kali
E. Faktor Lingkungan (Berilah tanda (√ ) pada kolom yang mewakili pendapat anda)
7
No Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu (Diisi oleh
pernah kadang peneliti)
(1) (2) (3) (4)
E1 Apakah anda membersihkan 1 2 3 4 [ ]E1
tumpahan benar (mengunakan
kain lab atau kain pel yang
bersih)?
E2 Apakah alasan anda [ ]E1
menjawab pertanyaan E1 ?
8
E. Faktor Lingkungan (Berilah tanda (√ ) pada kolom yang mewakili pendapat anda)
No Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu (Diisi oleh
pernah kadang peneliti)
(1) (2) (3) (4)
minum ditempat kerja?
E10 Berikan alasan dari [ ]E10
pertanyaan E9 ?
9
F. Keluhan (Berilah tanda (√ ) pada kolom yang mewakili pendapat anda)
No Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu (Diisi oleh
pernah kadang peneliti)
(1) (2) (3) (4)
gejala mata berkunang-
kunang dalam 1 bulan
terakhir?
F8 Apakah anda mengalami 1 2 3 4 [ ] F8
gejala sakit kepala, pusing
dalam 1 bulan terakhir?
F9 Apakah anda mengalami 1 2 3 4 [ ]F9
muntah-muntah dalam 1 bulan
terakhir?
F10 Apakah anda mengalami 1 2 3 4 [ ]F10
denyut nadi yang kencang
dalam 1 bulan terakhir?
10
LEMBAR OBSERVASI
11
Lampiran 2 (uji valididitas san reabiltas kuesioner)
Item-Total Statistics
12
F8 90.50 144.500 1.000 .825
F9 91.50 180.500 .000 .854
F10 91.50 180.500 .000 .854
13
Lampiran 3
Statistics
praktek_kerja_aman
Valid 73
N
Missing 12
Mean 64,62
Median 65,00
Mode 65a
25 60,00
Percentiles 50 65,00
75 69,00
praktek_kerja_aman
14
75 2 2,4 2,7 95,9
Statistics
apd
Valid 73
N
Missing 12
Mean 8,74
Median 8,00
Mode 8
25 8,00
Percentiles 50 8,00
75 9,00
apd
15
10 10 11,8 13,7 90,4
Statistics
personal_hygiene
Valid 73
N
Missing 12
Mean 41,42
Median 42,00
Mode 45
Minimum 25
Maximum 53
25 37,00
Percentiles 50 42,00
75 45,00
personal_hygiene
Statistics
faktor_lingkungan
Valid 73
N
Missing 12
Mean 14,45
Median 15,00
17
Mode 15
Minimum 7
Maximum 20
25 13,00
Percentiles 50 15,00
75 16,00
faktor_lingkungan
18