Anda di halaman 1dari 8

1.

Sistem Kendali Loop Tertutup

Sistem Kendali Loop Tertutup adalah Sistem Kendali Yang kinerjanya memiliki pengaruh
terhadap keluarannya, dan memiliki umpan balik terhadap proses yang berjalan.

Salah satu contoh dari Sistem Kendali Loop Tertutup adalah prinsip kerja pada :

Smoke Detector.

Bagian yang terdapat didalam Smoke Protector adalah :

a) Pendeteksi / protector
b) Bel dan Suara / alarm
c) Lampu tanda
d) Sinyal pengendali
e) Tombol reset
f) Name plate

Pada Smoke detector ini yang menjadi inputannya adalah Asap dan suhu tinggi, sedangkan
yang akan menjadi outputnya adalah bunyi alarm. Prinsip kerja dari Smoke detector ini yaitu
apabila alat mendeteksi adanya sinyal tanda-tanda asap dan suhu tinggi, maka alat akan
memproses sinyal tersebut dan akhirnya memberikan tanda berupa bunyi sirine.

Alat ini dikatakan sebagai alat jyang menggunakan sistem kendali loop tertutup karena saat
alat ini melakukan pekerjaan, apabila masih ada asap yang terdeteksi, maka dia akan terus
bekerja dan meningkatkan kinerjanya sebagai umpan balik dari kinerja alat ini sampai asap itu
benar-benar lenyap.

2. Menjadi Fly di Dinding

Dengan Smoke Detector Kamera Tersembunyi

Kamera tersembunyi adalah alat besar untuk menangkap orang-orang dan hewan
peliharaan dalam aksi tetapi jika mereka cukup jelas untuk ditemukan, mereka langsung
dianggap tak berguna. Jika kamera Anda tersembunyi di depan mata, mereka dapat
menyelesaikan misi mereka sempurna. Kamera menyamar sebagai detektor asap memberikan
Anda kemampuan untuk memantau rumah atau kantor tanpa ada yang mengetahui, dari tinggi,
wide angle sudut pandang. Brickhouse Keamanan menawarkan banyak pilihan kamera
tersembunyi detektor asap yang dapat membantu meringankan kecemasan meninggalkan orang
yang Anda cintai dan harta benda yang berharga untuk setiap periode waktu.

1
Cara kerja smoke detector dan penempatanya merupakan suatu hal yang perlu kita perhatikan,
cara kerja smoke detector dipicu oleh asap yang masuk kedalam smoke detector, partikel asap

yang memenuhi ruang smoke chamber

saat kebakaran terjadi. Saat kepadatan asap ( smoke density ) sudah memenuhi ambang batas
( threshold ), rangkaian elektronik yang terdapat didalam smoke detector akan aktif. Karena
berisi rangkaian elektronik smoke detector membutuhkan tegangan. Detektor asap ada dua type
yaitu 2 wire dan 4 wire, type 2 wire catu daya listrik di suplai dari master control fire alarm
berbarengan dengan sinyal fire alarm sehingga hanya membutuhkan 2 kabel, sedang untuk type 4
wire tegangan di dapatkan dari dua kabel plus minus dari master control fire alarm dan dua kabel
sisanya untuk sinyal. Smoke detector memiliki area proteksi 150 m2 untuk ketingian plafon 4m.

Pertanyaan yang sering muncul pada area mana penempatan smoke detector dan heat idealnya
ditempat. Bila titik penempatan sudah ditentukan secara detail kita tinggal mengikuti
penempatan yang sudah ditetapkan tetapi apabila belum ditetapkan, ada beberapa hal yang dapat
menjadi acuan.

Jika pada sebuah area diperkirakan saat awal terjadi kebakaran akan banyak menghasilkan
dibanding kepulan asap, maka penempatan Heat Detector sangat ideal ditempatkan untuk resiko
ruang seperti ini. misalnya ruang filli cabinet, gedung spare part yang banyak terdapat bahan
yang terbuat dari logam ( dengan catatan ruang tersebut tanpa kardus ), bengkel kerja mekanik
dan sejenisnya.

Demikian sebaliknya jika didominsai oleh asap sebaiknya menngunakan smoke detector.
misalnya ruang yang beralaskan karpet kecuali kamar hotel ), gudang kertas, gudang kapas,
gudang tempat penyimpanan barang yang terbuat dari karet.

Smoke Detector terdiri dari 2 jenis :


Ionisation Smoke Detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan partikel asap dengan unsur
radioaktif di dalam ruang detector (smoke chamber).

Photoelectric Type Smoke Detector (Optical) yang bekerjanya berdasarkan pembiasan cahaya
lampu LED di dalam ruang detector karena adanya asap yang masuk dengan kepadatan tertentu.

2
Smoke Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang cepat (fast flaming fires),
tetapi jenis ini lebih mudah terkena false alarm, karena sensitivitasnya yang tinggi. Oleh karena
itu perangkat ini lebih cocok untuk ruang keluarga dan ruangan tidur.
Smoke Optical (Photoelectric) lebih baik untuk mendeteksi asap dari kobaran api kecil, sehingga
cocok untuk hallway (lorong) dan tempat-tempat yang rata. Jenis ini lebih tahan terhadap false
alarm sehingga dapat diletakkan di dekat dapur.

Smoke Detector atau detector asap berdasarkan prinsip kerjanya terdiri dari dua type
yaitu Ionization smoke detector & Photo Electric Smoke Detector.

Ionization Smoke Detector

Prinsip Kerja Fire Alarm Smoke Detector Type Ionization Smoke Detector bekerja berdasarkan
proses ionisasi molekul udara oleh unsur radioaktif Am (Americium241). Bahan ini digunakan
sebagai pembangkit ion di dalam ruang detector (Figure 1). Dalam detector terdapat dua plat
yang masing-masing bermuatan postif dan negatif. Ion bermuatan positif akan tertarik ke plat
negatif, sedangkan ion negatif tertarik ke plat positif. Proses ini akan menghasilkan sedikit arus
listrik yang dikatakan “normal” (Figure 2). Manakala asap kebakaran masuk, terjadilah
tumbukan antara partikel asap dengan molekul udara (yang terionisasi tadi). Sebagian partikel
asap akan dimuati oleh ion positif dan sebagian lagi oleh ion negatif. Oleh karena ukuran partikel
asap lebih besar dan jumlahnya lebih banyak daripada molekul udara (yang terionisasi tadi),
maka arus ion yang sebelumnya “normal” tadi, kini akan mengecil akibat terhalang oleh partikel
asap. Jika sudah melampaui batas ambangnya, maka terjadilah kondisi “alarm” (Figure 3).

3
Oleh karena faktor kelembaban dan tekanan udara sering memberikan efek yang sama seperti
asap, sehingga dapat mengganggu kerja detector ini, maka dibuatlah detector yang memakai dua
ruang (dual chamber). Dual chamber terdiri dari dua ruang, masing-masing dinamakan
Reference Chamber yang berhubungan langsung dengan udara luar dan Sensing Chamber yang
berhubungan dengan Reference Chamber seperti terlihat pada Figure 4. Rangkaian elektronik
memonitor kondisi kedua ruang tersebut. Jika arus ion di kedua ruangan tersebut stabil, maka
dikatakan kondisi “normal”. Kelembaban dan tekanan udara hanya terjadi di Reference Chamber
saja. Jika asap masuk ke Sensing Chamber, maka arus ion menjadi tidak seimbang. Ini akan
menyebabkan kondisi alarm. Kendati demikian, ada saja faktor yang bisa mengganggu kinerja
detector dual chamber ini, diantaranya: debu, kelembaban berlebih (kondensasi), aliran udara
keras dan serangga kecil. Faktor tersebut bisa salah terbaca oleh detector, sehingga disangka
sebagai asap.

4
3. Photoelectric (Optical) Smoke Detector

Prinsip Kerja Fire Alarm Smoke Detector Type Photoelectric (Optical) Smoke Detector bekerja
berdasarkan perubahan cahaya di dalam ruang detector (chamber) disebabkan oleh adanya asap
dengan kepadatan tertentu. Berdasarkan prinsip kerjanya, kita kenal dua jenis optical smoke,
yaitu:

Light Scattering. Prinsip ini yang banyak dipakai oleh smoke detector saat ini. Terdiri atas light-
emitting diode (LED) sebagai sumber cahaya dan photodiode sebagai penerima cahaya. LED
diarahkan ke area yang tidak terlihat oleh photodiode (Figure 6). Jika ada asap yang masuk,
maka cahaya akan dipantulkan ke photodiode, sehingga menyebabkan detector bereaksi

Light Obscuration. Prinsip ini mirip dengan cara kerja beam sensor pada alarm. Cahaya yang
terhalang oleh asap menyebabkan detector mendeteksi (Figure 8). Prinsip ini pula yang
digunakan pada smoke detector jenis infra red beam, sehingga bisa mencapai panjang hingga
100m

5
4. Mengenal Lebih Dekat Tentang Smoke Detector

Posted on June 12, 2013 by Admin in Architectaria, Building Material, Home Appliances,Home
Improvement, Review, Tips Rumah

Hal –hal yang belum diketahui mengenai Smoke Detector, terutama pada mekanisme, perawatan,
pembersihan, dan penggantian baterainya.

Untuk mengantisipasi timbulnya asap yang berpotensi menyebabkan kebakaran pada suatu
gedung, biasanya di gedung tersebut akan di pasang peralatan pencegah kebakaran, dan salah
satunya yaitu smoke detector (pendeteksi asap). Alat ini sangat bermanfaat dalam mengurangi
potensi kebakaran yang timbul dari munculnya asap. Seperti yang kita tahu, kemunculan asap ini
biasanya merupakan pertanda adanya api, sehingga meskipun api ini masih dalam skala kecil,
namun berkat smoke detector ini maka api tersebut bisa segera dipadamkan tanpa menunggu api
menjalar dan berubah ukuran menjadi besar.

Namun sayangnya, seperti halnya alat – alat lain, smoke detector ini juga bisa saja macet dan
rusak hingga tak dapat berfungsi sama sekali. Hal ini jarang disadari oleh pemilik atau pengurus
gedung sampai api benar – benar muncul dan melahap bangunan. Untuk itu, kita perlu melihat
kondisi benda ini dengan melakukan pengecekan dan perawatan rutin. Sehingga ketika
diperlukan, smoke detector ini dapat berfungsi secara maksimal. Untuk dapat merawat dan
membersihkan benda ini secara tepat, kita perlu memahami mekanis dan cara kerja alat ini.
Sehingga, kita tak salah langkah dalam membersihkannya. Berikut ini beberapa hal penting yang
patut Anda ketahui dan lakukan terkait smoke detector.

a) Lakukan pengetesan

Hampir semua smoke detector memiliki tombol yang akan mengaktifkan alarm tatkala ada
indikasi kehadiran api di sebuah ruangan. Meskipun hal ini kadang akan terdengar berisik dan
mengganggu, tetapi mencoba menyalakan tombol ini merupakan salah satu bagian dari proses
perawatan itu sendiri, yakni untuk mengetahui apakah smoke detector masih berfungi atau tidak.
6
Anda perlu sesekali ‘menciptakan’ api untuk memastikan bahwa alat ini dapat berfungsi dan
mampu memberikan peringatan dini akan adanya ancaman kebakaran. Karena, akan terlambat
bila kita baru menyadari bahwa smoke detector ini telah rusak tatkala ada sumber api nyata yang
potensial menyebabkan kebakaran di gedung, namun tak terdeteksi oleh smoke dectector.

Lakukanlah tes paling tidak sebulan sekali. Bila alarmnya berbunyi dengan normal, berarti
smoke detector masih dalam keadaan baik. Namun bila alarmnya berbunyi kurang nyaring atau
justru tidak berbunyi sama sekali, berarti ada yang salah pada mesinnya sehingga perlu
dibersihkan atau diperbaiki. Atau, mungkin saja baterainya telah habis dan perlu diganti.

b) Penggaantian Baterai

Penggantian baterai bisa dilakukan tanpa menunggu baterai habis. Hal ini bisa dilakukan secara
rutin, misal dua kali dalam setahun. Terlebih bila dalam proses pengetesan terbukti bahwa smoke
detector gagal membunyikan alarm, pastinya kualitas baterai harus ditinjau kembali, apakah
masih baik atau sudah usang. Tetapi, ada juga smoke detector berkualitas baik yang terbukti
mampu bertahan selama 10 tahun tanpa diganti. Untuk hali ini, sebaiknya dikonsultasikan
dengan teknisi yang bertanggung jawab pada pemasangan smoke detector ini.

Gambar Komponen Dalam Smoke Detector

c) Alarm

Selain smoke detector itu sendiri, alarm juga merupakan fitur terkait yang kondisinya perlu dicek
secara berkala. Terkadang, alarm ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Misal, saat ada
aktifitas memasak di dalam gedung atau saat shower air panas dinyalakan, maka akan tercipta
sebuah asap yang dapat memicu alarm smoke detector yang akhirnya menyebabkan alarm
berbunyi. Padahal, secara nyata kegiatan tersebut bukan merupakan sumber api yang perlu
dikhawatirkan akan memicu kebakaran. Saat alarm berbunyi karena aktifitas – aktifitas tersebut,

7
bukan berarti Anda haru mematikan smoke detector yang merupakan pemicu alarm untuk
berbunyi.

Biasanya pada setiap smoke detector terdapat tombol yang berfungsi untuk menghentikan alarm
dengan periode yang sudah diatur. Dengan demikian, Anda tak perlu khawatir alarm akan
berbunyi kembali saat Anda melakukan aktifitas – aktifitas di atas pada sebuah gedung. Tetapi,
pastikan bahwa alarm tidak ‘diam’ dalam waktu lama. Bila waktu diamnya terlalu lama, hal ini
mungkin sebuah pertanda bahwa ada bagian atau mesin yang rusak dan harus diperbaiki.

Smoke Detector Untuk Rumah atau Gedung

d) Perawatan dan Pembersihan

Setelah smoke detector dicek secara menyeluruh, jangan lupa untuk melalukan pembersihan,
ntah pada bagian luar maupun bagian dalam. Letaknya yang berada pada langit – langit
bangunan menimbulkan alat ini sering dipenuhi kotoran dan debu halus. Meskipun kadang debu
– debu tersebut tak terlihat, namun kita tak boleh meremehkannya karena debu ini bisa menjadi
pemicu mesin smoke detetector untuk tidak berfungsi. Terkadang, kerusakan smoke detector bisa
ditengarai ketika alarm berbunyi padahal sebenarnya tak ada asap yang ditemukan, melainkan
hanya kumpulan debu yang terdeteksi sebagai asap. Untuk itu, minimal sebulan sekali Anda
perlu menyempatkan untuk membersihkan alat ini secara rutin.

Gunakan kain khusus yang mampu membersihkan dan mengangkat debu secara maksimal. Atau,
Anda bisa menggunakan mesin penyedot debu dengan lengan yang panjang, sehingga Anda bisa
membersihkan debu dari lantai tanpa harus menjangkaunya hingga langit – langit. Akan tetapi
bila Anda memilih untuk menjangkau smoke detector yang ada di langit – langit satu per satu,
hal ini tentunya akan lebih baik dan lebih efektif dalam membersihkan debu, karena Anda bisa
menjangkau bagian – bagian yang lebih dalam secara detail.

..

Anda mungkin juga menyukai