Materi Jiwa II Pdfaskep Halusinasi
Materi Jiwa II Pdfaskep Halusinasi
HALUSINASI
AYU DEKAWATY
1
Tujuan pembelajaran
Mampu melakukan pengkajian
Menetapkan diagnosa keperawatan
Melakukan tindakan keperawatan untuk
pasien dan keluarga
Mengevaluasi kemampuan pasien dan
keluarga
Mendokumentasikan hasil asuhan
keperawatan
2
Pengertian Persepsi
3
Pengertian Halusinasi
2).Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat
mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien. Salah
satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau
tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
3).Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi
realita seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang,
kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi
disertai stress.
6
FAKTOR PRESIPITASI
1). Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik
otak, yang mengatur proses informasi serta
abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara
selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk
diinterpretasikan.
2). Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap
stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan
perilaku.
3). Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam
menanggapi stressor.
7
TANDA DAN GEJALA HALUSINASI
Data Objektif Data Subjektif
Bicara atau tertawa sendiri Pasien mengatakan:
Marah-marah tanpa sebab Mendengar suara-suara atau kegaduhan
Memalingkan muka ke arah Mendengar suara yang mengajak
telinga seperti mendengar bercakap-cakap
sesuatu Mendengar suara menyuruh melakukan
Menutup telinga sesuatu yang berbahaya
Menunjuk-nunjuk ke arah Melihat bayangan, sinar, bentuk
tertentu geometris, bentuk kartun, melihat hantu
Ketakutan pada sesuatu yang atau monster
tidak jelas Mencium bau-bauan seperti bau darah,
Mencium sesuatu, seperti sedang urine, feses, kadang-kadang bau
membaui bau-bauan tertentu menyenangkan
Menutup hidung Merasakan rasa seperti darah, urine, atau
Sering meludah feses
Muntah Merasa takut atau senang dengan
Menggaruk-garuk permukaan halusinasinya
kulit
8
Jenis Halusinasi
Halusinasi pendengaran (70%)
Halusinasi penglihatan (20%)
Halusinasi penciuman
Halusinasi pengecapan (gustatory)
Halusinasi perabaan (10%)
Kenestetik
Kinestetik
9
JENIS-JENIS HALUSINASI :
.
1) Pendengaran
mendengar kegaduhan atau suara, paling sering dalam
bentuk suara. Suara yang berkisar dari kegaduhan atau
suara sederhana, suara berbicara tentang klien,
menyelesaikan percakapan antara 2 orang atau lebih
tentang orang yang berhalusinasi. Pikiran mendengar
dimana klien mendengar suara-suara yang berbicara pada
klien dan perintah yang memberitahu klien untuk
melakukan sesuatu, kadang-kadang berbahaya
10
.
2) Penglihatan
Rangsangan visual dalam bentuk kilatan cahaya,
gambar geometris, tokoh kartun, atau
adegan/bayangan rumit dan kompleks. Bayangan
dapat menyenagkan atau menakutkan, seperti
melihat monster.
3) Penciuman
Mencium tidak enak, busuk, dan tengik, seperti
darah, urine, atau feses; kadang-kadang bau
menyenangkan. Biasanya berhubungan dengan
stroke, tumor, kejang, dan demensia. 11
.
4) Pengecapan (Gustatory)
Merasakan tidak enak, kotor, dan busuk, seperti
darah, urine, atau feses.
5) Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa
stimulus yang jelas. Merasa sensasi listrik datang
dari tanah, benda mati, atau orang lain.
12
.
6) Kenestetik
Merasa fungsi tubuh seperti denyut darah melalui
pembuluh darah dan arteri, mencerna makanan,
atau membentuk urine.
7) Kinestetik
Sensasi gerakan sambil berdiri tak bergerak
13
Jenis Data Objektif Data Subjektif
halusinasi
Halusinasi Bicara atau tertawa sendiri Mendengar suara-suara atau kegaduhan.
Dengar/suara Marah-marah tanpa sebab Mendengar suara yang mengajak bercakap-
Menyedengkan telinga ke arah cakap.
tertentu Mendengar suara menyuruh melakukan
Menutup telinga sesuatu yang berbahaya.
Halusinasi Menunjuk-nunjuk ke arah Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris,
Penglihatan tertentu bentuk kartoon, melihat hantu atau monster
Ketakutan pada sesuatu yang
tidak jelas.
Halusinasi Menghidu seperti sedang Membaui bau-bauan seperti bau darah, urin,
Penghidu membaui bau-bauan tertentu. feses, kadang-kadang bau itu menyenangkan.
Menutup hidung.
Halusinasi Sering meludah Merasakan rasa seperti darah, urin atau feses
Pengecapan Muntah
Halusinasi Menggaruk-garuk permukaan Mengatakan ada serangga di permukaan kulit
Perabaan kulit Merasa seperti tersengat listrik
RENTANG RESPON HALUSINASI
Respon Respon
Adaptif Maladaptif
•Pikiran logis •Distorsi pikiran •Gangguan
•Persepsi akurat • Ilusi persepsi sensori:
Halusinasi
•Emosi konsisten •Reaksi emosi
•Sulit berespon
dg pengalaman berlebihan
•Emosi berlebihan
•Perilaku sesuai /kurang
•Perilaku kacau
•Berhubungan •Perilaku aneh/tdk
•Isolasi sosial
sosial biasa
•Menarik diri
15
TAHAPAN HALUSINASI
1) Fase I
Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas,
kesepian, rasa bersalah dan takut serta mencoba untuk
berfokus pada pikiran yang menyenangkan untuk
meredakan ansietas. Di sini klien tersenyum atau tertawa
yang tidak sesuai, menggerakkan lidah tanpa suara,
pergerakan mata yang cepat, diam dan asyik sendiri.
2) Fase II
Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan. Klien
mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk
mengambil jarak dirinya dengan sumber yang
dipersepsikan. Disini terjadi peningkatan tanda-tanda
sistem saraf otonom akibat ansietas seperti peningkatan
tanda-tanda vital (denyut jantung, pernapasan dan
tekanan darah), asyik dengan pengalaman sensori dan
kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi
dengan realita. 16
TAHAPAN HALUSINASI
3) Fase III
Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap
halusinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut. Di sini
klien sukar berhubungan dengan orang lain, berkeringat,
tremor, tidak mampu mematuhi perintah dari orang lain
dan berada dalam kondisi yang sangat menegangkan
terutama jika akan berhubungan dengan orang lain.
4) Fase IV
Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien
mengikuti perintah halusinasi. Di sini terjadi perilaku
kekerasan, agitasi, menarik diri, tidak mampu berespon
terhadap perintah yang kompleks dan tidak mampu
berespon lebih dari 1 orang. Kondisi klien sangat
membahayakan. 17
Proses Keperawatan
Halusinasi
Pengkajian
Implementasi/ Dx Keperawatan
evaluasi
Perencanaan
18
Isi halusinasi:
• Mendengar atau melihat apa?
• Suaranya berkata apa?
Frekuensi halusinasi:
• Seberapa sering halusinasi muncul?
• Berapa kali dalam sehari?
Situasi pencetus:
• Dalam situasi seperti apa halusinasi muncul?
Respon thd halusinasi:
• Bgm perasaan pasien kalau ada halusinasi?
• Apa yg dilakukan jika halusinasi muncul?
19
PENGKAJIAN
berpakaian)
2. Pembicaraan (terorganisir atau berbelit-belit)
3. Aktivitas motorik (meningkat atau menurun)
4. Alam perasaan (suasana hati dan emosi)
5. Afek (sesuai atau maladaptif seperti tumpul, datar,
labil dan ambivalen)
6. Interaksi selama wawancara (respon verbal dan
nonverbal)
7. Persepsi (ketidakmampuan menginterpretasikan)
stimulus yang ada sesuai dengan informasi.
25
8. Proses
. pikir: proses informasi yang diterima tidak berfungsi
dengan baik dan dapat mempengaruhi proses pikir.
9. Isi pikir: berisikan keyakinan berdasarkan penilaian realistis.
10. Tingkat kesadaran: orientasi waktu, tempat dan orang.
11. Memori: a) Memori jangka panjang: mengingat peristiwa
setelah lebih setahun berlalu, b) Memori jangka pendek:
mengingat peristiwa seminggu yang lalu dan pada saat
dikaji.
12. Kemampuan konsentrasi dan berhitung: kemampuan
menyelesaikan tugas dan berhitung sederhana.
13. Kemampuan penilaian: apakah terdapay masalah ringan
sampai berat.
14. Daya tilik diri: kemampuan dalam mengambil keputusan
tentang diri.
26
Pemeriksaan Fisik Mekanisme Koping
27
Merumuskan Diagnosa Keperawatan
Tujuan :
1. Pasien mengenali halusinasi yang
dialaminya
2. Pasien dapat mengontrol
halusinasinya
3. Pasien mengikuti program pengobatan
secara optimal
Tindakan Keperawatan Pasien
Halusinasi
Tindakan Keperawatan:
1. Membantu pasien mengenali halusinasi
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi
- Menghardik
- Bercakap-cakap
- Aktivitas terjadwal
- Menggunakan obat
Tindakan Keperawatan Kepada
Keluarga
Tujuan:
Keluarga dapat terlibat dalam perawatan
pasien baik di di rumah sakit maupun di
rumah
Keluarga dapat menjadi sistem
pendukung yang efektif untuk pasien.
Tindakan Keperawatan Kepada
Keluarga
Tindakan:
1. Berikan pendidikan kesehatan tentang
pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang
dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi,
proses terjadinya halusinasi, dan cara
merawat pasien halusinasi.
2. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
memperagakan cara merawat pasien
dengan halusinasi langsung dihadapan
pasien.
3. Buat perencanaan pulang bersama keluarga
Evaluasi
Menilai kemampuan pasien dan
keluarga serta perawat
Evaluasi pada pasien:
Pasien mengenal halusinasi
Pasien mampu menggunakan cara
mengontrol halusinasi:
Menghardik
Bercakap-cakap
Membuat jadwal kegiatan
Melakukan kegiatan sesuai jadwal
Menggunakan obat secara teratur
Evaluasi kemampuan
keluarga:
Menyebutkan pngertian halusinasi
Menyebutkan jenis halusinasi
Menyebutkan tanda dan gejala halusinasi
Memperagakan cara memutus halusinasi
Mengajak bercakap-cakap saat halusinasi
Memantau aktivitas sehari-hari sesuai jadwal
Memantau dan memenuhi obat untuk pasien
Menyebutkan sumber pelayanan kesehatan
yang tersedia
Memanfaatkan sumber yankes terdekat
Bantu mengenal halusinasi
Jika klien tdk sedang
mengalami halusinasi:
Diskusikan isi, waktu, frekuensi
Diskusikan hal yg menimbulkan
atau tdk menimbulkan
halusinasi
Diskusikan apa yg dilakukan
jika halusinasi timbul
Diskusikan dampak jika klien
menikmati halusinasi
Diskusikan perasaan klien
saat mengalami halusinasi
36
Melatih klien mengontrol
halusinasi
Identifikasi cara yg dilakukan klien untuk
mengendalikan halusinasi
Diskusikan cara yg digunakan, bila adaptif berikan
pujian
Diskusikan cara mengendalikan halusinasi
Menghardik halusinasi
Berbincang dg orang lain
Mengatur jadwal aktivitas
Menggunakan obat secara teratur
37
Menghardik halusinasi
Dilakukan saat
sedang mengalami
halusinasi.
Katakan pada diri
“Saya tak mau
dengar/ lihat kamu”
Untuk meningkatkan
kendali diri; tidak
mengikuti isi
halusinasi
38
Tindakan:
39
Berbincang dg orang lain
Dilakukan menjelang
halusinasi muncul
(tanda-tanda awal
halusinasi)
Berbicara dg org lain
memaparkan pada
stimulus eksternal.
Menurunkan fokus
perhatian pada stimulus
internal (halusinasi)
40
Mengatur jadwal aktivitas
Halusinasi terjadi
karena banyak
waktu luang.
Mengatur jadwal
aktivitas;
meminimalisasi
waktu luang
Membuat jadwal
harian, menepati
jadwal.
41
Tindakan:
Jelaskan pentingnya aktivitas teratur
Diskusikan aktivitas yang biasa dilakukan
Melatih pasien melakukan aktivitas
Menyusun jadwal aktivitas
Memantau pelaksanaan aktivitas
42
Melatih pasien menggunakan
obat secara teratur
Jelaskan pentingnya
penggunaan obat.
Jelaskan akibat bila tdk
menggunakan obat sesuai
program
Jeaskan akibat putus obat
Jelaskan cara mendapatkan
obat
Jelaskan cara menggunakan
obat
43
Penkes Keluarga untuk
Merawat Klien Halusinasi
Buat kontrak
Jelaskan:
Apa halusinasi?
Tanda dan gejala
halusinasi
Proses terjadinya
Cara memutus halusinasi
Obat utk klien
Cara merawat di rumah
Waktu kontrol
44
Psikofarmakoterapi
Anti psikotik:
Chlorpromazine (Promactile, Largactile)
Haloperidol (Haldol, Serenace, Lodomer)
Stelazine
Clozapine (Clozaril)
Risperidone (Risperdal)
Anti parkinson:
Trihexyphenidile
Arthan
45
46