Anda di halaman 1dari 27

METODOLOGI PENELITIAN

MAKALAH PENELITIAN KORELASIONAL

diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan Metodologi Penelitian


yang diampu oleh Prof. Dr. Ni Putu Ristiati S.Pd.

OLEH:
KELOMPOK 7

1. NI KOMANG AYU NORIANINGSIH 1713041008


2. I MADE HERI GUNAWAN 1713041010
3. GEDE ANGGA ADIWIGUNA 1713041030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019
KATA PENGANTAR

Singaraja, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Batasan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ........................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Konsep Penelitian Korelasi ............................................................. 3
Pengertian Penelitian Korelasional ....................................................... 3
Tujuan Penelitian Korelasional ............................................................. 3
Karakteristik Penelitian Korelasional .................................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Penelitian Korelasional .................................................. 3
1. Pengertian Penelitian Korelasional ................................................... 3
2. Fungsi Penelitian Korelasional ........................................................ 4
3. Karakteristik Penelitian Korelasional .............................................. 4
4. Prinsip Penelitian Korelasional ....................................................... 5
5. Struktur Penelitian Korelasional ...................................................... 5
6. Jenis-jenis Desain Penelitian Korelasional ...................................... 6
2.3 Desain Dasar dan Rancangan Penelitian Korelasional ..................... 6
1. Pengertian Korelasi Bivariat ............................................................. 6
2. Desain Dasar Penelitian Korelasional Analisis Bivariat .................. 7
3. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasional Analisis
Bivariat .................................................................................................. 25
2.4 Contoh Penelitian Korelasi ..........................................................
BAB III PENUTUP
Simpulan ........................................................................................ 26
KEPUSTAKAAN ........................................................................................... 27
LAMPIRAN .....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada suatu permasalahan yang
memerlukan solusi yang tepat. Suatu penelitian dilakukan secara sistematis dengan mengikuti
metodologi yang dikontol dan didasari oleh teori yang relevan. Berdasarkan aspeknya,
penelitian secara umum dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti, berdasarkan tujuan
dibedakan menjadi penelitian dasar dan penelitian lanjut. Berdasarkan metode, penelitian
dibedakan menjadi penelitian deskriptif, penelitian sejarah, penelitian survei, penelitian ex-
postfakto, dan penelitian eksperimen. Sedangkan jika berdasarkan kajian sesuai bidang garapan
dibedakan menjadi penelitian kependidikan dan non kependidikan.

Sebagai seorang calon yang bergerak di bidang pendidikan, tentunya banyak metode
penelitian atau model rancangan penelitian yang biasa digunakan dalam berbagai penelitian di
bidang pendidikan, salah satunya yaitu penelitian korelasional. Dalam dunia pendidikan sering
terjadi fenomena hubungan antar unsur-unsurnya yang kemudian hubungan-hubungan tersebut
dapat diketahui tingkat korelasinya secara ilmiah dan secara stastik melalui penelitian
korelasional.

Konsep pemikiran tentang hubungan bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang


apakah kemunculan suatu gejala akan diikuti oleh gejala-gejalalain, atau lebih spesifik apakah
perubahan suatu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel lain. Perubahan suatu variabel
diikuti oleh perubahan variabel lain menandakan adanya korelasi atau hubungan antar variabel
tersebut.

Penelitian korelasional merupakan penelitian yang paling banyak digunakan dan telah
memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi perkembangan pengetahuan di bidang
pendidikan (Cornell dalam Hadjar, 1999:277). Teknik korelasi merupakan teknik analisis yang
melihat kecenderungan pola dalam satu variabel berdasarkan kecenderungan pola dalam
variabel yang lain. Dalam penelitian jenis ini, peneliti berusaha menghubungkan suatu variabel
dengan variabel yang lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat
atau derajat hubungan di antara variabel-variabel tersebut. Tingkat hubungan tersebut
ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang berfungsi sebagai alat untuk membandingkan
variabilitas hasil pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut. Pengetahuan tentang tingkat
hubungan tersebut diharapkan dapat menambah pemahaman tentang faktor-faktor dalam
karakteristik yang kompleks dari suatu fenomena seperti prestasi belajar. Tujuan penelitian
korelasional menurut Suryabrata (1994:24) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-
variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain
berdasarkan pada koefisien korelasi.

Mengingat pentingnya pemahaman mengenai jenis penelitian korelasional khususnya


bagi mahasiswa karena setiap mahasiswa wajib memiliki kemampuan untuk melakukan sebuah
penelitian yang merupakan salah satu syarat kelulusan. Oleh karena itu dalam makalah ini
membahas mengenai penelitian korelasional dan desain beserta rancangan penelitian dalam
penelitian korelasional.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian korelasional?
2. Apa saja jenis-jenis penelitian korelasional?
3. Apakah langkah-langkah pokok penelitian korelasional?
4. Bagaimana desain dasar dan rancangan penelitian korelasional?
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari penelitian korelasional?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat menguraikan tujuan dari masalah
tersebut, yaitu:
1. Mengetahui difinisi, tujuan, dan ciri-ciri dari penelitian korelasional.
2. Mengetahui jenis-jenis dari penelitian korelasional.
3. Mengetahui langkah-langkah pokok dalam penelitian korelasional.
4. Mengetahui desain dasar dan rancangan penelitian korelasional.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penelitian korelasional.

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan
bagi instansi pendidikan. Bagi penulis dapat memberikan pengalaman, wawasan, dan
pengetahuan serta keterampilan yang baru bagi penulis dalam pembuatan makalah ini. Bagi
instansi pendidikan dapat dijidikan sebagai wacana.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Penelitian Korelasional

2.1.1 Pengertian Penelitian Korelasional

Menurut Gay (dalam Sukardi, 2008:166) penelitian korelasi merupakan salah satu bagian
penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang
ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi. Walaupun demikian ada peneliti lain seperti di
antaranya Nazir dalam Sukardi (2008:166) yang mengelompokkan penelitian korelasi ke
dalam penelitian deskripsi, karena penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi
yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang
dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.
Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan
dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi
variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen,
2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui
tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan
penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang
disebut dengan korelasi (Mc Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia,
2009:25).
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang
melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting,
karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.

2.1.2 Tujuan Penelitian Korelasional


Tujuan penelitian korelasi menurut Suryabrata (1994:24) adalah mendeteksi sejauh
mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih
faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir
(2007:38), tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara
variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.
Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya
berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak
mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya. Penelitian kolerasi
umumnya dilakukan oleh seorang peneliti dengan alasan sebagai berikut:
1. Ada kebutuhan informasi bahwa ada hubungan antar variabel dimana koefisien
kolerasi dapat mencapainya
2. Penelitian kolerasi perlu diperhitungkan kegunaannya apabila variabel yang muncul
itu kompleks, dan peneliti tidak mungkin dapat melakukan kontrol dan
memanipulasi variabel-variabel tersebut
3. Dalam penelitian dimungkinkan pengukuran beberapa variabel dan hubungan yang
ada dalam setting yang realistis
Dalam penelitian di bidang pendidikan, korelasi digunakan untuk melakukan
penelitian terhadap sejumlah variabel yang diperkirakan mempunyai peranan yang
signifikan dalam mencapai proses pembelajaran. Sebagai contoh, misalnya tentang
pencapaian hasil belajar dengan motivasi internal, belajar strategi, intensitas kehadiran
mengikuti kuliah, dan lain sebagainya. Disamping itu, penelitian korelasi dilakukan untuk
menjawab tiga pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut
yaitu: (1) Adakah hubungan di antara dua variabel? (2) Bagaimanakah arah hubungan
tersebut? (3) Berapa besar/ jauh hubungan tersebut dapat diterangkan?
Variabel-variabel penelitian dikatakan berkorelasi positif apabila variasi variabel
saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Ibnu, dkk.
(2003:46) yang menyatakan bahwa penelitian korelasional bermaksud untuk
mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel

2.1.3 Karakteristik Penelitian Korelasional


Penelitian korelasi mempunyai beberapa karakteristik penting untuk para peneliti yang
hendak menggunakannya yaitu,

1) Penelitian korelasional tepat jika variable yang diteliti sangat kompleks


2) Peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variable seperti yang
dilakukan dalam penelitian eksperimen
3) Dimungkinkan variable diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
4) Dimungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan

2.2 Jenis-Jenis Penelitian Korelasional

1) Penelitian Hubungan
Penelitian hubungan, relasional, atau korelasi sederhana (seringkali hanya
disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran
terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara sepasang variabel
(bivariat).
Lebih lanjut, penelitian jenis ini seringkali menjadi bagian dari penelitian lain,
yang dilakukan sebgai awal untuk proses penelitian lain yang kompleks. Misalnya,
dalam penelitian korelasi multivariat yang meneliti hubungan beberapa variabel secara
simultan pada umumnya selalu diawali dengan penelitian hbungan sederhana untuk
melihat bagaimana masing-masing variabel tersebut berhubungan satu sama lain secara
berpasangan.
Dalam penelitian korelasi sederhana ini hubungan antar variabel tersebut
ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi, suatu alat statistik yang digunakan untuk
membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien
tersebut, bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan menggunakan teknik
statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data masing-masing variabel.
Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, yakni hanya
dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok subjek yang sama dan
kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karena itu, dalam melakukan
penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang variabel yang akan diselidiki
tingkat hubungannya. Pemilihan kedua variabel tersebut harus didasarkan pada teori,
asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya sangat
mungkin berhubungan.
2) Penelitian Prediktif
Dalam pelaksanaan di bidang pendidikan, banyak situasi yang menghendaki
dilakukannya prediksi atau peramalan. Pada awal tahun ajaran baru, misalnya, setiap
sekolah karena keterbatasan fasilitas, seringkali harus menyeleksi para pendaftar yang
akan diterima menjadi calon siswa baru.
Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada pengukuran terhadap satu
variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian di
masa yang akan datang atau variabel lain (Borg & Gall dalam Hadjar; 1999:285).
Penelitian ini sebagaimana penelitian relasional, melibatkan penghitungan korelasi
antara suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni variabel yang menjadi sasaran
prediksi atau yang diramalkan kejadiannya (disebut kriteria), dan variabel lain yang
diperkirakan berhubungan dengan kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk
memprediksi (disebut prediktor). Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat
prediksi antara kedua variabel tersebut adalah teknik analisis regresi yang menghasilkan
nilai koefisien regresi, yang dilambangkan dengan R.
Perbedaan yang uama antara penelitian relasional dan penelitian jenis in terletak
pada asumsi yang mendasari hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian
relasional, peneliti berasumsi bahwa hubungan an tar kedua variabel terjadi secara dua
arah atau dengan kata lain, ia hanya ingi menyelidiki apakah kedua variabel mempunyai
hbungan, tanpa mempunyai anggapan bahwa variabel yang muncul lebih awal dari yang
lain. Oleh karena itu, kedua variabel biasanya diukur dalam waktu yang bersamaan.
Sedang dalam penelitian prediktif, disamping ingin menyelidiki hubungan antara dua
variabel, peneliti juga mempunyai anggapan bahwa salah satu variabel muncul lebh
dahulu dari yang lain, atau hubungan satu arah. Oleh karena itu, tidak seperti penelitian
relasional, kedua variabel diukur dalkam waktu yang berurutan, yakni variabel prediktor
diukur sebelum variabel kriteria terjadi, dan tidak dapat sebaliknya.
3) Korelasi Multivariat
Teknik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi
dari tiga variabel atau lebih disebut teknik korelasi multivariat. Ada beberapa teknik
yang dapat digunakan, dua diantaranya yang akan dibahas di sini adalah regresi
ganda atau multiple regresion dan korelasi kanonik.
a. Regresi ganda.
Memprediksi suatu fenomena yang kompleks hanya dengan menggunakan
stu faktor (variabel prediktor) seringkali hanya memberikan hasilyang kurang
akurat. Dalam banyak hal, semakin banyak informasi yang diperoleh semakin akurat
prediksi yang dapat dibuat (Mc Millan & Schumaker dalam Hadjar; 1999:288),
yakni dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel prediktor, prediksi
terhadap variabel kriteria akan lebih akurat dibanding dengan hanyamenggunakan
masing-masing variabel prediktorsecara sendiri-sendiri. Dengan demikian,
penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.
b. Korelasi kanonik.
Pada dasarnya teknik ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa
variabel dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi,tidak
seperti regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik
melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk menjawab
pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi serangkai
variabel kriteria?. Dengan demikian, korelasi kanonik ini dapatdianggap sebagai
perluasan dari regresi ganda,dan sebaliknya, regresi berganda dapat dianggap
sebagai bagian dari korelasi kanonik (Pedhazur dalam Hadjar; 1999:289).

2.3 Langkah-Langkah Penelitian Korelasi


Pada dasarnya, penelitian korelasi baik relasional, prediktif, maupun
multivariat, melibatkan perhitungan korelasii antara variabel yang kompleks
(variabel kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan (variabel
prediktor). Untuk menguji hubungan tersebut, langkah-langkah yang ditempuh sama
meski detail masing-masing langkah untuk keduanya berbeda, terutama dalam
pengumpulan dan analisis data.
1. Penentuan masalah
Sebagaimana dalam setiap penelitian, langkah awal yang harus dilakukan
peneliti adalahmenentukan masalah penelitian yang akan menjadi fokus studinya.
Dalam penelitian korelasional, masalah yang dipilih harus mempunyai nilai yang
berarti dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang memrlukan pemahaman.
Disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada
pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar, bahwa variabel tersebut
mempunyai hubungan tertentu. Hal ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan hasil
penelitian yang terdahulu atau terdahulu.
2. Penentuan subyek
Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam
variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. Subyek tersebut harus relatif
homogen dalam faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat
mempengaruhi variabel terikat. Bila subyek yang dilibatkan mempunyai perbedaan
yang berarti dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti
menjadi kabur.
Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat mengklasifikasikan
subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor tertentu dan,
kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk masing-masing
kelompok.
3. Pengumpulan data
Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan
mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes, pedoman
interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Data
yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk angka.
Dalam penelitian relasional, pengukuran variabel dapat dilakukan dalam waktu
yang relatif sama.
4. Analisis data
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara
mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel
lain. Dalam penelitian relasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis
datanya, digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara vaiabel yang satu
dngan yang lain.
Namun demikian, dapat pula digunakan analisis korelasi biasa bila hanya
melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk
menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk
memprediksi variabel kriteria lebih baik daripada bila digunakan secara sendiri-
sendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik dapat
digunakan. Hasil analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien
korelasi atau koefisien regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi
variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.
2.4 Desain Dasar dan Rancangan Penelitian Korelasional
2.4.1 Desain Dasar Penelitian Korelasional
Shaughnessy dan Zechmeiser (dalam Emzir, 2008) menyatakan ada 5 jenis
desain penelitian korelasional yaitu: (1) korelasi bivariat, (2) korelasi regresi dan
prediksi, (3) regresi jamak, (4) analisis faktor, dan (5) korelasi yang dibuat untuk
membuat kesimpulan kausal. Sementara, Creswell (2008) menyatakan hanya ada
dua desain utama penelitian korelasional yaitu eksplanatori (explanatory) dan
prediksi (prediction). Meskipun para ahli mengelompokkan rancangan penelitian
korelasional agak berbeda, namun pada prinsipnya pengklasifikasian tersebut hanya
berpijak pada pandangan yang berbeda dan penamaan yang berbeda.

1) Korelasi Bivariat
Desain penelitian korelasi bivariat adalah suatu desain penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel. Hubungan antara
dua variabel diukur. Hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah.
Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya hubungan) biasanya diungkapkan
dalam angka antar -1,00 dan +1,00, yang dinamakan foefisien korelasi. Korelasi zero
(0) mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah
-1,00 atau +1,00, merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem.
Arah hubungan diindikasikan olh simbol “-“ dan “+”. Suatu korelasi negatif
berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor
pada variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin
tinggi skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau
sebaliknya.
2) Regresi dan Prediksi
Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor pada
salah satu variabel, skor pada variabel kedua dapat diprediksikan. Regresi merujuk
pada seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan
koefisien korelasi baik -1,00 maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik.
3) Regresi Jamak (Multiple Regresion)
Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan
penambahan beberapa variabel. Kombinasi beberapa variabel ini memberikan lebih
banyak kekuatan kepada kita untuk membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita
prediksikan disebut variabel kriteria (criterion variable). Apa yang kita gunakan
untuk membuat prediksi, variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel
prediktor (predictor variables).
4) Analisis Faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah
besar variabel dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi
mengindikasikan suatu faktor penting yang umum.
5) Korelasional yang digunakan untuk menarik kesimpulan kausal
Terdapat dua desain yang dapat digunakan untuk membuat pernyataan-
pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode korelasional. Desain
tersebut adalah desain analisis jalur (path analysis design) dan desain panel lintas-
akhir (cross-lagged panel design).
Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah jalur yang
menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya. Sedangkan desain panel
lintas akhir mengukur dua variabel pada dua titik sekaligus.
6) Analisis sistem (System Analysis)
Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matematik yang
kompleks/rumit untuk menentukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang
waktu, jerat umpan balik serta unsur dan aliran hubungan.
2.4.2 Rancangan penelitian korelasional
Menurut Creswell (2012: 339-342), ada dua rancangan utama dalam
penelitian korelasional yaitu explanatory research design dan prediction research
design.
1) Explanatory Research Design (Rancangan Penelitian Penjelasan)
Explanatory Research Design adalah desain korelasional di mana peneliti
tertarik dalam dua variabel (atau lebih) bervariasi, yaitu di mana perubahan dalam
satu variabel merefleksi perubahan variable lain. Berikut adalah struktur rancangan
penelitian penjelasan (explanatory research design).
a. Para peneliti dapat mengkorelasikan dua variabel atau lebih.
b. Para peneliti mengumpulkan data pada satu titik waktu.
c. Bukti ditemukan dalam administrasi instrumen.
d. Peneliti menganalisis semua variabel.
e. Peneliti memperoleh setidaknya dua skor untuk masing-masing variabel.
f. Peneliti melaporkan penggunaan statistik uji korelasi dalam analisis data.
g. Di akhir, peneliti membuat interpretasi atau menarik kesimpulan dari
hitungan hasil tes.
2) The Prediction Design (Rancangan Penelitian Prediksi)
Prediktor adalah variabel yang digunakan untuk membuat prediksi tentang
hasil dalam penelitian korelasional. Hasil prediksinya itu disebut kriteria variabel.
Berikut adalah struktur rancangan dari penelitian prediksi, antara lain sebagai
berikut.
a. Para penulis biasanya memasukan kata ‘prediksi’ di dalam judul.
b. Para peneliti biasanya mengukur variabel prediktor pada satu titik waktu dan
variabel kriteria pada suatu titik waktu selanjutnya.
c. Para peneliti memperkirakan kinerja masa depan.
d. Sebuah penelitian prediksi akan melaporkan analisa korelasi menggunakan
uji statistik korelasi. Sebagai contoh, penulis mungkin tertarik di beberapa
prediktor yang membantu menjelaskan kriteria dari setiap variabel.
Disisi lain, menurut Fraenkel, Walen, dan Hyun (2012: 363) struktur rancangan
dalam penelitian korelasi antara lain adalah memilih masalah, memilih sampel,
memilih atau mengembangkan instrumen, penentuan prosedur, mengumpulkan dan
menganalisis data, dan menginterpretasikan hasil.
2.5 Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Korelasional
2.5.1 Kelemahan dan Kelebihan
Penelitian korelasional mengandung kelebihan-kelebihan antara lain:
kemampuanya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-
sama (simultan); dan penelitian korelasional juga dapat memberikan informasi tentang
derajat kekuatan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti (Abidin, 2010).
Selanjutnya, Sukardi menambahkan kelebihan penelitian ini adalah penelitian ini
berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi,
sosial. Dengan penelitian ini juga memungkinkan untuk menyelidiki beberapa variabel
untuk diselidiki secara intensif dan penelitian ini dapat melakukan analisis prediksi
tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan, kelemahan penelitian korelasional, antara lain: hasilnya cuma
mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan
yang bersifat kausal; jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian
korelasional itu kurang tertib-ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-
variabel bebas; pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; sering
merangsang penggunanya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukan
berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau
bermakna. (Abidin,2010).
2.5.1 Kesalahan dalam Penelitian Korelasional
Kesalahan-kesalahan yang kadang-kadang dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian korelasional adalah sebagai berikut:

1) Peneliti berasumsi bahwa korelasi merupakan bukti sebab akibat


2) Peneliti bertumpu pada pendekatan sekali tembak (shotgun approach)
3) Peneliti memilih statistik yang tidak tepat
4) Peneliti menggunakan analisis bivariat ketika multivariat yang lebih tepat
5) Peneliti tidak melakukan studi validitas silang
6) Peneliti menggunakan analisis jalur atau LISER tanpa peninjauan asumsi-asumsi
(teori)
7) Peneliti gagal menentukan suatu variabel kausal penting dalam perencanaan suatu
analisis jalur
8) Peneliti salah tafsir terhadap signifikansi praktis atau statistik dalam suatu studi.

2.6 Contoh Penelitian Korelasi


1. Contoh 1
Judul
Hubungan Kecemasan dan Perilaku Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Pendidikan Biologi Angkatan 2013 UIN ALAUDDIN Makasar
Abstrak
Skripsi ini membahas tentang Hubungan Kecemasan dan Perilaku
terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan 2013 UIN
Alauddin Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
kecemasan mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2013 UIN Alauddin
Makassar, untuk mengetahui gambaran perilaku belajar mahasiswa pendidikan
biologi angkatan 2013 UIN Alauddin Makassar, untuk mengetahui gambaran
prestasi belajar mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2013 UIN Alauddin
Makassar, untuk mengetahui hubungan kecemasan dengan prestasi belajar
mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2013 UIN Alauddin Makassar, untuk
mengetahui hubungan perilaku dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan
biologi angkatan 2013 UIN Alauddin Makassar, untuk mengetahui hubungan
secara bersama-sama antara kecemasan dan perilaku terhadap prestasi belajar
mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2013 UIN Alauddin Makassar.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif bersifat korelasional. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pendidikan biologi angkatan
2013 yang berjumlah 119 mahasiswa sedangkan sampelnya sebanyak 60
mahasiswa melalui teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah angket dan dokumentasi. Teknik analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kecemasan dan
perilaku terhadap prestasi belajar mahasiswa pendidikan biologi 2013 UIN
Alauddin Makassar. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan deskriptif
untuk kecemasan mahasiswa pendidkan biolaogi angkatan 2013 diperoleh rata-
rata skor 56,63 dan secara umum mahasiswa mengatakan bahwa kecemasan
berada pada kategori sedang, dan pada perilaku belajar mahasiswa diperoleh
nilai rata-rata 36,9. Secara umum berada kategori sedang. Selanjutnnya, hasil
anlisis deskriptif pada prestasi belajar diperoleh 66,7% maka dapat disimpulkan
berada pada kategori memuaskan.
Adapun hasil analisis statistics product moment diperoleh nilai sign.
3,097 > 2,0017), jadi Ho ditolak. Ini berarti Ha diterima. Dengan demikian
disimpulkan bahwa terdapat hubungan kecemasan dan perilaku terhadap prestasi
belajar mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2013 UIN Alauddin Makassar.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah
1. Bagaimana gambaran kecemasan mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan 2013
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan?
2. Bagaimana gambaran perilaku belajar mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan
2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ?
3. Bagaimana gambaran prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan
2013 Fakultas Tarbiayah dan Keguruan ?
4. Adakah hubungan kecemasan dengan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan
BiologiAngkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan?
5. Adakah hubungan perilaku dengan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Biologi
Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan?
6. Adakah hubungan secara bersama-sama antara kecemasan dan perilaku terhadap
prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan ?

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik


kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran Kecemasan mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi angkatan 2013

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin

Makassar diperoleh terdapat 6 orang (10%) berada dalam kategori rendah, 44

orang (73%) berada dalam kategori sedang, dan 10 orang (17%) berada dalam

ketegori tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Jurusan

Pendidikan Biologi angkatan 2013 memiliki kecemasan sedang.

2. Gambaran Perilaku Belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi angkatan

2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

Alauddin Makassar diperoleh Berdasarkan kategori tabel di atas terdapat 7


orang (12%) berada dalam kategori rendah, 45 orang (75%) berada dalam

kategori sedang, dan 8 orang (13%) berada dalam ketegori tinggi. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi angkatan

2013 memiliki Perilaku Belajar sedang.

3. Gambaran prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi angkatan


2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Alauddin Makassar diperoleh terdapat 2 orang mahasiswa yang prestasi
belajarnya masuk dalam kategori coumlaude dengan persentase sebanyak
3,33%. Sedangkan 18 orang mahasiswa masuk dalam kategori memiliki
prestasi belajar yang amat baik dengan persentase sebanyak 30%, dan
sebanyak 40 orang mahasiswa masuk dalam kategori memiliki prestasi belajar
yang memuaskan dengan persentase sebanyak 66,7%. Berdasarkan hal
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar mahasiswa Jurusan
Pendidikan Biologi angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar, berada pada kategori Memuaskan.

4. Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial ada hubungan antara Kecemasan


dengan prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi angkatan 2013
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar. Sumbangan kontribusi variabel Kecemasan dengan prestasi belajar
mahasiswa angkatan 2013 Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Alauddin Makassar memberikan kontribusi secara positif
sebesar 11,56% kepada prestasi belajar mahasiswa sisanya 88,44% adalah
faktor lain yang tidak sempat diteliti oleh peneliti

5. Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial ada hubungan antara perilaku

belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi

angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri


(UIN) Alauddin Makassar. Sumbangan kontribusi variabel Perilaku Belajar

dengan prestasi belajarsebesar 12,25% dan sisanya 87,75% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

6. Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial ada hubungan antara Kecemasan

dan Perilaku Belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan

Biologi angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Sumbangan kontribusi secara positif

sebesar 14,28% kepada prestasi belajar mahasiswa sisanya 85.71% adalah

faktor lain yang tidak sempat diteliti oleh peneliti.


24
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari hasil pemaparan pada bab pembahasan, dapat ditarik sebuah simpulan
yaitu:

1. Pengertian penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang


melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada
hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan
penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara
variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat
prediksi. Ciri-ciri penelitian korelasional.
2. Langkah-langkah pokok penelitian korelasional
3. Macam penelitian korelasional meliputi: (a) penelitian hubungan, (b)
penelitian prediktif, (c) korelasi multivariat. 6. Desain dasar penelitian
korelasional meliputi: (a) penentuan masalah, (b) penentuan subyek, (c)
pengumpulan data, (d) analisis data.
4. Rancangan penelitian korelasional meliputi: (a) korelasi bivariat, (b)
regresi dan prediksi, (c) regresi jamak, (multiple regresion), (d) analisis
faktor, (e) rancangan korelasional yang digunakan untuk menarik
kesimpulan kausal, (f) analisis sistem (system analysis).
5. Kesalahan dalam penelitian korelasional meliputi: (a) peneliti
berasumsi bahwa korelasi merupakan bukti sebab akibat, (b) peneliti
bertumpu pada pendekatan sekali tembak (shotgun approach), (c)
peneliti memilih statistik yang salah.

25
3.2 Saran

Demikianlah makalah ini kami buat, semoga apa yang telah disajikan akan
memberikan ilmu dan informasi. Selanjutnya demi kesempurnaan makalah ini kami
memohon saran dan kritik guna memperbaiki dikemudian hari.

26
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

http://ecaecy.wordpress.com/2012/01/13/penelitian-korelasonal/

http://amanahtp.wordpress.com/2011/11/24/penelitian-korelasional/

http://nuryantowiryo.blogspot.com/2013/03/penelitian-korelasional.html

http://ecaecy.wordpress.com/2012/01/13/penelitian-korelasonal/

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta:


Rineka Cipta.

Ibnu, Suhadi dkk. 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang: Universitas


Negeri Malang.

27

Anda mungkin juga menyukai