Anda di halaman 1dari 26

EVOLUSI

“GEOLOGI DAN PALEONTOLOGI”

OLEH:

GEDE ANGGA ADIWIGUNA 1713041030/ IV A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penyusunan makalah yang berjudul “Geologi
dan Paleontologi” ini dilakukan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Pengajar
Mata Kuliah Evolusi.

Selain itu juga makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa
melalui usaha membuat rangkuman Geolog dan Palaentologi. Makalah ini disusun atas bantuan
Dosen Pengajar Mata Kuliah Evolusi, serta teman-teman dan pada akhirnya penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu demi terselesaikannya makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan
untuk memperbaiki makalah ini.

Negara, 2 April 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang artinya Bumi dan
Logos yang artinya Ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi. Dengan kata
lain Geologi adalah, suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari segala
sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang pernah ada serta, Merupakan kelompok
ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur,
proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di
Alam Semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga
sekarang. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang komplek,
mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam, namun juga merupakan suatu bidang
ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda
sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan dimuka
bumi ini.
Paleontologi adalah studi tentang kehidupan purba atau kehidupan prasejarah di bumi.
Tujuan utama paleontologi adalah untuk menyelidiki evolusi spesies tumbuhan dan hewan
serta ekosistem kuno serta iklim bumi secara keseluruhan. Meskipun berkaitan dengan
kehidupan, paleontologi sebenarnya merupakan cabang dari geologi atau ilmu yang
mempelajari alam fisik.Paleontologi menggunakan fosil organisme untuk memperkirakan
kondisi di bumi pada saat kehidupan organisme tersebut berlangsung.Perubahan pada
spesies tertentu juga akan membantu menjawab pertanyaan tentang evolusi.
Karena fosil umumnya terpendam dalam formasi berbagai jenis batuan, paleontologi
memiliki hubungan erat dengan geologi.Dengan melihat komposisi, letak, dan lingkungan
sekitar penemuan fosil, ahli paleontologi mampu memperkirakan iklim dan perubahan
lingkungan lainnya selama periode waktu tertentu di masa lalu.
Geologi pada masa kini (Geologi Modern) dibagi menjadi 2 bagian yang saling
berhubungan erat dan bahkan dianggap sebagai ilmu yang terpisah.
Ilmu-ilmu tersebut ialah:
1. Dinamic Geology (Physical Geology), yaitu ilmu geologi yang mempelajari
sebab-sebab atau proses-proses yang berhubungan dengan perubahan bumi atau
dinamika bumi.
2. Historycal Geology, yaitu ilmu geologi yang mempelajari perubahan-perubahan pada
lapisan-lapisan bumi khususnya kerak bumi dari masa kemasa, dan hubungan antara
perkembangan dunia organik dengan lapisan kulit (kerak) bumi.
Tetapi disini ditekankan bahwa ilmu geologi yang kita pelajari memiliki objek dari
permukaan bumi ke bawah, sedangkan bumi kita ini seutuhnya memiliki lapisan-lapisan,
antara lain :
1. Lithosfer = lapisan batuan yang menyusun bumi.
2. Hidrosfer = lapisan air.
3. Biosfer = lapisan tempat hidup organisme.
4. Atmosfer = lapisan udara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses terjadinya bumi?
2. Bagaimana proses-proses geologi?
3. Apakah pengertian paleontologi?
4. Bagaimana sejarah geologi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya bumi
2. Untuk mengetahui bagaimana proses-proses geologi
3. Untuk mengetahui pengertian paleontologi
4. Untuk mengetahui sejarah geologi

1.4 Manfaat
1. Bagi pelajar, makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan sumber refrensi dan
literature yang dapat menunjang proses pembelajaran dan pencarian data.
2. Bagi masyarakat, makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang
falid untuk menambah informasi terkait Geologi dan Paleontologi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MACAM-MACAM TEORI TERJADINYA BUMI


Selama berabad-abad, para ilmuan menyelidiki bagaimana proses terjadinya bumi
hingga berbentuk seperti sekarang ini. Pada akhirnya diperoleh berbagai teori atau
hipotesis yang menjelaskan tentang hal tersebut :
1. Hipotesis Kabut atau Teori Kondensasi (Pengentalan)

Teori ini dikemukakan oleh ahli fisiologi Jerman, Immanuel Kant pada tahun
1755.Kemudian hipotesis ini dikembangkan oleh ahli matematika Prancis, Pierre de
Laplace pada tahun 1796.Menurut hipotesis ini, matahari dan planet-planet berasal
dari sebuah kabut pijar yang berpilin di dalam jagat raya. Oleh karena perputaran itu,
sebagian dari massa kabut tersebut terlepas membentuk gelang-gelang disekeliling
bagian inti kabut. Pada akhirnya, gelang itu membentuk gumpalan-gumpalan yang
kemudian membeku (mengeras) menjadi planet-planet, termasuk bumi.

2. Teori Planetsimal
Pada awal abad ke-20, dua orang Amerika, T.C. Chamberlain seorang ahli
geologi dan F.R. Moulton seorang ahli astronomi mengemukakan Teori
Planetsimal.Menurut teori ini, di dalam kabut terdapat material padat yang
berhamburan, disebut planetsimal. Masing-masing benda padat ini memiliki gaya
tarik. Akibatnya, terjadi saling tarik menarik diantara sesamanya.Akhirnya, lambat
laun terbentuklah gumpalan besar yang disebut planet.
3. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918,
yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga
menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih
berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi,
ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak
bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa
hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam
gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya
tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan
membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan
merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom
ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi,
melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya
terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi
matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan
lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-
planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.

4. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)


Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912. Ia
menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar disebut
Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus mengalami
perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal,
mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator. Teori
ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat
dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil di
kedua daerah tersebut.
5. Teori Bigbang

Teori ini adalah teori yang paling terkenal. Berdasarkan teori Big Bang, proses
terbentuknya bumi dimulai sejak puluhan milyar tahun yang lalu. Pertama terdapat
kumpulan kabut raksasa yang berputar pada porosnya.Putaran tersebut memungkinkan
bagian-bagian yang kecil dan ringan terlempar keluar dan bagian yang berat dan besar
berkumpul dipusat membentuk cakram raksasa.Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu
meledak dengan hebat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-
nebula, salah satunya Galaksi Bima Sakti.Bagian-bagian yang kecil, yang terlempar
dari putaran kabut mengkondensasi membentuk planet-planet seperti bumi dan planet
lainnya di tata surya.Hingga sekarang, teori inilah yang diyakini sebagai teori yang
paling masuk akal dan belum ada yang mampu mematahkannya.

Gambar 2.1.5

Teori BigBang

Sumber: ssscott.tripod.com
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses perkembangan sampai
sekarang ini. Ada 3 tahap proses pembentukkan bumi:

a. Awalnya bumi masih merupakan planet homogen yang belum mengalami


perlapisan atau perbedaan unsur.
b. Pembentukan perlapisan bumi pertama kali diawali dengan terjadinya
diferensiasi. (materi yang masa jenisnya lebih berat tenggelam dan yang
ringan mengapung)
c. Bumi terdiri dari 5 lapisan yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel
luar, dan kerak bumi. Perubahan bumi disebabkan oleh perubahan iklim
dan cuaca.

6. Teori Buffon

Berasal dari ahli ilmu alam Perancis bernama George Louis Leelere Comte de
Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala tumbukan antara matahari dengan
sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental keluar. Massa
yang terpental ini menjadi planet.

Gambar 2.1.7
Teori Buffon
Sumber: asbida48.blogspot.com
2.2 PROSES GEOLOGI
1. TENAGA ENDOGEN
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan
perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi
menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata
(datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau
pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau
jurang.
Endogen dan Eksogen dalam Pembentukan Muka Bumi
Bentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses pembentukan dan
perombakan permukaan bumi yang berlangsung cukup lama. Perubahan permukaan
bumi terjadi oleh tenaga geologi yang terdiri dari tenaga endogen dan tenaga eksogen.

Tengaga Endogen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen


adalah tenaga yang berasala dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses
diatropisme dan proses vulkanisme. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar
lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer).
1. Proses Diastropisme 
Proses Diastropisme adalah proses strutual yang mengakibatkan terjadinya lipatan
dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.
2. Proses lipatan

Jika tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan
yang mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan terbentuknya puncak
dan lembah.Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu :
puncak lipatan (antiklin)
lembah lipatan (sinklin)
3. Proses Patahan

Proses datropisme juga dapat menyababkan truktur lapisan-lapian batuan retak-retak


dan patah. Lapiasan batuan yang mengalami proses patahan ada yang mengalami
pemerosotan yang membentuk lemdh patahan dan ada yang terangkat membentuk puck
patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan
dinamakan horst.

4. Vulkanisme
Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulaknisme. Gejala vulkanisme
berhubungan dengan aktivtas keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya magma
ke permukaan bumi disebut erupsi gunungapi. Proses vulkanisme terjadi karena adanya
magma yang keluar dari zona tumbukan antarlampang. Beberapa gunugapi ditemukan
berada di tengah lempeng yang disebsbkan oleh tersumbatnya panas di kerak bumi gejala
ini disebut titik panas (hotspot).Para ilmuan menduga aliaran magma mendesak keluar
membakar kerak bumi dan melutus di permukaan.

2. TENAGA EKSOGEN
Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga
eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen.
Bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat
mengubah bentuk permukaan bumi.
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
 Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.
 Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser,
dan sebagainya.
 Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan
oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta
sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau
vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian
puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya
grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain
yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar
sampai yang halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut
menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air.
Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan
pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu
yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin
Pelapukan.
Pelpukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses
pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media
penghancuran, berupa:
 Sinar matahari
 Air
 Gletser
 Reaksi kimiawi
 Kegiatan makhluk hidup (organisme)
Peroses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :
Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan
batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses
ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air
pada celah batu
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan
kimiaai batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiridari dua macam, yaitu
proses oksidasi dan proses hidrolisis.
Pelapukan Organik
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh
akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas haewn (cacing tanah dan
serangga).

2.3 PENGERTIAN PALEONTOLOGI


Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk bentuk kehidupan yang
pernah ada pada masa lampau termasuk evolusi dan interaksi satu dengan lainnya serta
lingkungan kehidupannya (paleoekologi) selama umur bumi atau dalam skala waktu geologi
terutama yang diwakili oleh fosil.
Sebagaimana ilmu sejarah yang mencoba untuk menjelaskan sebab-sebab dibandingkan
dengan melakukan percobaan untuk mengamati gejala atau dampaknya. Berbeda dengan
mempelajari hewan atau tumbuhan yang hidup di jaman sekarang, paleontologi menggunakan
fosil atau jejak organisme yang terawetkan di dalam lapisan kerak bumi, yang terawetkan oleh
proses -proses alami, sebagai sumber utama penelitian. Oleh karena itu paleontologi dapat
diartikan sebagai ilmu mengenai fosil sebab jejak jejak kehidupan masa lalu terekam dalam fosil.
Pengamatan paleontologi sudah didokumentasikan sejak abad ke 5 sebelum masehi, dan ilmu ini
baru berkembang pada abad ke 18 setelah Georges Cuvier menerbitkan hasil pekerjaannya dalam
“Perbandingan Anatomi” dan kemudian berkembang secara cepat pada abad ke 19. Fosil yang
dijumpai di China sejak tahun 1990 telah memberi informasi baru tentang yang paling awal
terjadinya evolusi binatang-binatang, awal dari ikan, dinosaurus dan evolusi burung dan
mamalia.
Fosil adalah sisa kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah dan terekam pada
bahan-bahan dari kerak bumi. Sisa kehidupan tersebut dapat berupa cangkang binatang, jejak
atau cetakan yang mengalami pembentukan atau penggantian oleh mineral. Suatu Catatan fosil (
fossil record ) merupakan susunan teratur di mana fosil mengendap dalam lapisan/ strata, pada
batuan sedimen yang menandai berlalunya waktu geologis. Semakin atas letak strata tempat fosil
ditemukan, semakin muda usia fosil tersebut.
A. Syarat Terbentuknya Fosil
1.      Mempunyai bagian yang keras
2.      Terhindar dari proses oksidasi dan reduksi
3.      Terendapkan pada batuan sedimen yang berbutir halus agar tidak larut dan tidak rusak
4.      Terawetkan dalam waktu geologi minimal 500.000 tahun
B. Jenis Fosil
1.      Organisme itu sendiri
Tipe pertama ini merupakan pengawetan langsung pada binatang/ tumbuhan itu sendiri ketika
mati. Biasanya yang terawetkan hanya tulang, kerangka daun atau cankang, tapi ada fosil yang
terawetkan secara utuh/ lengkap seperti fosil mammoth yang terawetkan karena es dan fosil
seranga yang terawetkan karena getah tumbuhan (Petrified wood)

2.      Sisa-sisa aktifitasnya


Fosil sisa aktifitas kehidupan disebut sebagai Trace fossil atau fosil jejak, kemungkinan fosil
tersebut bukan bagian dari tubuh organisme. Pengawetan fosil cangkang dapat berupa cetakan
bagian dalam ( Internal mould) yang dicirikan dengan bentuk permukaan yang halus, dan
external mould dengan ciri permukaan yang kasar, keduannya bukanlah bagian dari tubuh
organisme melainkan hanyalah sebuah cetakan.

C. Proses yang Mempengarui Terbentuknya Fosil


1.      Histometabasis
Merupakan sebuah proses pengantian mineral lain sebagian tubuh fosil tumbuhan dimana proses
fosialisasi itu terjadi.
2.      Premineralisasi
Sebuah proses histometabasis pada fosil hewan.
3.      Rekristalisasi
Perubahan sebagian atau seluruh bagian fosil akibat pengaruh tekanan dan suhu yang tinggi,
sehingga mengakibatkan molekul dari tubuh fosil yang bukan kristalin menjadi kristalin.
4.      Replacemant
Penggantian sebagian anggota tubuh fosil dengan mineral lain
5.      Leaching
Merupakan proses pelarutan yang terjadi pada bagian tubuh fosil sehingga terjadi replacement.
6.      Mold
Bagian fosil yang berongga dan terisi mineral lempung.
7.      Trail
Bekas jejak kehidupan binatang ataupun tumbuhan purba yang bertekstur halus dan berukuran
kecil.
8.      Track
Bentuknya sama dengan trail hanya saja tekstur bekas jejaknya lebih kasar dan ukuranya lebih
besar.
9.      Burrow
Merupakan lubang-lubang bekas tempat tinggal organisme.
10.  Coprolite
Sisa kotoran organisme yang terendapkan, terpendam dan tersingkap.

D. Keterdapatan Fosil
1.      Batuan Beku
Pada lokasi singkapan batuan beku tidak akan dijumpai fosil apapun, hal ini disebabkan karena
batuan beku terentuk dari hasil pembekuan magma sehingga tidak mungkin terdapat fosil.
2.      Batuan Sedimen
Pada singkapan batuan sedimen terutama batuan sedimen yang berukuran butir halus akan
dijumpai suatu fosil, ini disebabkan karena batuan sedimen sangat baik untuk pengendapan suatu
organisme, hanya saja fosil yang didapati tidak sepenuhnya utuh, karena proses transportasi dan
sedimentasi yang memungkinkan rusaknya tubuh fosil tersebut.
3.      Batuan Metamrof
Pada batuan metamorf, masih mungkin untuk dijumpai suatu fosil, namun kemungkinannya
sangat sedikit sekali, ini disebabkan karena fosil tersebut telah hancur bahkan telah hilang akibat
proses metamorfisme.

2. Konsep Identifikasi Fosil Makro


A. Taksonomi
Taksonomi adalah pengelompokan organisme berdasarkan kesamaan ciri fisik tertentu.
Dalam penyebutan organisme sering dipergunakan istilah taksa apabila tingkatan taksonominya
belum diketahui. Unit terkecil dalam taksonomi adalah spesies, sedangkan unit tertinggi adalah
kingdom. Diantara unit-unit baku dapat ditambahkan super jika terletak di atas unit baku, contoh:
super kingdom, merupakan unit yang lebih tinggi dari kingdom. Jika ditambahkan sub terletak di
bawah unit baku, contoh: subfilum, terdapat di bawah unit filum.
B. Filogeni
Filogeni adalah ilmu yang mempelajari hubungan kekerabatan suatu organisme dengan
organisme lainnya. Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni
sangat diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi. Evolusi sendiri
dapat diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatu organisme menuju kepada
kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendiri merupakan proses adaptasi dari suatu
organisme terhadap lingkungannya.

1. Metode Penyusunan Filogeni


a.       Fenetik
Metode penyusunan filogeni dengan pendekatan analisa numerik. Pendekatan tersebut meliputi
penghitungan Indeks ketidaksamaan, Indeks keanekaragaman, Anaisa pola dan berbagai indeks
yang lain. Dalam pendekatan fenetik semua subyek dan faktor yang dianalisispunya kedudukan
yang sama.
b.      Kladistik
Metode ini muncul atas dasar pemikiran bahwa proses alamiah akan selalu mengambil jalan
yang paling singkat. Dalam kladistik setiap ciri fisik mempunyai tingkatan yang berbeda
2. Metode Identifikasi
1.      Morfologi.
Pendekatan morfologi berupa deskriptif kualitatif, meliputi bentuk tubuh, struktur yang biasanya
berkembang, dan sebagainya.
2.      Biometri
Pendekatan secara kuantitatif, yaitu berdasarkan ukuran tubuh dari suatu organisme.

3. Cara Menentukan Usia Fosil Makro


Fosil merupakan data historis yang handal hanya jika kita dapat menentukan umurnya.
Penentuan usia fosil umumnya dilakukan dengan cara penentuan usia relative dan penentuan usia
absolut.
a. Penentuan Usia Relatif
Terjebaknya organisme mati dalam sedimen akan membekukan fosil untuk selamanya. Dengan
demikian, fosil yang terdapat dalam lapisan batuan sedimen itu merupakan contoh lokal
organisme yang hidup pada waktu sedimen itu diendapkan. Karena sedimen yang lebih muda
akan menekan sedimen yang lebih tua, tebal lapisan ini akan memberitahu kita berapa usia
relative fosil tersebut.
Strata pada satu lokasi seringkali berkorelasi dengan strata pada lokasi lain melalui
kehadiran fosil yang sama, yang dikenal sebagai fosil indeks. Fosil Indeks adalah organisme
yang hadir selama periode waktu tertentu dimana kemunculan dan kepunahannya pada periode
waktu yang terbatas. Fosil Indeks dipakai sebagai pedoman dalam penentuan umur batuan
dimana fosil tersebut terawetkan. Fosil indeks terbaik untuk menghubungkan strata yang
letaknya berjauhan adalah cangkang hewan laut yang tersebar luas. fosil indeks merupakan kunci
pada skala waktu geologi.
Dengan mempelajari banyak tempat yang berbeda, para ahli geologi telah membuat suatu
skala waktu geologis dengan urutan masa-masa sejarah yang konsisten Masa-masa (period) ini
dikelompokkkan ke dalam empat zaman (era) yaitu zaman prakambrium, paleozoikum,
mesozoikum, dan kenozoikum. Masing-masing zaman mewakili waktu yang berbeda dalam
sejarah Bumi dan kehidupannya; perbatasannya ditandai dalam catatan fosil melalui radiasi
eksplosi dengan banyak bentuk kehidupan baru. Kepunahan massal juga menandakan banyaknya
batasan antara masa dan zaman. Sebagai contoh, permulaan masa Kambrium digambarkan oleh
suatu keanekaragaman besar hewan terfosilisasi yang tidak ada dalam batuan pada akhir zaman
Prakambrium. Sebagian besar hewan yang hidup mendekati akhir zaman Prakambrium punah
pada akhir zaman tersebut. Masa di dalam masing-masing zaman itu kemudian dibagi lagi
menjadi interval yang lebih sempit yang disebut dengan kurun (epoch) (hanya kurun pada zaman
sekarang).
Rekaman batuan atau Fossil Record adalah suatu rangkaian yang mencatat umur relatif
fosil; rekaman ini memberikan informasi tentang urutan suatu kelompok spesies digambarkan
dalam suatu urutan strata yang berevolusi. Namun demikian, rangkaian batuan sedimen tidak
memberitahukan umur absolut fosil yang terkubur.
b. Penentuan Usia Absolut
Penentuan usia absolut tidak dapat diartikan sebagai penentuan usia tanpa kesalahan. Dalam
penentuan usia ini, umur dinyatakan dalam tahun dan bukannya dalam istilah relatif. Beberapa
metode yang digunakan untuk menentukan usia absolut adalah sebagai berikut:
1.      Penanggalan Radiokarbon( mengukur usia hingga 14.300 tahun )
Menurut definisi, setiap atom dari elemen tertentu memiliki sejumlah tertentu proton
pada intinya.Misalnya unsur karbon memiliki enam proton, tetapi jumlah neutron dalam inti
dapat bervariasi.Ini berbeda dengan bentuk elemen yang disebut isotop secara inheren bisa stabil
atau tidak stabil. Yang tidak stabil disebut isotop radioaktif, dan dari waktu ke waktu mereka
akan membusuk, membentuk partikel (neutron atau proton) dan energi (radiasi) karena itu
berubah menjadi isotop atau elemen lain. Mereka melakukan ini dengan laju yang konstan
disebut isotop “setengah-hidup (half life)”.
Kebanyakan unsur karbon berada dalam bentuk stabil karbon-12 (12C)- (enam proton,
enam neutron) atau karbon-13(13C), namun sejumlah yang sangat kecil (sekitar
0,0000000001%) ada sebagai radioaktif karbon-14(14C)-(enam proton, delapan
netron).Tumbuhan hidup dan hewan terdiri dari 14C bersama dengan isotop karbon lainnya,
tetapi ketika mereka mati dan fungsi metabolis mereka berhenti, mereka berhenti menyerap
karbon. Seiring dengan itu, 14C meluruh menjadi nitrogen-14(14N); setengahnya akan terjadi
setelah sekitar 5730 tahun (ini adalah isotop yang setengah-hidup), setelah sekitar 60.000 tahun,
semua 14C akan hilang.
Segala sesuatu yang suatu ketika dulu merupakan bagian dari obyek kehidupan seperti
arang,kayu, tulang, tepung sari atau kotoran yang memfosil (coprolites) yang ditemukan dapat
dikirim kelaboratorium, dimana para ilmuwan dapat mengukur berapabanyak 14C yang masih
tersisa.Karena mereka mengetahui berapa banyak yang ada di atmosfer dan, oleh karena itu,
berapa banyak seseorang telah menyerapnya selama hidupnya.Sehingga mereka bisa menghitung
berapa lama telah mati atau dari banyaknya pengendapan. Coprolite rata-rata berumur sekitar
14.300 tahun, tapi ada juga yang berusia lebih dari itu.
Penanggalan Karbon telah dikembangkan oleh ilmuwan Amerika Willard Libby dan teamnya di
Universitas Chicago pada 1962, yang berhasil mengkalkulasi lebih akurat 5730 dengan +/- 40
tahun (Libby half-life).
2.      Penanggalan Argon (mengukur usia kira-kira 154.000 s/d 160.000 tahun)
Metode penanggalan argon bekerja dengan baik untuk beberapa penemuan arkeologi,
namun memiliki keterbatasan, sampai saat ini hanya dapat digunakan untuk mengukur usia
bahan organik kurang dari sekitar 60.000 tahun. Namun, ada isotop radioaktif lain yang dapat
digunakan untuk mengukur usia bahan non-organik (seperti batu) dan bahan-bahan yang lebih
tua (sampai miliaran tahun).
Salah satu dari radioisotop ini adalah adalah kalium- 40, yang dapat ditemukan di batuan
vulkanik. Setelah batu vulkanik mendingin, kalium- 40 (40K) akan meluruh menjadi argon-
40(40Ar) dengan waktu paruh 1,25 miliar tahun. Dengan ratio ini memungkinkan untuk
mengukur rasio 14K terhadap 40Ar, dengan ini dapat diperkirakan umur batu tersebut, tetapi
metode ini kadang kurang tepat. Namun, pada 1960 para ilmuwan menemukan satu cara bahwa
jika sampel batu tersebut disinari dengan neutron, maka terjadi 40K berubah menjadi Argon- 39
(39Ar), sebuah isotop tidak mudah ditemukan di-alam tapi lebih mudah untuk diukur.
Walaupun lebih rumit, proses ini menghasilkan pengukuran usia yang lebih tepat.
Sebagai contoh, para ilmuwan dari Universitas California di Berkeley mampu mengukur usia
sampel batuan dari letusan tahun 79 M dari gunung berapi Vesuvius, letusan yang terjadi dalam
kurun waktu 7 tahunan. Ketika pada tahun 1997 mereka menemukan peralatan dari batu, dan
fosil sisa-sisa beberapa jenis hewan, termasuk kuda nil, dan tiga tengkorak hominid, yang tidak
dapat diukur dengan C14 karena usianya terlalu tua.
Karena tengkorak Hominid dan artefak yang ditemukan di Herto tidak dapat diukur
usianya secara langsung karena bahan-bahan organiknya telah lama memfosil menjadi batu.
Maka para ilmuwan meneliti batuan-batuan dan pasir vulkanik yang menempel dan mengubur
fossil tersebut. Hasil pengukuran batuan ini menunjukkan usia sekitar 154.000 sampai dengan
160.000 tahun, dengan demikian tengkorak tersebut dapat disimpulkan berusia sekitar tahun
yang sama, sehingga Homo Sapien ini dapat dianggap yang tertua yang telah ditemukan selama
ini.

3.      Penanggalan Termoluminisen (mengukur usia lebih dari 77.000 tahun)


Seperti dalam Penanggalan Argon metode penanggalan Termoluminisen ini dialakukan
dengan cara sampel dipanasi dengan suhu tinggi, kemudian dihitung/diamati mulai dari sejak
mula dipanasi. Dengan pemanasan suhu ekstrim tinggi menyebabkan sebagian elektron yang
terdapat pada kristal tertentu seperti kuarsa dan felspar dalam batuan tereliminir, sedang seiring
dengan lepasnya elektron tersebut maka dapat ditemukan jumlah jejak atom radioaktif yang
ditemukan dilingkungannya. Dengan cara memanasi ulang batuan tersebut ilmuwan dapat
melepaskan energi yang tersimpan, yang berupa pelepasan sebekas cahaya, ini yang dinamakan
“Termoluminisen”. Intensitas cahaya menunjukan Intensitas cahaya menunjukkan berapa lama
batuan tersebut sejak terakhir telah dipanaskan.
Begitu seekor organisme hidup mati, ia berhenti memproduksi karbon baru.
Perbandingan carbon-12 dengan carbon-14 di saat kematian sama untuk setiap mahluk hidup,
namun carbon- 14 meluruh dan tidak tergantikan. Peluruhan carbon-14 memiliki waktu paruh
5.700 tahun, sementara jumlah carbon-12 tetap dalam sampel. Dengan melihat perbandingan
carbon-12 dengan carbon-14 pada sampel dan membandingkannya dengan perbandingan dalam
organisme hidup, adalah mungkin menentukan usia mahluk yang dulunya hidup ini dengan
cukup teliti.
Karena waktu paruh carbon-14 5.700 tahun, ia hanya sah untuk penentuan usia benda hingga
60.000 tahun. Walau demikian, prinsip carbon-14 berlaku pada isotop lainnya pula. Potassium-
40 adalah unsur radioaktif lainnya yang alami ditemukan dalam tubuh anda dan memiliki waktu
paruh 1,3 miliar tahun. Radioisotop lainnya yang berguna untuk penanggalan radioaktif termasuk
Uranium-235 (waktu paruh = 704 juta tahun), Uranium-238 (Waktu paruh = 4,5 miliar tahun),
Thorium-232 (waktu paruh = 14 miliar tahun) dan Rubidium-87 (waktu paruh = 49 miliar tahun)

2.4 SEJARAH GEOLOGI DAN EVOLUSI


1.      Masa Archaezoikum
(1.500.000.000 Tahun )
Keadaan Makhluk Hidup : Mungkin Tumbuhan dan binatang bersel satu; tidak ada fosil
Cuaca dan lingkungan: Banyak aktivitas dalam perut bumi yang panas; pengendapan dan erosi
2.      Masa Proterozoikum
( 925.000.000 tahun )
Keadaan Makhluk Hidup : Mungkin banyak binatang lunak; bekas- bekas spons dan cacing;
fosil jarang
Cuaca dan lingkungan : Proses pengendapan, aktivitas gunung api, erosi sering terjadi

3.      Masa Paleozoikum


A.    Zaman Kambrium ( 550.000.000 tahun )
Kala : Atas, Tengah, Bawah
Keadaan Mahkluk Hidup : Banyak fosil laut; trilobite dominan ;
Mungkin binatang darat belum ada
Cuaca dan lingkungan : Daratan terangkat sedikit, banyak binatang
trilobite, moluska, krustasea awal

B.     Zaman Ordovisum (480.000.000 tahun)


Kala : Atas, Bawah
Keadaan Mahkluk hidup : Vertebrata pertama; banyak binatang koral.Cacing, kerang dan
binatang laut
Keadaan Cuaca : Iklim lunak, kerang, nautiloid, vertebrata pertama

C.     Zaman Silur ( 390.000.000 tahun )


Kala : Atas, Bawah
Keadaan Mahkluk Hidup : Kepiting kecil, laba-laba dan sejenisnya
Cuaca dan lingkungan : Iklim sedang, banyak terumbu karang, munculnya mahkluk
hidup pertama didarat

D.    Zaman Devon ( 350.000.000 tahun)


Kala : Atas, tengah, Bawah
Keadaan mahkluk hidup : Amphibi pertama, trilobite berkurang, keong dan kerang
melimpah, siput darat dan kepiting pertama, ikan purba dan akan terus mengalami evolusi
sampai holosen, ostacoderm berevolusi.
Cuaca dan lingkungan : Iklim berubah-ubah. Banyak ikan munculnya amfibi pertama

E.      Zaman Karbon ( 250.000.000 tahun )


Kala : Atas, Tengah, bawah
Keadaan Makhluk hidup : Amfibi dominan hasil evolusi dari zaman devon, reptile
pertama muncul, serangga muncul dengan melimpah.
Cuaca dan Lingkungan : Panas dan lembab, hutan rawa berbatubara, muncul serranga
raksasa

F.      Zaman Perm ( 215.000.000 tahun )


Kala : Atas, bawah
Keadaan Makhluk hidup : Reptil primitif, amfibi purba berkurang, serangga-serangga
modern muncul. Serangga tersebut merupakan hasil evolusi
dari zaman karbon.
Cuaca dan Lingkungan : Iklim sangat ekstrim, trilobite tak dapat berevolusi dan punah,
dan reptile-reptil hidup dengan makmur.

4.      Masa Mesozoikum


A.    Zaman Trias ( 185.000.000 tahun )
Kala : Atas, Tengah, Bawah
Keadaan Makhluk hidup : Mamalia pertama, munculnya dinosaurus.
Cuaca dan lingkungan : Iklim kering, dinosaurus, prototype mamalia, serangga
berkepompong yang merupakan serangga hasil evolusi dari
zaman perm.

B.     Zaman Jura ( 155.000.0000 tahun )


Kala : Helm, Doger, Lias
Keadaan makhluk hidup : Burung bergigi pertama hasil evolusi pertama dari ikan purba,
Reptil raksasa, hiu, ikan modern serta kerang.
Cuaca dan lingkungan : Iklim lunak, dinosaurus darat, dan laut yang berukuran raksasa,
burung bergigi
C.     Zaman Kapur ( 120.000.000 tahun )
Kala : Atas , bawah
Kedaan makhluk hidup : Mamalia berkantung muncul, dan pemakan seranga, ular pertama
muncul merupakan evolusi reptile dari zaman sebelumnya, dan ikan-ikan berevolusi menjadi
lebih modern
Cuaca dan Lingkungan : Sebagian besar bumi tergenang air, dinosaurus punah

5.      Masa Kenozoikum


A.    Zaman Tersier ( 70.000.000 tahun )
Kala : Paleosin
Keadaan makhluk hidup : Mamalia jenis baru muncul
Kala : Eosen
Keadaan makhluk hidup : Mamalia purba punah
Kala : Oligosen
Keadaan makhluk hidup : Munculnya mamalia modern
Kala : Miosen
Keadaan makhluk hidup : Mamalia Berjaya
Kala : Pliosen
Keadaan makhluk hidup : Mamalia berkurang
Cuaca dan Lingkungan pada zaman ini : Benua terbentuk, tumbuhan modern muncul , kejayaan
mamalia

B.     Zaman Kwarter ( 3000.000 tahun )


Kala : Pleistosen
Keadaan makhluk hidup : Manusia Purba, mamalia besar punah
Kala : Holosen
Keadaan makhluk hidup : Manusia muncul dan binatang modern merupakan hasil evolusi dari
zama sebelumnya
Cuaca dan Lingkungan pada zaman ini : Empat abad es, mamalia punah manusia muncul.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Macam-macam teori terjadinya Bumi: Hipotesis Kabut atau Teori Kondensasi


(Pengentalan), Teori Planetsimal, Teori Pasang Surut Gas (Tidal), Teori
Pengapungan Benua (Continental Drift Theory), Teori Bigbang, Teori Buffon.
2. Proses geologi ada 2 yaitu: Tenaga Endogen dan Eksogen.
3. Pengertian Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk bentuk
kehidupan yang pernah ada pada masa lampau termasuk evolusi dan interaksi satu
dengan lainnya serta lingkungan kehidupannya (paleoekologi) selama umur bumi
atau dalam skala waktu geologi terutama yang diwakili oleh fosil.
4. Sejarah Geologi dimulai dari Masa Archaezoikum, Masa Proterozoikum.
Selanjutnya pada Masa Paleozoikum, dimana pada masa ini ada zaman Zaman
Ordovisum, Zaman Silur, Zaman Devon, Zaman Karbon, Zaman Perm.
Selanjutnya Masa Mesozoikum ada Zaman Trias, Zaman Jura, Zaman Kapur.
Selanjutnya Masa Kenozoikum ada Zaman Tersier dan Zaman Kwarter.

B. SARAN
Kami menyarankan bagi mahasiswa lain untuk mencari lebih banyak sumber
referensi karena masih banyak materi dan informasi yang mungkin belum ada dalam
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Brasier, M.D. (1980), Microfossils. Chapman and Hall publishers


Jones, S. Martin; & R. Pilbeam (ed.) (2004). The Cambridge Encyclopedia of Human Evolution
(8th ed.).Cambridge University Press
Traverse, A. (1988), Paleopalynology. Unwin Hyman

Anda mungkin juga menyukai