OLEH:
SINGARAJA
2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penyusunan makalah yang berjudul “Geologi
dan Paleontologi” ini dilakukan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Pengajar
Mata Kuliah Evolusi.
Selain itu juga makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa
melalui usaha membuat rangkuman Geolog dan Palaentologi. Makalah ini disusun atas bantuan
Dosen Pengajar Mata Kuliah Evolusi, serta teman-teman dan pada akhirnya penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu demi terselesaikannya makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan
untuk memperbaiki makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1. Bagi pelajar, makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan sumber refrensi dan
literature yang dapat menunjang proses pembelajaran dan pencarian data.
2. Bagi masyarakat, makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang
falid untuk menambah informasi terkait Geologi dan Paleontologi.
BAB II
PEMBAHASAN
Teori ini dikemukakan oleh ahli fisiologi Jerman, Immanuel Kant pada tahun
1755.Kemudian hipotesis ini dikembangkan oleh ahli matematika Prancis, Pierre de
Laplace pada tahun 1796.Menurut hipotesis ini, matahari dan planet-planet berasal
dari sebuah kabut pijar yang berpilin di dalam jagat raya. Oleh karena perputaran itu,
sebagian dari massa kabut tersebut terlepas membentuk gelang-gelang disekeliling
bagian inti kabut. Pada akhirnya, gelang itu membentuk gumpalan-gumpalan yang
kemudian membeku (mengeras) menjadi planet-planet, termasuk bumi.
2. Teori Planetsimal
Pada awal abad ke-20, dua orang Amerika, T.C. Chamberlain seorang ahli
geologi dan F.R. Moulton seorang ahli astronomi mengemukakan Teori
Planetsimal.Menurut teori ini, di dalam kabut terdapat material padat yang
berhamburan, disebut planetsimal. Masing-masing benda padat ini memiliki gaya
tarik. Akibatnya, terjadi saling tarik menarik diantara sesamanya.Akhirnya, lambat
laun terbentuklah gumpalan besar yang disebut planet.
3. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918,
yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga
menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih
berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi,
ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak
bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa
hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam
gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya
tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan
membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan
merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom
ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi,
melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya
terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi
matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan
lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-
planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Teori ini adalah teori yang paling terkenal. Berdasarkan teori Big Bang, proses
terbentuknya bumi dimulai sejak puluhan milyar tahun yang lalu. Pertama terdapat
kumpulan kabut raksasa yang berputar pada porosnya.Putaran tersebut memungkinkan
bagian-bagian yang kecil dan ringan terlempar keluar dan bagian yang berat dan besar
berkumpul dipusat membentuk cakram raksasa.Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu
meledak dengan hebat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-
nebula, salah satunya Galaksi Bima Sakti.Bagian-bagian yang kecil, yang terlempar
dari putaran kabut mengkondensasi membentuk planet-planet seperti bumi dan planet
lainnya di tata surya.Hingga sekarang, teori inilah yang diyakini sebagai teori yang
paling masuk akal dan belum ada yang mampu mematahkannya.
Gambar 2.1.5
Teori BigBang
Sumber: ssscott.tripod.com
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses perkembangan sampai
sekarang ini. Ada 3 tahap proses pembentukkan bumi:
6. Teori Buffon
Berasal dari ahli ilmu alam Perancis bernama George Louis Leelere Comte de
Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala tumbukan antara matahari dengan
sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental keluar. Massa
yang terpental ini menjadi planet.
Gambar 2.1.7
Teori Buffon
Sumber: asbida48.blogspot.com
2.2 PROSES GEOLOGI
1. TENAGA ENDOGEN
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan
perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi
menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata
(datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau
pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau
jurang.
Endogen dan Eksogen dalam Pembentukan Muka Bumi
Bentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses pembentukan dan
perombakan permukaan bumi yang berlangsung cukup lama. Perubahan permukaan
bumi terjadi oleh tenaga geologi yang terdiri dari tenaga endogen dan tenaga eksogen.
Jika tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan
yang mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan terbentuknya puncak
dan lembah.Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu :
puncak lipatan (antiklin)
lembah lipatan (sinklin)
3. Proses Patahan
4. Vulkanisme
Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulaknisme. Gejala vulkanisme
berhubungan dengan aktivtas keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya magma
ke permukaan bumi disebut erupsi gunungapi. Proses vulkanisme terjadi karena adanya
magma yang keluar dari zona tumbukan antarlampang. Beberapa gunugapi ditemukan
berada di tengah lempeng yang disebsbkan oleh tersumbatnya panas di kerak bumi gejala
ini disebut titik panas (hotspot).Para ilmuan menduga aliaran magma mendesak keluar
membakar kerak bumi dan melutus di permukaan.
2. TENAGA EKSOGEN
Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga
eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen.
Bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat
mengubah bentuk permukaan bumi.
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.
Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser,
dan sebagainya.
Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan
oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta
sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau
vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian
puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya
grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain
yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar
sampai yang halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut
menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air.
Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan
pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu
yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin
Pelapukan.
Pelpukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses
pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media
penghancuran, berupa:
Sinar matahari
Air
Gletser
Reaksi kimiawi
Kegiatan makhluk hidup (organisme)
Peroses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :
Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan
batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses
ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air
pada celah batu
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan
kimiaai batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiridari dua macam, yaitu
proses oksidasi dan proses hidrolisis.
Pelapukan Organik
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh
akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas haewn (cacing tanah dan
serangga).
D. Keterdapatan Fosil
1. Batuan Beku
Pada lokasi singkapan batuan beku tidak akan dijumpai fosil apapun, hal ini disebabkan karena
batuan beku terentuk dari hasil pembekuan magma sehingga tidak mungkin terdapat fosil.
2. Batuan Sedimen
Pada singkapan batuan sedimen terutama batuan sedimen yang berukuran butir halus akan
dijumpai suatu fosil, ini disebabkan karena batuan sedimen sangat baik untuk pengendapan suatu
organisme, hanya saja fosil yang didapati tidak sepenuhnya utuh, karena proses transportasi dan
sedimentasi yang memungkinkan rusaknya tubuh fosil tersebut.
3. Batuan Metamrof
Pada batuan metamorf, masih mungkin untuk dijumpai suatu fosil, namun kemungkinannya
sangat sedikit sekali, ini disebabkan karena fosil tersebut telah hancur bahkan telah hilang akibat
proses metamorfisme.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Kami menyarankan bagi mahasiswa lain untuk mencari lebih banyak sumber
referensi karena masih banyak materi dan informasi yang mungkin belum ada dalam
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA