INDEKS GLIKEMIK
DOSEN PENGAMPU:
ASISTEN DOSEN
DISUSUN OLEH :
DAVID DENI SAPUTRA (J1A117041)
DIAH NOPITA (J1A117048)
ANWAR SADAD (J1A117081)
FATTAHIRA INSANI (J1A117090)
FIWI REVALIA ANGGRAINI (J1A117091)
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
akhir praktikum Evaluasi Biologis Komponen Pangan.
Laporan akhir ini disusun guna memenuhi tugas akhir dari praktikum
Evaluasi Biologis Komponen Pangan bagi mahasiswa Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas Jambi. Adapun isi laporan akhir ini adalah kumpulan
laporan mingguan selama praktikum berlangsung. Laporan akhir ini merupakan
syarat untuk dapat mengikuti ujian praktikum dan merupakan syarat dalam
mengontrak mata kuliah Evaluasi Biologis Komponen Pangan.
Kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang mendukung, membantu, dan memfasilitasi penyusunan
laporan akhir ini sehingga berjalan dengan lancar. Dalam penyusunan laporan
akhir ini, kami menyadari bahwa hasil laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian
Akhir kata semoga laporan akhir praktikum ini dapat memberikan manfaat
untuk kelompok kami khususya, pembaca, dan masyarakat indonesia umumnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui dan menentukan
indeks glikemik dengan menggunakan kentang rebus sebagai reference dan
jagung rebus sebagai bahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah pada Kentang Rebus
Humairoh Nia Devita Sari
Jam Hasil Pengukuran Jam Hasil Pengukuran
13.30 Sebelum Makan Kadar Gula 13.30 Sebelum Makan Kadar Gula
Darah = 80 mg/dL Darah = 84 mg/dL
13.36 Selesai Makan 13.35 Selesai Makan
13.51 Kadar Gula Darah = 92 mg/dL 13.50 Kadar Gula Darah = 105
mg/dL
14.06 Kadar Gula Darah = 106 14.21 Kadar Gula Darah = 123
mg/dL mg/dL
14.22 Kadar Gula Darah = 111 14.37 Kadar Gula Darah = 151
mg/dL mg/dL
14.54 Kadar Gula Darah = 116 14.53 Kadar Gula Darah = 133
mg/dL mg/dL
Tabel 4. Hasil pengujian kadar gula darah sampel jagung rebus Istiqamah dan
Raden Ayu Miryanni
160
140
Kadar Gula Darah (mg/dl)
120
100
80
Series1
60
Series2
40
20
0
1 2 3 4 5
Waktu Pengukuran (menit)
150
100 Series1
50 Series2
0
1 2 3 4 5
Waktu Pengukuran (menit)
200
Kadar Gula Darah (mg/dl)
150
100
kentang rebus
50 jagung rebus
0
15 30 45 60 75
Waktu Pengukuran (menit)
140
120
100
80
kentang rebus
60
jagung rebus
40
20
0
15 30 45 60 75
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran kadar indeks glikemik pada 4
orang mahasiswa sebagai subjek. Bahan yang digunakan yaitu berupa kentang
rebus dan jagung rebus. Sebelum dilakukan pengukuran, subjek diminta untuk
berpuasa selama 10 jam. Menurut ADA (2014), pengukuran kadar glukosa darah
salah satunya dengan cara tidak makan atau minum kecuali air putih karena
dengan berpuasa dapat menormalkan kadar gula darah.
Prinsip pengukuran indeks glikemik yaitu dilakukan melalui pengambilan
darah responden setelah mengkonsumsi makanan selama selang waktu tertentu.
Kemudian kadar glukosa darah subjek diplotkan ke dalam grafik dan
dibandingkan luas daerah dibawah kurva. Subjek harus berada dalam kriteria IMT
yaitu normal dan tidak menderita diabetes karena pada orang yang gemuk
cenderung cepat lapar dimana kadar glukosa darah mereka cepat turun sebagai
respon terhadap kebutuhan energi dan metabolisme basal yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan orang yang lebih kurus. (Ravussin et al, 1986).
Subjek diminta untuk mengkonsumsi makanan uji sebelum dilakukan
pengukuran kadar gula darah. Setelah itu, dilakukan pengambilan sampel darah
secara berkala dengan selang waktu selama 15 menit. Pengambilan darah
dilakukan melalui pembuluh darah kapiler yang terdapat pada jari tangan subjek.
Pembuluh darah kapiler dipilih karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Ragnhild et al. (2004), menunjukkan bahwa darah yang diambil dari pembuluh
kapiler memiliki variasi kadar glukosa darah pada panelis yang lebih kecil
dibandingkan darah yang diambil dari pembuluh vena.
Dari data yang didapatkan, diketahui bahwa indeks glikemik dari subjek
mengalami penaikkan dan penurunan walaupun tidak signifikan. Menurut
Waspadji (2003), Indeks Glikemik (IG) adalah kemampuan suatu makanan untuk
menaikkan kadar glukosa darah dengan kandungan karbohidrat tertentu dan
berguna untuk menentukan respon glukosa darah terhadap jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi. Indeks glikemik bahan makanan berbeda-beda
tergantung pada fisiologi, bukan pada kandungan bahan makanan.
Menurut Miller dkk (1996), Kecepatan kenaikan kadar gula darah bahan
pangan sangat ditentukan oleh kecepatan pemecahan karbohidrat dan
penyerapannya oleh tubuh. Pemecahan dan penyerapan karbohidrat dalam tubuh
terlebih dahulu harus diubah menjadi komponen yang lebih kecil yaitu glukosa.
Terjadinya puncak kenaikan tergantung pada kecepatan pencernaan dan
penyerapan karbohidrat dalam tubuh manusia.
Respons glikemik adalah perubahan kadar glukosa darah setelah
mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung karbohidrat. Nilai IG
ditentukan dengan cara mengukur kadar gula darah beberapa kali setelah
mengonsumsi bahan makanan sumber karbohidrat dengan interval yang telah
ditentukan lalu hasilnya dibandingkan dengan reference. Kentang rebus dijadikan
reference karena kentang rebus memiliki kandungan amilopektin yang tinggi dan
jagung rebus dijadikan sebagai bahan.
Jagung diolah dengan cara direbus dalam waktu yang cukup lama. Hal ini
dapat menyebabkan daya cerna pati yang terdapat di dalam jagung meningkat.
Suhu yang tinggi selama perebusan membuat granula pati mengembang dan
beberapa granula terpisah dari molekul pati. Granula yang mengembang dan
molekul pati bebas dicerna dan diserap di dalam tubuh karena permukaan yag
bersentuhan dengan enzim pencernaan menjadi lebih luas. Reaksi inilah yang
menentukan kenaikan kadar gula darah (Fennema 1996).
Pada hasil pengamatan, pengkonsumsian jagung rebus menyebabkan
kenaikan kadar gula darah sangat cepat. Namun rata – rata IG dari jagung rebus
yaitu 2.56 sehingga jagung rebus memiliki IG yang sehingga menurut literatur
Siagian (2004), IG rendah memiliki rentang IG <55 menaikkan kadar glukosa
darah dengan lambat sehingga memiliki IG rendah. Hal ini dapat terjadi karena
kesalahan dalam praktikum terutama bisa disebabkan kondisi dari sukarelawan
yang kemungkinan tidak stabil, waktu pengukuran kadar gula darah yang tidak
konsisten dan juga karena aktivitas yang dilakukan sukarelawan setelah makan
sehingga akan menghasilkan pengukuran menjadi bias.
IG jagung rebus diketahui dapat menaikkan kadar gula darah responden.
Hal ini ditunjukkan oleh kondisi tubuh yang mampu mencerna dan menyerap
karbohidrat dengan cepat sehingga kadar gula darahnya mengalami peningkatan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan
1. Luas Daerah Arsiran Reference Kentang Rebus dan Jagung rebus
HUMAIROH
Grafik reference (L2)
Persegi: L1 = 36x 80=2880
L2 = 15x 92 =1380
L3 = 15 x 106 = 1590
L4 = 30 x 111= 3330
Jumlah luas total persegi = 9180
Segitiga: L1 = 36 x 92 / 2 = 1656
L2 = 15 x 14 / 2 = 105
L3 = 15 x 5 / 2 = 37,5
L4 = 30x 5 / 2 = 75
TOTAL Luas segitiga =1873,5
Jumlah luas persegi+luas segitiga =1053,5
Grafik bahan (L1)
Persegi: L1 = 20x 83=1660
L2 = 15x 135= 2025
L3 = 15 x 123 = 1845
L4 = 15x 121= 1815
Jumlah luas total persegi =7345
Segitiga:L1 = 20x 52 / 2 = 520
L2 = 15 x 2/ 2 = 15
L3 = 15x 14/ 2 = 105
L4 = 15x 2/ 2 =15
TOTAL Luas segitiga = 655
Jumlah luas persegi+luas segitiga =8000
IG = L2/L1= 1,38