Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian
berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil kedua
penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metedologis. Masalah kuantitatif umum
memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi
dipermukaan. Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang
sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasa yang tak
terbatas.
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya
pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui
jenis anion / kation suatu larutan.
Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia
ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam
anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang
kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya :
1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.
Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan
ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation

1
ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral /
amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini
membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium
klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-
regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation
golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
1. Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN- .
2. Anion okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-.
3. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensas.
4. Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang
berbasis bangat seperti oksalat .
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan
bersama-sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat
dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis
semimikro dengan hanya modifikasi kecil.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan untuk


mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (anion atau kation)
yang terdapat dalam sebuah sampel berdasarkan sifat kimia dan fisikanya.
Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi dimana hukum
kesetimbangan massa sangat berguna untuk menentukan ke arah mana reaksi berjalan.
Contoh : Reaksi redoks, reaksi asam-basa, kompleks, dan reaksi pengendapan.
Sedangkan analisis berdasarkan sifat fisikanya dapat diamati langsung secara
organoleptis, seperti bau, warna, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan yang
merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.
a. Reaksi Kering
Beberapa logam mempunyai warna nyala yang spesifik sehingga dapat
dilakukan uji warna nyala sebagai salah satu cara identifikasi kation dengan reaksi
kering. perhatikan tabel dibawah ini :

CATATAN : terkadang uji warna nyala juga dapat menjadi satu-satunya indikator
pemastian suatu unsur tanpa memerlukan analisis yang lebih lanjut dalam
pengidentifikasiannya. Seperti unsur Astatin (At) yang hanya berwarna putih pada saat
di uji warna nyalanya.

3
b. Reaksi Basah

Reaksi basah merupakan jenis identifikasi zat secara kualitatif yang sering digunakan
pada umumnya.

Senyawa NO3– hanya membentuk cincin coklat jika direaksikan dengan senyawa Fero
sulfatdan H2SO4. Lain halnya dengan senyawa borat yang jika ditambahkan metanol
kemudian dipanaskan dengan nyala api, maka menghasilkan uap atau asap berwarna
hijau.
Uraian diatas merupakan beberapa contoh senyawa yang dalam pengidentifikasiannya
tidak memerlukan tahapan analisis selanjutnya. Karena sifat kimia ataupun fisika dari
senyawa tersebut sangat khas, dimana senyawa yang lain tidak memilikinya.

a). Reaksi Pengendapan

Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada


beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan

4
karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan
kation Ag, Hg(I), dan Pb dapatdilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai
garam klorida, kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan air
panas.Kenaikan suhuakan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut
sedangkan kedua kation lainnya tidak.

Reaksi Asam-Basa

Asam secara sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air
mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen.,sedangkan basa mengalami
disosiasi dengan pembentukan ion hidroksil. Asam atau pun basa yang mengalami
disosiasi sempurna merupakan asam atau basa kuat, misalnya HCl, HNO 3, NaOH dan
KOH. Sebaliknya bila asam atau basa hanya terdisosiasi sebagian maka disebut asam
atau basa lemah, misalnya asam asetat, H2S dan amonium hidroksida. Dalam analisa
kualitatif H2S digunakan untuk mengendapkan sejumlah kation menjadi garam
sulfidanya.

c). Reaksi Redoks

5
Banyak reaksi oksidasi dan reduksi yang digunakan untuk analisa kualitatif, baik
sebagai pengoksidasi atau pun pereduksi. Contoh penggunaan Reaksi redoks dalam
analisis kualitatif:
Kalium permanganat, KMNO4
Zat padat coklat tua yang menghasilkan larutan ungu bila dilarutkandengan air,
merupakan pengoksidasi kuat yang dipengaruhi oleh pH dari mediumnya.
a) dalam asam;MnO4- + 8H+ + 5e _ Mn2+ (warna merah muda) + 4H2O
b) dalam larutan netral MnO4– + 4H+ + 3e _ MnO2 (endapan coklat) + 2H2O
c) dalam larutan basa MnO4– + e _ MnO42- ( warna hijau)

d). Reaksi Pembentukan Kompleks

Dalam pelaksanaan analisis kualitatif anorganik banyak digunakan reaksi-reaksi yang


melibatkan pembentukan ion kompleks. Suatu ion atau molekul kompleks terdiri dari
satu atom pusat dan sejumlah ligan yang terikat dengan atom pusat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai