Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh Kabut Asap Terhadap Radiasi Latar pada Kebakaran Hutan

dan Lahan di Kalimantan Selatan


Susanta, I Putu Adi 1​​ , Ridhoni, Zahda Rina 2​​ ,
1​
RSUP Sanglah Denpasar, Bali
2​
RSUD H.Abdul Aziz Marabahan,Batola, Kalsel

Abstrak

September hingga Oktober 2019, BNPB mencatat sejumlah titik api kategori tinggi di
enam provinsi, yaitu, Riau 201 titik, Jambi 84 titik, Sumatera Selatan 126 titik,
Kalimantan Barat 660 titik, Kalimantan Tengah 482 titik dan Kalimantan Selatan 46 titik.
Banyaknya titik api menyebabkan kabut asap meluas hingga ke wilayah perbatasan
Kalimantan Barat dan Serawak, Malaysia. Akibatnya, siswa sekolah dipulangkan
karena kabut asap akibat semakin pekat dan mengganggu kesehatan. Tingkat
kesehatan menurun, perekonomian terganggu, transportasi rawan kecelakaan
merupakan beberapa akibat dari bencana kabut asap. Selain berisi rantai kimia
hidrokarbon, kabut asap juga berisi partikel dan abu hasil pembakaran. Hal yang belum
diketahui adalah apakah terdapat pancaran radiasi pengion dalam kebakaran kabut
asap dalam kebakaran hutan dan lahan ini​1​.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, studi pendahuluan dengan metode telaah
pustaka melalui jelajah internet menggunakan peramban mesin pencari seperti google,
yahoo, hingga youtube dengan beberapa kata kunci yang relevan baik bahasa
indonesia maupun bahasa Inggris, dari bulan september hingga oktober 2019. Hasil
pencarian dikumpulkan, dipilih dan dipilah sesuai dengan syarat referensi ilmiah yaitu
kredibilitas tinggi, terakreditasi, tingkat kebaruan, akurat akuntabel.

Gas yang terdapat dalam kebakaran hutan dan lahan antara lain nitrogen oksida dan
hidrokarbon. Radiasi yang terlibat dalam kebakaran hutan dan lahan memiliki panjang
gelombang dari 200 nm sampai 1400 nm. Rentang panjang gelombang ini dimiliki oleh
Ultraviolet (200 nm-400 nm), cahaya tampak (400-700 nm), dan infra merah (700-1400
nm)​. Tidak ditemukan adanya spektrum radiasi dengan panjang gelombang di atas
200nm. Terdapat 3 jenis radiasi UV yaitu UV-A (315-400nm), UV-B(280-315nm), dan
UV-C(100-280nm). Dampak radiasi UV bagi tubuh utamanya pada mata karena
pengaruh UV-A dapat menembus kornea hingga lensa mata jika dipandang secara
langsung. Namun bagi tubuh, relatif tak berpengaruh sepanjang menggunakan pakaian
yang cukup​2,3,4​.

Disimpulkan bahwa tidak terdapat radiasi pengion dalam kebakaran hutan dan lahan
yang dapat meningkatkan radiasi latar. Hal ini sesuai dengan penelitian milik World
Atlas yang menyatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan memiliki dampak buruk
antara lain Kerugian perekonomian, hilangnya keanekaragaman hayati, terpengaruhnya
daya dukung penyerapan karbon udara, musnahnya warisan lokal turun temurun, Erosi
Tanah Tingkat Tinggi. Meningkatnya Polusi Udara Dan Air. Kepunahan Spesies, efek
buruk pada kesehatan, tidak disebutkan adanya bahaya radiasi pengion. Namun patut
diwaspadai adanya partikel radioaktif dalam kebakaran pada hutan dan lahan disekitar
lingkungan bencana radiasi seperti pada kasus bencana kebakaran yang terjadi di
hutan Chernobyl Rusia yang melepaskan materi radioaktif ke udara, tanah dan air​6​.
Saran yang dapat diberikan untuk pengembangan penelitian ini adalah dengan
mengadakan penelitian lanjutan membawa alat ukur radiasi pengion seperti
surveymeter radiasi menembus kabut asap dan juga di daerah kebakaran hutan dan
lahan untuk melakukan pengukuran secara langsung (time motion study) seperti
penelitian yang dilakukan oleh asosiasi pilot melakukan survey radiasi kosmik
menggunakan surveymeter radiasi selama penerbangan​7​.

Kata kunci: Kebakaran, Asap, Spektrum, Radiasi, Latar

1Tirto.id Penyebab dan Akibat Kebakaran di Kalimantan Selatan​, 


https://tirto.id/penyebab-dan-akibat-kebakaran-hutan-di-kalimantan-hingga-sumatera-eic3  
2 ​ See how fire started on Earth"​. ​BBC Earth​. Archived from t​ he original​ on 16 October 2015. Retrieved 13 
February 2016. 
3 ​CIFFC Canadian Wildland Fire Management Glossary"​ (PDF). ​Canadian Interagency Forest Fire Centre​. 
Retrieved 16 August 2019. 
4 ​US Fish & Wildlife Service Fire Management"​. U ​ S F&W Fire Management​. Retrieved 16 August 2019. 
5 ​Scott, Andrew C.; Glasspool, Ian J. (18 July 2006). ​"The diversification of Paleozoic fire systems and 
fluctuations in atmospheric oxygen concentration"​. ​Proceedings of the National Academy of Sciences​. 1​ 03 
(29): 10861–10865. ​Bibcode​:2 ​ 006PNAS..10310861S​. ​doi​:1​ 0.1073/pnas.0604090103​. ​ISSN​ 0 ​ 027-8424​. ​PMC 
1544139​. ​PMID​ 1​ 6832054​. 
6 Bowman, David M. J. S.; B ​ alch, Jennifer K.​; Artaxo, Paulo; Bond, William J.; Carlson, Jean M.; Cochrane, 
Mark A.; D’Antonio, Carla M.; DeFries, Ruth S.; Doyle, John C. (24 April 2009). "Fire in the Earth System". 
Science​. ​324​ (5926): 481–484. B ​ ibcode​:2
​ 009Sci...324..481B​. d
​ oi​:​10.1126/science.1163886​. ​ISSN​ ​0036-8075​. 
PMID​ ​19390038​. 
7​Cambridge Advanced Learner's Dictionary​ (Third ed.). Cambridge University Press. 2008. ​ISBN 
978-0-521-85804-5​. A ​ rchived​ from the original on 13 August 2009. 
 
 
Ucapan Terima kasih:

1. Direktur RSUP Sanglah Denpasar Bali


2. Direktur RSUD Abdul Azis Marabahan, Batola, Kalimantan Selatan.
3. Ahmad Hariri, ST, MM, Kabid HSIIT PP PARI
4. Nuning Purminawati AMR, Bid HSIIT PP PARI
5. Pengda PARI Bali
6. Imam Mutakim, S.ST Kapengda PARI Kalsel
7. Pengda PARI Kalimantan Selatan

Anda mungkin juga menyukai