Anda di halaman 1dari 10

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT NATAR MEDIKA


NOMOR : 188/SK/DIR-RSNM/VIII/2018

TENTANG
PANDUAN DILEMA ETIK RUMAH SAKIT

DIREKTUR RUMAH SAKIT NATAR MEDIKA

Menimbang a. bahwa dalam menjalankan profesi kedokteran, keperawatan dan


kebidanan diperlukan adanya suatu panduan yang digunakan
sebagai pedoman;
b. bahwa Panduan Dilema Etik merupakan pedoman bagi dokter,
perawat dan bidan dalam melaksanakan praktek kesehatan ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan 1 dan 2, dalam rangka
penerapannya perlu ditetapkan Dilema Etik rumah sakit melalui
surat keputusan direkur.
Mengingat :
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit.
 Keputusan Direktur Rumah Sakit Natar Medika Nomor
040/SK/DIR-RSNM/IX/2017 tentang Penetapan Visi, Misi, Falsafah,
Tujuan dan Motto Rumah Sakit Natar Medika
 Keputusan Direktur Rumah Sakit Natar Medika No. 066/DIR-
RSNM/X/2013 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit.
 Peraturan Direktur Rumah Sakit Natar Medika Nomor 041/SK/DIR-
RSNM/IX/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Rumah Sakit
Natar Medika.
 Surat Keputusan Badan Pembina Yayasan Abdi Karya No.
002/SK/B.Pemb.YAK/V/2017 Tentang Pengangkatan sdr. dr. Yedid
Y.M.P Lebang, M.Kes., Sp.PK sebagai Direktur Rumah Sakit Natar
Medika.

Menetapkan :
Pertama Keputusan Direktur Rumah Sakit Natar Medika tentang Panduan Dilema
Etik di lingkungan Rumah Sakit Natar Medika.
Kedua Menetapkan Panduan Dilema Etik dalam menjalankan profesi kesehatan,
keperawatan dan kebidanan;
Ketiga Dengan penerapan Panduan Dilema Etik Klinik sebagaimana butir kesatu
tersebut, maka semua dokter, perawat dan bidan yang menjalankan
praktek keperawatan dan kebidanan wajib berpegang pada Panduan
Dilema Etik tersebut;
Keempat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa
bila terdapat kekeliruan dalam penetapan keputusan ini akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan : Natar Lampung Selatan


Pada Tanggal : 01 Agustus 2018
Direktur Rumah Sakit Natar Medika

Dr.Yedid Y.M.P Lebang M.Kes, Sp.PK


BAB I
DEFINISI

Definisi Etik adalah norma-norma yang menentukan baik buruknya tingkah laku
manusia, baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke arah.
Etika juga berasal dari bahasa yunani, yaitu ethos berarti “kebiasaan”. “model perilaku”
atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. penggunaan
istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang
mempengaruhi perilaku.
dari peringatan diatas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana
sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut dari pengertian diatas,
etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia
hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang
menentukan tingkah laku yang benar, yaitu : baik dan burk serta kewajiban dan tanggung
jawab.
etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik
merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku
profesional. berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah
yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang
seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain. sehingga juga dapat disimpulkan
bahwa etika mengandung 3 pengertian pokok yaitu : nilai-nilai atau norma moral yang
menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku, kumpulan
azas atau nilai moral, misalnya kode etik dan ilmu tentang yang baik dan buruk.
dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai
perilaku yang layak harus dibuat. untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk
mengadapi dilema etika tersebut, yaitu :

1. mendapatkan fakta-fakta yang relevan


2. menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3. menentkan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilema.
4. alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
5. menentukan konsekuensi yang dari setiap alternative
6. menetapkan tindakan yang tepat.

Tipe-tipe Etika

1.Bioetik
Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam
etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan. lebih lanjut, bioetika di
fokuskan pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu
kehidupan , biotekhnologi, pengobatan, politik, hukum, dan teknology. pada
lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etika pada moralitas
treatment atau inovasi teknology, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada
manusia. pada lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semnua
tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan
kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yan meliputi semua
tindakan yang berhbungan dengan pengobatan dan biologi. isu dalam bioetik
antara lain : peningkatan mutu genetik, etika lingkungan pemberian pelayanan
kesehatan.

2. Clinical Ethics/Etik Klinik


etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada
masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien. contoh Clinical Ethics :
adanya persetjuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya
merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).

3. Nursing ethics/Etik Perawatan


Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan
keputusan etik. Etika keperawatan dapat diartikan sebagai filsafat yang
mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktek
keperawatan. Inti falsafah keperawatan adalah hak dan martabat manusia,
sedangkan fokus etika keperawatan adalah sifat manusia yang unik.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup
1. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berfikir logis dan
mampu mebuat keputusan sendiri. Orang dewasa diangggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang harus dihargai oleh orang lain. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya;
2. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi;
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan
dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hokum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan;
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien;
5. Kejujuran (veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar
menjadi akurat, komprensensif dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan.
6. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban sesorang perawat
untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya kepada pasien.
7. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasinya. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. (Geoffry hunt. 1994).
BAB III
TATA LAKSANA

1. Tata Laksana
Kelalaian dalam bidang perumahsakitan bias menyangkut rumah sakitnya sebagai suatu
organisasi (yang diwakili oleh direktur) jika menyangkut bidang-bidang yang berkaitan
dengan policy dan manajemen. Didalam lingkup tanggung jawab rumah sakit termasuk
juga tindakan para karyawan (dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan, dan tenaga
administrasi) bias sampai bias menimbulkan kerugian kepada pasien. Rumah sakit
sebagai institusi juga mempunyai kewajiban dan tangggung jawab terhadap pemberian
pelayanan yang baik kepada para pasiennya.

2. Peningkatan masalah Etik Rumah Sakit


1. Informasi keluhan, pengaduan atau complain dapat diterima oleh direksi, humas,
dan komite etik dari :
 Media Massa
 Kotak saran
 Keluhan pasien
 Laporan Staf
 Telepon Pengaduan
 Somasi pasien/Kuasa hokum
 Tokoh Masyarakat
 LSM
2. Satuan kerja yang menerima keluhan complain melakukan hal-hal :
 Mencatat dan mengkaji informasi :
1. Identitas
2. Kondisi Pasien
3. Peristiwa atau kejadian
4. Tuntutan pasien
 Menanggapi keluhan :
1. Mengucapkan terima kasih dan laporan
2. Membuat penjelasan sementara
3. Menjamin keluhan akan ditindaklanjuti

4. Menenangkan Pelapor.
5. Membuat tanda terima kasih laporan.

 Melaporkan kepada direksi aadanya keluhan atau complain

 Mengisi formulir sesuai keluhan :


1. Memberi pertimbangan
2. Meminta pengarahan tindak lanjut dari direksi
3. Menindaklanjuti instruksi dari direksi
4. Investigasi Kasus.

 Membahas kebenaran informasi tentang :


1. Identitas pasien
2. Peristiwa
3. Rekam medis

 Penetapan dokumen :
1. Dokumen informasi
2. Berkas Rekam Medis
3. Dokumen persetujuan tindakan medis
4. Secon Opinion
5. Resume medis
6. Pendapat Organisasi profesi
7. SOP Pelayanan
 Rapat dengan satuan kerja terkait

3. Analis Kasus
 Hasil rapat koordinasi menentukan atau memilih keategori kasus
 Kasus etika ditangani oleh Komite Etik
 Kasus administrasi ditangani bagian SDM
 Kasus hukum ditangani Komite Etik
 Kasus gabungan ditangani Komite Etik
 Telaah kasus :
1. Kebenaran identitas pasien
2. peristiwa
3. Barang bukti
4. Pertimbangan prosedur tindak lanjut
 Penyimpulan kasus posisi ditinjau dari :
1. Kewenangan dan kompetensi
2. Indikasi dan kontrak indikasi
3. Persetujuan tindakan medis
4. Kesesuaian dengan tindakan SOP
5. Kerugian/cidera dan sebab akibatnya
6. Hukum dan perundang-undangan

 Putusan direksi tentang pilihan penyelesaian kasus litigasi atau non litigasi
 Dokumen Kasus
1. Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus pelayanan medis ditata
dan diberikan pengkodean khusus
2. Dokumen disimpan oleh Wakil Direktur Pelayanan sampai kasus
dianggap selesai
3. Bila kasus telah selesai dokumen dikembalikan kepada bagian Rekam
Medis.
BAB IV

DOKUMENTASI

Sebagaimana telah diuraikan diatas, tentang langkah atau tindak yang perlu
dilaksanakan dalam menghadapi melakukan penanganan masalah dilemma etik Klinik
di Rumah Sakit Natar Medika. Panduan ini perlu disosialisasikan oleh seluruh Sumber
Daya Manusia Rumah Sakit. Secara berkala panduan ini akan di evaluasi, sehingga bila
diperlukan perubahan - perubahan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, akan
dilakukan revisi agar ini menjadi lebih sempurna sehingga penanganan dilema etik
dapat optimal dapat ditangani.

Anda mungkin juga menyukai