Abstract
This article is developed based on the previous articles in this journal about municipa solid waste (MSW)
or rubbish in municipal which should be well managed to withdraw from negative effect. Based on the
secondary data can be prepared computation model using Powersim as the objective of this article.
Application of Powersim is also discussed in this article to develop operation of the simulator. The
simulation of the municipal solid waste management is the action to replicate the real situation or event to
get the effect or appearance system. The results of computation model by Powersim can be simulated
several activities of the municipal solid waste such as the environmentalist or the decision maker to carry
out clean municipal.
Key words: Municipal solid waste (MSW), Rubbish, Powersim
Pendahuluan
Tulisan ini sebagai bagian untuk melengkapi be- Karena keterbatasan tersebut, di perkotaan pengelolaan
berapa tulisan sebelumnya tentang sampah dan juga sampah dilakukan oleh pihak instansi pemerintah
penggunaan Powersim pada media/majalah yang setempat ataupun pihak swasta. Akan tetapi, pada
sama dengan penekanan pada simulasi. Simulasi kenyataannya pengelolaan sampah di perkotaan pada
merupakan suatu aktivitas menirukan kejadian atau umumnya masih menimbulkan berbagai macam
keadaan yang sesungguhnya, dengan harapan peng- permasalahan. Oleh karenanya, tulisan ini diharapkan
guna akan mendapatkan gambaran atau fenomena dapat menjadi masukan bagi pihak terkait dengan
dari sistem yang dikaji dengan menggunakan alat menggunakan data-data sekunder yang ada maupun
bantu simulator. Berbagai macam ragam bentuk asumsi-asumsi sebagai bagian dari penyederhanaan
simulator, akan tetapi dalam tulisan ini, digunakan masalah.
simulator dengan bantuan (berbasis) komputer
(selanjutnya disebut dengan simulasi komputasi), Tujuan dari simulasi ini, pertama mendapat gambaran
sebagai alat bantu analisis obyek kajian. atau fenomena mengenai pengelolaan sampah di
perkotaan dengan cara membuat “sistem model dina-
Obyek yang akan disimulasikan adalah pengelolaan mis” pada sistem sampah perkotaan, dilanjutkan
sampah di daerah perkotaan. Sebagaimana diketahui melakukan simulasi dengan menentukan dan mengu-
sampah merupakan salah satu hasil (produk) samping bah-ubah variabel berpengaruh pada sistem / model
yang “tidak-berguna” dari aktivitas manusia. Dimana yang dibuat sehingga dapat diketahui respon dari
kata “tidak-berguna” menjadi relatif tergantung dari variabel yang diamati (variabel keadaan) dengan
subyeknya. Disatu sisi bahan yang tidak berguna harapan dapat berguna untuk pengambilan kebijakan
akan menjadi berguna, sebagai bagian dari proses atau keputusan pada instansi terkait.
pendaur-ulang atau pemanfaatan kembali menjadi
bahan lain yang lebih berguna. Sampah sebagai Batasan Masalah
obyek kajian disini adalah sampah padat sebagai hasil Sampah yang dimaksud dalam tulisan ini adalah
buangan dari berbagai kegiatan di daerah perkotaan, sampah padat hasil kegiatan masyarakat perkotaan
antara lain kegiatan rumah tangga, maupun non- yang dibuang ke sekeliling baik yang di TPS (tempat
rumah tangga. pembuangan-sampah sementara) ataupun tempat lain.
Selanjutnya oleh pihak pengelola sampah di bawa ke
Penekanan sampah di daerah perkotaan disebabkan di TPA (Tempat Pembuangan sampah Akhir).
daerah pedesaan pada umumnya sampah dapat
dikelola oleh masyarakat sendiri dengan cara diubah
menjadi kompos atau pupuk tanaman alamiah, Tinjauan Pustaka
ditimbun di tanah atau dibakar. Yang menjadi Jumlah sampah di kota Semarang pada tahun 2004
masalah, rumah tangga yang tinggal di daerah yang berpenduduk sekitar 1,4 juta jiwa sebesar 3500
perkotaan pada umumnya mempunyai lahan yang m3/hari atau 1,7 juta m3/tahun berdasarkan data dari
terbatas, sehingga usaha untuk mengkonversi sampah Dinas Kebersihan Kota Semarang, Beppenas & Pemkot
secara individu (dalam hal ini rumah tangga) sangat Semarang (2006). Dimana jumlah tersebut dapat di
terbatas. klasifikasikan menjadi tujuh golongan sebagaimana
tertera pada Tabel 1.
*) Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Undip
Dengan semakin meningkatnya timbulan sampah tanah, kecepatan dan arah angin, jarak terhadap lokasi
jelas akan menambah kelebihan daya tampung dari pemukiman, pengaruh terhadap sumber air dan masih
TPA tersebut. Kondisi akan semakin parah, apabila banyak pertimbangan yang perlu diperhatikan (Bitta, P
penanganan sampah di TPA tidak terkendali dengan dan Omar, B, 2006). Yang jelas penetapan lokasi
cara penumpukan liar (open dumping) yang akan pembuangan sampah akhir merupakan lokasi yang
mengancam lingkungan baik di sekitar maupun kota, tidak ekonomis atau non-produktif (Kristanto, P.,
seperti pencemaran udara, air lindi yang sulit 2002).
dikendalikan, terjadi longsoran yang dimungkinkan
masuk ke sungai Kreo sebagai intake bagi PDAM Sumber sampah yang perlu mendapat perhatian terletak
Semarang. di daerah pemukiman sebagaimana data pada tabel 1,
Hal tersebut diperkuat oleh tabel 2 yang merupakan
Selain itu, penumpukan sampah yang tidak terkendali data secara keseluruhan di Indonesia sampah yang
akan mengakibatkan tempat tersebut dikemudian hari berasal dari perumahan sebagai persentase kedua
tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Akibatnya sumber sampah dari total sampah ± 475.000 m3/hari di
jumlah lahan yang terbatas di daerah perkotaan akan Indonesia.
semakin bertambah terbatas atau menipis. Akan teta-
pi, pemindahan lokasi TPA perlu mendapat perhatian
serius dengan melakukan identifikasi lokasi baik dari
aspek teknis maupun non - teknis, seperti struktur
Init: TPS = 0
1 TPS = -dt*Laju_pengambilan
flow +dt*Laju_timbulan
2 Laju_timbulan = 2.5*Penduduk/1000 Gambar 4: Ilustrasi fungsi PULSE, fungsi dengan sifat
aux
berkala,
Laju_pngambilan = PULSE(Vol_becak,
3
aux 0, Freq_ambil)
Hasil simulasi yang ditampilkan jumlah sampah di TPS
Vol_Ambil = PULSE(Vol_Bck, 0, (satuan volume m3/hari) dalam bentuk grafik dapat
4 dilihat pada gambar 5.
aux Freq_ambil)
5 Freq_ambil = 4
const
6 Penduduk = 250
const
7 Vol_Bck = 1.8
const
5 Freq_ambil = 2
const
6 Penduduk = 250
const
7 Vol_Bck = 1.8
const
MODEL 3 dalam bentuk persamaan Powersim: doc Lj_kps = Delay time 10 hr untuk membuat
kompos
init BhnBkrBio = 0 aux Lj_pngambiln = IF(TPS<vol_ambil_trk,
flow BhnBkrBio = +dt*Lj_BBkr TPS+Lj_timbln, vol_ambil_trk)
init Diver_orgk = 0 aux Lj_timbln =
flow Diver_orgk = -dt*Lj_BBkr (Sph_org_hr/1000)*Penddk*Pmukiman
-dt*Lj_kps aux Pmulung =
+dt*recovry TPS*(Kaca+Kertas+Plastik+Logam)*0.80
init Kompos = 0 doc Pmulung = 80% yang terambil pemulung
flow Kompos = +dt*Lj_kps aux recovry = TPS*Orgk*0.75
init TPA_Vol = 0 aux Orgk = 1-Kaca-Kertas-Logam-Plastik-Lain2
flow TPA_Vol = +dt*Lj_pngambiln aux TPA_luas = (TPA_Vol/2)/10000
init TPS = 0 doc TPA_luas = luas= vol/Ketinggian (2m diurug)
flow TPS = -dt*Lj_pngambiln konversi m2 ke ha
-dt*recovry aux vol_ambil_trk = PULSE(Truk*Jml_trk, 0,
-dt*Pmulung Freq_ambil)
+dt*Lj_timbln const Freq_ambil = 2
doc TPS = Timbulan 3.14 l/org/hari dari const Jml_trk = 8
Winardi, dkk, 2007 doc Jml_trk = Jumlah dump truck
aux Lj_BBkr = 0.6*DELAYMTR(Diver_orgk, const Kaca = 0.02
15, 2,0) doc Kaca = 2% plastik
aux Lj_kps = 0.4* const Kertas = 0.12
DELAYMTR(Diver_orgk,10,1,0) doc Kertas = 12% komposisi sampah kertas
const Lain2 = 0.08