INDONESIA
TOKOH PERJUANGAN
KEUTUHAN BANGSA
PERAN:
Pahlawan nasional Republik Indonesia, (alm) Frans Kaisiepo, lahir di Wardo, Biak, Papua
pada 10 Oktober 1921. Beberapa jasa kenegaraan Gubernur Papua ke-4 ini termasuk
pengusulan nama Irian, berarti daerah panas dalam bahasa daerah Biak, untuk menyebut
wilayah paling timur Republik Indonesia, serta partisipasinya dalam Konferensi Malino 1946
yang membahas pembentukan Republik Indonesia Serikat.
2. SILAS PAPARE
PERAN:
• Mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII). Akibatnya, Silas kembali ditangkap
oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun, Silas berhasil melarikan diri menuju
Yogyakarta.
• Pada Oktober 1949 di Yogyakarta, Silas Papare membentuk Badan Perjuangan Irian
• Ditunjuk menjadi salah seorang delegasi Indonesia dalam Perjanjian New York pada tanggal
15 Agustus 1962 yang mengakhiri perseteruan antara Indonesia dan Belanda perihal Irian
Barat
• Pada 29 September 1945, Silas Papare dengan bimbingan ex Digulis Harjono dan Suprapto
membentuk Komite Indonesia Merdeka (KIM)
3. Marthen Indey
PERAN:
Tahun 1944: Marthen Indey kembali ke Irian bersama pasukan Sekutu dan mendapat
tugas melatih Anggota Batalyon Papua yang dibentuk Sekutu untuk menghadapi
Jepang.
Tahun 1945-1947: Menjadi aparat pemerintah Belanda sebagai Kepala Distrik Arso
Yamay dan Waris, namun secara sembunyi-sembunyi Indey bergabung dengan
kelompok Sugoro (bekas Digulis) yang bekerja sebagai Guru Sekolah Pamong Praja di
Kota Nica (sekarang Kampung Harapan).
Nama: G. R. M. Dorodjatun
Gelar: Sri Sultan Hamengku Bowono IX
Pangkat Terakhir: Jenderal TNI
Tempat, Tanggal lahir : Yogyakarta 12 April 1912
Wafat : Amerika Serikat, 3 Oktober 1988
(dimakamkan di Imogiri, Yogyakarta)
PERAN:
PERAN:
1.Menjadi raja Siak Indrapura pada tahun 1915
2.Membentuk Komite Nasional Indonesia di Siak,
Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan Barisan
Pemuda Republik Indonesia.
3.Menyuplai bahan makanan untuk para laskar.
PERAN:
Ketua Partai Syarekat Islam Indonesia (PSII)
Partai Syarekat Islam Indonesia (PSII)
7. ISMAIL MARZUKI
PERAN:
Peran Ismail Marzuki adalah sebagai pencipta lagu yang
membangkitkan rasa kebangsaan dan semangat nasionalisme
dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
8. MUHAMMAD YAMIN
PERAN:
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Kabinet Ali
Sastroamidjojo I (30 Juli 1953 - 12 Agustus 1955)
•Menteri Negara Kabinet Djuanda (9 April 1957 - 10 Juli
1959)
•Menteri Sosial dan Kebudayaan Kabinet Kerja I (10 Juli 1959
- 18 Februari 1960)
•Menteri/Wakil Ketua Dewan Perancangan Nasional Kabinet
Kerja II (18 Februari 1960 - 6 Maret 1962)
•Menteri Penerangan Merangkap Ketua Dewan
PERAN:
Panglima Komando Jawa (1948-1949)
KSAD (1949-1952)
KSAD (1955-1962)
Ketua Gabungan Kepala Staf (1955-1959)
Menteri Keamanan Nasional/Menko Polkam (1959-1966)
Wakil Panglima Besar Komando Tertinggi (1962-1963)
Wakil Panglima Besar Komando Tertinggi (1965)
Ketua MPRS (1966-1972)
10. Mas Tirtodarmo Haryono
PERAN:
Ketika kemerdekaan RI diproklamirkan, ia yang sedang berada di Jakarta segera bergabung
dengan pemuda lain untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan itu sekaligus
dilanjutkannya dengan masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Awal pengangkatannya, ia
memperoleh pangkat Mayor.
Selama terjadinya perang mempertahankan kemerdekaan yakni antara tahun 1945 sampai
tahun 1950, ia sering dipindahtugaskan. Pertama-tama ia ditempatkan di Kantor Penghubung,
kemudian sebagai Sekretaris Delegasi RI dalam perundingan dengan Inggris dan Belanda.
Suatu kali ia juga pernah ditempatkan sebagai Sekretaris Dewan Pertahanan Negara dan di
lain waktu sebagai Wakil Tetap pada Kementerian Pertahanan Urusan Gencatan Senjata. Dan
ketika diselenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB), ia merupakan Sekretaris Delegasi
Militer Indonesia.
PERAN:
Navigator Kapal Kayu antar pulau Nusantara
PERAN:
Setelah kemerdekaan, ia memilih masuk ke TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
Jenderal Gatot Subroto juga pernah menjadi Panglima Divisi 2, Panglima Corps Polisi
Militer, dan Gubernur Militer daerah Surakarta dan sekitarnya.
Ia sempat mengundurkan diri dari dinas militer pada tahun 1953.
Namun 3 tahun kemudian ia diaktifkan kembali menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat
(Wakasad).
Ia adalah penggagas akan perlunya sebuah akademi militer gabungan antara AD, AL dan AU
untuk membina para perwira muda.
PERAN:
Setelah kemerdekaan, ia memilih masuk ke TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
Jenderal Gatot Subroto juga pernah menjadi Panglima Divisi 2, Panglima Corps Polisi
Militer, dan Gubernur Militer daerah Surakarta dan sekitarnya.
Ia sempat mengundurkan diri dari dinas militer pada tahun 1953.
Namun 3 tahun kemudian ia diaktifkan kembali menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat
(Wakasad).
Ia adalah penggagas akan perlunya sebuah akademi militer gabungan antara AD, AL dan AU
untuk membina para perwira muda.
2. YOS SUDARSO
PROFIL:
Laksamana Madya TNI (Ant) Yosaphat Soedarso (lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 24
November 1925 – meninggal di Laut Aru, 15 Januari 1962 pada umur 36
PERAN:
yos sudarso adalah seorang pahlawan yang selalu mengikuti operasi militer yang bergabung
oleh ALRI mengemban misi yang sangat berat dalam memadamkan pertikaian